Anda di halaman 1dari 3

Sense of Organization

Peter F.Drucker, Dalam Bukunya yang berjudul An Introductory View of


Management, mengatakan, organisasi jika anggotanya mengalami organizitis “penyakit
organisasi” dengan gejala seperti kelesuan atau penurunan sikap positif terhadap
organisasi yang diakibatkan berkurangnya kesediaan serta kesetiaan untuk
mengusahakan upaya yang tinggi bagi kepentingan organisasi merupakan masalah
yang harus segera diatasi. Nah ! apakah pembaca pernah mengalami atau mengetahui
gejala seperti kata Drucker?. Tulisan yang anda baca ini paling tidak dapat digunakan
sebagai cermin bagi nahkoda dan awak organisasi untuk berkaca dan selanjutnya
berperan menurut fungsi dan kapasitasnya.

Seiring dengan perubahan peradapan serta cepatnya laju perkembangan


teknologi saat ini, muncul konsekuensi perubahan dinamika kehidupan masyarakat. Hal
ini ditandai dengan peralihan pola hidup (manusia) dari tradisional ke arah kehidupan
modern, pergeseran itu mendorong semakin meningkatnya tuntutan kebutuhan dan
pengharapan manusia, baik kualitas maupun kuantitas. Untuk memenuhi pengharapan
dan kebutuhan tersebut, pilihan yang harus dilakukan manusia adalah dengan
melakukan suatu aktifitas. Namun, adanya keterbatasan-keterbatasan yang ada pada
tiap-tiap individu; keterbatasan modal, fisik, daya pikir, maupun waktu, dibarengi agar
tuntutannya (needs and wants) tetap dapat diwujudkan, manusia harus bekerjasama
dengan yang lain. Kerjasama ini umumnya dilakukan dalam suatu wadah yang disebut
organisasi. Melalui organisasi ini, memungkinkan individu meraih hasil yang sebelumnya
tidak mungkin dicapai secara sendiri-sendiri.

Secara definitif organisasi dapat diartikan sebagai suatu sistem usaha bersama
(kerja sama) sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama. Organisasi bukanlah
fenomena yang jauh dan impersonal. Organisasi ada di mana-mana dan ia
mempengaruhi kehidupan manusia. Sebagian besar waktu kita habiskan sebagai
anggota dari organisasi kerja, sekolah, dan negara, dimana kita terlibat didalam
organisasi tersebut sebagai karyawan, mahasiswa, dan warga negara.

Sesuai kodrat manusia yang bersifat sosial, manusia cenderung bekerja sama
dalam hubungan yang saling bergantung dan hal yang inherent sehingga dengan
sendirinya manusia pada dasarnya telah mempunyai sense of organization yang
merupakan bagian dari kehidupannya. Dengan demikian tanpa harus didahului oleh
usaha “menciptakan”, sense of organization menjadi sesuatu yang harus lebih
dibudayakan dan dikembangkan pada setiap individu.

Sense of organization dapat diartikan sebagai sifat hubungan seorang individu


dengan organisasi yang memungkinkan seseorang untuk mempunyai komitmen yang
tinggi terhadap organisasi termasuk keterlibatan kerja, kesetiaan serta kepercayaan
terhadap nilai-nilai organisasi yang merupakan tempat ia akan wewujudkan kebutuhan
dan harapannya. Sense of organization juga dapat dimaksudkan sebagai suatu ikatan
kejiwaan individu untuk berorganisasi secara utuh. Selanjutnya, sense of organization
akan diperjelas sebagai derajat kepekaan seseorang akan hal-hal yang berhubungan
dengan organisasi. Derajat kepekaan ini pada akhirnya akan mengalami proses
transformasi baik secara afektif maupun kognitif yang selanjutnya terukur dalam bentuk
perilaku individu dalam organisasi.
Sense of organization merupakan embrio terbentuknya commitment bukan hanya
attachment semata. Dengan sense of organization yang dimiliki, anggota organisasi
akan dapat bekerja dengan sepenuh hati, melibatkan diri secara aktif dan
mengembangkan daya inovasi serta kreativitas dalam aktivitas organisasi dan pada
gilirannya akan tercapai prestasi kerja yang tinggi. Keinginan setiap individu untuk
berorganisasi sebenarnya telah lahir dengan sendirinya sesuai dengan kodratnya
sebagai makhluk sosial. Oleh karena itu setiap individu hanyalah membutuhkan
semacam awareness untuk merawat dan menggunakan sense tersebut dalam aktivitas
nyata agar tempat atau wadah dimana ia berkreasi dan berprestasi benar-benar dapat
memenuhi kebutuhan dan harapannya. Dengan kata lain setiap individu harus
melakukan pemberdayaan terhadap sense of organization.

Sense of organization yang tinggi akan memperlihatkan beberapa perilaku anggota


organisasi sebagai berikut: (1)Keinginan yang kuat untuk tetap menjadi anggota
organisasi.“Organization without people is nothing”, Loyalitas terhadap organisasi
merupakan salah satu modal dasar agar organisasi tetap sustainable. Jika setiap
anggota organisasi memiliki kesetian yang tinggi maka organisasi akan memiliki
kekuatan didalam menghadapi tantangan. (2)Kesediaan untuk berusaha sebaik mungkin
demi kepentingan organisasi. “People without activity is zero”, Kinerja manusia
merupakan sumbangan yang penting bagi kinerja organisasi. Pekerjaan yang dilakukan
tanpa spirit profesionalisme hanya akan menyebabkan kegagalan organisasi meraih
tujuan. (3)Kepercayaan dan penerimaan yang kuat terhadap nilai-nilai dan tujuan
organisasi. “Trust is power”, Mangkirnya anggota organisasi terhadap nilai dan tujuan
organisasi bisa di ibaratkan seperti sleeping with the enemy, dimana setiap saat ia dapat
berubah menjadi senjata perusak organisasi yang paling efektif dan terkadang sulit
dideteksi.

Selanjutnya apa peranan nahkoda organisasi dalam hal pemberdayaan sense of


organization anggotanya, beberapa variabel dapat dilakukan antara lain:
(1)Pencanangan visi/misi organisasi. Artinya, dengan menyadarkan bahwa individu tidak
hanya cukup sebagai anggota akan tetapi juga paham terhadap tujuan dan nilai-nilai
organisasi sehingga dapat memahami sasaran dan kebijaksanaan organisasi yang pada
akhirnya dapat berbuat dan bekerja sepenuhnya untuk keberhasilan organisasi.
(2)Perhatian terhadap anggota. Dalam organisasi yang sudah berjalan, perhatian
organisasi terhadap aggotanya diwujudkan melalui keseimbangan antara pemenuhan
hak dan pemberian tanggung jawab. Beberapa pendekatan yang dapat dipergunakan
antara lain : (a) Pendekatan humanis, fokusnya pada kesediaan/kerelaan pemimpin
organisasi untuk melakukan perbaikan taraf hidup anggota. (b) pendekatan bisnis,
memberikan pengertian pada anggota agar tetap bisa menjaga dan meningkatkan
produktivitas karena terwujudnya kebutuhan dan harapan mereka bermula dari kinerja
organisasi yang baik. (3)Pelatihan dan pengembangan. Kesempatan untuk memperoleh
peningkatan keterampilan dan keahlian merupakan bagian dari penghargaan. Dengan
merasa dirinya dihargai maka diharapkan individu semakin lebih erat sebagai bagian
dari organisasi. (4)Keterlibatan anggota. Melibatkan anggota organisasi dalam segmen-
segmen tertentu sesuai dengan kapasitas dan kapabiltasnya diharapkan dapat
meningkatkan rasa kepercayaan dan tanggung jawabnya terhadap organisasi.

Kesimpulan, seperti yang pernah dikatakan oleh Socrates bahwa “manusia adalah
makhluk kecil yang nampak tiada bermakna ditengah alam raya yang maha luas”. Hal ini
mengisyaratkan adanya keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki manusia dalam
menjalani kehidupannya. Oleh karena itu secara alamiah manusia telah dibekali naluri
untuk bekerja sama dengan manusia lainnya dalam rangka mengisi keterbatasan-
keterbatasan tersebut yang umumnya melalui suatu wadah yaitu organisasi. Dalam
berorganisasi diperlukan adanya ikatan kejiwaan (sense of organization) sebagai tenaga
penggerak utama demi terselenggaranya fungsi organisasi yang efektif. Apabila individu
mempunyai sense of organizationSense of organization merupakan cikal bakal
terbetuknya commitment yang tinggi, lebih dari sekedar attachment dimana commitment
merupakan variabel yang dapat mempengaruhi performance. Dengan demikian sense
of organization merupakan pondasi utama terhadap kelangsungan organisasi didalam
mencapai tujuannya. Nah!, sudahkan nahkoda organisasi dan awak organisasi
berdayakan yang tinggi, maka yang muncul bukan hanya sifat loyal yang pasif, tetapi
juga melibatkan diri dalam hubungan yang aktif dengan organisasi kerja.

Anda mungkin juga menyukai