Anda di halaman 1dari 8

Sistem Transmisi Distribusi

Tenaga Listrik




Oleh :
Extra Dilian Bintang Putra Subandi 1204405023




JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA
2014
I. Tiang Tipe I Saluran Tunggal
Tiang tipe I saluran tunggal ini digunakan untuk saluran
udara tegangan menengah (SUTM) dengan tegangan 66 kV.







II. Tiang Tipe H
Tiang tipe H digunakan untuk saluran udara tegangan
tinggi (SUTT) dengan kelas tegangan 110 kV, 132 kV,
154 kV, 230 kV, dan 345 kV.






III. Menara atau tiang transmisi adalah suatu bangunan penopang saluran transmisi
yang dapat berupa menara baja, tiang baja, tiang beton, dan tiang kayu. Menara
baja adalah bangunan tinggi yang terbuat dari baja dimana bagian-bagian
kakinya mempunyai pondasi sendiri-sendiri.

Jenis-jenis menara atau tiang transmisi :
1. Menara Persegi
Menara jenis ini sama bentuk dan kekuatannya dan paling banyak
digunakan untuk saluran transmisi ganda (double).


2. Menara Persegi Panjang
Bagian atas dan bawah sama dan banyak digunakan untuk saluran tunggal
dan saluran banyak.
3. Menara Jenis Korset
Bagian tengah sempit dan biasanya digunakan untuk saluran-saluran tunggal
dan untuk gawang yang besar.
4. Menara Gantry
Digunakan bila saluran menyeberangi jalan kereta api, jalan raya, dan kanal-
kanal air.
5. Menara Rotasi
Meruapakan menara yang bagian atasnya diputar 45 di atas bagian
bawahnya.
6. Menara MC
Merupakan menara yang terbuat dari pipa-pipa baja yang diisi beton.
7. Menara Bertali
Mempunyai konstruksi berengsel yang menunjang beban mekanisnya
dengan kawat-kawat penahan.

Menurut fungsinya menara dibagi atas 7 macam, yaitu :
1. Dead end tower, yaitu tiang akhir yang berlokasi di dekat Gardu induk,
tower ini hampir sepenuhnya menanggung gaya tarik.
2. Section tower, yaitu tiang penyekat antara sejumlah tower penyangga
dengan sejumlah tower penyangga lainnya karena alasan kemudahan saat
pembangunan (penarikan kawat), umumnya mempunyai sudut belokan
yang kecil.
3. Suspension tower, yaitu tower penyangga, tower ini hampir sepenuhnya
menanggung gaya berat, umumnya tidak mempunyai sudut belokan.
4. Tension tower, yaitu tower penegang, tower ini menanggung gaya tarik
yang lebih besar daripada gaya berat, umumnya mempunyai sudut
belokan.
5. Transposision tower, yaitu tower tension yang digunakan sebagai tempat
melakukan perubahan posisi kawat fasa guna memperbaiki impendansi
transmisi.
6. Gantry tower, yaitu tower berbentuk portal digunakan pada persilangan
antara dua Saluran transmisi. Tiang ini dibangun di bawah Saluran
transmisi existing.
7. Combined tower, yaitu tower yang digunakan oleh dua buah saluran
transmisi yang berbeda tegangan operasinya.

Menurut susunan/konfigurasi kawat fasa, menara dikelompokkan atas :
1. Jenis delta, digunakan pada konfigurasi horizontal/mendatar.
2. Jenis piramida, digunakan pada konfigurasi vertikal/tegak.
3. Jenis Zig-zag, yaitu kawat fasa tidak berada pada satu sisi lengan tower.

Komponen-komponen menara atau tiang transmisi
Secara umum suatu menara terdiri dari :
Pondasi, yaitu suatu konstruksi beton bertulang untuk mengikat kaki tower
(stub) dengan bumi.
Stub, bagian paling bawah dari kaki tower, dipasang bersamaan dengan
pemasangan pondasi dan diikat menyatu dengan pondasi.
Leg, kaki tower yang terhubung antara stub dengan body tower. Pada tanah
yang tidak rata perlu dilakukan penambahan atau pengurangan tinggi leg,
sedangkan body harus tetap sama tinggi permukaannya.
Common Body, badan tower bagian bawah yang terhubung antara leg dengan
badan tower bagian atas (super structure). Kebutuhan tinggi tower dapat
dilakukan dengan pengaturan tinggi common body dengan cara penambahan
atau pengurangan.
Super structure, badan tower bagian atas yang terhubung dengan common
body dan cross arm kawat fasa maupun kawat petir. Pada tower jenis delta
tidak dikenal istilah super structure namun digantikan dengan K frame dan
bridge.
Cross arm, bagian tower yang berfungsi untuk tempat menggantungkan atau
mengaitkan isolator kawat fasa serta clamp kawat petir. Pada umumnya cross
arm berbentuk segitiga kecuali tower jenis tension yang mempunyai sudut
belokan besar berbentuk segi empat.
K frame, bagian tower yang terhubung antara common body dengan bridge
maupun cross arm. K frame terdiri atas sisi kiri dan kanan yang simetri. K
frame tidak dikenal di tower jenis pyramid.
Bridge, penghubung antara cross arm kiri dan cross arm tengah. Pada tengah-
tengah bridge terdapat kawat penghantar fasa tengah. Bridge tidak dikenal di
tower jenis pyramida.
Rambu tanda bahaya, berfungsi untuk memberi peringatan bahwa instalasi
SUTT/SUTET mempunyai resiko bahaya. Rambu ini bergambar petir dan
tulisanAWAS BERBAHAYA TEGANGAN TINGGI. Rambu ini dipasang
di kaki tower lebih kurang 5 meter diatas tanah sebanyak dua buah, dipasang
disisi yang mengahadap tower nomor kecil dan sisi yang menghadap nomor
besar.
Rambu identifikasi tower dan penghantar / jalur, berfungsi untuk
memberitahukan identitas tower seperti: Nomor tower, Urutan fasa, Penghantar
/ Jalur dan Nilai tahanan pentanahan kaki tower.
Anti Climbing Device (ACD), berfungsi untuk menghalangi orang yang tidak
berkepentingan untuk naik ke tower. ACD dibuat runcing, berjarak 10 cm
dengan yang lainnya dan dipasang di setiap kaki tower dibawah Rambu tanda
bahaya.
Step bolt, baut panjang yang dipasang dari atas ACD ke sepanjang badan tower
hingga super struktur dan arm kawat petir. Berfungsi untuk pijakan petugas
sewaktu naik maupun turun dari tower.
Halaman tower, daerah tapak tower yang luasnya diukur dari proyeksi ke atas
tanah galian pondasi. Biasanya antara 3 hingga 8 meter di luar stub tergantung
pada jenis tower.

IV. GMD
GMD (Geometric Mean Distance) merupakan suatu nilai yang menggantikan
konfigurasi asli konduktor-konduktor dengan sebuah jarak rata-rata hipotesis
(hypothetical mean distance) sehingga induktansi bersama dari konfigurasi
tersebut tetap sama.
Cara mencari GMD menggunakan persamaan seperti di bawah ini :


V. GMR
GMR (Geometric Mean Radius) merupakan jari-jari fiktif konduktor
berketebalan nol, sehingga tidak mempunyai fluks internal. Namun, tetap
mempunyai induktansi yang sama dengan konduktor berjari-jari r.
Cara mencari GMR menggunakan persamaan seperti di bawah ini :



VI. Z (impedansi)
Impedansi adalah nilai resistansi yang terukur pada kutub-kutub sinyal jack alat
elektronik. Semakin besar hambatan/impedansi, makin besar tegangan yang
dibutuhkan. Impedansi tidak dapat dikatan sebagai hambatan secara spontan.
Karena terdapat perbedaan yang mendasar dari keduanya. Beberapa sumber
mengatakan bahwa impedansi merupakan hasil reaksi hambatan (R, resistensi)
dan kapasitas elektron (C, capacitance) secara bersamaan.
Impedansi listrik, atau lebih sering disebut impedansi, menjelaskan ukuran
penolakan terhadap arus bolak-balik sinusoidal. Impedansi listrik memperluas
konsep resistansi listrik ke sirkuit AC, menjelaskan tidak hanya amplitudo
relatif dari tegangan dan arus, tetapi juga fase relatif. Bila sebuah beban diberi
tegangan, impedansi dari beban tersebut akan menentukan besar arus dan sudut
fase yang mengalir pada beban tersebut. Faktor daya merupakan petunjuk
yang menyatakan sifat suatu beban.
Cara mencari Z menggunakan persamaan seperti di bawah ini :


VII. Mutual Induktan
Mutual induktan atau induktansi bersama (mutual induktansi = M) adalah jika
dua buah induktor yang dialiri arus listrik dan didekatkan satu dengan yang
lain, maka akan terjadi saling interaksi medan magnet.
Induktansi bersama dapat merupakan sebuah gangguan dalam rangkaian listrik
karena perubahan arus dalam satu rangkaian dapat menginduksi tegangan yang
tidak diingikan oleh rangkaian lainnya yang berada didekatnya. Untuk
meminimalkan efek ini, maka sistem rangkaian ganda harus dirancang dengan
M adalah sekecil-kecilnya, misalnya, dua koil akan ditempatkan jauh terpisah
terhadap satu sama lain atau dengan menempatkan bidang-bidang kedua koil
itu tegak lurus satu sama lain. Induktansi bersama juga mempunyai banyak
pemakaian, contohnya transformator yang dapat digunakan dalam rangkaian
arus bolak-balik untuk menaikan atau menurunkan tegangan. Sebuah arus
bolak-balik yang berubah terhadap waktu dalam satu koil pada transformator
itu menghasilkan arus bolak-balik dalam koil lainnya, nilai M, yang tergantung
pada geometri koil-koil, menentukan amplitudo dari induksi dalam koil kedua
dan karena itu, maka akan menginduksi amplitudo tegangan keluaran tersebut.
Cara mencari mutual induktan menggunakan persamaan seperti di bawah ini :

Anda mungkin juga menyukai