0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
17 tayangan9 halaman
k, onderdil otomotif, perkapalan dan industri pesawat terbang, menggunakan bauksit secara massif.
Bauksit kadang-kadang dianggap menjadi mineral, tetapi sebenarnya merupakan batu. Bauksit merupakan bijih utama aluminium. Bauksit terbentuk pada iklim tropis sebagai hasil pelapukan bahan kimia; pencucian silika dalam batuan aluminium-bearing. Ini terdiri dari satu atau lebih dari tiga aluminium hidroksida mineral, gibsit bohmite, diaspore, dalam proporsi yang berbeda-beda. Gibsite adalah aluminium hidroksida yang benar, sementara bohmite dan diaspore adalah aluminium oksida hidroksida. Diaspore berbeda dari bohmite dalam struktur kristal dan memerlukan suhu yang lebih tinggi untuk dehidrasi cepat. Bauksit juga mengandung jumlah bervariasi oksida besi, oksida silikon, titanium, dan jumlah kecil dari tanah liat dan silikat lainnya.
Bauksit bisa sangat keras, tetapi umumnya cukup lembut dan seperti tanah liat. Muncul dalam warna yang berbeda, termasuk, coklat, tan, kuning, merah, putih dan berbagai kombinasi. Namun lebih sering muncul dengan anpa warna dibandingkan dengan warna kemerahan, yang sesuai dengan jumlah kandungan oksida besinya. Bauksit ada dalam tiga bentuk: pisolitic longgar, dengan butir marmeyg53njui6tryrkrykirykykmtg jrkmir ukuran 3qrqr34gtkecil dan bulat, disemenru pisolitic, dengan butiran kecil yang disemen bersama-sama, dan tubular, potonganqr23qrqr yang lebih besar dengan rongga tidak menentu.
fwfwafwafwfafwafgetq3
k, onderdil otomotif, perkapalan dan industri pesawat terbang, menggunakan bauksit secara massif.
Bauksit kadang-kadang dianggap menjadi mineral, tetapi sebenarnya merupakan batu. Bauksit merupakan bijih utama aluminium. Bauksit terbentuk pada iklim tropis sebagai hasil pelapukan bahan kimia; pencucian silika dalam batuan aluminium-bearing. Ini terdiri dari satu atau lebih dari tiga aluminium hidroksida mineral, gibsit bohmite, diaspore, dalam proporsi yang berbeda-beda. Gibsite adalah aluminium hidroksida yang benar, sementara bohmite dan diaspore adalah aluminium oksida hidroksida. Diaspore berbeda dari bohmite dalam struktur kristal dan memerlukan suhu yang lebih tinggi untuk dehidrasi cepat. Bauksit juga mengandung jumlah bervariasi oksida besi, oksida silikon, titanium, dan jumlah kecil dari tanah liat dan silikat lainnya.
Bauksit bisa sangat keras, tetapi umumnya cukup lembut dan seperti tanah liat. Muncul dalam warna yang berbeda, termasuk, coklat, tan, kuning, merah, putih dan berbagai kombinasi. Namun lebih sering muncul dengan anpa warna dibandingkan dengan warna kemerahan, yang sesuai dengan jumlah kandungan oksida besinya. Bauksit ada dalam tiga bentuk: pisolitic longgar, dengan butir marmeyg53njui6tryrkrykirykykmtg jrkmir ukuran 3qrqr34gtkecil dan bulat, disemenru pisolitic, dengan butiran kecil yang disemen bersama-sama, dan tubular, potonganqr23qrqr yang lebih besar dengan rongga tidak menentu.
fwfwafwafwfafwafgetq3
k, onderdil otomotif, perkapalan dan industri pesawat terbang, menggunakan bauksit secara massif.
Bauksit kadang-kadang dianggap menjadi mineral, tetapi sebenarnya merupakan batu. Bauksit merupakan bijih utama aluminium. Bauksit terbentuk pada iklim tropis sebagai hasil pelapukan bahan kimia; pencucian silika dalam batuan aluminium-bearing. Ini terdiri dari satu atau lebih dari tiga aluminium hidroksida mineral, gibsit bohmite, diaspore, dalam proporsi yang berbeda-beda. Gibsite adalah aluminium hidroksida yang benar, sementara bohmite dan diaspore adalah aluminium oksida hidroksida. Diaspore berbeda dari bohmite dalam struktur kristal dan memerlukan suhu yang lebih tinggi untuk dehidrasi cepat. Bauksit juga mengandung jumlah bervariasi oksida besi, oksida silikon, titanium, dan jumlah kecil dari tanah liat dan silikat lainnya.
Bauksit bisa sangat keras, tetapi umumnya cukup lembut dan seperti tanah liat. Muncul dalam warna yang berbeda, termasuk, coklat, tan, kuning, merah, putih dan berbagai kombinasi. Namun lebih sering muncul dengan anpa warna dibandingkan dengan warna kemerahan, yang sesuai dengan jumlah kandungan oksida besinya. Bauksit ada dalam tiga bentuk: pisolitic longgar, dengan butir marmeyg53njui6tryrkrykirykykmtg jrkmir ukuran 3qrqr34gtkecil dan bulat, disemenru pisolitic, dengan butiran kecil yang disemen bersama-sama, dan tubular, potonganqr23qrqr yang lebih besar dengan rongga tidak menentu.
fwfwafwafwfafwafgetq3
Rangkaian Kegiatan Eksplorasi Eksploitasi Pengolahan Pemasaran | Tugas 7
BAB I : Rangkaian Kegiatan Eksplorasi Eksploitasi
Pengolahan Pemasaran
Eksplorasi Eksplorasi pada cebakan cebakan mineral selalu dilakukan secara bertahap. Sistem bertahap ini dilakukan untuk mengurangi suatu resiko eksplorasi. Selain itu sistem ini dihubungkan dengan metode eksplorasi yang digunakan. Menurut Peters, 1978 dalam Koesomadinata, 2000 tahapan eksplorasi modern adalah suatu strategi eksplorasi modern meliputi 2 tahapan eksplorasi dengan sub-tahapannya, dimana pada setiap tahapan memberikan kesempatan untuk pengambilan keputusan serta penyempurnaan model eksplorasi serta petunjuk geologi yang lebih relevan. Tahapan ini dapat dibagi menjadi beberapa bagian antara lain: 1. Tahapan Rancangan Eksplorasi (Exploration Design Stage) Rancangan eksplorasi ini antara lain menyangkut tentang review literatur , geologi regional, citra landsat, interpretasi foto udara. Selain itu juga mencakup tentang model eksplorasi sebagai hipotesa kerja penentuan strategi dan pemilihan metoda eksplorasi. 2 Tahapan Eksplorasi Tinjau Tingkat Strategis (Reconnaissance Exploration Stage Strategic Phase) Pada tahap ini dibagi menjadi 3 tahap antara lain : 2.1 Penilaian Regional (Regional Apprasisal) Penilaian regional ini berdasarkan data dan studi pustaka yang ada. 2.2 Peninjauan Daerah (Area Reconnaissance) Rangkaian Kegiatan Eksplorasi Eksploitasi Pengolahan Pemasaran | Tugas 7
Peninjauan daerah ini dilakukan dengan melakukan survei daerah. Survei ini dapat menggunakan survei udara seperti surveidan analisa foto udara, survei dan analisa aeromagnetic. Sedangkan survei darat berupa lintasan lintasan dengan metoda geologi atau non geologi, pengambilan batuan perconto di sungai (stream sampling), dan sebagainya. Tahapan ini menghasilkan daerah daerah prospek dengan peta skala 1 : 100.000 200.000. 2.3 Pemilihan Sasaran (Target Selection) Tahap ini merupakan akhir dari semua tahapan eksplorasi tinjau tingkat strategis. Tahap ini menindaklanjuti tahap peninjauan daerah dengan sitem metoda geologi berupa : prospeksi batuan di sungai seperti float mapping and sampling, stream sediment sampling, dan rock sampling. Kadangkala bersamaan dengan pembuatan paritan, pemboran dangkal dan metoda geofisika seperti survei magnetic, gravitasi, seismik dan reflaksi seseuai dengan petunjuk geologi. 3 Tahapan Eksplorasi Rinci Tingkat Taktis (Detail Exploration Stage Tactical Phase) Tahapan ini dibagi menjadi 3 tahapan yaitu : 3.1 Penyelidikan Permukaan Rinci (Detail Surface Investigation) Tahap ini berupa penciutan daerah prospek dengan peta skala 1:5000 1:1000. Kegiatan pada tahap ini antara lain berupa pemetaan geologi rinci , surve geokimia rinci, pembuatan paritan dan sumur uji dan survei geofisika rinci dan pengambilan beberapa contoh batuan hasil pemboran. 3.2 Penyelidikan Bawah permukaan Rinci (Detail Subsurface Investigation) Pada tahap ini berupa pembuatan terowongan eksplorasi, pengeboran core logging yang lebih rapat, pengukuran geophysical logging, penentuan cadangan pendahuluan dan pengambilan contoh secara sistimatis 3.3 Penemuan / Bukan Penemuan (Discovery / Nondiscovery) Pada tahap ini faktor faktor teknik penambangan, teknik ekstraksi metalurgi, kebutuhan energi dalam penambangan serta penilaian ekonomis (feasibility studies) dilakukan agar dapat diketahui suatu prospek dapat ditambang atau tidak. Rangkaian Kegiatan Eksplorasi Eksploitasi Pengolahan Pemasaran | Tugas 7
4 Tahapan Evaluasi dan Pra Produksi ( Evaluation and Preproduction Stage) Tahap ini merupakan tahap akhir sebelum dilakukan penambangan suatu daerah. Tahap ini berupa evaluasi keseluruhan dari kegiatan produksi. Selain itu tahap ini juga merancang kegiatan penunjang selama pertambangan seperti pembuatan jala, pembuatan kantor dan mess pekerja, pembuatan pelabuhan dan pabrik metalurgi.
Eksploitasi EKSPLOTASI Merupakan kegiatan yang dilakukan baik secara sederhana (manual) maupun mekanis yang meliputi penggalian, pemberaian, pemuatan dan pengangkutan bahan galian. Beberapa tahapan kegiatan penambangan secara garis besar adalah : 1. Pembabatan (clearing) 2. Pengupasan tanah penutup (stripping) 3. Penggalian bahan galian (mining) 4. Pemuatan (loading) 5. Pengangkutan (hauling) 6. Penumpahan (waste dump)
Pengolahan dan Pemasaran Tahap-tahap utama dalam proses ini terdiri dari : 1. KOMINUSI ATAU REDUKSI UKURAN (COMMINUTION) Kominusi atau pengecilan ukuran merupakan tahap awal dalam proses PBG yang bertujuan untuk : Membebaskan / meliberasi (to liberate) mineral berharga dari material pengotornya. Menghasilkan ukuran dan bentuk partikel yang sesuai dengan kebutuhan pada proses berikutnya. Rangkaian Kegiatan Eksplorasi Eksploitasi Pengolahan Pemasaran | Tugas 7
Memperluas permukaan partikel agar dapat mempercepat kontak dengan zat lain, misalnya reagen flotasi. Kominusi ada 2 (dua) macam, yaitu : Peremukan / pemecahan (crushing) Penggerusan / penghalusan (grinding) Disamping itu kominusi, baik peremukan maupun penggerusan, bisa terdiri dari beberapa tahap, yaitu: Tahap pertama / primer (primary stage) Tahap kedua / sekunder (secondary stage) Tahap ketiga / tersier (tertiary stage) Kadang-kadang ada tahap keempat / kwarter (quaternary stage)
2. Peremukan / Pemecahan (Crushing) Peremukan adalah proses reduksi ukuran dari bahan galian / bijih yang langsung dari tambang (ROM = run of mine) dan berukuran besar-besar (diameter sekitar 100 cm) menjadi ukuran 20-25 cm bahkan bisa sampai ukuran 2,5 cm. Peralatan yang dipakai antara lain adalah : Jaw crusher Gyratory crusher Cone crusher Roll crusher Impact crusher Rotary breaker Hammer mill
Rangkaian Kegiatan Eksplorasi Eksploitasi Pengolahan Pemasaran | Tugas 7
3. Penggerusan / Penghalusan (Grinding) Penggerusan adalah proses lanjutan pengecilan ukuran dari yang sudah berukuran 2,5 cm menjadi ukuran yang lebih halus. Pada proses penggerusan dibutuhkan media penggerusan yang antara lain terdiri dari : Bola-bola baja atau keramik (steel or ceramic balls). Batang-batang baja (steel rods). Campuran bola-bola baja dan bahan galian atau bijihnya sendiri yang disebut semi autagenous mill (SAG). Tanpa media penggerus, hanya bahan galian atau bijihnya yang saling menggerus dan disebut autogenous mill. Peralatan penggerusan yang dipergunakan adalah : Ball mill dengan media penggerus berupa bola-bola baja atau keramik. Rod mill dengan media penggerus berupa batang-batang baja. Semi autogenous mill (SAG) bila media penggerusnya sebagian adalah bahan galian atau bijihnya sendiri. Autogenous mill bila media penggerusnya adalah bahan galian atau bijihnya sendiri. 4. PEMISAHAN BERDASARKAN UKURAN (SIZING) Setelah bahan galian atau bijih diremuk dan digerus, maka akan diperoleh bermacam-macam ukuran partikel. Oleh sebab itu harus dilakukan pemisahan berdasarkan ukuran partikel agar sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan pada proses pengolahan yang berikutnya.terdiri dari: Pengayakan / Penyaringan (Screening / Sieving) Klasifikasi (Classification)
5. PENINGKATAN KADAR ATAU KONSENTRASI (CONCENTRATION) Agar bahan galian yang mutu atau kadarnya rendah (marginal) dapat diolah lebih lanjut, yaitu diambil (di-ekstrak) logamnya, maka kadar bahan galian itu harus ditingkatkan dengan proses konsentrasi. Sifat-sifat fisik mineral yang dapat dimanfaatkan dalam proses konsentrasi adalah : Rangkaian Kegiatan Eksplorasi Eksploitasi Pengolahan Pemasaran | Tugas 7
- Perbedaan berat jenis atau kerapatan untuk proses konsentrasi gravitasi dan media berat. - Perbedaan sifat kelistrikan untuk proses konsentrasi elektrostatik. - Perbedaan sifat kemagnetan untuk proses konsentrasi magnetik. - Perbedaan sifat permukaan partikel untuk proses flotasi.
6. PENGURANGAN KADAR AIR / PENGAWA-AIRAN (DEWATERING) Kegiatan ini bertujuan untuk mengurangi kandungan air yang ada pada konsentrat yang diperoleh dengan proses basah, misalnya proses konsentrasi gravitasi dan flotasi. Cara-cara pengawa-airan ini ada 3 (tiga), yaitu : Cara Pengentalan / Pemekatan (Thickening) Konsentrat yang berupa lumpur dimasukkan ke dalam bejana bulat. Bagian yang pekat mengendap ke bawah disebut underflow, sedangkan bagian yang encer atau airnya mengalir di bagian atas disebut overflow. Kedua produk itu dikeluarkan secara terus menerus (continuous). Cara Penapisan / Pengawa-airan (Filtration) Dengan cara pengentalan kadar airnya masih cukup tinggi, maka bagian yang pekat dari pengentalan dimasukkan ke penapis yang disertai dengan pengisapan, sehingga jumlah air yang terisap akan banyak. Dengan demikian akan dapat dipisahkan padatan dari airnya. Pengeringan (Drying) Yaitu proses untuk membuang seluruh kandung air dari padatan yang berasal dari konsentrat dengan cara penguapan (evaporization/evaporation).
Rangkaian Kegiatan Eksplorasi Eksploitasi Pengolahan Pemasaran | Tugas 7
7. PENANGANAN MATERIAL (MATERIAL HANDLING) Bahan galian (mineral/bijih) yang mengalami PBG harus ditangani dengan cepat dan seksama, baik yang berupa konsentrat basah dan kering maupun yang berbentuk ampas (tailing). Terdiri dari: Penanganan Material Padat Kering (Dry Solid Handling) Penanganan Lumpur (Slurry Handling) Penanganan / Pembuangan Ampas (Tailing Disposal)
Rangkaian Kegiatan Eksplorasi Eksploitasi Pengolahan Pemasaran | Tugas 7
BAB II : Kesimpulan Eksplorasi Tahapan ini dapat dibagi menjadi beberapa bagian antara lain: 1. Tahapan Rancangan Eksplorasi (Exploration Design Stage) 2. Tahapan Eksplorasi Tinjau Tingkat Strategis (Reconnaissance Exploration Stage Strategic Phase) 3. Tahapan Eksplorasi Rinci Tingkat Taktis (Detail Exploration Stage Tactical Phase) 4. Tahapan Evaluasi dan Pra Produksi ( Evaluation and Preproduction Stage)
Eksploitasi Tahapan kegiatan penambangan secara garis besar adalah : 1. Pembabatan (clearing) 2. Pengupasan tanah penutup (stripping) 3. Penggalian bahan galian (mining) 4. Pemuatan (loading) 5. Pengangkutan (hauling) 6. Penumpahan (waste dump)
Pengolahan dan Pemasaran Tahap-tahap utama dalam proses ini terdiri dari : 1. Komunisi atau Reduksi Ukuran 2. Peremukan / Pemecahan (Crushing) 3. Penggerusan / Penghalusan (Grinding) 4. Pemisahan berdasarkan ukuran 5. Peningkatan konsentrasi atau kadar 6. Pengurangan kadar air (dewatering) 7. Penanganan Material
Rangkaian Kegiatan Eksplorasi Eksploitasi Pengolahan Pemasaran | Tugas 7
DAFTAR PUSTAKA
Patmosukismo,s,Migas - Politik - Hukum dan Industry Koesoemadinata,R.P. 2000.Geologi Eksplorasi. Bandung : ITB
Saleng, Abrar. 2004. Hukum Pertambangan. Yogyakarta: UII Press
Spelt, N.M. dan J.B.J.M.ten Berge.1993. Pengantar Hukum Perizinan (disunting oleh Philipus Mandiri Hadjon). Surabaya: Yuridika Kyubhil. http://kyubhil.blogspot.com/2013/09/tahapan-eksplorasi-penambangan.html. Diakses pada 26 Oktober 2013 Sibotolungun. http://paulsimanjuntak.wordpress.com/2011/06/24/tahapan-eksploitasi/. Diakses pada 26 Oktober 2013 Anonym. http://tambangunhas.wordpress.com/tag/pengolahan-bahan-galian/, diakses pada 26 Oktober 2013
Tugas 3Metode isotop dan geokimia memiliki peran penting dalam eksplorasi dan eksploitasi energi panasbumi serta pengembangannya. Metode geokimia menyediakan berbagai informasi penting antara lain sifat kimia fluida reservoir, temperatur reservoir, rasio uap – air (fraksi uap) dalam reservoir, kesetimbangan mineral serta potensi korosi dan scaling. Pada lapangan panasbumi yang telah beroperasi, monitoring geokimia merupakan metode yang sangat penting untuk memantau respon reservoir terhadap produksi.
Dalam tahap eksplorasi energi panasbumi, metode isotop dan geokimia dapat dimanfaatkan untuk:
· Memperkirakan temperatur bawah permukaan (reservoir) dengan penggunaan geotermometer kimia dan isotop
· Mengidentifikasi sumber fluida panasbumi dengan penggunaan metode isotop alam
Dalam tahap pengeboran sumur produksi, metode geokimia dan isotop bermanfaat untuk memperoleh informasi:
· Level (kedalaman) akuifer yang produktif dan temperaturnya
· Perbandingan air dan u