Anda di halaman 1dari 3

Pada bagian lain, Kunto Laksito, Kepala Seksi Pajak Penghasilan Badan II Direktorat Jenderal Pajak

menambahkan bahwa tidak ada perbedaan aspek perpajakan antara transaksi e-Commerce dengan
perdagangan konvensional, sehingga yang menjadi objek pajak adalah sama, yaitu:
1. Untuk Pajak Penghasilan, objek pajaknya adalah penghasilan, yaitu setiap tambahan kemampuan
ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesai,
yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak bersangkutan, dengan
nama dan dalam bentuk apapun sesuai dengan Undang-Undang Pajak Penghasilan.
2. Untuk Pajak Pertambahan Nilai berupa:
penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam Daerah pabean;
impor Barang Kena Pajak
Pemanfaatan baran Kena Pajak Tidak Berwujud dan/atau pemanfaatna Jasa Kena Pajak dari luar
Daerah pabean di dalam Daerah Pabean; dan
Ekspor Barang Kena Pajak Berwujud, ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud, dan/atau ekspor Jasa
Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak.
3. Untuk Pajak Penjualan atas Barang Mewah berupa penyerahan dan impor Barang Kena Pajak yang
tergolong mewah.
(http://www.pajak.go.id/content/news/ditjen-pajak-tidak-ada-pajak-baru-bagi-pelaku-bisnis-e-
commerce)
e-Commerce adalah istilah keren dari transaksi via elektronik, namun bagi masyarakat awam e-commerce
mempunyai banyak sebutan da jenis antara lain disebut lapak online, online shopping/olshop, jualan lewat grup
BBM, di-berniaga-in, tokobagusin, blogspot, WP commerce, FJB Kaskus dan lain-lain. Kesimpulannya sekarang
jualan nggak mesti buka cabang toko disana-sini bisa memanfaatkan media elektronik, gadget dan akan
berkembang sesuai kemajuan teknologi. Secara garis besar aspek pajaknya masih sama, namun ada 4 model
bisnis online, kenali dan akan saya ulas salah satu yg umum populer di masyarakat.


Pengertian e-commerce
Adalah perdagangan barang/dan atau jasa yang dilakukan oleh pelaku usaha dan konsumen melalui sistem
elektronik.
Dasar hukum ini saya kutip di SE-62/PJ/2013, sementara pada landasaan hukum SE belum ada aturan spesifik
diatas SE yg jadi acuan, jika melihat UU ITE psal 17, 18, 19 sudah dijelaskan namun saya nggak mau bahas itu
karena puyeng mahaminnya. Jadi kesimpulannya dasar hukum secara spesifik dari DJP masih dikembangkan
namun ditegaskan bahwa perlakuan pajaknya masih sama dengan model dagang konvensional, dengan begitu
sistem/model transaksi bukanlah penghalang untuk penerapan aturan atas transaksi online tersebut.

Model Bisnis e-Commerce
Ada 4 macam yang dikenal di Indonesia saat ini, dan bisa jadi akan berkembang di kemudian hari.

1. Online Marketplace
Yaitu kegiatan menyediakan tempat kegiatan usaha berupa Toko Internet di Mal Internet sebagai tempat Online
Marketplace Merchant menjual barang dan/atau jasa. Contoh: tokopedia, rakuten, bukalapak, duniavirtual.com,

2. Classified Ads
Yaitu kegiatan menyediakan tempat dan/atau waktu untuk memajang content (teks, grafik, video penjelasan,
informasi, dan Iain-lain) barang dan/atau jasa bagi Pengiklan untuk memasang iklan yang ditujukan kepada
Pengguna Iklan melalui situs yang disediakan oleh Penyelenggara Classified Ads. Contoh: tokobagus, FJB
kaskus, berniaga.com, www.rumah123.com

3. Daily Deals
Yaitu kegiatan menyediakan tempat kegiatan usaha berupa situs Daily Deals sebagai tempat Daily Deals
Merchant menjual barang dan/atau jasa kepada Pembeli dengan menggunakan Voucher sebagai sarana
pembayaran. Contoh: livingsocial, Groupon Disdus, DEALGOING, LaKupon

4. Online Retail/Toko Online
Yaitu kegiatan menjual barang dan/atau jasa yang dilakukan oleh Penyelenggara Online Retail kepada Pembeli
di situs Online Retail. Contoh: blibli.com, Bhinneka.com, Gramedia.com, Lazada
Untuk model bisnis nomor 1, 2 dan 3 bisa dibaca di slide yang saya lampirkan di akhir artikel, untuk yang online
retail akan saya jabarkan sedikit dibawah.

Online Retail Di Sekitar Kita
Pada bhinneka.com, PT. Bhinneka nenbuat web khusus untuk barang dagangannya sendiri, orang lain nggak
boleh numpang jualan. Pada contoh sederhana lain, online retail bisa kita temui pada blogger yang jualan lewat
blog gratisan dari google yaitu ***.blogspot.com, pada pengguna wordpress.com ataupun wordpress berbayar
juga bisa ditemui hal serupa. Jadi pemilik online retail tentunya sudah banyak saat ini.

Proses Bisnis Toko Online/Online Retail

1. Penyelenggara Online Retail menampilkan data dan/atau informasi terkait barang dan/atau jasa yang akan dijual
melalui situs Online Retail.
2. Pembeli melakukan pemesanan melalui situs Online Retail. Sebelum melakukan pemesanan, beberapa
Penyelenggara Online Retail mensyaratkan Pembeli untuk mendaftarkan diri.
3. Penyelenggara Online Retail mengeluarkan rincian transaksi beserta jumlah yang harus dibayar oleh Pembeli
melalui situs Online Retail (contohnya jenis barang, harga barang, jumlah barang, metode pembayaran, mekanisme
pengiriman, dan biaya-biaya terkait lainnya).
4. Pembeli melakukan pembayaran melalui transfer ke rekening bank yang telah ditetapkan oleh Penyelenggara
Online Retail, kartu kredit, atau menggunakan uang tunai (Cash On Delivery).
5. Penyelenggara Online Retail melakukan pengiriman barang dan/atau jasa kepada Pembeli, baik dengan
menggunakan fasilitas pengiriman sendiri atau melalui penyedia jasa pengiriman. Proses nomor 6 & & adalah
variasi dari nomor 5.
Aspek Pajaknya
PPh
PPh 21
Jika penjual memiliki karyawan yang penghasilan gajinya melebihi PTKP

PPh OP/Badan
Berlaku tarif PP 46 (1%) jika WP PP 46 atas omset penjualan bruto yang didapat setiap bulannya, atau tarif PPh
umum (tarif pasal 17) jika WP non PP 46 atas laba komersil setahun

PPh 22/23
Apabila Pembeli barang atau pengguna jasa adalah Wajib Pajak Orang Pribadi atau Badan yang ditunjuk
sebagai pemotong/pemungut PPh, maka Pembeli barang atau pengguna jasa tersebut wajib melakukan
pemotongan/pemungutan PPh

PPN
Pada saat penyerahan barang/jasa dagangan yang terutang PPN maka ada faktur pajak yang dibuat untuk PKP
pembeli dengan catatan penjualnya juga PKP, atau menyetor PPN atas penjualan yang digunggung jika tidak
dibuat faktur pajak. - See more at: http://rfconsultant.blogspot.com/2014/07/aspek-perpajakan-e-
commerce.html#sthash.L9gCbmXW.dpuf

Anda mungkin juga menyukai