NIM : N 101 10 044 Pembimbing : dr. Andi Soraya, SpKJ IDENTITAS PASIEN O Nama : Ny. Y O Umur : 33 Tahun O Jenis Kelamin : Perempuan O Alamat : BTN Sou Nagaya O Pekerjaan : URT O Agama : Islam O Status Perkawinan : Sudah Menikah O Tanggal Pemeriksaan : 13 Oktober 2014 DESKRIPSI Autoanamnesis: a. Keluhan Utama : Cemas b. Riwayat Penyakit Sekarang: O Pasien wanita umur 33 tahun datang ke poli Jiwa RSUD Anutapura. Pada awalnya pasien datang dengan keluhan cemas, ketakutan, khawatir, sulit tidur, nafsu makan menurun, jantung berdebar, sesak nafas, dan nyeri ulu hati. Pasien Keluhan seperti ini mulai dirasakan sejak awal pernikahannya pada tahun 2005, akan tetapi pasien masih dapat mengatasinya sendiri. Pasien mulai mengeluh dengan gejala ini setelah pasien melahirkan anak
DESKRIPSI Autoanamnesis: keduanya pada januari 2011. Pasien mengaku bahwa pada saat cemas pasien jadi mudah marah bahkan sampai histeris dan sulit untuk mengontrol emosi sehingga pasien juga sering bertengkar dengan suami dan anak-anaknya. Pasien mengaku pernah mengalami KDRT, namun tidak sampai mengalami trauma di kepala. Menurut pasien suaminya tidak perhatian terhadapnya, dan banyak masalah ekonomi yang belum terselesaikan. Pasien sangat khawatir bila mengalami kesulitan, seperti ketika dirinya sakit dan anaknya sakit, pasien selalu memikirkan kemungkinan terburuk terlebih dahulu, dan pada saat itu dapat muncul lagi gejala diatas.
DESKRIPSI Autoanamnesis: Saat ini pasien mengaku sudah mulai bisa mengalah terhadap tuntutan suami, akan tetapi masih sulit untuk kontrol emosi ketika mengalami masalah terhadap anak-anaknya dan keluhan pasien seperti cemas, ketakutan, kekhawatiran dan sulit tidur sudah mulai jarang terjadi setelah meminum obat dari dokter. Saat ini, pasien kambali ke poli jiwa untuk melanjutkan terapi obatnya. O Hendaya: tidak ada hendaya O Faktor stessor psikososial: Pasien sering bertengkar dengan suaminya, dan anak-anaknya .Pasien meng aku hal yang paling sering diributkan dengan sang s uami adalah masalah ekonomi dan masalah anak- anaknya. Menurut pasien suaminya tidak ada perha tian. Pasien pernah mengalami KDRT.
Riwayat penyakit dahulu: Riwayat gangguan sebelumnya: O Pada waktu Sekolah Dasar kelas 4 pasien pernah menderita penyakit demam tifoid dan pada tahun 2010 pasien pernah berobat dengan diagnosis Bronkitis. Tidak ada riwayat gangguan psikiatri sebelumnya
O Riwayat kehidupan pribadi O Riwayat perinatal Pasien tidak mengingat riwayat prenatalnya. O Riwayat masa kanak-kanak dan masa remaja Pasien mengungkapkan bahwa pasien merupakan anak bungsu sehingga waktu kecil, pasien mengaku bahwa dirinya sangat egois dan menginginkan semua keinginannya dituruti. Pasien pernah mengalami demam tifoid pada saat SD kelas 4. Pada masa remaja pasien mengungkapkan bahwa pasien sering marah terhadap keluarganya karena keinginannya yang tidak dikabulkan, pasien mengatakan bahwa pasien tidak pernah berkelahi dengan teman sebayanya.
O Masa dewasa Pasien telah menikah pada tahun 2005. Pasien memiliki status persalinan G3 P2 A1, Pasien memiliki masalah dengan mengkontrol emosinya dan sikap egoisnya sehingga pasien sering bertengkar dengan suaminya, dan anak-anaknya. Pasien mulai mengeluh cemas, ketakutan, khawatir, sulit tidur, nafsu makan menurun, jantung berdebar, sesak nafas, dan nyeri ulu hati setelah melahirkan anak keduanya pada awal tahun 2011. Pasien mengaku hal yang paling sering diributkan dengan sang suami adalah masalah ekonomi dan masalah anak- anaknya. Menurut pasien suaminya tidak ada perhatian. Pasien pernah mengalami KDRT namun menurut pasien tidak disertai dengan trauma kepala. Dengan masalah tersebut pasien menjadi sering memikirkan kemungkinan- kemungkinan terburuk yang akan menimpa dirinya, dan pernah merasa pesimis dengan masa depannya.
O Situasi sekarang: Saat ini pasien mengaku sudah mulai bisa mengalah terhadap tuntutan suami, akan tetapi masih sulit untuk kontrol emosi ketika mengalami masalah terhadap anak-anaknya dan keluhan pasien seperti cemas, ketakutan, kekhawatiran dan sulit tidur sudah mulai jarang terjadi setelah meminum obat dari dokter. Saat ini, pasien kambali ke poli jiwa untuk melanjutkan terapi obatnya. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL O Deskripsi Umum O Penampilan: Seorang wanita datang mengenakan baju kaos merah, berjilbab merah, dan celana panjang cokelat, wajah tampak sesuai dengan umurnya, dan berkacamata. O Kesadaran: composmentis O Perilaku dan aktivitas psikomotor: Normal O Pembicaraan: lancar O Sikap terhadap pemeriksa: kooperatif Afektif O Mood: Hipotimia O Afek: Appropriate O Empati: Dapat diraba rasakan O Fungsi Intelektual atau Kognitif
O Daya ingat jangka panjang baik, menengah dan pendek baik O Orientasi waktu, tempat, dan orang baik O Konsentrasi dan perhatian baik O Daya ingat: baik O Pikiran abstrak: baik O Bakat kreatif: tidak ada O Kemampuan menolong diri sendiri: mampu menolong diri sendiri O Gangguan persepsi O Halusinasi : tidak ada O Ilusi : tidak ada O Depersonalisasi : tidak ada O Derealisasi : tidak ada
c. Proses Pikiran - Arus pikir: - Produktivitas :Pasien hanya menjawab apabila ditanya - Kontinuitas : Relevan - Hendaya Berbahasa : Tidak ada - Isi pikir: O -Preokupasi : Gampang emosi O -Gangguan Isi Pikir : Tidak ada O Daya nilai O Norma sosial: baik O Uji daya nilai: baik O Penilaian realitas: baik O Tilikan O Derajat 6: menyadari sepenuhnya tentang situasi dirinya disertai motivasi untuk mencapai perbaikan O Taraf dapat dipercaya O Dapat dipercaya STATUS INTERNIKUS DAN NEUROLOGIS Pemeriksaan Fisik O Tekanan darah : 120/90 mmHg O Nadi : 92 x/menit
Pemeriksaan Neurologis O Kesadaran Composmentis, GCS 15, nervus cranialis dalam batas normal, fungsi sensorik dalam batas normal
IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA Pasien wanita umur 33 tahun datang ke poli Jiwa RSUD Anutapura. Pada awalnya pasien datang dengan keluhan cemas, ketakutan, khawatir, sulit tidur, nafsu makan menurun, jantung berdebar, sesak nafas, dan nyeri ulu hati. Pasien Keluhan seperti ini mulai dirasakan sejak awal pernikahannya pada tahun 2005, akan tetapi pasien masih dapat mengatasinya sendiri. Pasien mulai mengeluh dengan gejala ini setelah pasien melahirkan anak keduanya pada januari 2011. Pasien mengaku bahwa pada saat cemas pasien jadi mudah marah bahkan sampai histeris dan sulit untuk mengontrol emosi sehingga pasien juga sering bertengkar dengan suami dan anak-anaknya. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA Pasien mengaku pernah mengalami KDRT, namun tidak sampai mengalami trauma di kepala. Menurut pasien suaminya tidak perhatian terhadapnya, dan banyak masalah ekonomi yang belum terselesaikan. Pasien sangat khawatir bila mengalami kesulitan. Saat ini pasien mengaku sudah mulai bisa mengalah terhadap tuntutan suami, akan tetapi masih sulit untuk kontrol emosi ketika mengalami masalah terhadap anak-anaknya dan keluhan pasien seperti cemas, ketakutan, kekhawatiran dan sulit tidur sudah mulai jarang terjadi setelah meminum obat dari dokter. Evaluasi multaksial O Axis I : Gangguan Campuran Anxietas dan Depresi (F41.2) O Axis II : Tidak ada diagnosis aksis II (Z 03.2) O Axis III : Tidak Ada (None) O Axis IV : mempunyai masalah dengan primary support group (keluarga) O Axis V : GAF Scale 80-71 gejala sementara & dapat diatasi, disabilitas ringan dalam sosial, pekerjaan, sekolah, dll. Daftar problem Organobiologik : Gangguan neurotransmitter O Psikologik : Pasien memiliki emosi yang tinggi, memiliki sifat egois, menginginkan perhatian yang lebih dari orang-orang disekitarnya. O Sosial : Hubungan dengan suami dan anak-anak kurang harmonis. PEMBAHASAN TINJAUAN PUSTAKA O Kecemasan pada pasien termasuk dalam kecemasan patologi karena pasien merasa cemas kalau sendiri dan tidak ada situasi yang berbahaya di sekitarnya. Kecemasan pasien juga membuat pasien susah tidur, jantung berdebar-debar, panas-dingin, dan sakit ulu hati, dan sesak. Sehingga pasien merasa terganggu dengan gejala tersebut (menimbulkan efek negatif) Kriteria diagnostik PPDGJ III O Berdasarkan dari PPDGJ III, maka kriteria diagnostik untuk gangguan campuran anxietas dan depresi adalah : O Terdapat gejala-gejala anxietas maupun depresi, dimana masing-masing tidak menunjukkan rangkaian gejala yang berat untuk menegakkan diagnosis tersendiri. Untuk anxietas, beberapa gejala otonomik harus ditemukan walaupun tidak terus menerus, disamping rasa cemas atau kekhawatiran berlebihan. O Bila ditemukan anxietas berat disertai depresi yang lebih ringan, maka harus dipertimbangkan kategorik gangguan anxietas lainnya atau gangguan anxietas fobik. Kriteria diagnostik DSM-IV- TR O Bila ditemukan sindrom depresi dan anxietas yang cukup berat untuk menegakkan masing-masing didiagnosis, maka kedua diagnosis gangguan campuran tidak dapat digunakan. Jika karena sesuatu hal hanya dapat dikemukakan satu diagnosis maka gangguan depresif harus diutamakan. O Bila gejala-gejala tersebut berkaitan erat dengan stress kehidupan yang jelas, maka harus digunakan kategori F43.2 gangguan penyesuaian. Rencana terapi O Psikoterapi: O Terapi kognitif-perilaku O Terapi suportif O Psikoterapi berorientasi tilikan O Farmakoterapi: Benzodiasepine (Alprazolam 0,25 mg 2xsehari ) O Sandepril (Maprotiline hydrochloride) 25 75 mg/h ari Prognosis Berdasarkan data klinis sampai saat ini, pasien tampak sama besar kemungkinannya untuk memiliki gejala ansietas yang menonjol, gejala depresif yang menonjol, atau campuran dua gejala dengan besar yang sama saat awitan. Selama perjalanan penyakit, dominasi gejala ansietas dan depresif dapat bergantian. Prognosisnya belum diketahui. TERIMA KASIH