Anda di halaman 1dari 19

STERILISASI RUANGAN

Husnul Khatimah Ulfa RAMLAN, S.Farm


150 2012 0092
I. KOMPETENSI UMUM
Praktikan dapat mengetahui cara-cara sterilisasi,tujuan sterilisasi
dan macam-macam sterilisasi.
II. KOMPETENSI KHUSUS
Praktikan dapat mengetahui dan dapat menjelaskan mengenai
sterilisasi, cara-cara sterilisasi dan macam-macam sterilisasi.
III. PRINSIP
Praktikan dapat melakukan dan mengamati pengujian sterilisasi
ruangan pada LAF, ENKAS dan Ruang lampu UV dengan menggunakan
medium NA yang telah disterilkan terlebih dahulu,dan diinkubasi pada
suhu 37
o
C selama 24-48 jam dengan posisi terbalik.
IV. LANDASAN TEORI
Sterilisasi adalah suatu proses untuk membunuh atau
memusnakan semua mikroorganisme atau jasad renik yang ada,
sehingga jika ditumbuhkan didalam suatu medium tidak ada lagi
mikroorganisme atau jasad renik yang dapat berkembang biak. Sterilitas
harus dapat membunuh mikroorganisme atau jasad renik yang paling
tahan panas yaitu spora bakteri (Waluyo, 2004).
STERILISASI RUANGAN

Husnul Khatimah Ulfa RAMLAN, S.Farm
150 2012 0092
Sterilisasi dalam mikroorganisme berarti membebaskan tiap benda
atau substansi dari semua kehidupan dalam bentuk apapun. Untuk
tujuan mikrobiologi dalam usaha mendapatkan keadaan steril,
mikroorganisme dapat dimatikan setempat (in situ) oleh panas (kalor),
gas-gas seperti formaldehide, etilenoksida ataubetapriolakton oleh
bermacam-macam larutan kimia; oleh sinar lembayung ultra atau sinar
gamma. Mikroorganisme juga dapat disingkirkan secara mekanik oleh
sentrifugasi kecepatan tinggi atau oleh filtrasi (Irianto, 2006).
Mikroorganisme dapat hidup dimana-mana, tidak hanya diruang
terbuka tetapi juga diruang tetutup. Kehidupan mikroorganisme diruang
tertutup lebih muda dikendalikan dari pada diruang terbuka. Jika suatu
ruang tertutup, mikroorganisme dapat dikendalikan, maka ruang tersebut
dapat dikategorikan sebagai ruang steril. Sehingga perlu dilakukan
pencegahan atau pengendalian dari kontraminasi mikroorganisme yang
dapat mempengaruhi secara langsung maupun tidak langsung proses
industri farmasi untuk produk yang dihasilkan oleh indutri farmasi
(Waluyo, 2004).
Metode pengendalian adalah suatu metode untuk mematikan
mikroorganisme dan ditunjukan terhadap pemusnahan sepenuhnya
mikroorganisme dari daerah manapun yang kemungkinan terjadi infeksi.
Metode tersebut dikenal dengan nama desinfeksi. Tujuan desinfeksi
STERILISASI RUANGAN

Husnul Khatimah Ulfa RAMLAN, S.Farm
150 2012 0092
adalah memusnahkan agen-agen penyakit, sedangkan istilah sterilisasi
adalah istilah mutlak yang artinya mematikan semua jenias
mikroorganisme (Sartini, 2003).
Desinfeksi merupakan proses yang mematikan semua
mikroorganisme patogen dengan cara kimiawi atau fisik. Desinfeksi
mempunyai daya kerja tterhadap bentuk vegetatif dari bentuk
mikroorganisme, tetapi belum tentu mematikan sporanya (Hastowo,
1992).
Proses sterilisasi cukup beraneka ragam, tergantung pada factor
seperti jenis bahan yang disterilkan dan tujuan pemakainnya. Metode
pertama adalah pengendalian mikroorganisme yang sering dilakukuan
adalah (Waluyo, 2004) :
1. Dengan cara mekanik
2. Dengan cara fisika
3. Dengan cara kimia
Sterilisasi secara mekanik yaitu dengan menggunakan penyaringan.
Yaitu penyaring digunakan untuk mengsterilkan medium laboratorium dan
larutan-larutan yang dapat mengalami kerusakan jika dipanskan
menyaring dengan ukuran pori-pori 0,45 atau kurang akan
menghilangkan mikroorganisme yang terdapat didalam larutan tersebut
(Natsir, 2008).
STERILISASI RUANGAN

Husnul Khatimah Ulfa RAMLAN, S.Farm
150 2012 0092
Tindansi adalah suatu proses sterilisasi dengan cara menggunakan
pemanasan pada suhu 100
o
C selama 30 menit yang dilakukan setiap hari
berturut-turut selama 3 hari (Natsir, 2008).
Dibawah pembuatan secara aseptis dari sediaan obat diartikan
bahwa obat dan bahan pembantu yang diperlukan sejauh mungkin untuk
menggunakannya disterilkan dulu dan peracikannya berlangsung dan alat-
alat yang telah disterilkan dan pengisiannya didalam wadah yang telah
diterilkan seluruh prosedurtersebut disebut miskin kuman, artinya
dilakukan atmosfir yang nyaris bebas kuman, untuk menjembatani sedapat
mungkin tanpa bahan munculnya penyelesaian (Hasyimi, 2010).
Air sangat penting untuk kehidupan mikroba terutama mikroba
mnegambil makanan dari luar dalam bentuk larutan . pengeringan akan
menyebabkan larutan disekelilingi mikroba menjadi hipertonis, sehingga air
keluar dari sel mikroba dan mikroba mati. Gangguan tekanan osmotic ini
akan diperhebat bila ditambahkan garam dan bumbu-bumbu, seperti
halnya pada pembuatan ikan asing atau dendeng cara ini bukanlah
tindakan sterilisasi melainkan pengawetan karena dengan pengeringan ini
hanya menyebkan berhentinya pertumbuhan dan perkembangan mikroba
(Hasyimi, 2010).


STERILISASI RUANGAN

Husnul Khatimah Ulfa RAMLAN, S.Farm
150 2012 0092
V. METODE KERJA
Alat yang digunakan
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu Cawan Petri,
Erlenmeyer , Enkas , Gelas Ukur ,Hand sprayer, Inkubator , Laminary Air
Flow (LAF),Lampu Spiritus,Lampu UV, Autoklaf, Oven spoit dan 5 ml.
Bahan yang digunakan
Adapun bahan yang digunakan yaituAluminium foil, Alkohol 70 %,
Aquadest steril, Fenol 5%,Kertas label, Medium NA (Nutrient Agar),
Medium PDA (Potato Dextrose Agar),Tissu Roll.
Cara kerja
1. Penyiapan Medium Nutrient Agar (NA)
Alat dan bahan disiapkan
Sebanyak 3 cawan petri steril diisi dengan medium Nutrient Agar
(NA) steril dan medium Potato Dextrose Agar (PDA) yang sudah
dicairkan secara aseptic sebanyak 15 ml, lalu dibiarkan memadat.
Semua cawan petri tersebut diinkubasi terbalik pada suhu 37C
selama 1 x 24 jam dalam inkubator.
Jika tidak terdapat koloni pada medium Nutrient Agar (NA), maka
cawan petri tersebut digunakan untuk uji sterilitas ruangan.
2. Uji Sterilisasi ruangan
a. Lampu Ultraviolet
STERILISASI RUANGAN

Husnul Khatimah Ulfa RAMLAN, S.Farm
150 2012 0092
Alat dan bahan disiapkan.
Diletakkan cawan Petri didalam ruang lampu UV yang tidak
dinyalakan dan tidak disemprot dengan alcohol 70%, dimana
cawan Petri yang diletakkan dibiarkan terbuka bagian selama
15, kemudian diinkubasi selama 1 x 24 jam, pada suhu 37C
dalam inkubator untuk medium NA dan 2 x 24 jam pada suhu
kamar untuk medium PDA .
Ruang tempat lampu UV di semprot alkohol 70 % dan dibiarkan
selama 15 menit di bawah lampu UV tersebut kemudian lampu
UV tersebut dimatikan.
Diletakkan cawan Petri didalam ruang lampu UV, dimana cawan
Petri yang diletakkan dibiarkan terbuka bagian selama 15,
kemudian diinkubasi selama 1 x 24 jam, pada suhu 37C dalam
inkubator untuk medium NA dan 2 x 24 jam pada suhu kamar
untuk medium PDA
b. Laminary Air Flow (LAF)
Alat dan bahan disiapkan.
Diletakkan cawan Petri steril didalam LAF yang tidak dinyalakan
dan tidak disemprot dengan alcohol 70% dimana cawan Petri yang
diletakkan dibiarkan terbuka bagian selama 15, kemudian
diinkubasi selama 1 x 24 jam, pada suhu 37C dalam inkubator
STERILISASI RUANGAN

Husnul Khatimah Ulfa RAMLAN, S.Farm
150 2012 0092
untuk medium NA dan 2 x 24 jam pada suhu kamar untuk medium
PDA
Perangkat Laminary Air Flow (LAF) diOn-kan dan dibiarkan selama
15 menit setelah terlebih dahulu di semprot alkohol 70% kemudian
alat tersebut diOff-kan kembali.
Diletakkan cawan Petri steril kedalam LAF, dimana cawan Petri
yang diletakkan dibiarkan terbuka bagian selama 15, kemudian
diinkubasi selama 1 x 24 jam, pada suhu 37C dalam inkubator
untuk medium NA dan 2 x 24 jam pada suhu kamar untuk medium
PDA.
C. Enkas
Alat dan bahan diisiapkan.
Diletakkan cawan Petri steril didalam enkas yang tidak disemprot
dengan desinfektan terlebih dahulu, dimana cawan Petri yang
diletakkan dibiarkan terbuka bagian selama 15, kemudian
diinkubasi selama 1 x 24 jam, pada suhu 37C dalam inkubator
untuk medium NA dan 2 x 24 jam pada suhu kamar untuk medium
PDA
Enkas kemudian disemprot dengan desinfektan dan dibiar selama
15 setelah itu dimasukkan kedalamnya cawan Petri steril, dimana
cawan Petri yang diletakkan dibiarkan terbuka bagian selama
STERILISASI RUANGAN

Husnul Khatimah Ulfa RAMLAN, S.Farm
150 2012 0092
15, kemudian diinkubasi selama 1 x 2 jam, pada suhu 37C
dalam inkubator untuk medium NA dan 2 x 24 jam pada suhu
kamar untuk medium PDA.

STERILISASI RUANGAN

Husnul Khatimah Ulfa RAMLAN, S.Farm
150 2012 0092
VI. HASIL PRAKTIKUM
a. Tabel pengamatan
No Kelompok
UV ENKAS LAF
NA PDA NA PDA NA PDA
1. I 15 5 66 49 9 10
2. II 9 12 38 25 6 5
3. III 17 15 17 23 12 16
4. IV 7 33 78 31 10 18
5. V 17 12 - 81 13 19
Jumlah 65 77 199 209 50 68
Total 142 408 118
Rata-rata



STERILISASI RUANGAN

Husnul Khatimah Ulfa RAMLAN, S.Farm
150 2012 0092
VII. PEMBAHASAN
Steril adalah tidak didapatkan mikroba yang tidak diharapkan
kehadirannya, baik yang mengganggu kehidupan dan proses yang
sedang dikerjakan. Sterilitas adalah tingkat yang menyatakan
kesterilan suatu benda atau ruangan. Sterilisasi adalah proses untuk
mematikan semua organisme yang terdapat pada suatu benda, baik
secara fisika, kimia, mekanik dan biologi.
Ruang steril adalah suatu keadaan ruangan yang bebas dari
semua bentuk kehidupan mikroba yang pathogen maupun non-
patogen termasuk sporanya. Ruang steril dapat dibagi menjadi :
1. Ruang steril kelas 100, yaitu suatu ruangan dimana bilangan partikel
dalam udara tidak lebih dari 100 partikel udara dalam ukuran 0,5
milimikron perkubik udara dan 3,5 partikel dalam 0,5 milimokron
parliter wadah.
2. Ruang kelas 1.000, yaitu suatu ruangan dimana bilangan partikel
didalmnya tidak lebih dari 1.000 partikel udara dalam ukuran 0,5
milimikron perkubik udara dan 350 partikel dalam 0,5 milimikron
perliter wadah.
3. Ruang kelas 10.000, yaitu suatu ruangan dimana bilangan partikel
didalmnya tidak lebih dari 10.000 partikel udara dalam ukuran 0,5
STERILISASI RUANGAN

Husnul Khatimah Ulfa RAMLAN, S.Farm
150 2012 0092
milimikron perkubik udara dan 3500 partikel dalam 0,5 milimikron
perliter wadah.
Pada percobaan uji sterilitas ruangan, lampu UV, LAF dan
Enkas termasuk dalam golongan ruang steril kelas 100 karena pada
percoban di dapat data pertumbuhan mikroba pada ketiga ruangan
tersebut tidak mencapai 1000 partikel mikroba.
Pada Umumnya cahaya mempunyai daya merusak sel mikroba
yang tidak mempunyai pigmen fotosintesis. Sedangkan cahaya
dengan panjang gelombang pendek dapat berpengaruh terhadap
jasad hidup. Sinar dengan gelombang panjang juga mempunyai daya
fotodinamik dan daya biofisik, misalnya cahaya matahari. Jika energi
radiasi di absorbsi oleh sel mikroba akan dapat menyebabkan
terjadinya ionisasi komponen sel. Ionisasi molekul tertentu dari
protoplasma dapat menyebabkan kematian perubahan genetik atau
dapat pula menghambat pertumbuhan. Perubahan genetik di sini oleh
radiasi ultraviolet dapat menyebabkan kesalahan dalam replikasi DNA
dan mempunyai aktivitas mutagenik pada sel-sel yang masih hidup.
Bagian ultraviolet pada spectrum meliputi semua radiasi dari 15
sampai 390 nm. Panjang gelombang sekitar 265 nm memiliki efisiensi
bakterisidal tertinggi. Saat ini banyak tersedia lampu germisidal yang
memancarkan sinar UV dengan konsentrasi tinggi dengan daya
STERILISASI RUANGAN

Husnul Khatimah Ulfa RAMLAN, S.Farm
150 2012 0092
germisidal paling efektif, yaitu pada 260 270 nm. Lampu germisidal
ini banyak digunakan untuk mengurangi populasi mikroba di kamar-
kamar bedah di rumah sakit, ruang aseptik untuk pengisian obat-
obatan di industri farmasi, di tempat-tempat pengisian produk steril ke
dalam ampul, dan industri pangan. Namun sinar UV hanya dapat
membasmi mikroba pada permukaan benda saja karena daya
tembusnya yang kecil.
Penggunaan filter udara untuk menyediakan udara yang bebas
dari debu dan bakteri seperti Laminary Air Flow (LAF) dan High
Efficiency Particulate Air Filter (HEPA) digunakan dalam ruang transfer
mikrobiologis utnuk mencegah timbulnya kontaminasi pada area-area
isolasi untuk mencegah penyebaran infeksi, dan di dalam ruang-ruang
untuk merakit peralatan elektronik miniatur karena kontaminasi oleh
partikel bahkan sekecil bakteri dapat merusak daya guna komponen
perakitan tersebut.
Laminary Air Flow (LAF) adalah alat yang mengatur pergerakan
udara di mana udara yang berisi mikroba akan di tarik keluar dengan
arah tekanan horizontal, sehingga setiap mikroba yang berada dalam
ruang tersebut tidak dapat bertahan lama karena akan terus di tarik
keluar. LAF ini dilengkapi saringan sehingga mikroba yang telah keluar
tidak akan dapat kembali lagi.
STERILISASI RUANGAN

Husnul Khatimah Ulfa RAMLAN, S.Farm
150 2012 0092
Enkas adalah alat untuk pengukuran secara aseptis
berdasarkan berkurangnya kontaminasi mikroorganisme karena
system ini dalam keadaan tertutup. Enkas sebelum digunakan, seluruh
dinding dan dasar enkas dibersihkan lalu disemprotkan dengan
alcohol 70%, didiamlan sekitar beberapa menit sebelum digunakan.
Pada cawan Petri dibuka 1/3 bagian dengan tujuan untuk
memberikan kesempatan pada mikroba untuk masuk sehingga dapat
diamati. Dibiarkan selama 15 menit karena pada selang waktu tersebut
mikroba sudah dapat diisolasi dari tempatnya (lingkungannya) ke
dalam suatu medium. Sebelum cawan Petri steril dimasukan kedalam
tempat yang akan diuji diamkan terlebih dahulu selama 15 menit
dengan tujuan untuk membunuh semua mikroba yang ada pada
tempat itu.
Pada percobaan ini digunakan lampu UV, Laminary Air Flow
(LAF), dan enkas sebagai media sterilisator yang disemprotkan
terlebih dahulu fenol. Fenol merupakan zat pembaku daya antseptik
obat lain, sehingga daya antiseptiknya dinyatakan dengan koefisien
fenol. Fenol merupakan salah satu antiseptikum tertua, dengan khasiat
bakterisid dan fungisid. Mekanisme kerjanya berdasarkan denaturasi
protein-protein sel bakteri. Karena sifat mendenaturasinya juga berlaku
untuk jaringan manusia, fenol adalah korosif (membakar) untuk kulit
STERILISASI RUANGAN

Husnul Khatimah Ulfa RAMLAN, S.Farm
150 2012 0092
dan sangat merangsang maka jarang digunakan sebagai antiseptikum
dan sering digunakan sebagai desinfektan. Dalam kadar 0,01 1 %
fenol bersifat sebagai bakteriostatik, larutan fenol 1,6 % bersifat
bakterisid, yang dapat mengadakan koagulasi protein. Ikatan fenol
dapat berpenetrasi ke dalam kulit utuh. Dan larutan 1,3 % bersifat
fungisid, berguna untuk sterilisasi alat-alat kedokteran. Dalam
toksikologi senyawa ini sangat berbahaya karena sering digunakan
pada percobaan bunuh diri. Terhadap mukosa saluran cerna dan
mulut, bahan ini bersifat kaustik dan korosif. Terhadap Sistem Saraf
Pusat menyebabkan eksitasi di susul depresi.
Penggunaan Nutrient Agar (NA) dan Potato Dextrosa Agar
(PDA) dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana pertumbuhan
mikroorganisme pada ruang steril. Medium ini terlebih dahulu
diinkubasi selama 1 x 24 jam pada incubator bersuhu 37
o
C, setelah
dilihar pertumbuhan mikrobanya dan jika medium tersebut tidak
ditumbuhi mikroba maka dapat di pakai sebagai medium uji.
Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh hasil sterilisasi untuk
pertumbuhan jamur pada medium PDA yaitu LAF sebanyak 5 koloni
dan pada enkas untuk medium PDA sebanyak 25 koloni. Sedangkan
untuk medium PDA pada lampu UV sebanyak 12 koloni. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa enkas, lampu UV dan LAF termasuk ruang
STERILISASI RUANGAN

Husnul Khatimah Ulfa RAMLAN, S.Farm
150 2012 0092
steril 100, karena jumlah koloni yang terdapat yaitu kurang dari 100.
Dapat dinyatakan bahwa pada medium Potato Dextrosa Agar (PDA)
yang paling bagus untuk sterilisasi ruangan berturut-turut enkas,
lampu UV kemudian LAF. Sedangkan menurut literature pertimbangan
ruang steril dari ketiga ruangan ini adalah:
1. Ruang paling steril adalah LAF
2. Ruangan enkas karena karena menggunakan zat kimi fenol 5%
3. Dan kemudian ruang UV karena menggunakan radiasi sinar.
Dari pengamatan tersebut dapat dilihat bahwa pada ruangan-
ruangan tersebut mempunyai kemungkinan untuk terkontaminasi oleh
mikroba. Walaupun ruangan tersebut digunakan untuk pengerjaan
aseptis, tetapi masih dapat berkontaminasi dengan mikroba. Tetapi itu
bukan merupakan hal yang dapat dijadikan landasan karena adanya
koloni mikroba pada medium mungkin saja berasal dari pengerjaan
yang kita lakukan, jadi untuk mendapatkan kepastian tentang hal ini
perlu dilakukan pengerjaan yang lebih lanjut dan betul-betul harus hati-
hati.



STERILISASI RUANGAN

Husnul Khatimah Ulfa RAMLAN, S.Farm
150 2012 0092
VIII. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan pada
sterilisasi ruangan dapat disimpulkan bahwa untuk bakteri pada
medium NA, yaitu lampu UV 9 koloni, LAF 6 koloni, dan enkas 38
koloni. Adapun untuk pertumbuhan jamur/kapang pada medium PDA,
yaitu lampu UV 12 koloni, LAF 5 koloni, dan enkas 25 koloni.






STERILISASI RUANGAN

Husnul Khatimah Ulfa RAMLAN, S.Farm
150 2012 0092
IX. DAFTAR PUSTAKA
Djide, Natsir. 2008. Analisis Mikrobiologi Farmasi. Laboratorium
Mikrobiologi Farmasi UNHAS : Makassar.

Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Depkes RI :
Jakarta.

Hastowo, Sugyo. 1992. Mikrobiologi Institut Pertanian Bogor : Bogor.
Hasyimi,M. 2010. Mikrobiologi Parasitologi. C.V Trans Info Media :
Jakarta.

Irianto Koes. 2006. Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jilid
II : Bandung.

Waluyo, Lud. 2004.Mikrobiologi Umum. UMM Press : Malang
Yrama Widya; 2006.h. 171. Sasika, Sinta dkk. 2010.Mikrobiologi Dasar.
C.V Trans Info Media : Jakarta.












STERILISASI RUANGAN

Husnul Khatimah Ulfa RAMLAN, S.Farm
150 2012 0092
LAMPIRAN
Skema Kerja

Medium Steril




LAF Sinar UV Enkas
(Disterilkan) (Disterilkan) (Disterilkan)





Biarkan 15 menit


Letakkan medium steril
Buka 1/3 bagian


Biarkan 15 menit
Tutup cawan


Inkubasi
1-3 x 24 jam



Pengamatan






STERILISASI RUANGAN

Husnul Khatimah Ulfa RAMLAN, S.Farm
150 2012 0092

Gambar Pengamatan
1. Uji sterilitas pada UV :

NA PDA

2. Uji sterilitas pada Enkas :

NA PDA

3. Uji sterilitas pada LAF :

NA PDA

Anda mungkin juga menyukai