Kata kunci : Loyalitas pelanggan, Kepuasan pelanggan, Manajemen merk (Brand Management), Kepekaan Merk (Brand awareness) Abstrak Tujuan : Untuk mengetahui hubungan antara sikap loyalitas pelanggan, perilaku loyalitas pelanggan dan profitabilitas perusahaan !ancangan" metodologi" pendekatan : Metodologi pembuatan segmentasi hubungan pelanggan dengan merk dilakukan berdasarkan pada perkembangan hubungan personal dan fungsional Kemudian kelompok hasil dihipotesakan agar memudahkan dalam mengetahui dan memprediksi loyalitas pelanggan Model tersebut kemudian diuji cobakan dengan sampel empiris #asil Temuan : $elanggan secara efektif dapat disegmentasikan ke dalam kelompok hubungan (relationship) tergantung pada apakah mereka memiliki hubungan personal dan fungsional dengan merk tertentu %egmen yang dihasilkan tersebut dapat memberikan informasi mengenai bagaimana dan seperti apa tingkat loyalitas pelanggan Keaslian (&risinalitas) : pengukuran loyalitas berdasakan kebiasaan pasar atau kepuasan pelanggan terbukti tidak efektif dalam mendefinisikan, mengukur dan memprediksi kebiasaan loyalitas %egmentasi hubungan tersebut tidak hanya mendefinisikan loyalitas dengan lebih baik, tapi juga memberikan pandangan terhadap perkembangan loyalitas, berdasarkan hubungan personal dan fungsional Latar Belakang #ubungan personal dikenal sebagai perubahan interaksi dan keterikatan yang terbentuk antara konsumen dan merk tertentu untuk menjelaskan tingkah laku konsumen dengan lebih baik Kebiasaan loyalitas pasar, seperti kembali membeli, memberitahu pembeli yang lain dan kesan postitif telah lama diakui sebagai sebuah keinginan, yang hingga saat ini telah dapat medefinisikan, mengukur atau meningkatkan hubungan konsumen dngan merk 'ingkai kerja hubungan (relationship) juga membantu kita untuk menjelaskan kebiasaan lain yang tidak tampak secara langsung, tapi memiliki efek yang sama kuat untuk keuntungan seperti sensitifitas terhadap harga dan kemauan untuk memaafkan kesalahan Kepuasaan adalah alat perdiksi yang buruk tehadap loyalitas dan gagal untuk menggambarkan pengalaman mendalam konsumen terhadap suatu merk Tidak hanya bah(a kepuasaan tidak sama dengan loyalitas, tepatnya loyalitas saat ini bahkan bukan merupakan alat prediksi yang baik untuk loyalitas masa depan %eperti dijelaskan dalam litetratur contoh bah(a konsumen yang puas berganti merk dan konsumen yang tampak loyal berkurang #al ini tampak berhubugan dengan suatu sistem bah(a konsumen secara )irtual selalu tampak luas, tapi tidak dalam kenyataannya *alaupun telah diketahui sejak lama bah(a kepuasaan saja bukan merupakan determinan yang baik dengan kepuasaan konsumen, hubungan antara konsumen dan merk dapat memprediksi lebih baik loyalitas konsumen sepanjang (aktu dibandigkan hanya tingkat kepuasan saja Telah ada berbagai pendekatan untuk mengetahui dan mengukur loyalitas konsumen, dengan perbedaan le)el di berbagai penelitian +ontohnya : $endekatan indeks loyalitas yang memasukan kepuasan dan intensitas kebiasaan bersamaan dengan indikator loyalitas diambil secara acak seperti yang disarankan $endekatan pseudo attitude yang menanyakan intensitas anda $endekatan tingkah laku sebenarnya yang bergantung pada tingkah laku yang dilaporkan atau lebih jarang tingkah laku yang tertangkap #ubungan (relationship) memberikan penjelasan yang lebih banyak tentang loyalitas dibandingkan model tingkah laku (kebiasaan) dasar yang kon)ensional ,amun dalam beberapa bagian, penelitian tentang loyalitas dapat dikategorikan ke dalam satu dari tiga pendekatan loyalitas berdasarkan metode definisi dan pengukuran Tingkah laku loyalitas secara mudah dibagi dua kelompok - kebiasaan pembelian (utama) dan kebiasaan non pembelian (kedua) Kebiasaan loyalitas pertama seperti frekuensi, )olume, pembagian dan retensi relatif mudah diukur dan diartikan secara langsung menjadi revenues dan keuntungan, tapi bukan merupakan alat prediksi yang baik untuk tingkah laku masa depan Kebiasaan loyalitas kedua seperti referrals, endorsement, ad)okasi dan pemilihan selektif terhadap merk alternatif, adalah lebih sulit untuk diukur dan akibatnya untuk revenues dan keuntungan tidak langsung, (alaupun magnitude lebih besar $endekatan ketiga untuk mendefinisikan loyalitas lebih tidak langsung lagi dan berpotensi lebih sulit diukur - pengukuran tingkag laku &li)er (.///) menyarankan adaptasi model loyalitas tri parti yang menggabungkan kepercayaan, perasaan dan intensi kepada merk untuk menjalankan aksi Prosedur Untuk sur)ey a(al ./00 responden diacak dipilih dari seluruh negara $ara partisipan tidak diperkenankan untuk mengikuti sur)ey lebih dari empat kali dalam satu tahun $ada sur)ey a(al, sikap responden terhadap dua retail brand dan diharapkan tingkat lakunya dapat dinilai Mereka diminta untuk merangking merk (brand) yang agak sedikit familiar dan yang mereka kunjungi lebih dari satu kali dalam 12 hari %ur)ey semuanya dilakukan melalui undangan secara secara on3line melalui email, dan diminta untuk melengkapinya dalam (aktu 42 menit %eluruh perangkingan pertanyaan menggunakan seven-point semi-achored likert scale Kisaran respon dari setuju untuk melengkapi hingga tidak setuju untuk melengkapi dengan berbagai alasan yang dikemukakan $erkiraan 5.6 responden adalah (anita dan tidak ada pengaruh jenis kelamin dalam pencirian ketertarikan $anel dari sampling yang telah digambarkan adalah bentuk kehati3hatian untuk penyampaian kisaran luas profil demografi Usia, pendapatan dan pekerjaan dan adalah semua sebaran yang didistribusikan antara anggota panel untuk merefleksikan populasi kaum de(asa di 7merika %erikat %ebagai tambahan data adalah bobot untuk bilai bias demografi yang dapat dihasilkan dari sampling secara on-line 8iperkirakan 9 bulan setelah sur)ey tersebut dilapang, responden akan menghubungi untuk mengetahui bagaimana mereka sesungguhnya bertingkah laku dalam menyelami (aktu antara penilaian a(al sikap dan jumlah kunjungan mereka untuk target toko eceran Tegasnya, responden akan hanya bertanya tentang tingkah laku mereka di toko bermerk (brand strore) yang mereka nilai 9 bulan yang lalu %ebagai tindak lanjut sur)ey pelanggan ditanyakan berapa uang yang mereka habiskan, proporsi apa yang mereka habiskan untuk toko, berapa frekuensi mereka dalam mengunjungi toko penilaian sebelumnya, antara lain tingkah laku3matriks orientasi Hasil 'eberapa analisa yang berbeda dilakukan untuk menguji hubungan hipotesis antara kategori dari hubungan dan tingkah laku Tujuh tingkah laku kesetiaan (lihat Tabel .) diuji untuk menemukan perbedaan di dalam kelompok konsumen %ebagai tambahan, sebuah pengukuran komitmen yang berbeda digunakan untuk mem)erifikasi efisiensi dari penegasan komitmen sebagai hasil dari sebuah kombinasi dari hubungan personal dan fungsional dengan sebuah merk (brand) 8ua analisa umum dilakukan untuk mengesahkan keseluruhan kerangka dari hipotesis hubungan $ertama, komitmen dimundurkan pada hubungan personal dan interaksinya Keseluruhan model sangat penting (p : 222.), seperti yang diperkirakan oleh parameter untuk hubungan personal (p : 222.), hubungan fungsional (p : 222.) dan interaksinya (p : 225) Tidak hanya konsumen dengan hubungan personal atau fungsional yang lebih mungkin berkomitmen dengan merk (brand) dan akhirnya - setia, pengaruh dari setiap tipe hubungan diperkuat dengan kehadiran dari jenis hubungan yang lain (diagram .) Tabel 1. Perilaku Loyal Tingkah Laku Primer (Berhubungan dengan Pembelian Tingkah Laku Sekunder Tidak berkeberatan untuk membayar lebih pada merk (brand) ;umlah dolar (uang) yang digunakan selama seminggu yang lalu $embagian brand dari total pembelian dalam kategori ;umlah kunjungan selama seminggu yang lalu !ekomendasi Tidak berkeberatan untuk menjauh Tidak berkeberatan untuk membeli di internet Diagram 1. Hubungan !ungsional" hubungan #ersonal dan komitmen %eperti yang telah diduga, dukungan kuat ditemukan untuk H. Konsumen baik yang tidak memiliki hubungan fungsional ataupun personal dengan merk (brand) secara umum tidak menunjukkan tingkah laku yang loyal Meskipun tidak diduga, hasil ini memberikan pengertian tambahan pada tingkah laku yang loyal %angat penting untuk dicatat bah(a sejumlah konsumen yang berarti bertingkah laku loyal melalui inersia yang sederhana, kontribusi dari efek ini tidak cukup untuk menandingi tingkah laku konsumen dalam hubungan fungsional, hubungan personal ataupun hubungan yang berkomitmen 8iagram 4 dan 1 memberikan gambaran ringkas dari hasil ini 8alam kedua belah kasus, data diuji kembali sehingga konsumen yang memiliki komitmen berjumlah seratus untuk memfasilitasi perbandingan antara kategori hubungan Konsumen yang tidak terhubung (<None= di dalam diagram) dinilai lebih rendah pada seluruh tingkah laku, termasuk di dalamnya tingkah laku loyalitas primer dan sekunder dari kelompok yang lain #asil ini berfungsi untuk mengesahkan hubungan antara pengukuran hubungan personal dan fungsional serta tingkah laku yang loyal Lebih lanjut, hal ini mengindikasikan bah(a loyalitas tidak hanya cara pemuasan dengan daya guna 'ahkan konsumen yang mempunyai hubungan fungsional yang rendah menunjukkan tingkah laku yang loyal apabila mereka merasakan sebuah hubungan yang personal #ipotesis kedua juga didukung kuat dari hasil ini Konsumen yang diklasifikasikan dalam hubungan yang berkomitmen lebih mungkin berhubungan dalam setiap tingkah laku yang loyal apabila diukur dengan kelompok yang lain 8iagram 4 merangkum hasil3hasil dari tingkah laku primer - tidak berkeberatan untuk membayar lebih terhadap merk (brand), pengeluaran yang nyata dalam tujuh hari terakhir, pembagian merk (brand) dari total pembelian dalam kategori dan jumlah kunjungan 8iagram 1 merangkum hasil dari tingkah laku sekunder yang loyal - kemungkinan dalam merekomendasikan merk (brand), kerelaan untuk pergi keluar untuk melindungi merk (brand) dan kerelaan untuk membeli merk (brand) secara on3line Mengacu pada konteks sebelumnya tentang penelitian terhadap loyalitas, hasil tersebut untuk konsumen yang berkomitmen sangatlah menarik #asil3hasil tersebut menunjukkan bah(a konsumen yang memiliki hubungan fungsional yang kuat menjadi lebih loyal jika mereka juga mengembangkan hubungan personal dengan merk (brand) Tingkah laku yang loyal dan hasil finansial tidak dapat dioptimalkan hanya melalui kepuasan %ebaliknya, konsumen dengan hubungan personal yang kuat menjadi lebih loyal apabila mereka juga mengembangkan hubungan fungsional dengan merk (brand) Dengan kata lain, menambah hubungan personal dengan hubungan fungsional yang kuat mengoptimalkan tingkah laku yang loyal dan berakibat dengan hasil finansial. #ipotesis ketiga mengusulkan bah(a konsumen dalam hubungan personal dinilai tinggi pada hubungan personal, tetapi rendah dalam hubungan fungsional, tidak berkeberatan untuk membayar harga yang lebih tinggi untuk merk (brand) dibandingkan dengan hubungan fungsional yang tegas #al ini dinilai dengan menggunakan skala tujuh poin milik Likert (seven-point semi-achored likert scale) Konsumen yang tidak berhubungan bernilai rata3rata 44, konsumen yang dalam hubungan fungsional bernilai rata3rata 45 dan konsumen yang dalam hubungan personal dinilai rata3rata 19 Konsumen3konsumen tersebut yang berada dalam hubungan personal secara signifikan tidak berkeberatan untuk membayar lebih terhadap merk (brand) Seperti yang telah diduga, harga menjadi kurang penting bagi konsumen-konsumen yang mempunyai hubungan personal dengan merk (brand). Diagram $. Tingkah laku loyalitas #rimer dan segmen hubungan Diagram %. Tingkah laku loyalitas sekunder dan segmen hubungan Mengacu pada konsumen dengan hubungan personal terhadap merk (brand) tidak terlalu sensitif terhadap harga, kemudian timbul hipotesa bah(a dalam periode (aktu yang diberikan, konsumen akan berbelanja lebih banyak terhadap merk (brand) jika dibandingkan dengan konsumen yang berhubungan secara fungsional ,amun hipotesis ini tidaklah didukung %ementara kedua kelompok, personal dan fungsional, menghabiskan lebih banyak dibandingkan konsumen yang tidak terhubung dan kurang dari konsumen yang berkomitmen Tidak ada perbedaan mendasar dalam le)el pengeluaran diantara kedua kelompok tersebut &m#likasi Mana'erial Tidak diragukan lagi bah(a loyalitas konsumen, dengan mengabaikan definisi diperkerjakan, sangatlah berharga bagi perusahaan >okus saat ini pada hubungan konsumen digerakkan dengan tingkah laku yang loyal yang berasal dari suatu hubungan (relationship) Meskipun demikian, percobaan sebelumnya dalam mendefinisikan dan mengukur loyalitas tidak menghasilkan perkiraan yang dapat dipercaya pada tingkah laku di masa depan, atau menyediakan strategi yang tepat untuk membangun loyalitas %eperti yang ditunjukkan (aktu dan kembali di pasar, konsumen yang puas akan menyeberang dan konsumen yang loyal akan pergi Melakukan segmentasi hubungan, berdasarkan pada hubungan personal dan fungsional, memiliki dua keuntungan utama dibandingkan program loyalitas sebelumnya $ertama, program ini menjelaskan perbedaan bertingkah laku dari konsumen yang puas dan bertingkah laku loyal Memahami bagaimana konsumen yang puas meninggalkan merk (brand) adalah tahap pertama dalam mempertahankan mereka Keuntungan kedua adalah komitmen yang berdasarkan kepercayaan menyediakan sebual model perspektif untuk memulai tingkah laku loyal dan mengubah konsumen yang puas menjadi konsumen yang berkomitmen 'erdasarkan serangkaian skala multi3item yang sederhana, segmentasi hubungan menghasilkan sebuah proses yang mana perusahaan dapat mengidentifikasi kelompok konsumen yang telah ada dan mengubah konsumen dari kelompok yang kurang menghasilkan menjadi kelompok yang lebih menghasilkan Metode ini menjanjikan kemungkinan menaiknya tingkah laku loyal yang primer dan sekunder dengan konsumen perusahaan, sekarang dan menuju masa depan MA(A)*M*( P*MASA+A( Dr. &r. ,irbrandoko" MSM. Segmentasi Hubungan Pelanggan dengan Merk : Diluar Hubungan Personal -leh : 1. BUDHI DHARMA P05609084. 3.34E 2. DESTHY LUSIA V P05609085. 3.34E 3. FAUZAN HIDAYAT P05609089. 3.34E 4. KARNO P05609093. 3.34E 5. MAHLEB YUDINNA E P05609094. 3.34E 6. SUHERLI P05609100. 3.34E !. SUMARNO P05609102. 3.34E 8. SYAFRIL P05609103. 3.34E Program Pas.asar'ana Mana'emen dan Bisnis &nstitut Pertanian Bogor $/1/