Anda di halaman 1dari 11

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Makassar

UPAYA KESEHATAN KERJA
DI PUSKESMAS BIRA



ANNI FITRIA MUZDALIFAH .B
FITRIAH SYAM IRA SRIHARTINI
ZULKIFLI KHAIRUNNISA
NURFAISAL ISRADI FEBRIANTO

PEMBIMBING SUPERVISOR
dr. Anwar Umar, M.Kes

DISUSUN SEBAGAI TUGAS KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2014

BAB I
PENDAHULUAN
Menurut Sumamur (1996) Kesehatan Kerja adalah spesialisasi ilmu
kesehatan/kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan agar pekerja/masyrakat
pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik fisik, atau mental
maupun sosial, dengan usaha-usaha preventif, terhadap penyakit-penyakit/gangguan-
gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor pekerjaan dan lingkungan kerja, serta
penyakit-penyakit umum.
Upaya kesehatan kerja merupakan salah satu kegiatan pokok puskesmas
dalam rangka memberikan perlindungan kesehatan dan keselamatan kerja kepada
masyarakat pekerja di wilayah kerja puskesmas dengan tujuan meningkatkan
kemampuan pekerja untuk menolong dirinya sendiri sehingga terjadi peningkatan
status kesehatan dan akhirnya peningkatan produktivitas kerja. Dengan sasarannya
adalah pekerja di sektor kesehatan antara lain masyarakat pekerja di puskesmas, balai
pengobatan/poliklinik; laboratorium kesehatan. Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos
UKK), Jaringan dokter perusahaan bidang kesehatan kerja, masyarakat pekerja
diberbagai sector pembangunan, dunia usaha dan lembaga swadaya masyarakat.
Puskesmas Bira merupakan salah satu Puskesmas yang menjadikan upaya
kesehatan dan keselamatan kerja sebagai upaya pengembangannya. Puskesmas Bira
terletak di kelurahan Bira dan berbatasan dengan kelurahan Parangloe dibagian
selatannya. Keduanya termasuk dalam wilayah tugas Puskesmas Bira dan termasuk
pula dalam Kecamatan Tamalanrea dengan jumlah penduduk kelurahan Bira 11648
Jiwa sedangkan kelurahan Parangloe jumlah penduduk 10118 Jiwa.Wilayah kerja
puskesmas Bira meliputi Kawasan Industri Makassar (KIMA), itulah mengapa pada
puskesmas ini upaya pengembangaan kesehatan kerja perlu dilaksanakan.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Pelayanan Kesehatan Kerja Dasar Di Puskesmas Bira
Upaya kesehatan kerja merupakan salah satu kegiatan puskesmas dalam
rangka memberikan perlindungan kesehatan dan keselamatan kerja kepada
massyarakat pekerja di wilayah kerja puskesmas dengan tujuan meningkatkan
kemampuan pekerja untuk menolong dirinya sendiri sehingga terjadi peningaktan
status kesehatan dan akhirnya meningkatkan produktivitas kerja.
Sasaran upaya kesehatan dan keselamatan kerja di puskesmas Bira
meliputi pekerja di sektor kesehatan khususnya di puskesmas Bira sendiri,
masyarakat pekerja di berbagai sector pembangunan, dunia usaha, dan pos Upaya
Kesehatan Kerja (Pos UKK).
Konsep pelayanan kesehatan kerja dasar adalah upaya pelayanan yang
diberikan kepada masyarakat pekerja secara minimal dan paripurna meliputi
upaya peningkatan kesehatan kerja, pencegahan, penyembuhan serta pemulihan
PAK dan PAHK oleh institusi pelayanan kesehatan kerja dasar (puskesmas).
Dalam suatu kawasan industri biasanya terdapat beragam jenis usaha dari
industri besar, Usaha Mikro, Kecil alam dan Menengah ( UMKM ) serta jenis
usaha informal. Peran para perusahaan sangat diperlukan dalam pelaksanaan
kesehatan kerja.
Menurut undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan :
Perusahaan berkewajiban memeriksakan kesehatan badan,kondisi mental,
dan kemampuan fisik pekerja yang baru maupun yang akan dipindahkan
ke tempat kerja baru, sesuai dengan sifat-sifat pekerjaan yang diberikan
kepada pekerja, serta pemeriksaan kesehatan secara berkala. Sebaliknya
para pekerja juga berkewajiban memakai alat pelindung diri (APD)
dengan tepat dan benar serta mematuhi semua syarat keselamatan dan
kesehatan kerja yang diwajibkan.
B. Langkah-langkah Puskesmas Dalam Pelayanan Kesehatan Kerja
Upaya kesehatan dan keselamatan kerja diawali dengan pengumpulan
data demografi dan geografis di wilayah kerja Puskesmas Bira. Kemudian
dilajutkan dengan pemetaan jenis usaha, jumlah pekerja dan perkiraan faktor
resiko dan besarnya masalah / penilaian besar masalah. Pemetaan diperoleh dari
data primer dan sekunder di kecamatan. Di wilayah kerja puskesmas Bira, selain
terdapat sektor industri formal, juga terdapat industri non formal.
Unit kesehatan dan keselamatan kerja di Puskesmas Bira di kelola oleh
seorang penanggung jawab dibantu tiga orang tenaga kesehatan lain yang
meliputi seorang perawat, bidan, dan seoraang petugas farmasi. Tim inilah yang
melakukan kunjungan perusahaan atau walking through survey. Adapun kegiatan-
kegiatan yang dilakukan di Puskesmas Bira sehubungan dengan upaya kesehatan
dan keselamatan kerja yaitu :
1. Upaya penerapan prinsip kesehatan dan keselamatan kerja pada
petugas kesehatan di Puskesmas Bira. Seperti anjuran untuk
menggunakan masker, sarung tangan, dan alat pelindung diri lainnya
saat sedang bertugas di Puskesmas maupun di jejaring puskesmas
seperti posyandu, puskesmas keliling, dan lain-lain.
2. Pemeriksaan kesehatan terhadap pekerja yang datang berobat ke
puskesmas. Pada dasarnya sama dengan pasien lain, namun berbeda di
pencatatan datanya. Pekerja yang bekerja pada perusahaan yang telah
bekerja sama dengan puskesmas, pencatatannya akan dipisahkan
dalam sebuah folder yang terpisah agar memudahkan pendataan baik
bagi perusahaan maupun puskesmas sendiri.
3. Kunjungan perusahaan untuk mengidentifikasi bahaya kesehatan dan
lingkungan yg timbul akibat lingkungan kerja, tempat kerja, proses
kerja, dan peralatan kerja. Dilakukakan bersama pengusaha dan wakil
pekerja dengan metode survei jalan selintas ( walkthrough survey).
Kegiatan ini dilakukan setiap 3 bulan. Survey dilakukan pada setiap
perusahaan yang terdapat di wilayah kerja Puskesmas Bira secara
bergiliran.
4. Pemeriksa kesehatan badan, dan kemampuan fisik dari tenaga kerja
baik tenaga kerja formal maupun informal. Pemeriksaan kesehatan ini
meliputi pemeriksaan kesehatan secara umum, seperti anamnesis
mengenai keluhan yang dialami, skrining mengenai Penyakit akibat
Kerja (PAK) maupun Penyakit Akibat Hubungan Kerja (PAHK),
pemeriksaan fisik sederhaana, dan pemberian obat.
5. Memberikan penyuluhan dan pengawasan terhadap penggunaan Alat
pelindung diri (APD) pekerja di setiap perusahaan yang dikunjungi.
6. Pembinaan pos Usaha Kesehatan Kerja. Di wilayah kerja puskesmas
Bira terdapat dua pos UKK yaitu di daerah parangloe dan Lantebung.











BAB III
KUNJUNGAN PERUSAHAAN
A. KUNJUNGAN PERUSAHAAN
1. Kunjungan perusahaan PT. Irmasulindo
Merupakan perusahaan yang bergerak dibidang pengolahan kayu.
Formulir pemeriksaan Perusahaan industri
Tgl periksa : 25-10-2014
Alamat : Jl. Ir. Sutami Mks
Jml karyawan : 50 orang
No
Code
Item
Item pemeriksaan
Hasil pemeriksaan
Ket
I II III IV
A
M
TA
M
A
M
TA
M
A
M
TA
M
A
M
TA
M

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Izin
Penyediaan air
Jamban
Pembuangan air limbah
Pembuangan sampah
Serangga/binatang lain
Pencahayaan
Ventilasi
Kebisingan
Lantai/dinding/langit-
langit
Kebersihan
Tata ruang
Pengaturan barang-barang

15

16
17
18
19
20
21
22
23

24
25
15

16
17
18
19
20
21
22
23

24
25
Kes. Peroteksi dan
perilaku karyawan
Pembuangan air hujan
Halaman
PPPK
Tulisan-tulisan/anjuran
Kebakaran
Proteksi makanan
Penanganan makanan
Alat-alat perlengkapan
makanan
Tempat cuci tangan
Kamar ganti pakaian

a. Kapasitas kerja
Kapasitas kerja adalah kemampuan fisik dan mental seorang pekerja untuk
dapat melaksanakan pekerjaan secara optimal. Secara umum pekerja
diperusahaan ini kebanyakan berjenis kelamin perempuan dengan usia antara
20 hingga 55 tahun. Jumlah pekerja sebanyak 50 orang dengan laki-laki
sebanyak 24 orang dan perempuan sebanyak 26 orang. Jumlah tersebut
merupakan jumlah pekerja tetap yang ekerja setiap waktu, baik produksi
berjalan atau tidak. Seperti pada saat dilakukan observasi, jumlah pekerja
tidak begitu banyak sebab sedang tidak ada produksi. Tidak dituntut keahlian
khusus di perusahaan ini.
b. Beban kerja
Jenis pekerjaan yang dilakukan banyak melibatkan motorik halus dan
ketelitian. Lama waktu bekerja kurang lebih 9 jam, dimulai pada jam 8
hinggaa jam 5 sore.
Jenis pekerjaannya antara lain :
1. Mengamplas/mendempul kayu
Faktor risiko : paparan zat kimi dan posisi ergonomi
2. Finger joint
Faktor risiko : posisi ergonomi, paparan zat kimia (lem kayu), debu kayu,
paparan suara bising.


Gambar 1 : jenis pekerjaan Finger joint

3. Rif saw
Memotong kayu menjadi bagian yang lebih kecil dengan menggunakan
mesin. Faktor risiko : posisi ergonomi, getaran dan suara bising dari mesin

Gambar 2: jenis pekerjaan Rif Saw

4. Dowel
Faktor risiko : paparan bising, debu kayu, dan getaran



5. Planner
Faktor risiko : posisi ergonomic, getaran, dan paparan suara bising mesin


c. Lingkungan kerja
Kondisi tempat kerja yang mempengaruhi seorang pekerja.
Lingkungan kerja di perusahaan ini tergolong bersih dengan penataan yang
teratur dilengkapi dengan tulisan-tulisan mengenai anjuran untuk menjaga
kesehatan dan keselamatan kerja. Namun, faktor risiko kerja seperti
Gambar 3: jenis pekerjaan Dowel

Gambar 4: jenis pekerjaan planner

kebisingan, masalah ergonomi, dan terpajan oleh debu kayu tidak dapat
dihindarkan.

Gambar. 5 : Suasana lingkungan kerja di PT. Irmasulindo

Gambar 6 : limbah hasil pengolahan kayu

Gambar 7 : anjuran-anjuran bagi para pekerja
Meskipun telah dianjurkan untuk menggunakan alat pelindung diri,
hanya sedikit pekerjaa yang sadar untuk menggunakannya. Sebagian lainnya
berasalasan bahwa dengan menggunakan APD pekerjaannya menjadi
terhambat dan terasa mengganggu.

Anda mungkin juga menyukai