Anda di halaman 1dari 29

SURVEY OF SUDDEN DEATH FROM

ANEURYSMA SUBARACHNOID HEMORRHAGE


IN CADAVERS REFERRED TO LEGAL MEDICINE
ORGANIZATION OF TEHRAN
20012005
Disusun Oleh :
Mulya Warman, S. Ked
Nazarudin, S. Ked

Pembimbing :
Dr. Netty Herawaty M. Kes(for) Sp.F


PENDAHULUAN
Perdarahan
subarachnoid (PSA)
non traumatik adalah
kedaruratan dalam
neurologi ditandai
dengan extravasasi
darah ke ruang yang
meliputi sistem saraf
pusat yang dipenuhi
dengan cairan
serebrospinal
PENYEBAB PSA

Pecahnya
aneurisma
intrakranial
tingkat
kematian
yang tinggi
LESI ANEURISMA
Aneurisma intrakranial
terletak pada titik-titik
percabangan arteri
utama
sirkulasi
anterior
Aorta
sirkulasi
posterior
Gambar 2. Aneurisma
intrakranial pada wanita
pada pertengahan usia
Gambar 1. Aneurisma
Intrakranial dengan
arteriosklerosis

INSIDENSI
Di negara maju
12% pasien meninggal sebelum
mendapat perawatan medis
40% dari pasien rawat inap
meninggal dalam waktu satu
bulan setelah kejadian
lebih dari sepertiga dari mereka
yang bertahan hidup memiliki
defisit neurologis berat
Untuk memperjelas
profil klinis kematian
mendadak akibat
PSA aneurisma
dibuat rancangan
sebuah penelitian
untuk evaluasi
mengenai PSA

METODE PENELITIAN
Kematian mendadak

Kematian yang terjadi
setiap 24 jam atau
kurang dari timbulnya
gejala pertama dari
aneurismal PSA
kematian tidak
mendadak
termasuk pasien yang
meninggal setelah 24
jam dari timbulnya
gejala pertama dari
PSA aneurisma
HASIL

Populasi penelitian
145 pasien
(85 wanita
dan 60
laki-laki)
rata-rata
berusia +
50 tahun
organisasi
kedokteran
hukum
Teheran
Januari
2001
sampai
Desember
2005
penyebab
kematian
SAH oleh
pecahnya
aneurisma
intrakranial

kelompok
A 78 kasus
kelompok
B 67 kasus

Manifestasi
Klinis
Utama
Sakit kepala
parah (78%
kasus
kematian
mendadak)
Hilangnya
kesadaran
Lain
Mual, muntah, tingkat
kesadaran berkurang,
kelemahan tungkai
bilateral, abulia,
kelumpuhan saraf
ketiga, dan saraf
keenam
RIWAYAT KESEHATAN
Tidak ada riwayat
aneurisma intrakranial
43 orang (24 pada
kelompok A dan 19
pada kelompok B)
riwayat penyakit
jantung iskemik
29 orang (19 pada
kelompok A dan 10 di
grup B) riwayat sakit
kepala migrain atau
tension type headache
13 orang (7 dalam
kelompok A dan 6
dalam kelompok B)
mengkonsumsi alkohol
Penyebab : alamiah / wajar
Keluhan
Saksi
Gejala
Bukan masalah
kedokteran forensik
kematian mendadak
Masalah Kedokteran Forensik :
- Riwayat Penyakit
- Saksi
TINDAKAN PADA KASUS MATI MENDADAK
Setiap kematian mendadak harus diperlakukan sebagai
kematian yang tak wajar, sebelum dapat
dibuktikan bahwa tidak ada bukti yg mendukungnya.

Pemeriksaan kasus kematian mendadak perlu dengan
beberapa alasan :
1. Menentukan adakah peran tindak kejahatan.
2. Klaim asuransi
3. Menentukan apakah kematian tersebut akibat penyakit, akib
at industri / merupakan kecelakaan belaka.
4. Adakah faktor keracunan
5. Mendeteksi epidemiologi penyakit.
LANJUTAN . . .
Semua keterangan tentang korban dikumpulkan.
Keadaan korban & sekitar korban saat kematian.
Keadaan sebelum korban meninggal
Bila sebab kematian tdk pasti, sarankan pada keluarga
untuk lapor polisi.
Dalam formulir kematian pd sebab kematian bila tidak tahu
sebab kematiannya ditulis tidak tahu/ mati mendadak.
Buat preparat histologi & toksikologi
Jangan menandatangani surat keterangan kematian
tanpa memeriksa korban.


PADA HASIL OTOPSI

kelompok
A
perdarahan
intraventrikular
hadir di 42
pasien (53,8%)
72 pasien
(92,3%)
memiliki edema
paru akut.
kelompok
B
perdarahan
intraventrikular
hadir di 13
pasien (19,4%)
23 pasien
(34,3%)
memiliki edema
paru akut
terdapat SAH dalam
semua kasus kedua
kelompok
LANJUTAN . . .
.
Perdarahan
intraserebral
12 orang
(15,4%)
kasus
group A
9 orang
(13,4%)
kasus
grup B
Aneurisma
sirkulasi
posterior
46 orang
(59%)
kasus
group A
13 orang
(19,4%)
kasus
group B
Aneurisma
sirkulasi
anterior
ditemukan dan
28 orang
(35,9%)
kasus
group A
47 orang
(70,1%)
kasus
group B
Arteriosclerosis
78,2% pada
kelompok A
80,6% pada
kelompok B
PEMBAHASAN
Kematian mendadak umumnya didefinisikan
sebagai kematian yang terjadi kurang dari 24
jam setelah timbulnya gejala klinis dan tidak
disebabkan trauma atau dikenal mengalami
penyakit

Kematian mendadak harus dipikirkan
kemungkinan penyakit, kekerasan, keracunan
yang kadang sulit untuk dibedakan


Penyebab paling
sering kematian
mendadak adalah
penyakit jantung

SAH sebagai akibat
dari pecahnya
aneurisma intrakranial
adalah salah satu
penyebab lain dari
kematian mendadak

Edema
paru
Iskemik
miocard
Komplikasi
PSA
KASUS OTOPSI I
Kronologis kejadian
Pukul 08.00 pagi, wanita 47 tahun mengendarai mobil
dengan menggunakan sabuk pengaman. Kendaraan
beberapa kali menyerempet pagar dan dinding di sebelah
kiri kendaraan dan berhenti saat menabrak tiang listrik di
sebelah kanan jalan. Pengemudi segera dibawa ke rumah
sakit meninggal pada pukul 01.30 siang hari
HASIL OTOPSI JENAZAH
Tinggi badan : 154,5 cm
Berat Badan : 46,5 kg
RPD : Tidak ada

Regio kepala
Perdarahan Subarachnoid akibat ruptur aneurisma,
diameter 1,5 cm pada bagian atas A. Basilaris

Regio Leher
Perdarahan pada jaringan lunak di bagian anterior
vertebra cervikalis
Fraktur pada diskus intervertebralis ke-3 dan korpus
vertebralis ke-6

Regio thorax
Perdarahan pada permukaan anterior cavum
pericardial di mediastinum anterior
Fraktur costa :
Bagian kanan costa VII (bagian lateral thorax)
Bagian kanan costa IX sampai costa XII (bagian
posterior thorax), dan bagian kiri costa II (bagian
anterior thorax)
Perdarahan di intramuskular dinding thorax
Tidak didapatkan kelainan pada paru, jantung,
maupun aorta thoracalis.

PEMBAHASAN
Korban tidak
memiliki RPD
Tidak dilakukan
Otopsi
Dilakukan Otopsi
Penyebab kematian :
Fraktur pada leher dan thorax
Fraktur pada cervikal dan costa
bukan penyebab langsung kematian
Penyebab kematian langsung :
Perdarahan Subarachnoid akibat
ruptur aneurisma
KESIMPULAN
Pada kematian mendadak akibat Perdarahan
Subarachnoid non traumatic ditemukan Profil
klinis yang khas yakni perdarahan
intraventrikular, edema paru akut dan
pecahnya aneurisma sirkulasi posterior

Thank You

Anda mungkin juga menyukai