Macam-Macam Bentuk Akuifer

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 14

Macam-macam bentuk akuifer ada 4

1. Untuk akuifer yang cukup tebal


Untuk efisiensi bahwa memanjangkan saringan
akan lebih bermanfaat dari pada memperbesar
saringan.

Keuntungannya: Karena kalau memperpanjang
saringan 2 kali akan didapatkan debit 2 kali. Tetapi
apabila diperlebar hanya didapatkan tambahan
debit 10-15%.

2. Untuk akuifer yang tebal, yang terdiri dari pasir
halus dan kasar, di mana pasir kasar di bawah
pasir halus. Maka saringan diletakkan kira-kira
1/3nya dari permukaan akuifer.

3. Untuk akuifer yang tipis
di mana berselingan antara pasir halus dan pasir
kasar, maka saringan lebih didekatkan pada bagian
dasar material yang halus.

4. Untuk akuifer yang kasar di atas butir material
yang halus:
saringan ditempatkan persis pada tengah-tengah
dari permukaan ketebalan akuifer.



KERIKIL PEMBALUT
(Filter Pack/Gravel Pack)

Adalah susunan material kasar di sekitar
saringan sumur yang direncanakan,
maksudnya agar material halus dari akuifer
tidak ikut mengalir masuk ke dalam sumur
serta sebagai material pendukung lubang
agar formasi batuan tidak runtuh dan
menghimpit pipa
2
instalasi bor

Gambar filter pack










menjaga material halus dari akuifer sekitarnya masuk ke lubang sumur
dan menambah kekuatan sumur

Filter pack ada 2 macam:
1. Kerikil pembalut alam
2. Kerikil pembalut buatan Pemilihan salah satu
dari filter pack ini disesuaikan dengan kondisi
hidrologi meliputi penyebaran butiran, material
akuifer dan kekompakan akuifer

ad.1. Kerikil pembalut alam
Adalah kerikil pembalut yang materialnya berasal
dari material formasi batuan itu sendiri, jadi tidak
diisikan dari luar.
Kerikil ini berasal dari hasil pengembangan sumur
sehingga material yang halus terusir keluar. Kerikil
ini dibuat/dipakai untuk sumur yang selisih garis
tengah lubang bor dengan pipa relatif kecil.
ad.2. Kerikil pembalut buatan
Terdiri dari material
2
yang bersih dengan bentuk
membulat, seragam* di mana materialnya silikaan
(kwarsa)#.
* ini untuk menghindari susunan butir yang saling menutup
# Jangan memakai andesit, karena adanya oksida besi, sehingga bisa
karat
Tidak mengandung gampingan atau kalaupun ada
maka tidak boleh > 5%, sedangkan shale, anhidrit
harus tidak ada. Kerikil ini dipakai untuk akuifer yang
unconsolidated.
Cara pemasangan harus merata dan menerus untuk
mencegah perubahan posisi rangkaian pipa
konstruksi sumur yang terjadi sewaktu sedang
memasukkannya.
KOROSI DAN INKRUSTASI
KOROSI adalah reaksi kimia pada suatu material
yang mengakibatkan perubahan bentuk atau
susunan kimia dari batuan material sehingga
menjadikan tidak berfungsi sebagaimana
mestinya/rusak. Korosi terjadi karena berbagai
sebab baik kondisi atau kecepatannya,
Antara lain: keadaan udara, keasaman, oksidasi,
garam, senyawa organik, senyawa belerang, suhu,
alkali, dsb.
INKRUSTASI adalah akumulasi material luar pada
lubang saringan, hal ini sering diartikan sebagai
penyumbatan pada lubang saringan atau pori
2
antar
butir pada kerikil pembalut atau formasi. Inkrustasi
bisa bersifat keras seperti sumur ataupun lunak.
Kadang inkrustasi pada saringan sumur merupakan
hasil korosi saringan itu sendiri yang terendapkan
kembali.
Inkrustasi dapat terjadi karena adanya CO
2
bebas
yang terabsorbsi dalam air yang masuk meresap ke
dalam tanah. Kombinasi CO
2
dan air dalam bentuk
asam karbonat yang merupakan asam lemah bila
dalam pengalirannya bertemu dengan gamping atau
napal sehingga bisa melarutkan CaCO
3
dalam jumlah
besar, lama kelamaan material
2
gampingan tersebut
akan tertinggal di dalam saringan.
PENGEMBANGAN SUMUR
(Well Development)

Pengembangan sumur dimaksudkan untuk menambah
kapasitas sumur dan menjaga agar material halus tidak
menutup lubang, pori-pori atau masuk ke dalam sumur.

Ada beberapa cara pengembangan sumur:
1. Pemompaan
Yaitu dengan memasukkan pipa ke dalam sumur, mula
2

pemompaan dilakukan per-lahan
2
kemudian makin lama makin
cepat dengan debit yang cukup besar dan secara terus
menerus sampai airtanah yang keluar menjadi jernih.
Kemudian setelah ditunggu beberapa saat pompa dimatikan
agar muka airtanah kembali ke keadaaan semula. Setelah itu
pemompaan dilanjutkan lagi beberapa kali sampai benar
2

bersih. Material kasar yang ikut masuk ke dalam sumur dapat
diambil dengan bailer (alat timba).
2. Surging
Yaitu dengan cara mengaduk air di dalam sumur. Adapun
alat yang digunakan berbentuk piston yang dilengkapi
dengan katup. Pada waktu torak dinaikkan airtanah dihisap
dari akuifer bersama material halus, apabila torak diturunkan
akan menekan airtanah sehingga bisa mengusir butiran pasir
yang menutupi lubang saringan.

Surging ini dilakukan terus menerus sampai bersih dan
material kasar diambil dengan alat bailer. Cara ini bisa
dibantu dengan larutan kimia, seperti garam fosfat (sodium
hexa metaphospate) untuk menghancurkan lumpur,
bentonik, CaCO
3
dan endapan besi.
3. Surging dengan tekanan udara
Dilakukan dengan memakai kompresor dengan
tekanan yang sangat besar. Udara dilewatkan pada
rangkaian pipa ke dalam sumur, kemudian tekanan
di-ubah
2
sehingga airtanah di dalam sumur keluar
lewat antara pipa dengan pipa jambang ber-sama
2

dengan kotoran. Pekerjaan ini dilakukan ber-ulang
2

sampai airtanah yang keluar menjadi jernih.

4. Dengan CO
2
padat yang dimasukkan
ke dalam sumur yang ditutup rapat

Mula
2
sebelum CO
2
padat dimasukkan, maka untuk
menghancurkan dan melepaskan lempung
dilakukan dengan pengasaman HCl. Maka terjadi
reaksi dengan CO
2
padat sehingga terbentuk gas
CO
2
bertekanan tinggi. Setelah itu tutup sumur
dibuka maka akan terjadi semburan air bersama
kotoran (material) sumur. Kemudian dilanjutkan
dengan pemompaan sampai airtanah yang keluar
jernih.
Cara ini sangat baik untuk akuifer yang berupa
batugamping karena akan terjadi reaksi dengan
HCl sehingga tidak perlu memberikan CO
2
padat.
Hal ini dikenal dengan acidization (injeksi asam
klorida) seperti yang dilakukan pada beberapa
sumur bor di daerah Wonosari.
5. Peledakan lubang bor

Cara ini sangat baik dilakukan pada akuifer yang
kompak dan padat sehingga airtanahnya terdapat
pada retakan (rekahan). Peledakan dengan
menggunakan dinamit yang dipasang pada
kedalaman tertentu dan diledakkan dari atas.
Akibat ledakan maka retakan/rekahan akan
bertambah besar sehingga airtanah akan lebih
banyak.
Setelah itu dilakukan pemompaan untuk
membersihkan sumur bor dari kotoran hasil
peledakan tadi.
Konstruksi sumur bor yang diledakkan adalah
open hole (lubang terbuka). Cara ini dilaksanakan
pada beberapa sumur bor di daerah batugamping
di Wonosari.

Anda mungkin juga menyukai