Untuk efisiensi bahwa memanjangkan saringan akan lebih bermanfaat dari pada memperbesar saringan.
Keuntungannya: Karena kalau memperpanjang saringan 2 kali akan didapatkan debit 2 kali. Tetapi apabila diperlebar hanya didapatkan tambahan debit 10-15%.
2. Untuk akuifer yang tebal, yang terdiri dari pasir halus dan kasar, di mana pasir kasar di bawah pasir halus. Maka saringan diletakkan kira-kira 1/3nya dari permukaan akuifer.
3. Untuk akuifer yang tipis di mana berselingan antara pasir halus dan pasir kasar, maka saringan lebih didekatkan pada bagian dasar material yang halus.
4. Untuk akuifer yang kasar di atas butir material yang halus: saringan ditempatkan persis pada tengah-tengah dari permukaan ketebalan akuifer.
KERIKIL PEMBALUT (Filter Pack/Gravel Pack)
Adalah susunan material kasar di sekitar saringan sumur yang direncanakan, maksudnya agar material halus dari akuifer tidak ikut mengalir masuk ke dalam sumur serta sebagai material pendukung lubang agar formasi batuan tidak runtuh dan menghimpit pipa 2 instalasi bor
Gambar filter pack
menjaga material halus dari akuifer sekitarnya masuk ke lubang sumur dan menambah kekuatan sumur
Filter pack ada 2 macam: 1. Kerikil pembalut alam 2. Kerikil pembalut buatan Pemilihan salah satu dari filter pack ini disesuaikan dengan kondisi hidrologi meliputi penyebaran butiran, material akuifer dan kekompakan akuifer
ad.1. Kerikil pembalut alam Adalah kerikil pembalut yang materialnya berasal dari material formasi batuan itu sendiri, jadi tidak diisikan dari luar. Kerikil ini berasal dari hasil pengembangan sumur sehingga material yang halus terusir keluar. Kerikil ini dibuat/dipakai untuk sumur yang selisih garis tengah lubang bor dengan pipa relatif kecil. ad.2. Kerikil pembalut buatan Terdiri dari material 2 yang bersih dengan bentuk membulat, seragam* di mana materialnya silikaan (kwarsa)#. * ini untuk menghindari susunan butir yang saling menutup # Jangan memakai andesit, karena adanya oksida besi, sehingga bisa karat Tidak mengandung gampingan atau kalaupun ada maka tidak boleh > 5%, sedangkan shale, anhidrit harus tidak ada. Kerikil ini dipakai untuk akuifer yang unconsolidated. Cara pemasangan harus merata dan menerus untuk mencegah perubahan posisi rangkaian pipa konstruksi sumur yang terjadi sewaktu sedang memasukkannya. KOROSI DAN INKRUSTASI KOROSI adalah reaksi kimia pada suatu material yang mengakibatkan perubahan bentuk atau susunan kimia dari batuan material sehingga menjadikan tidak berfungsi sebagaimana mestinya/rusak. Korosi terjadi karena berbagai sebab baik kondisi atau kecepatannya, Antara lain: keadaan udara, keasaman, oksidasi, garam, senyawa organik, senyawa belerang, suhu, alkali, dsb. INKRUSTASI adalah akumulasi material luar pada lubang saringan, hal ini sering diartikan sebagai penyumbatan pada lubang saringan atau pori 2 antar butir pada kerikil pembalut atau formasi. Inkrustasi bisa bersifat keras seperti sumur ataupun lunak. Kadang inkrustasi pada saringan sumur merupakan hasil korosi saringan itu sendiri yang terendapkan kembali. Inkrustasi dapat terjadi karena adanya CO 2 bebas yang terabsorbsi dalam air yang masuk meresap ke dalam tanah. Kombinasi CO 2 dan air dalam bentuk asam karbonat yang merupakan asam lemah bila dalam pengalirannya bertemu dengan gamping atau napal sehingga bisa melarutkan CaCO 3 dalam jumlah besar, lama kelamaan material 2 gampingan tersebut akan tertinggal di dalam saringan. PENGEMBANGAN SUMUR (Well Development)
Pengembangan sumur dimaksudkan untuk menambah kapasitas sumur dan menjaga agar material halus tidak menutup lubang, pori-pori atau masuk ke dalam sumur.
Ada beberapa cara pengembangan sumur: 1. Pemompaan Yaitu dengan memasukkan pipa ke dalam sumur, mula 2
pemompaan dilakukan per-lahan 2 kemudian makin lama makin cepat dengan debit yang cukup besar dan secara terus menerus sampai airtanah yang keluar menjadi jernih. Kemudian setelah ditunggu beberapa saat pompa dimatikan agar muka airtanah kembali ke keadaaan semula. Setelah itu pemompaan dilanjutkan lagi beberapa kali sampai benar 2
bersih. Material kasar yang ikut masuk ke dalam sumur dapat diambil dengan bailer (alat timba). 2. Surging Yaitu dengan cara mengaduk air di dalam sumur. Adapun alat yang digunakan berbentuk piston yang dilengkapi dengan katup. Pada waktu torak dinaikkan airtanah dihisap dari akuifer bersama material halus, apabila torak diturunkan akan menekan airtanah sehingga bisa mengusir butiran pasir yang menutupi lubang saringan.
Surging ini dilakukan terus menerus sampai bersih dan material kasar diambil dengan alat bailer. Cara ini bisa dibantu dengan larutan kimia, seperti garam fosfat (sodium hexa metaphospate) untuk menghancurkan lumpur, bentonik, CaCO 3 dan endapan besi. 3. Surging dengan tekanan udara Dilakukan dengan memakai kompresor dengan tekanan yang sangat besar. Udara dilewatkan pada rangkaian pipa ke dalam sumur, kemudian tekanan di-ubah 2 sehingga airtanah di dalam sumur keluar lewat antara pipa dengan pipa jambang ber-sama 2
dengan kotoran. Pekerjaan ini dilakukan ber-ulang 2
sampai airtanah yang keluar menjadi jernih.
4. Dengan CO 2 padat yang dimasukkan ke dalam sumur yang ditutup rapat
Mula 2 sebelum CO 2 padat dimasukkan, maka untuk menghancurkan dan melepaskan lempung dilakukan dengan pengasaman HCl. Maka terjadi reaksi dengan CO 2 padat sehingga terbentuk gas CO 2 bertekanan tinggi. Setelah itu tutup sumur dibuka maka akan terjadi semburan air bersama kotoran (material) sumur. Kemudian dilanjutkan dengan pemompaan sampai airtanah yang keluar jernih. Cara ini sangat baik untuk akuifer yang berupa batugamping karena akan terjadi reaksi dengan HCl sehingga tidak perlu memberikan CO 2 padat. Hal ini dikenal dengan acidization (injeksi asam klorida) seperti yang dilakukan pada beberapa sumur bor di daerah Wonosari. 5. Peledakan lubang bor
Cara ini sangat baik dilakukan pada akuifer yang kompak dan padat sehingga airtanahnya terdapat pada retakan (rekahan). Peledakan dengan menggunakan dinamit yang dipasang pada kedalaman tertentu dan diledakkan dari atas. Akibat ledakan maka retakan/rekahan akan bertambah besar sehingga airtanah akan lebih banyak. Setelah itu dilakukan pemompaan untuk membersihkan sumur bor dari kotoran hasil peledakan tadi. Konstruksi sumur bor yang diledakkan adalah open hole (lubang terbuka). Cara ini dilaksanakan pada beberapa sumur bor di daerah batugamping di Wonosari.