Anda di halaman 1dari 51

BAB I

PENDAHULUAN
Osteoarthrosis (OA) atau yang lebih banyak dikenal dengan Osteoarthritis juga dikenal
sebagai artritis degeneratif atau penyakit sendi degeneratif, adalah sekelompok kelainan
mekanik degradasi yang melibatkan sendi, termasuk tulang rawan artikular dan tulang
subchondral. Osteoartritis berasal dari bahasa Yunani yaitu osteo yang berarti tulang, arthro
yang berarti sendi, dan itis yang berarti inflamasi meskipun sebenarnya penderita osteoartritis
tidak mengalami inflamasi atau hanya mengalami inflamasi ringan. OA merupakan bentuk yang
paling umum dari artritis, dan menjadi penyebab utama kecacatan kronis di Amerika Serikat.
al ini mempengaruhi sekitar ! juta orang di "ritania #aya. Osteoarthritis juga mempengaruhi
hampir $% juta orang di Amerika Serikat. &iperkirakan bahwa !'( penduduk telah terbukti OA
(radiografi) pada usia )* tahun, walaupun hanya )'( dari mereka yang memiliki gejala. &i
Amerika Serikat, pasien yang dirawat di rumah sakit untuk osteoarthritis meningkat dari
+$$.''' pada tahun ,--+ menjadi %+*.''' pada $'') (.iken, $''-).
Osteoartritis merupakan salah satu masalah kedokteran yang paling sering terjadi dan
menimbulkan gejala pada orang / orang usia lanjut maupun setengah baya. 0erjadi pada orang
dari segala etnis, lebih sering mengenai wanita, dan merupakan penyebab tersering disabilitas
jangka panjang pada pasien dengan usia lebih dari )* tahun. 1ebih dari sepertiga orang dengan
usia lebih dari 2* tahun mengeluhkan gejala persendian yang ber3ariasi mulai sensasi kekakuan
sendi tertentu dan rasa nyeri intermiten yang berhubungan dengan akti3itas, sampai kelumpuhan
anggota gerak dan nyeri hebat yang menetap, biasanya dirasakan akibat deformitas dan
ketidakstabilan sendi. &egenerasi sendi yang menyebabkan sindrom klinis osteoartritis muncul
paling sering pada sendi tangan, kaki, panggul, dan spine, meskipun dapat terjadi pada sendi
syno3ial mana pun. 4re3alensi kerusakan sendi syno3ial ini meningkat dengan bertambahnya
usia (.iken, $''-).
5linis osteoartritis disertai adanya nyeri sendi yang kronik. "anyak pasien dengan
osteoartritis juga mengalami keterbatasan gerakan, krepitasi dengan gerakan, dan efusi sendi.
4ada kondisi yang berat dapat terjadi deformitas tulang dan subluksasi. Sebagian besar pasien
dengan osteoartritis datang dengan keluhan nyeri sendi. 4asien sering menggambarkan nyeri
yang dalam, ketidaknyamanan yang sukar dilokalisasikan, yang telah dirasakan selama
bertahun6tahun. 7yeri yang berhubungan dengan akti3itas biasanya terasa segera setelah
penggunaan sendi dan nyeri dapat menetap selama berjam6jam setelah akti3itas. (.iken, $''-).
1
"erdasarkan beberapa penjelasan di atas maka dalam hal ini penulis merasa perlu untuk
mengangkat judul 8osteoarthrosis9 dikarenakan dewasa ini OA telah menjadi permasalahan yang
seringkali muncul ke permukaan dan cukup mengganggu bagi pasien6pasien yang terkena OA.
2
Klinik Dokter Keluarga FK UNISMA 7o. #: ;
Berkas Pembinaan Keluarga 7ama pasien ; 0n. S
PKM Jabung 7ama 55 ; 0n. S
KARAKERISIK DEM!"RAFI KELUAR"A
7ama 5epala 5eluarga ; 7y. "
Alamat lengkap ; 5emantren
"entuk 5eluarga ; Extended family
abel #$ &aftar Anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah
No Nama Status
L%
P
Umur Pen&i&ikan Peker'aan
Pasien
Klinik
Ket
,. 7y. " <bu 4 )' th 1ulus S& <#0 Y OA
$. 7y. 0 Anak 4 $- th 1ulus S& 4enjual makanan 0 6
+. 7n. S Anak 4 $2 th 1ulus S:4 4enjual makanan 0 6
2. 0n. A
Anak
:enantu
1 ++ th 1ulus S& "uruh 0ani 0 6
*. An. # =ucu 1 ,,* th 6 6 0 6
Sumber : Data Primer, Agustus 2014
5esimpulan ;
&alam keluarga 7y. " yang berbentuk Extended family, 7y. " di rumah tinggal dengan
dua orang anaknya, seorang anak menantunya, dan seorang cucu.. 7y. " adalah seorang ibu
berumur )' tahun, sebagai penderita OA, beralamat di kemantren, >abung.
3
BAB II
SAUS PENDERIA
A$ ANAMNESIS
,. <dentitas 4enderita
7ama ; 7y. "
?mur ; )' 0ahun
Alamat ; 5emantren, >abung
>enis kelamin ; 4erempuan
Agama ; <slam
4ekerjaan ; <#0
"angsa@ suku ; <ndonesia@>awa
$. 5eluhan utama
1utut kanan kaku setiap pagi sejak , minggu ini.
+. #iwayat penyakit sekarang
4asien mengungkapkan lutut kanan kaku sejak , minggu ini. Selain itu pasien juga merasa
lutut kanannya nyeri. 5eluhan ini dirasakan pasien setiap pagi, terutama saat bangun tidur.
4asien juga mengungkapkan bahwa keluhan yang dirasakannya seringkali juga muncul saat
pasien berakti3itas seperti jalan kaki jauh, bersepeda, atau naik turun tangga. Awalnya sekitar $
minggu yang lalu pasien sering merasa lutut kanannya sedikit nyeri dan rasanya seperti ada
bunyi 8kretek6kretek9 setelah pasien berakti3itas dengan kakinya. 5eluhan itu semakin berat
dirasakan pasien dari hari ke hari. 7amun seminggu kemudian setiap pasien bangun tidur, pasien
merasa lutut kanannya kaku dan nyeri. 4asien mengatakan keluhannya ini berkurang saat pasien
beristirahat.
2. #iwayat penyakit dahulu
4asien mengungkapkan tidak pernah mengalami keluhan seperti ini.
*. #iwayat pengobatan
0idak ada.
). #iwayat penyakit keluarga
4asien mengungkapkan bahwa didalam keluarganya tidak ada yang memiliki keluhan seperti
ini. Asma (6), 0 (6), &: (6).
%. &ata psikososial spiritual
4asien mengatakan ingin cepat sembuh karena nyeri dan kaku di lutut kanannya yang
dialaminya sangat menggangunya dalam akti3itas sehari6hari.
4
!. 4ola akti3itas sehari6hari
a. Akti3itas istirahat
4asien mengungkapkan tidak bekerja bekerja namun tiap pagi pasien belanja ke pasar
dengan bersepeda bersama anak menantunya untuk keperluan menjual makanan. Setelah itu
pasien hanya di rumah atau melakukan perkerjaan rumah seperti biasa.
b. 7utrisi
4asien mengatakan makan + kali sehari dengan komposisi nasi, lauk dan sayuran, serta
tidak ada pantangan terhadap makanan tertentu.
c. Aliminasi
4asien mengatakan buang air kecil *6) kali sehari, warna urine kuning jernih, dan
mengatakan buang air besar , B@ hari konsisitensi lembek.
d. ygiene perseorangan
4asien mengatakan mandi $ B@hari dengan sabun.
B$ Pemeriksaan (isik
Kea&aan Umum Sakit ringan, compos mentis, giCi kesan kurang.
an&a )ital
Status "i*i
0ensi ; ,*'@-'mmg
7adi ; -' B@ menit, irama reguler, isi dan tegangan cukup
Drekuensi #espirasi; $, B@menit
Suhu ; +).*
'
=
"" E )! kg
0" E ,*$ cm
Kulit .arna sawo matang, turgor menurun (6), hiperpigmentasi (6),
kering (6), teleangiektasis (6), petechie (6), ikterik (6), ekimosis
(6), pucat (6)
Ke+ala "entuk mesocephal, rambut warna hitam, uban (F), mudah
rontok (6), luka (6)
Mata :ata cekung (6@6), konjuncti3a pucat (6@6), sklera ikterik (6@6),
perdarahan subkonjugti3a (6@6), pupil isokor dengan diameter
(+ mm@+ mm), reflek cahaya (F@F), edema palpebra (6@6),
strabismus (6@6)
elinga :embran timpani intak, sekret (6), darah (6), nyeri tekan
mastoid (6), nyeri tekan tragus (6)
Hi&ung 7afas cuping hidung (6), sekret (6), epistaksis (6), fungsi
penghidu baik
Mulut Sianosis (6), gusi berdarah (6), gigi tanggal (F), bibir kering
5
(6), pucat (6), lidah tifoid (6), papil lidah atrofi (6), stomatitis
(6), luka pada sudut bibir (6)
Le,er >G4 #F$cm (tidak meningkat), trakea di tengah, simetris,
pembesaran kelenjar tiroid (6), pembesaran limfonodi cer3ical
(6), leher kaku (6), distensi 3ena63ena leher (6)
,ora- "entuk normochest, simetris, pengembangan dada kanan E
kiri, retraksi intercostal (6), spider ne3i (6), pernafasan
thorakoabdominal, sela iga melebar (6), pembesaran 5H"
aBilla (6@6)
Jantung .
<nspeksi <ktus kordis tidak tampak
4alpasi <ktus kordis teraba di S<= G , cm medial linea
mediocla3icularis
<ktus kordis tidak kuat angkat
4erkusi "atas jantung kanan atas ; S<= << linea sternalis deBtra
"atas jantung kanan bawah ; S<= <G linea parasternalis
dekstra
"atas jantung kiri atas ; S<= << linea parasternalis sinistra
"atas jantung kiri bawah ; S<= G , cm medial linea
mediokla3icularis sinistra
4inggang jantung ; S<= <<6<<< parasternalis sinistra
I konfigurasi jantung kesan tidak melebar
Auskultasi # ; -' kali@menit reguler. "unyi jantung <6<< murni,
intensitas normal, reguler, bising (6), gallop (6). "unyi jantung
< J "unyi jantung <<, di S<= G , cm medial linea
mediokla3ikula sinistra dan S<= <G linea parasternal sinistra.
"unyi jantung << J "unyi jantung < di S<= << linea parasternal
deBtra et sinistra.
Pulmo .
<nspeksi 7ormochest, simetris, sela iga melebar (6), iga mendatar (6),
pengembangan dada kanan E kiri, sela iga melebar, retraksi
intercostal (6)
4alpasi Simetris, pergerakan dada ka E ki, peranjakan dada ka E ki,
fremitus raba kanan E kiri
4erkusi Sonor @ Sonor
Auskultasi Suara dasar 3esikuler intensitas normal, suara tambahan
wheeCing (6@6), ronchi basah kasar /0%01, ronchi basah halus
basal paru (6@6), krepitasi (6@6)
4unggung kifosis (6), lordosis (6), skoliosis (6), nyeri ketok kosto3ertebra
6
(6),
Ab&omen .
<nspeksi &inding perut sejajar dari dinding thorak, distended (6),
3enektasi (6), sikatrik (6), stria (6), caput medusae (6)
Auscultasi 4eristaltik (F) normal
4erkusi 0impani, pekak alih (6)
4alpasi Supel, hepar tidak teraba, lien tidak teraba.
Akstremitas 5uku pucat (6), spoon nail (6)
Akral dingin Odem
K K
K K
K K
K K
Status Lokalisata
Akstremitas <nferior regio artikulasio genu deBtra.
<nspeksi
o 5ontur jaringan lunak ; edema (6)
o .arna merah (6)
o >aringan parut (6)
4alpasi
o 4anas (6),
o 4enebalan dan penonjolan tulang (6)
o 5ontur jaringan lunak ; penebalan membran sino3ial (F), spasme otot (F)
o 7yeri lokal (F)
4ergerakan
o Dleksi terbatas ( 7E ,$'6,2*
'
=)
o Aktensi dalam batas normal (7E '
'
=)
o 7yeri bila digerakkan (F)
o 5repitasi (6)
5ekuatan otot (membandingkan dengan tahanan pemeriksa)
o Dleksi ; dalam batas normal
o Aktensi ; dalam batas normal
7
o =ara berjalan ; antalgik yaitu cara berjalan dengan berupaya menurunkan berat
badan untuk mengurangi nyeri
2$ Pemeriksaan +enun'ang
=ek kadar Asam urat
Dhoto rontgen genu deBtra A4@1
D$ DIA"N!SIS H!LISIK
#$ Diagnosis Biologis
Suspek Osteoarthritis Artikulasio Henu &eBtra.
3$ Diagnosis Psikologis
ubungan dengan anggota keluarga yang lain saling mendukung dan saling
memperhatikan kondisi kesehatan.
4$ Diagnosis Sosial Ekonomi &an Bu&a5a
a) Status ekonomi kesan kurang.
b) 4enyakit mengganggu aktifitas sehari6hari.
E$ PENAALAKSANAAN
Non Me&ika mentosa
6 Adukasi mengenai OA.
6 &ianjurkan untuk latihan duduk dan berdiri secara perlahan setiap hari selama ,*6$'
menit untuk melatih otot agar tidak kaku.
6 &ianjurkan kepada pasien agar makan dan minum makanan yang sehat.
Me&ikamentosa
meloBicam tab , B %,* mg
antasida tab , B $'' mg
#@ meloBicam tab mg %,* 7o.L
S , dd tab ,
#@ antasida mg $'' 7o. L
S , dd tab ,
4ro; 7y. " ()' tahun)
F$ PR!"N!SIS
Ad 3itam ; dubia bonam
Ad sanam ; dubia bonam
8
Ad fungsionam ; dubia bonam
"$ F!LL!6 UP
7ama ; 7y. "
&iagnosis ; Suspek Osteoarthritis Artikulasio Henu &eBtra.
Tabel flosheet penderita
0gl Subyektif Obyektif Assesment 0herapy
$'@!@,2. 1utut kanan nyeri
dan kaku saat
bangun tidur.
0; ,*'@-' mmg
7; -' B@menit
##; $, B@menit
S ; +),*
Suspek
Osteoarthritis
Artikulasio
Henu &eBtra.
meloBicam tab , B %,*
mg
antasida tab , B $''
mg
5<A
$,@!@,2. 1utut kanan nyeri
dan kaku saat
bangun tidur.
0; ,2'@-'mmg
7; !!B@menit
##; $'B@menit
S ; +),$
Suspek
Osteoarthritis
Artikulasio
Henu &eBtra.
meloBicam tab , B %,*
mg
antasida tab , B $''
mg
5<A
$$@!@,2 1utut kanan nyeri
dan kaku saat
bangun tidur.
0; ,2'@!' mmg
7; -'B@menit
##; $'B@menit
S ; +),).
Suspek
Osteoarthritis
Artikulasio
Henu &eBtra.
meloBicam tab , B %,*
mg
antasida tab , B $''
mg
5<A
BAB III
IDENIFIKASI FUN"SI0FUN"SI KELUAR"A
A$ FUN"SI H!LISIK
#$ Fungsi Biologis
4asien (7y. ", )' tahun) tinggal seorang diri di rumahnya. 5eluarga pasien
terdiri dari Suami pasien sudah meninggal, dan * anak pasie, + orang sudah
berkeluarga dan tinggal di daerah berbeda dengan pasien, $ orang anaknya tinggal
9
masih tinggal serumah di rumah pasien. 4asien adalah penderita OA. Selama sakit
ini, pasien menggalami sedikit gangguan dalam melakukan akti3itas sehari6hari.
3$ Fungsi Psikologis
ubungan keluarga antara 7y." dan keluarganya terjalin cukup baik, dan saling
memperhatikan satu sama lain. 5eluarga ini saling memperhatikan masalah kesehatan,
terbukti pada saat pasien sakit, anak pasien selalu mengantarkan pasien untuk berobat ke
puskesmas.
4$ Fungsi Sosial
&alam kehidupan sehari6hari, pasien hanya anggota masyarakat biasa, tidak
mempunyai kedudukan sosial tertentu dalam masyarakat. ubungan pasien dengan
tetangga juga baik, terutama dengan teman sebaya di lingkungan tempat tinggal pasien.
7$ Fungsi Ekonomi &an Pemenu,an Kebutu,an
4enghasilan keluarga selama ini kurang. ?ntuk biaya hidup sehari6hari seperti makan,
minum, dan listrik berasal dari penghasilan pasien sendiri dan anaknya sebagai penjual
makanan. ?ntuk kebutuhan air dengan menggunakan air sumur. ?ntuk memasak memakai
kayu bakar. :akan biasanya sebanyak $ kali sehari dengan nasi satu piring, sayur dan lauk
pauk berupa tahu dan tempe. 4asien lebih banyak minum air putih atau teh. >ika ada
keluarga yang sakit biasanya akan beli obat di warung atau apotek, apabila tidak sembuh baru
berobat ke puskesmas terdekat.
5esimpulan ;
&ari poin satu sampai empat dari fungsi holistik, fungsi biologis pasien mengalami
gangguan, dimana pasien menderita suspek OA. Dungsi psikologis baik karena anggota
keluarga begitu memperhatikan kesehatan pasien, walaupun sosial6ekonomi pasien kurang
baik sebagai penjual makanan.
B$ FUN"SI FISI!L!"IS /A$P$"$A$R S2!RE1
?ntuk menilai fungsi fisiologis keluarga ini digunakan A$P$"$A$R S2!RE dengan
nilai hampir selalu E $, kadang E ,, hampir tidak pernah E '. A$P$"$A$R S2!RE disini
akan dilakukan pada masing6masing anggota keluarga dan kemudian dirata6rata untuk
menentukan fungsi fisiologis keluarga secara keseluruhan. 7ilai rata6rata ,62 E jelek, *6% E
sedang, !6,' E baik.
10
1! Adaptasi
5emampuan anggota keluarga tersebut beradaptasi dengan anggota keluarga yang lain, serta
penerimaan, dukungan dan saran dari anggota keluarga yang lain.
2! Partnership
:enggambarkan komunikasi, saling membagi, saling mengisi antara anggota keluarga
dalam segala masalah yang dialami oleh keluarga tersebut.
"! #roth
:enggambarkan dukungan keluarga terhadap hal6hal baru yang dilakukan anggota keluarga
tersebut.
4! Affe$tion
:enggambarkan hubungan kasih sayang dan interaksi antar anggota keluarga.
%! &esol'e
:enggambarkan kepuasan anggota keluarga tentang kebersamaan dan waktu yang
dihabiskan bersama anggota keluarga yang lain.
abel #. A4HA# 7y. " terhadap keluarga
A$P$"$A$R N5$ B er,a&a+ Keluarga
Ham+ir
selalu
Ka&ang0
ka&ang
Ham+ir
ti&ak
+erna,
A
Saya puas bahwa saya dapat kembali ke
keluarga saya bila saya menghadapi masalah

P
Saya puas dengan cara keluarga saya
membahas dan membagi masalah dengan saya

"
Saya puas dengan cara keluarga saya
menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan kegiatan baru atau arah
hidup yang baru

A
Saya puas dengan cara keluarga saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan
merespon emosi saya seperti kemarahan,
perhatian dll

R
Saya puas dengan cara keluarga saya dan saya
membagi waktu bersama6sama

0otal poin E ,'
abel 3. A4HA# 7y. 0 terhadap keluarga
A$P$"$A$R N5$ er,a&a+ Keluarga
Ham+ir
selalu
Ka&ang0
ka&ang
Ham+ir
ti&ak
+erna,
A
Saya puas bahwa saya dapat kembali ke
keluarga saya bila saya menghadapi masalah

P Saya puas dengan cara keluarga saya
11
membahas dan membagi masalah dengan saya
"
Saya puas dengan cara keluarga saya menerima
dan mendukung keinginan saya untuk
melakukan kegiatan baru atau arah hidup yang
baru

A
Saya puas dengan cara keluarga saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan
merespon emosi saya seperti kemarahan,
perhatian dll

R
Saya puas dengan cara keluarga saya dan saya
membagi waktu bersama6sama

0otal poin E ,'
A$P$"$A$R S2!RE keluarga pasien E (,'F,') @ $E ,'
Kesim+ulan . fungsi fisiologis keluarga pasien baik
Secara keseluruhan total poin dari A$P$"$A$R keluarga pasien adalah $', sehingga
rata6rata A$P$"$A$R dari keluarga pasien adalah ,'. al ini menunjukkan bahwa fungsi
fisiologis yang dimiliki keluarga pasien dalam keadaan baik.
2$ FUN"SI PA!L!"IS /S$2$R$E$E$M1
Dungsi patologis dari keluarga 7y. " dinilai dengan menggunakan S.=.#.A.A.: sebagai
berikut ;
abel 8$ Dungsi patologis ( S.=.#.A.: ) dari keluarga 0n. ".
SUMBER PA!L!"I KE
So9ial
<nteraksi sosial yang baik antar anggota keluarga juga
dengan saudara, partisipasi mereka dalam kegiatan
kemasyarakatan cukup aktif.
6
2ultural
5epuasan atau kebanggaan terhadap budaya baik, hal ini
dapat dilihat dari pergaulan sehari6hari baik dalam keluarga
maupun di lingkungan, banyak tradisi budaya yang masih
diikuti. Sering mengikuti acara6acara yang bersifat hajatan,
sunatan, dll. :enggunakan bahasa jawa, tata krama dan
kesopanan.
6
Religion 4emahaman agama cukup. 4enerapan ajaran juga baik, hal
ini dapat dilihat dari penderita dan keluarga yang rutin
6
12
menjalankan sholat lima waktu dan sering mengikuti
pengajian di desa.
E9onomi9
Ekonomi keluarga ini kurang: untuk kebutu,an +rimer
&an sekun&er su&a, belum &a+at ter+enu,i semua$
F
E&u9ation
Pen&i&ikan anggota keluarga kurag mema&ai$
Pengeta,uan &an +ema,aman mengenai kese,atan
+a&a keluarga ini kurang$
F
Me&i9al
Keluarga ini belum mengangga+ +emeriksaan rutin
kese,atana sebagai kebutu,an: se,ingga keluarga ini
,an5a akan memeriksakan kese,atann5a bila merasa
kese,atann5a se&ang ti&ak baik &an mengganggu
akti;itas$ Dalam men9ari +ela5anan kese,atan keluarga
ini biasan5a &atang ke &okter +raktek atau &i balai
+engobatan &i &ekat ruma,$
<
5esimpulan ;
&alam keluarga 7y. " terdapat masalah fungsi E$onomi$ di mana ekonomi keluarga ini
kurang, untuk kebutuhan primer dan sekunder sudah belum dapat terpenuhi semua, fungsi
Edu$ation di mana pendidikan anggota keluarga kurag memadai. 4engetahuan dan
pemahaman mengenai kesehatan pada keluarga ini kurang, dan fungsi (edi$al dimana
keluarga ini belum menganggap pemeriksaan rutin kesehatana sebagai kebutuhan, sehingga
keluarga ini hanya akan memeriksakan kesehatannya bila merasa kesehatannya sedang tidak
baik dan mengganggu akti3itas. &alam mencari pelayanan kesehatan keluarga ini biasanya
datang ke dokter praktek atau di balai pengobatan di dekat rumah.
D$ "EN!"RAM
Alamat lengkap ; 5emantren, >abung
"entuk 5eluarga ; Extended )amily
Diagram #$ Henogram 5eluarga 7y. "
13
0n. S 0n. &
0n. 5
0n. .
0n. s
7y.#
0n. &
7y.>
7y.Y
0n. A
0n. D
7y.< 7y."
7n. S 7y.1 7y. 0
An. #
Sumber : Data Primer, Agustus 2014
Keterangan.
; 1aki6laki ; pasien
; 4erempuan ; telah meninggal
Kesim+ulan .
&ari genogram di atas dapat disimpulkan bahwa 0"= yang diderita oleh 7y. " bukan
merupakan penyakit yang diturunkan atau ditularkan dari anggota keluarga yang lain.
E$ INF!RMASI P!LA INERAKSI KELUAR"A
Diagram 2. Pola *ntera+si ,eluarga -y! .
Sumber : Data Primer, Agustus 2014
Keterangan .
. Hubungan Baik
. Hubungan ti&ak baik
Kesim+ulan .
14
Nn.
S
Tn. K Ny.
B
Ny.
L
Ny.
L
Tn.
W
Ny.
T
ubungan antara 7y. "dengan anaknya, cukup baik. &alam keluarga ini tidak pernah
terjadi konflik atau hubungan buruk antar anggota keluarga.
BAB I)
IDENIFIKASI FAK!R0FAK!R =AN" MEMPEN"ARUHI KESEHAAN
A$ IDENIFIKASI FAK!R PERILAKU DAN N!NPERILAKU KELUAR"A
,. Daktor perilaku keluarga
a. 4engetahuan
5eluarga ini memiliki pengetahuan yang cenderung kurang tentang kesehatan karena
pasien hanya lulusan S&. :enurut pendapat semua anggota keluarga, yang dimaksud
kondisi sehat adalah suatu kondisi dimana seseorang tidak menderita penyakit sehingga
bisa melakukan akti3itasnya dengan baik.
b. Sikap
5eluarga ini peduli terhadap kesehatan penderita. 5eluarga.sering mengantarkan
pasien berobat ke puskesmas dan mengingatkan untuk selalu rutin minum obat.
c. 0indakan
5eluarga sering mengantarkan pasien untuk berobat ke puskesmas untuk
memeriksakan kondisi kesehatannya dan pasien patuh terhadap pengobatan.
$. Daktor 7on 4erilaku
15
Daktor non perilaku yang mempengaruhi kesehatan masyarakat adalah lingkungan
hidup. 1ingkungan hidup adalah segala sesuatu baik benda maupun keadaan yang berada di
sekitar manusia, yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia dan masyarakat, yaitu
lingkungan biologiM lingkungan fisikM lingkungan ekonomi dan lingkungan sosial (Antjang,
$''').
5eadaan perumahan adalah salah satu faktor yang menentukan keadaan higiene dan
sanitasi lingkungan. 4erumahan yang terlalu rapat dan sempit mengakibatkan tingginya
kejadian penyakit, kecelakaan dan lain6lain. rumah yang sehat menurut .inslow adalah
yang mampu memenuhi kebutuhan fisiologis, psikologis, menghindari terjadinya
kecelakaan, dan menghindari terjadinya penyakit (Sukarni, ,--2).
a. 1ingkungan
#umah yang dihuni oleh keluarga ini terletak di dalam gang dan berdempetan
dengan tetangganya. #umah tersebut kurang memenuhi standar kesehatan. &i mana
3entilasi dan pencahayaan rumah tersebut kurang. 1antai rumah langsung dengan
tanah. 1istrik sudah ada, kamar mandi dan jamban sudah ada. 4embuangan limbah
keluarga sudah dialirkan ke dalam got pembuangan limbah yang ada di depan rumah.
?ntuk pengelolaan sampah, sampah keluarga dibuang di pembuangan sampah yang ada
di belakang rumah untuk kemudian dibakar. 5ebersihan rumah keluarga ini kurang
terjaga.
b. 4elayanan 5esehatan
Apabila ada salah satu anggota keluarga yang sakit, maka keluarga ini biasanya
menggunakan balai pengobatan yang terletak dekat dengan rumah sebagai sarana
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.
c. 5eturunan
&alam keluarga tidak didapatkan keluarga yang pernah menderita penyakit tersebut.
Diagram 4$ Daktor 4erilaku dan 7on 4erilaku
16
5eluarga 7y. "
Pengeta,uan .
5eluarga kurang mengetahui
penyakit penderita
Keturunan;
0idak ada faktor keturunan
Pela5anan Kese,atan;
>ika sakit menggunakan balai pengobatan
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
in&akan.
5eluarga sering
mengantarkan penderita
berobat ke puskesmas
Sika+;
5eluarga peduli terhadap
penyakit pasien.
Lingkungan.
5eluarga kurang memahami pentingnya
kebersihan lingkungan.
5eterangan ;
; Daktor 4erilaku
; Daktor 7on 4erilaku
A$ I&enti(ikasi Lingkungan Ruma,
,. Hambaran 1ingkungan
5eluarga ini tinggal di sebuah rumah berukuran ) m B * m yang berdempetan dengan
rumah tetangga, didepan rumah tidak terdapat pekarangan tetapi langsung rumah
penduduk lagi. #umah ini terdiri dari satu ruang tamu, dua kamar tidur, satu dapur, satu
kamar mandi yang sudah memiliki fasilitas jamban keluarga. 4intu masuk dan keluar ada
dua di bagian depan rumah, dan di bagian belakang rumah pintu ditutup dengan bahan
kayu. 0erdapat jendela kaca di depan. 1antai rumah terbuat dari tanah. Gentilasi dan
penerangan rumah kurang. Atap rumah tersusun dari genteng. 5amar memiliki satu kasur
untuk tidur. &inding rumah berupa kayu triplek yang sudah dicat. 4erabotan rumah
tangga kurang lengkap. Sehari6hari keluarga memasak menggunakan kayu bakar. Sumber
air untuk kebutuhan sehari6harinya keluarga ini menggunakan sumur. Secara keseluruhan
kebersihan rumah kurang terjaga.
$. &enah #umah
17
5amar , 5amar $
dapur
5amar
mandi
#uang tamu
u
"ambar #$ &enah #umah
Kesim+ulan ; 1ingkungan rumah kurang memenuhi syarat kesehatan.
BAB )
DAFAR MASALAH
A$ MASALAH MEDIS .
,. 1utut kanan kaku dan nyeri , minggu ini.
B$ MASALAH N!N MEDIS .
,. Selama sakit ini, pasien menggalami sedikit gangguan dalam melakukan akti3itas
sehari6hari.
$. Akti3itas pagi berbelanja di pasar tradisional setiap hari.
+. Dungsi fisiologis keluarga 7y. " baik.
2$ DIA"RAM PERMASALAHAN PASIEN
/(enggambar+an hubungan antara timbulnya masalah +esehatan yang ada dengan fa+tor0
fa+tor resi+o yang ada dalam +ehidupan pasien1
Diagram 4$ &iagram 4ermasalahan 4asien
18
N5$ B&engan
Sus+e9t !A
Dungsi fisiologis keluarga 7y. " baik.
Selama sakit, pasien menggalami
sedikit gangguan dalam melakukan
akti3itas sehari6hari.
Akti3itas pagi berbelanja di pasar
tradisional setiap hari
D$ MARIKULASI MASALAH
4rioritas masalah ini ditentukan melalui teknik kriteria matriks. (ACrul, ,--))
abel >$ :atrikulasi masalah
No$ Da(tar Masala,
I

R
Jumla,
I--R 4 S S" :n :o :a
,.
5ondisi hygiene
perorangan yang kurang
baik
2 2 2 2 + + + )-,$
+
Dungsi fisiologis keluarga
7y. " "aik.
2 + + + $ $ 2 ,%$!
5eterangan ;
< ; *mportan$y (pentingnya masalah)
4 ; Pre'alen$e (besarnya masalah)
S ; Se'erity (akibat yang ditimbulkan oleh masalah)
S" ; So$ial .enefit (keuntungan sosial karena selesainya masalah)
0 ; 2e$hnology (teknologi yang tersedia)
# ; &esour$es (sumber daya yang tersedia)
:n ; (an (tenaga yang tersedia)
:o ; (oney (sarana yang tersedia)
:a ; (aterial (pentingnya masalah)
5riteria penilaian ;
, ; tidak penting
$ ; agak penting
+ ; cukup penting
2 ; penting
* ; sangat penting
E$ DIA"N!SA H!LISIK
19
#$ As+ek Personal .
,. 5eluhan ?tama; 1utut kanan kaku dan nyeri , minggu ini.
$. arapan; 4asien berharap agar keluhannya bisa cepat sembuh, bisa melakukan aktifitas
sehari6hari
+. 5ekhawatiran; 4asien takut kambuh kembali dan mengalami gangguan dalam
melaksanakan akti3itas sehari6hari.
$. As+ek Klinis ;
Suspek OA.
4$ As+ek Resiko Internal .
?sia dan berat badan.
7$ As+ek Resiko Eksternal .
Akti3itas pagi berbelanja di pasar tradisional setiap hari.
8$ As+ek Fungsional.
4asien tidak bisa beraktifitas saat kambuh (derajat $)
F$ PENAALAKSANAAN K!MPREHENSIF
#$ Promoti( .
:enjelaskan kepada pasien tentang osteoarthritis, factor risiko dan bahayanya.
:emberikan saran kepada pasien agar berobat secara teratur, jika nyeri masih
mengganggu dan menyebabkan keterbatasan gerak yang permanen dianjurkan agar
pasien berobat ke #S?& dengan spesialis "edah Ortopedi
3$ Pre;enti( .
:enyarankan melakukan latihan untuk memperluas gerak sendi untuk mencegah
kekakuan yang dapat terjadi.
:enyarankan tidak melakukan pekerjaan atau akti3itas berat yang dapat memperberat
penyakit misalnya naik turun tangga (pekerjaan yang bertumpu pada lutut)
:enyarankan menjaga berat badan untuk megurangi resiko penyakit.
4$ Kurati( .
7on farmakologi; dapat mengompres dengan air hangat atau pun dingin untuk
menghilanhkan nyeri di sekitar lutut, dapat dilakukan selama +' menit setiap hari.
1atihan duduk dan berdiri secara perlahan setiap hari selama ,*6$' menit untuk melatih
otot agar tidak kaku. &ianjurkan kepada pasien agar makan dan minum makanan yang
sehat.
20
Darmakologi ;
7$ Re,abilitati( .
4enderita dianjurkan untuk makan makanan yang bergiCi dan istirahat yang cukup untuk
membantu proses penyembuhan.
BAB )I
INJAUAN PUSAKA
?$# De(inisi
Osteoarthrosis atau osteoarthritis (OA) merupakan penyakit sendi degeneratif yang
berkaitan dengan kerusakan kartilago sendi. Gertebra, panggul, lutu, dan pergelangan kaki paling
sering terkena OA..(Soeroso, $''-).
Osteoartritis merupakan kelainan sendi non inflamasi yang mengenai sendi6sendi
penumpu berat badan dengan gambaran patologis yang berupa memburuknya tulang rawan
sendi, yang merupakan hasil akhir dari perubahan biokimiawi, metabolisme fisiologis maupaun
patologis yang terjadi pada perendian (&harmawirya, $''').
?$3 E+i&emiologi
OA merupakan penyakit rematik sendi yang paling banyak mengenai terutama pada
orang6orang diatas *' tahun. &i atas !*( orang berusia )* tahun menggambarkan OA pada
gambaran B6ray, meskipun hanya +*(6*'( hanya mengalami gejala. ?mur di bawah 2* tahun
pre3alensi terjadinya Osteoarthritis lebih banyak terjadi pada pria sedangkan pada umur **
tahun lebih banyak terjadi pada wanita. 4ada beberapa penelitian menunjukkan bahwa terjadi
peningkatan terjadinya Osteoarthritis pada obesitas, pada sendi penahan beban tubuh (Ariani,
$''-).
4rogresifitas dari OA biasanya berjalan perlahan6lahan, terjadi dalam beberapa tahun
atau bahkan dekade. 7yeri yang timbul biasanya menjadi sumber morbiditas awal dan utama
21
pada pasien dengan OA. 4asien dapat secara progresif menjadi semakin tidak aktif berakti3itas,
membawa kepada morbiditas karena berkurangnya akti3itas fisik (termasuk penurunan berat
yang bermakna). 4re3alensi OA berbeda6beda pada berbagai ras. OA lutut lebih banyak terjadi
pada wanita Afrika Amerika dibandingan dengan ras yang lainnya. 0erdapat kecenderungan
bahwa kemungkinan terkena OA akan meningkat seiring dengan pertambahan usia. 4enyakit ini
biasanya sebanding jumlah kejadiannya pada pria dan wanita pada usia 2*6** tahun. Setelah
usia ** tahun, cenderung lebih banyak terjadi pada wanita. Sendi distal interfalangeal dan dan
proksimal interfalangeal seringkali terserang sehingga tampak gambaran eberden dan
"ouchard nodes, yang banyak ditemui pada wanita (1oCada, $''-).
&i <ndonesia, pre3alensi osteoartritis mencapai *( pada usia N2' tahun, +'( pada usia
2'6)' tahun, dan )*( pada usia J), tahun.* ?ntuk osteoartritis lutut pre3alensinya cukup tinggi
yaitu ,*,*( pada pria dan ,$,%( pada wanita. 4asien OA biasanya mengeluh nyeri waktu
melakukan akti3itas atau jika ada pembebanan pada sendi yang terkena. 4ada derajat nyeri yang
berat dan terus menerus bisa mengganggu mobilitas. &iperkirakan , sampai $ juta orang la njut
usia di <ndonesia menderita cacat karena OA.(Soeroso. $''-).
?$4 Etiologi
Atiologi penyakit ini tidak diketahui dengan pasti.

?ntuk penyakit dengan penyebab yang
tidak jelas, istilah faktor resiko (faktor yang meningkatkan resiko penyakit) adalah lebih tepat.
Secara garis besar, faktor resiko untuk timbulnya OA (primer) adalah seperti di bawah ini. arus
diingat bahwa masing6masing sendi mempunyai biomekanik, cedera, dan persentase gangguan
yang berbeda, sehingga peran faktor6faktor resiko tersebut untuk masing6masing OA tertentu
berbeda. &engan melihat faktor6faktor resiko ini, maka sebenarnya semua OA adalah sekunder.
Daktor6faktor resiko OA indi3idu dapat dipandang sebagai ;
,. faktor yang mempengaruhi predisposisi generalisata
$. faktor6faktor yang menyebabkan beban biomekanis tidak normal pada sendi6sendi
tertentu.
5egemukan, faktor genetik dan jenis kelamin adalah faktor resiko umum yang penting.
"eberapa faktor resiko akan dibahas lebih di bawah ini, antara lain ;
Umur
&ari semua faktor resiko untuk timbulnya OA, faktor penuaan adalah yang terkuat.
4re3alensi dan beratnya OA semakin meningkat dengan bertambahnya umur. OA hampir tidak
pernah ada pada anak6anak, jarang pada umur di bawah 2' tahun dan sering pada umur di atas
22
)' tahun. Akan tetapi harus diingat bahwa OA bukan akibat penuaan saja. 4erubahan tulang
rawan sendi pada penuaan berbeda dengan perubahan pada OA.
Jenis kelamin
.anita lebih sering terkena OA lutut dan OA banyak sendi, dan lelaki lebih sering
terkena OA paha, pergelangan tangan, dan leher. Secara keseluruhan, di bawah 2* tahun
frekuensi OA kurang lebih sama pada laki dan wanita, tetapi di atas *' tahun (setelah
menopause) frekuensi OA lebih banyak pada wanita daripada laki. al ini menunjukkan adanya
peran hormonal pada patogenesis OA.
Selain itu, predominasi wanita pada OA dipengaruhi oleh kebiasaan wanita dalam
menggunakan sepatu ber6hak tinggi. "erdasarkan penelitian, pemakaian sepatu ber6hak tinggi
menunjukkan peningkatan tekanan terhadap sendi pallatofemoral dan kompartemen medial
lutut. al ini merupakan predisposisi perubahan degeneratif pada sendi, dalam hal ini OA.
Suku bangsa
4re3alensi dan pola terkenanya sendi pada OA nampaknya terdapat perbedaan di antara
masing6masing suku bangsa. :isalnya, OA paha lebih jarang di antara orang6orang kulit hitam
dan Asia daripada 5aukasia. OA lebih sering dijumpai pada orang6orang Amerika asli (<ndian)
daripada orang6orang kulit putih. al ini mungkin berkaitan dengan perbedaan cara hidup
maupun perbedaan pada frekuensi kelainan kongenital dan pertumbuhan.
Genetik
Daktor herediter juga berperan pada timbulnya OA misalnya, pada ibu dari seorang
wanita dengan OA pada sendi6sendi interfalang distal (nodus eberden) terdapat dua kali lebih
sering OA pada sendi6sendi tersebut, dan anak6anaknya perempuan cenderung mempunyai + kali
lebih sering, daripada ibu dan anak perempuan6perempuan dari wanita tanpa OA tersebut.
Adanya mutasi dalam gen prokolagen << atau gen6gen struktural lain untuk unsur6unsur tulang
rawan sendi seperti kolagen tipe <L dan L<<, protein pengikat atau proteoglikan dikatakan
berperan dalam timbulnya kecenderungan familial pada OA tertentu (terutama OA banyak
sendi).
Kegemukan dan penyakit metabolik
"erat badan yang berlebih nyata berkaitan dengan meningkatnya resiko untuk timbulnya
OA baik pada wanita maupun pada pria. 5egemukan ternyata tidak hanya berkaitan dengan OA
pada sendi yang menanggung beban, tetapi juga dengan OA sendi lailn (tangan atau
sternokla3ikula). Oleh karena itu di samping faktor mekanis yang berperan (karena
23
meningkatnya beban mekanis), diduga terdapat faktor lain (metabolik) yang berperan pada
timbulnya kaitan tersebut. 4eran faktor metabolik dan hormonal pada kaitan antara OA dan
kegemukan juga disokong oleh adanya kaitan antara OA dengan penyakit jantung koroner,
diabetes melitus, dan hipertensi. 4asien6pasien OA ternyata mempunyai resiko penyakit jantung
koroner dan hipertensi yang lebih tinggi daripada orang6orang tanpa OA.
Cedera sendi, pekerjaan, dan olah raga
4ekerjaan berat maupun dengan pemakaian satu sendi yang terus menerus (misalnya
tukang pahat, pemetik kapas) berkaitan dengan peningkatan resiko OA tertentu. &emikian juga
cedera sendi dan olah raga yang sering menimbulkan cedera sendi berkaitan dengan OA yang
lebih tinggi.
4eran beban benturan yang berulang pada timbulnya OA masih menjadi pertentangan.
Akti3itas6akti3itas tertentu dapat menjadi predisposisi OA cedera traumatik (misalnya, robek
meniskus, ketidakstabilan ligamen) yang dapat mengenai sendi. Akan tetapi selain cedera sendi
yang nyata, hasil6hasil penelitian tidak menyokong pemakaian yang berlebihan sebagai suatu
faktor untuk timbulnya OA. :eskipun demikian, beban benturan yang berulang dapat menjadi
suatu faktor penentu lokasi pada orang6orang yang mempunyai predisposisi OA dan dapat
berkaitan dengan perkembangan dan beratnya OA.
Kelainan pertumbuhan
5elainan kongenital dan pertumbuhan paha (misalnya penyakit 4erthes dan dislokasi
kongenital paha) telah dikaitkan dengan timbulnya OA paha pada usia muda. :ekanisme ini
juga diduga berperan pada lebih banyaknya OA paha pada laki6laki dan ras tertentu.
aktor!"aktor lain
0ingginya kepadatan tulang dikatakan dapat meningkatkan resiko timbulnya OA. al ini
mungkin timbul karena tulang yang lebih padat (keras) tidak membantu mengurangi benturan
beban yang diterima oleh tulang rawan sendi. Akibatnya tulang rawan sendi menjadi lebih
mudah robek. Daktor ini diduga berperan pada lebih tingginya OA pada orang gemuk dan pelari
(yang umumnya mempunyai tulang yang lebih padat) dan kaitan negatif antara osteoporosis dan
OA. :erokok dilaporkan menjadi faktor yang melindungi untuk timbulnya OA, meskipun
mekanismenya belum jelas.
aktor!"aktor untuk timbulnya keluhan
"agaimana timbul rasa nyeri pada OA sampai saat ini masih belum jelas. &emikian juga
faktor6faktor apa yang membedakan OA radiografik saja (asimptomatik) dan OA simptomatik
24
masih belum diketahui. "eberapa penelitian menunjukkan bahwa wanita dan orang yang gemuk
cenderung lebih sering mempunyai keluhan daripada orang6orang dengan perubahan yang lebih
ringan saja. Daktor6faktor lain yang diduga meningkatkan timbulnya keluhan ialah hipertensi,
merokok, kulit putih, dan psikologis yang tidak baik.
?$7 Patogenesis
"erdasarkan patogenesisnya OA dibedakan menjadi dua yaitu OA primer dan OA
sekunder. Osteoartritis primer disebut juga OA idiopatik yaitu OA yang kausanya tidak diketahui
dan tidak ada hubungannya dengan penyakit sistemik maupun proses perubahan lokal pada
sendi. OA sekunder adalah OA yang didasari oleh adanya kelainan endokrin, inflamasi,
metabolik, pertumbuhan, herediter, jejas mikro dan makro serta imobilisasi yang terlalu lama.
Osteoartritis primer lebih sering ditemukan dibanding OA sekunder (0jokroprawiro, $''%).
0idak ada bakteri atau 3irus yang menyebabkan osteoarthritis, beberapa faktor
predisposisi terjadinya osteoarthritis dipengaruhi antara lain;
,. ?mur
&ari semua faktor resiko untuk timbulnya osteoartritis, faktor ketuaan adalah yang
terkuat. 4re3alensi, dan beratnya osteoartritis semakin meningkat dengan bertambahnya
umur. OA hampir tidak pernah pada anak6anak, jarang pada umur di bawah 2' tahun dan
sering pada umur di atas )' tahun al ini disebabkan karena adanya hubungan antara
umur dengan penurunan kekuatan kolagen dan proteoglikan pada kartilago sendi.
$. >enis kelamin
4ada orang tua yang berumur lebih dari ** tahun, pre3alensi terkenanya osteoartritis
pada wanita lebih tinggi dari pria. ?sia kurang dari 2* tahun Osteoarthritis lebih sering
terjadi pada pria dari wanita. .anita lebih sering terkena OA lutut dan OA banyak sendi,
dan lelaki lebih sering terkena OA paha, pergelangan tangan dan leher.
+. Suku bangsa
Osteoartritis primer dapat menyerang semua ras meskipun terdapat perbedaan pre3alensi
pola terkenanya sendi pada osteoartritis. al ini mungkin berkaitan dengan perbedaan
cara hidup maupun perbedaaan pada frekuensi pada kelainan kongenital dan
pertumbuhan.
2. Henetik
Daktor herediter juga berperan pada timbulnya osteoartritis. Adanya mutasi dalam gen
prokolagen atau gen6gen struktural lain untuk unsur6unsur tulang rawan sendi seperti
kolagen, proteoglikan berperan dalam timbulnya kecenderungan familial pada
osteoartritis.
*. 5egemukan dan penyakit metabolik
25
"erat badan yang berlebih ternyata dapat meningkatkan tekanan mekanik pada sendi
penahan beban tubuh, dan lebih sering menyebabkan osteoartritis lutut. 5egemukan
ternyata tidak hanya berkaitan dengan osteoartritis pada sendi yang menanggung beban,
tetapi juga dengan osteoartritis sendi lain, diduga terdapat faktor lain (metabolik) yang
berperan pada timbulnya kaitan tersebut antara lain penyakit jantung koroner,diabetes
melitus dan hipertensi.
). =edera sendi (trauma), pekerjaan dan olah raga
4ekerjaan berat maupun dengan pemakaian suatu sendi yang terus6menerus, berkaitan
dengan peningkatan resiko osteoartritis tertentu. &emikian juga cedera sendi dan oleh
raga yang sering menimbulkan cedera sendi berkaitan resiko osteoartritis yang lebih
tinggi.
%. 5elainan pertumbuhan
5elainan kongenital dan pertumbuhan paha3(misalnya penyakit 4ertheB dan dislokasi
kongenital paha) telah dikaitkan dengan timbulnya OA paha pada usia muda.
!. Daktor6faktor lain
0ingginya kepadatan tulang dikaitkan dapat meningkatkan risiko timbulnya OA. al ini
mungkin timbul karena tulang yang lebih padat (keras) tak membantu mengurangi
benturan beban yang diterima oleh tulang rawan sendi. Akibatnya tulang rawan sendi
menjadi lebih mudah robek. Daktor ini diduga berperan pada lebih tingginya OA pada
orang gemuk dan pelari (karena tulangnya lebih padat) dan kaitannya negatif antara
osteoporosis dengan OA.
5onsep lama menyebutkan adanya proses pakai dan aus (wear and tear), sehingga
terlihat pengikisan atau penipisan rawan sendi. 0ernyata hal tersebut tidak dapat
diterapkan sepenuhnya, karena beberapa hal yang menjadi hambatan diantaranya adalah
terdapatnya proses OA pada persendian yang tidak banyak mengalami proses
pembebanan biomekanik, tidak dapat menjelaskan proses kronisitas OA. "anyak
penelitian yang mencoba mengungkapkan ketidak cocokkan teori lama tersebut, yaitu
dijumpainya perbedaan antara rawan sendi pada penyakit. (0jokroprawiro. $''%)
Selama ini OA sering dipandang sebagai akibat dari suatu proses penuaan yang tidak
dapat dihindari. 4ara pakar yang meneliti penyakit ini sekarang berpendapat bahwa OA
ternyata merupakan penyakit gangguan homeostasis dari metabolisme kartilago dengan
kerusakan struktur proteoglikan kartilago yang penyebabnya belum jelas diketahui. OA
dan proses penuaan (aging process), serta OA dapat diinduksi pada percobaan hewan
yang distimulasi menggunakan Cat kimia atau trauma buatan. 4roses utama OA tersebut
sebenarnya terdapat pada khondrosit yang merupakan satu6satunya sel hidup yang ada di
dalam rawan sendi. Hangguan pada fungsi khondrosit itulah yang akan memicu proses
patogenik OA. 5hondrosit akan mensintesis berbagai komponen yang diperlukan dalam
26
pembentukan rawan sendi, seperti proteoglikan, kolagen dan sebagainya. &isamping itu
ia akan memelihara keberadaan komponen dalam matriks rawan sendi melalui
mekanisme turn o3er yang begitu dinamis.( Soeroso. $''%)
Osteoartritis ditandai dengan fase hipertrofi kartilago yang berhubungan dengan suatu
peningkatan terbatas dari sintesis matriks makromolekul oleh khondrosit sebagai
kompensasi perbaikan (repair). Osteoartritis terjadi sebagai hasil kombinasi antara
degradasi rawan sendi, remodelling tulang dan inflamasi cairan sendi (0jokroprawiro,
$''%). &engan kata lain terdapat satu keseimbangan antara proses sintesis dan degradasi
rawan sendi. Hangguan keseimbangan ini yang pada umumnya berupa peningkatan
proses degradasi, akan menandai penipisan rawan sendi dan selanjutnya kerusakan rawan
sendi yang berfungsi sebagai bantalan redam kejut. Sintesis matriks rawan sendi tetap
ada terutama pada awal proses patologik OA, namun kualitas matriks rawan sendi yang
terbentuk tidak baik. 4ada proses akhir kerusakan rawan sendi, adanya sintesis yang
buruk tidak mampu lagi mengatasi proses destruksi sendi yang cepat. al ini terlihat dari
menurunya produksi proteoglikan yang ditandai dengan menurunnya fungsi khondrosit.
5hondrosit yang merupakan aktor tunggal pada proses ini akan dipengaruhi oleh faktor
anabolik dan katabolik dalam mempertahankan keseimbangan sintesis dan degradasi.
Daktor katabolik utama diperankan oleh sitokin <nterleukin6, (<16,) dan tumour necrosis
factor a (07Da) yang dikeluarkan oleh sel lain di dalam sendi. Sedangkan faktor
anabolik diperankan oleh transforming growth factor b(0HDb) dan insulin like growth
factor6, (<HD6,). 4erubahan patologik pada OA ditandai oleh kapsul sendi yang menebal
dan mengalami fibrosis serta distorsi. 4ada rawan sendi pasien OA juga terjadi proses
peningkatan akti3itas fibrinogenik dan penurunan akti3itas fibrinolitik. 4roses ini
menyebabkan terjadinya penumpukan trombus dan komplek lipid pada pembuluh darah
subkondral yang menyebabkan terjadinya iskemia dan nekrosis jaringan subkondral
tersebut. <ni mengakibatkan dilepaskannya mediator kimiawi seperti prostaglandin dan
interleukin yang selanjutnya menimbulkan bone angina lewat subkondral yang diketahui
mengandung ujung saraf sensibel yang dapat menghantarkan rasa sakit. 4enyebab rasa
sakit itu dapat juga berupa akibat dari dilepasnya mediator kimiawi seperti kinin dan
prostaglandin yang menyebabkan radang sendi, peregangan tendon atau ligamentum
serta spasmus otot6otot ekstraartikuler akibat kerja yang berlebihan. Sakit pada sendi
juga diakibatkan oleh adanya osteofit yang menekan periosteum dan radiks saraf yang
berasal dari medulla spinalis serta kenaikan tekanan 3ena intrameduler akibat stasis 3ena
intrameduler karena proses remodelling pada trabekula dan subkondral (0jokroprawiro,
$''%). Sino3ium mengalami keradangan dan akan memicu terjadinya efusi serta proses
27
keradangan kronik sendi yang terkena. 4ermukaan rawan sendi akan retak dan terjadi
fibrilasi serta fisura yang lama6kelamaan akan menipis dan tampak kehilangan rawan
sendi fokal. Selanjutnya akan tampak respon dari tulang subkhondral berupa penebalan
tulang, sklerotik dan pembentukkan kista. 4ada ujung tulang dapat dijumpai
pembentukan osteofit serta penebalan jaringan ikat sekitarnya. Oleh sebab itu
pembesaran tepi tulang ini memberikan gambaran seolah persendian yang terkena itu
bengkak.
"ambar 3$# !steoartritis
4eran makrofag di dalam cairan sendi juga penting, yaitu apabila dirangsang oleh jejas
mekanis, material asing hasil nekrosis jaringan atau =SDs, akan memproduksi sitokin akti3ator
plasminogen (4A) yang disebut katabolin. Sitokin tersebut adalah <16,, <16), 07D O dan P, dan
interferon (<D7) O dan . <nterleukin6, mempunyai efek multiple pada sel cairan sendi, yaitu
meningkatkan sintesis enCim yang mendegradasi rawan sendi yaitu stromelisin dan kolagenosa,
menghambat proses sintesis dan perbaikan normal khondrosit (0jokroprawiro. $''%).
Daktor pertumbuhan dan sitokin mempunyai pengaruh yang berlawanan dengan
perkembangan OA. Sitokin cenderung merangsang degradasi komponen matriks rawan sendi,
sebaliknya faktor pertumbuhan merangsang sintesis, padahal <HD6, pasien OA lebih rendah
dibandingkan indi3idu normal pada umur yang sama. 4ercobaan pada kelinci membuktikan
bahwa puncak akti3itas sintesis terjadi setelah ,' hari perangsangan dan kembali normal setelah
+62 minggu (Soeroso, $''-).
28
"ambar @ # Peruba,an Sel +a&a !steoartritis
Sel 7ormal OA ; iposeluler
Pato(isiologi N5eri +a&a !steoartritis
7yeri biasanya dicirikan sebagai nocicepti3e, neuropatik, idiopatik atau psikogenik.
Qreseptor di erent dan pemancar rasa sakit yang terlibat, dan tanggapan terhadap agen analgesik
di Qeh dalam kategori seperti halnya pola distribusi nyeri. 7yeri juga dicirikan tentang kualitas
(menusuk, sakit, menembak atau paresthetic), apakah itu bersifat permanen atau tidak tetap, atau
apakah hal itu berkaitan dengan saat latihan, hari, saring dan stres fisik atau mental.
7yeri pada (OA) yang paling sering di pinggul dan lutut, yaitu sendi besar di bawah beban
mekanis. 4erubahan degeneratif seiring dengan rasa sakit juga sangat umum di tulang belakang,
namun sering kali ada kontro3ersi mengenai apakah rasa sakit yang dihasilkan dari OA pada
sendi inter3ertebralis, degenerasi disk atau dalam struktur lain seperti otot dan ligamen(Subagjo,
$''')..
Selanjutnya osteophytes, sino3itis dan penebalan kapsul dalam OA sendi inter3ertebralis
serta herniasi dari disko merosot dengan iritasi mekanik dan kimia struktur saraf dapat
menyebabkan nyeri neurogenik asal perifer yang kadang6kadang sulit untuk er Qdari rasa sakit di
nocicepti3e degeneratif ((Subagjo, $''').).
29
7yeri pada OA dapat mulai baik dari tulang subchondral, seperti ketika OA berkembang
sebagai penyebab dari nekrosis a3askular di kepala femoral dari lesi primer tulang rawan (Sapu
et al $'',) atau dari sendi bengkak dan reaksi inflamasi disertai distensi dari kapsul(Subagjo,
$''')..
&i lutut ada tiga kompartemen dari pandangan fungsional (:cAlinder et al ,--$); medial
dan sendi femurotibial lateral dan sendi femuropatellar. 4ada pasien dengan OA lutut maju
biasanya semua tiga kompartemen terlibat. 7amun, pada pasien dengan OA lutut er gejala
sedang di Qmenurut yang kompartemen terutama bergerak. Demuropatellar fibrilasi bersama atau
degenerasi tulang rawan patella adalah umum bahkan pada orang muda, terutama pada atlet, dan
nyeri dipro3okasi ketika lutut di bawah beban di fleksi, seperti pada naik tangga, jongkok atau
dalam olahraga. &alam kebanyakan kasus nyeri dari sendi ini sedangM pada pasien dengan nyeri
yang sangat parah dan dengan malalignment di femuropatellar bersama ini dapat diatasi
pembedahan baik oleh rilis lateral kapsul atau pengalihan tuberkulum tibialis (Subagjo, $''').
Arthroscopic la3age atau memperlancar tulang rawan telah digunakan secara luas dalam kasus6
kasus seperti dalam kasus dengan OA ringan atau sedang dalam kompartemen lain. 7amun,
dalam penyelidikan double blind baru6baru ini ("radley et al $''$) pengobatan ini ternyata tidak
lebih baik dari sebuah operasi dengan sayatan kulit palsu saja. asil dari operasi dengan
prostesis patella pada pasien dengan OA terisolasi di kompartemen femuropatellar juga telah
dipertanyakan, dan belum mendapatkan digunakan secara luas. Sebaliknya prostesis patella
sering digunakan dalam penggantian lutut total dengan penggantian ketiga kompartemen
(Subagjo, $''').
4ersepsi Sakit (nosisepsi) adalah sebuah fenomena yang kompleks. 7yeri dapat secara luas
diklasifikasikan atas dasar patofisiologi ke nocicepti3e nyeri, inflamasi, neuropati, dan
fungsional. 7yeri nosiseptik umumnya adaptif (pelindung) karena mencegah cedera lebih lanjut
dan atau meningkatkan penyembuhan. 7yeri inflamasi yang maladaptif, yaitu, patologis, tanpa
fungsi pelindung, dan merupakan hasil kerusakan jaringan (misalnya, trauma, operasi, OA, dan
rheumatoid arthritis). 7yeri neuropatik hasil dari cedera langsung atau disfungsi dari sistem
saraf, misalnya, neuralgia post infeksi 3irus herpes, neuropati diabetes, dan sindrom nyeri
kompleks daerah. 7yeri fungsional berhubungan dengan pengolahan saraf abnormal tanpa
adanya defisit neurologis atau kelainan perifer, misalnya, fibromyalgia dan sindrom iritasi usus
besar.
Nos9ise+ti;e +ain
30
#angsang nyeri berasal dari luar
"erfungsi sebagai mekanisme pertahanan tubuh
In(lamator5 +ain
&isebabkan oleh kerusakan jaringan
:uncul dari sebuah stimulus yang berada di luar system saraf
Sensasi nyeri yang muncul secara spontan dan sesitif terhadap rangsang
berbahaya
0idak memiliki fungsi pelindung
Neuro+at,i9 +ain
&isebabkan olleh lesi primer pada system saraf
0idak didapatkan lesi nosiseptis
:erupakan tanda terjadi kerusakan saraf
Fun9tional +ain
#eaksi berlebihan terhadap rangsang nyeri
0idak diapatkan tanda atau riwayat dari kerusakan saraf dan stimulasi nyeri
nosiseptif
abel0# Klasi(ikasi n5eri /.oolf =>. Ann <ntern :ed. $''2)
?$8 Klasi(ikasi
Osteoartritis dibagi menjadi $ berdasarkan etiologi yang mendasari terjadinya OA (tabel
/ $), yaitu ;
,. Osteoartritis 4rimer
$. Osteoartritis Sekunder
Osteoartritis primer disebabkan oleh tekanan yang berlebihan pada sendi yang menahan
berat tubuh atau tekanan yang normal pada sendi yang lemah. OA primer sering menyerang
sendi jari6jari, panggul dan lutut, tulang belakang ser3ikal dan lumbal, serta ibu jari. Obesitas
juga meningkatkan tekanan pada sendi yang menahan berat badan. OA primer sering dicetuskan
kerusakan enCim, penyakit tulang, dan gangguan fungsi hati.
Osteoartritis sekunder disebabkan oleh trauma kronik atau tiba6tiba pada sendi. OA
sekunder dapat terjadi pada beberapa sendi. OA sekunder berhubungan dengan beberapa faktor,
antara lain;
0rauma, termasuk trauma olah raga
31
Stress yang berulang berhubungan dengan pekerjaan
Apisode artritis gout atau artritis septik yang berulang
4ostur tubuh yang kurang baik atau kelainan tulang yang disebabkan oleh perkembangan
yang tidak normal
5elainan metabolik dan endokrin.
abel @ 3 Klasi(ikasi !steoartritis
Primar5 Se9on&ar5. 2ommon 9auses

Lokal
2angan; 7odus eberden dan
"ouchard
(nodal), karpal metacarpal <
0rauma
Akut
5ronik (pekerjaan, O#)
,a+i ; halluks 3algus, halluks rigids,
jempol terkontraksi (jempol palu@$o$+
up),
talona3ikularis
5ongenital atau perkembangan
Penya+it lo+al ; 1egg6=al3e64erthes,
dislokasi
panggul kongenital, epifisis selip
)a+tor me+anis ; panjang ektremitas bawah
tidak
sama, deformitas 3algus@3arus,
hipermobilitas
Displasia tulang ; displasia
epifisis,displasia
spondiloapofisis, osteonikondistrofi
3utut ;
5ompartemen medial
5ompartemen lateral
5ompartemen patelofemoralis
:etabolik
Okronosis (alkaptonuria)
emokromatosis
4enyakit .ilson
32
4enyakit Haucher
Panggul ;
Aksentrik (superior)
5onsentrik (aksial, medial)
&ifus (koksa senilis)
Andokrin
Akromegali
iperparatiroidisme
&iabetes :ellitus
5egemukan
ipotiroidisme
2ulang bela+ang ;
Sendi apofiseal
Antar3ertebra (discus)
Spondilosis (osteofit)
1igamentosa (hyperostosis,
penyakit
Dorestier, iperostosis rangka
idiopatik
difus)
4enyakit endapan kalsium
Andapan kalsium pirofosfat dihidrat
Atropati apatit
2empat tunggal lainnya, misalnya
glenohumeralis, akromiokla3ikularis,
tibiotalar, sakroiliaka,
temporomandibularis
4enyakit tulang dan sendi lain
3o+al ; fraktur, necrosis a3askular, infeksi,
Difus ; arthritis rheumatoid (peradangan),
penyakit 4aget, osteopetrosis,
osteokondritis
7europatik (sendi =harcot)
"eneralisata (OAH)
33
:encakup tiga atau lebih daerah yang
tercantum di atas (5ellgren6:oore)
Andemik
5ashin / "eck
:seleni
1ain6lain
)rostbite
4enyakit =asson
emoglobinopati
?$? "e'ala Klinis
:anifestasi klinis dari OA biasanya terjadi secara perlahan6lahan. Awalnya persendian
akan terasa nyeri di persendian, kemudian nyeri tersebut akan menjadi persisten atau menetap,
kemudian diikuti dengan kekakuan sendi terutama saat pagi hari atau pada posisi tertentu pada
waktu yang lama (Subagjo, $''').
0anda kardinal dari OA adalah kekakuan dari persendian setelah bangun dari tidur atau
duduk dalam waktu yang lama, swelling (bengkak) pada satu atau lebih persendian, terdengar
bunyi atau gesekan (krepitasi) ketika persendian digerakkan(Subagjo, $''')..
4ada kasus6kasus yang lanjut terdapat pengurangan massa otot. 0erdapatnya luka
mencerminkan kelainan sebelumnya. 4erlunakan sering ditemukan, dan dalam cairan sendi
superfisial, penebalan sino3ial atau osteofit dapat teraba (oaglund, $'',).
4ergerakan selalu terbatas, tetapi sering dirasakan tidak sakit pada jarak tertentuM hal ini
mungkin disertai dengan krepitasi."eberapa gerakan lebih terbatas dari yang lainnya oleh karena
itu, pada ekstensi panggul, abduksi dan rotasi interna biasanya merupakan gerakan yang paling
terbatas. 4ada stadium lanjut ketidakstabilan sendi dapat muncul dikarenakan tiga alasan;
berkurangnya kartilago dan tulang, kontraktur kapsuler asimetris, dan kelemahan otot
(oaglund, $'',).
Seperti pada penyakit reumatik umumnya diagnosis tak dapat didasarkan hanya pada satu
jenis pemeriksaan saja. "iasanya dilakukan pemeriksaan reumatologi ringkas berdasarkan
prinsip HA1S (#ait, arms, legs, spine) dengan memperhatikan gejala6gejala dan tanda6tanda
sebagai berikut (:oskowitC, $'',) ;
a. 7yeri sendi
34
7yeri sendi merupakan hal yang paling sering dikeluhkan. 7yeri sendi pada OA
merupakan nyeri dalam yang terlokalisir, nyeri akan bertambah jika ada pergerakan dari
sendi yang terserang dan sedikit berkurang dengan istirahat. 7yeri juga dapat menjalar
(radikulopati) misalnya pada osteoarthritis ser3ikal dan lumbal. =laudicatio intermitten
merupakan nyeri menjalar ke arah betis pada osteoartritis lumbal yang telah mengalami
stenosis spinal. 4redileksi OA pada sendi6sendiM =arpometacarpal < (=:= <),
:etatarsophalangeal < (:04 <), sendi apofiseal tulang belakang, lutu, dan paha).
b. 5aku pada pagi hari (morning stiffness)
5ekakuan pada sendi yang terserang terjadi setelah imobilisasi misalnya karena duduk di
kursi atau mengendarai mobil dalam waktu yang sukup lama, bahkan sering disebutkan
kaku muncul pada pagi hari setelah bangun tidur (morning stiffness).
c. ambatan pergerakan sendi
ambatan pergerakan sendi ini bersifat progresif lambat, bertambah berat secara
perlahan sejalan dengan bertambahnya nyeri pada sendi
d. 5repitasi
#asa gemeretak (seringkali sampai terdengar) yang terjadi pada sendi yang sakit.
e. 4erubahan bentuk sendi
Sendi yang mengalami osteoarthritis biasanya mengalami perubahan berupa perubahan
bentuk dan penyempitan pada celah sendi. 4erubahan ini dapat timbul karena kontraktur
sendi yang lama, perubahan permukaan sendi, berbagai kecacatan dan gaya berjalan dan
perubahan pada tulang dan permukaan sendi. Seringkali pada lutut atau tangan
mengalami perubahan bentuk membesar secara perlahan6lahan.
f. 4erubahan gaya berjalan
al yang paling meresahkan pasien adalah perubahan gaya berjalan, hampir semua
pasien osteoarthritis pada pergelangan kaki, lutut dan panggul mengalami perubahan
gaya berjalan (pincang). 5eadaan ini selalu berhubungan dengan nyeri.
?$> Diagnosis
&iagnosis osteoarthritis lutut berdasrkan klinis, klinis dan radiologis, serta klinis dan
laboratoris (> 5lippel, $'',) ;
a. 5linis;
7yeri sendi lutut dan + dari kriteria di bawah ini;
,. umur J *' tahun
$. kaku sendi N +' menit
+. krepitus
2. nyeri tekan tepi tulang
*. pembesaran tulang sendi lutut
). tidak teraba hangat pada sendi
=atatan; Sensiti3itas -*( dan spesifisitas )-(.
35
b. 5linis, dan radiologis;
7yeri sendi dan paling sedikit , dari + kriteria di bawah ini;
,. umur J *' tahun
$. kaku sendi N+' menit
+. krepitus disertai osteofit
=atatan; Sensiti3itas -,( dan spesifisitas !)(.
c. 5linis dan laboratoris;
7yeri sendi ditambah adanya * dari kriteria di bawah ini;
,. usia J*' tahun
$. kaku sendi N+' menit
+. 5repitus
2. nyeri tekan tepi tulang
*. pembesaran tulang
). tidak teraba hangat pada sendi terkena
%. 1A&N2' mm@jam
!. #D N,;2'
-. analisis cairan sino3ium sesuai osteoarthritis
=atatan; Sensiti3itas -$( dan spesifisitas %*(.
5riteria diagnosis osteoarthritis tangan adalah nyeri tangan, ngilu atau kaku dan disertai
+ atau 2 kriteria berikut;
,. pembengkakan jaringan keras J $ diantara ,' sendi tangan
$. pembengkakan jaringan keras J $ sendi distal interphalangea (&<4)
+. pembengkakan N + sendi metacarpo6phalanea (:=4)
2. deformitas pada R , diantara ,' sendi tangan
=atatan; ,' sendi yang dimaksud adalah; &<4 $ dan +, 4<4 $ dan + dan =:= , masing6masing
tangan. Sensiti3itas -2( dan spesifisitas !%(.
Pemeriksaan +enun'ang
a1 Pemeriksaan Ra&iologi
&iagnosis OA selain dari gambaran klinis, juga dapat ditegakkan dengan gambaran
radiologis.
36
Hambaran radiografi sendi yang menyokong diagnosis OA, ialah;
4enyempitan celah sendi yang seringkali asimetris (lebih berat pada daerah yang
menanggung beban).
4eningkatan densitas (sclerosis) tulang subkondral.
5ista tulang.
Osteofit pada pinggir sendi.
4erubahan struktur anatomi
sendi.
"erdasarkan perubahan6
perubahan radiologis diatas, secara
radiografi OA dapat digradasi menjadi ringan sampai beratM yaitu menurut 5ellgren dan
1awrence. arus diingat bahwa pada awal penyakit, seringkali radiografi sendi masih normal.
(:ilne dkk, $''%)
b1 Pemeriksaan Laboratorium
asil pemeriksaan laboratorium pada OA, biasanya tidak banyak berguna. 4emeriksaan
laboratorium akan membantu dalam mengidentifikasi penyebab pokok pada OA sekunder. &arah
tepi (hemoglobin, leukosit, laju endap darah) dalam batas normal kecuali OA generalisata yang
harus dibedakan dengan arthritis peradangan. 4emeriksaan imunologi (A7A, faktor rhematoid
dan komplemen) juga normal. 4ada OA yang disertai peradangan, mungkin didapatkan
penurunan 3iskositas, pleositosis ringan sampai sedang, peningkatan ringan sel peradangan
(N!'''@m) dan peningkatan protein. (Soeroso, $''-)
91 Pemeriksaan Marker
37
&estruksi rawan sendi pada OA melibatkan proses degradasi matriks molekul yang akan
dilepaskan kedalam cairan tubuh, seperti dalam cairan sendi, darah, dan urin. "eberapa marker
molekuler dari rawan sendi dapat digunakan dalam diagnosis, prognostik dan monitor penyakit
sendi seperti #A dan OA dan dapat digunakan pula mengidentifikasi mekanisme penyakit pada
tingkat molekuler.
:arker yang dapat digunakan sebagai uji diagnostik pada OA antara lain; 5eratan sulfat,
5onsentrasi fragmen agrekan, fragmen =O:4 ($artilage alogometri$ matrix protein1,
metaloproteinase matriks dan inhibitornya dalam cairan sendi. 5eratan sulfat dalam serum dapat
digunakan untuk uji diagnostik pada OA generalisata. :arker sering pula digunakan untuk
menentukan beratnya penyakit, yaitu dalam menentukan derajat penyakit.
Selain sebagai uji diagnostik marker dapat digunakan pula sebagai marker prognostik
untuk membuat prediksi kemungkinan memburuknya penyakit. 4ada OA maka hialuronan
serum dapat digunakan untuk membuat prediksi pada pasien OA lutut akan terjadinya
progresi3itas OA dalam * tahun. 4eningkatan =O:4 serum dapat membuat prediksi terhadap
progresi3itas penggunaan untuk petanda lainnya maka marker untuk prognostik ini masih diteliti
lagi secara prospektif dan longitudinal dengan jumlah pasien yang lebih besar.
:arker dapat digunakan pula untuk membuat prediksi terhadap respons pengobatan.
4ada OA maka analisa dari fragmen matriks rawan sendi yang dilepaskan dan yang masih
tertinggal dalam rawan sendi mungkin dapat memberikan informasi penting dari perangai proses
metabolik atau peranan dari protease. Sebagai contoh maka fragmen agrekan yang dilepaskan
dalam cairan tubuh dan yang masih tertinggal dalam matriks, sangatlah konsisten dengan
akti3itas $ enCim proteolitik yang berbeda fungsinya terhadap matriks rawan sendi pada OA.
AnCim tersebut ialah strolielisin dan agrekanase. 4enelitian penggunaan marker ini sedang
dikembangkan.
?$A Penatalaksanaan
0ujuan penatalaksanaan pasien dengan osteoarthritis adalah;
,. :eredakan nyeri
$. :engoptimalkan fungsi sendi
+. :engurangi ketergantungan kepada orang lain dan meningkatkan kualitas hidup
2. :enghambat progresi3itas penyakit
*. :encegah terjadinya komplikasi
4enatalaksanaan OA pada pasien berdasarkan atas distribusinya (sendi mana yang
terkena) dan berat ringannya sendi yang terkena. 4engelolaannya terdiri dari + hal;
38
era+i non0(armakologis.
Adukasi ; memberitahukan tetang penyakitnya, bagaimana menjaganya agar penyakitnya
tidak bertambah parah serta persendiannya tetap dapat dipakai
:enurunkan berat badan ; "erat badan berlebih merupakan faktor resiko dan faktor yang
akan memperberat penyakit OA. Oleh karenanya berat badan harus selalu dijaga agar
tidak berlebihan. Apabila berat badan berlebihan, maka harus diusahakan penurunan
berat badan, bila mungkin mendekati berat badan ideal.
0erapi fisik dan #ehabilitasi medik@fisioterapi
o 0erapi ini untuk melatih pasien agar persendiannya tetap dapat dipakai dan
melatih pasien untuk melindungu sendi yang sakit.
o Disioterapi, yang berguna untuk mengurangi nyeri, menguatkan otot, dan
menambah luas pergerakan sendi.
era+i Farmakologis.
A$ !bat Sistemik
,. Analgesik oral
o 7on narkotik; parasetamol
o Opioid (kodein, tramadol)
$. Antiinflamasi nonsteroid (7SA<&s)
Obat pilihan utama untuk paien OA adalah Acetaminophen *''mg maksimal 2gram
perhari. 4emberian obat ini harus hati6hati pada pasien usia lanjut karena dapat
menimbulkan reaksi pada li3er dan ginjal.
+. =hondroprotecti3e
Yang dimaksud dengan $hondoprote$tie agent adalah obat6obatan yang dapat
menjaga dan merangsang perbaikan (repair) tuamg rawan sendi pada pasien OA,
sebagian peneliti menggolongkan obat6obatan tersebut dalam Slo A$ting Anti
4steoarthritis Drugs (SAAO&s) atau Disease (odifying Anti 4steoarthritis Drugs
(&:AO&s). Sampai saat ini yang termasuk dalam kelompok obat ini adalah; etrasiklin,
asam hialuronat, kondrotin sulfat, glikosaminoglikan, 3itamin6=, superoBide desmutase
dan sebagainya.
0etrasiklin dan deri3atnya mempunyai efek menghambat kerja enCime ::4.
Salah satu contohnya doBycycline. Sayangnya obat ini baru dipakai oleh hewan
belum dipakai pada manusia.
39
Hlikosaminoglikan, dapat menghambat sejumlah enCim yang berperan dalam
degradasi tulang rawan, antara lain; hialuronidase, protease, elastase dan
cathepsin ", in 3itro dan juga merangsang sintesis proteoglikan dan asam
hialuronat pada kultur tulang rawan sendi. 4ada penelitian #ejholec tahun ,-!%
pemakaian HAH selama * tahun dapat memberikan perbaikan dalam rasa sakit
pada lutut, naik tangga, kehilangan jam kerja (mangkir), yang secara statistik
bermakna.
5ondroitin sulfat, merupakan komponen penting pada jaringan kelompok
3ertebra, dan terutama terdapat pada matriks ekstraseluler sekeliling sel. :enurut
penelitian #onca dkk (,--!), efekti3itas kondroitin sulfat pada pasien OA
mungkin melalui + mekanisme utama, yaitu ; ,. Anti inflamasi $. Afek metabolik
terhadap sintesis hialuronat dan proteoglikan. +. Anti degeneratif melalui
hambatan enCim proteolitik dan menghambat oksigen reaktif.
Gitamin =, dalam penelitian ternyata dapat menghambat akti3itas enCim lisoCim
dan bermanfaat dalam terapi OA
SuperoBide &ismutase, dapat diumpai pada setiap sel mamalia dam mempunyai
kemampuan untuk menghilangkan superoBide dan hydroByl radicals. Secara in
3itro, radikal superoBide mampu merusak asam hialuronat, kolagen dan
proteoglikan sedang hydrogen peroByde dapat merusak kondroitin secara
langsung. &alam percobaan klinis dilaporkan bahwa pemberian superoBide
dismutase dapat mengurangi keluhan6keluhan pada pasien OA. (Difi S "randt,
,--$)
2. 0ranuCemad (medikamentosa terbaru, masih dalam penelitian)
&idalam salah satu studi dan penelitian didapatkan bukti konsep pengobatan
traneCumad dikaitkan sengan penurunan nyeri sendi dan peningkatan fungsi dengan efek
samping ringan diantara pasien dengan OA lutut dari sedang sampai parah. 0raneCumad
adalah suatu humanis <gH
$
monoklonal antibodi yang bekerja menghambat ner3e growth
factor yang memblik interaksi antara ner3e factor dengan receptor. 0rkA dan p%*.
(7ancy, $',,)
B$ !bat to+ikal
,. 5rim rubefacients dan capsaicin.
"eberapa sediaan telah tersedia di <ndonesia dengan cara kerja pada umumnya
bersifat $ounter irritant!
$. 5rim 7SA<&s
40
Selain Cat berkhasiat yang terkandung didalamnya, perlu diperhatikan campuran
yang dipergunakan untuk penetrasi kulit. Salah satu yang dapat digunakan adalah
gel piroBicam, dan sodium diclofenac.
2$ In'eksi intraartikular%intra lesi
<njeksi intra artikular ataupun periartikular bukan merupakan pilihan utama
dalam penanganan osteoartritis. &iperlukan kehati6hatian dan selektifitas dalam
penggunaan modalitas terapi ini, mengingat efek merugikan baik yang bersifat lokal
maupun sistemik. 4ada dasarnya ada $ indikasi suntikan intra artikular yakni penanganan
simtomatik dengan steroid, dan 3iskosuplementasi (&:AO&s) dengan hyaluronan untuk
modifikasi perjalanan penyakit. &engan pertimbangan ini yang sebaiknya melakukan
tindakan, adalah dokter yang telah melalui pendidikan tambahan dalam bidang
reumatologi.
,. Steroid <ntra6artikuler (triamsinolone heBacetonide dan methyl prednisolone)
4ada penyakit arthritis rhematoid menunjukan hasil yang baik. 5ejadian
inflamasi kadang6kadang dijumpai pada pasien OA, oleh karena itu obat ini dipakai
dan obat ini mampu mengurangi rasa sakit walaupun hanya dalam waktu singkat.
4enelitian selanjutnya tidak menunjukan keuntungan yang nyata pada pasien OA,
sehingga hal ini masih kontro3ersial.
anya diberikan jika ada satu atau dua sendi yang mengalami nyeri dan
inflamasi yang kurang responsif terhadap pemberian 7SA<&s, tak dapat mentolerir
7SA<&s atau ada komorbiditas yang merupakan kontra indikasi terhadap pemberian
7SA<&s. 0eknik penyuntikan harus aseptik, tepat dan benar untuk menghindari
penyulit yang timbul. Sebagian besar literatur tidak menganjurkan dilakukan
penyuntikan lebih dari sekali dalam kurun + bulan atau setahun + kali terutama untuk
sendi besar penyangga tubuh.
&osis untuk sendi besar seperti lutut 2'6*' mg@injeksi, sedangkan untuk
sendi6sendi kecil biasanya digunakan dosis ,' mg.
$. Asam hialuronat
&isebut juga 'i$osupplement oleh karena salah satu manfaat obat ini adalah
memperbaiki 3iskositas cairan syno3ial. Obat ini diberikan intra6artikuler. Obat ini
memegang peranan penting dalam pembentukan matriks tulang rawan melalui
agregasi dengan proteoglikan.
&i <ndonesia terdapat + sediaan injeksi yaluronan. 4enyuntikan intra
artikular biasanya untuk sendi lutut (paling sering), sendi bahu dan koksa. &iberikan
41
berturut6turut * sampai ) kali dengan inter3al satu minggu masing6masing $ sampai
$,* ml yaluronan. 0eknik penyuntikan harus aseptik, tepat dan benar. 5alau tidak
dapat timbul berbagai penyulit seperti artritis septik, nekrosis jaringan dan abses
steril. 4erlu diperhatikan faktor alergi terhadap unsur@bahan dasar hyaluronan
misalnya harus dicari riwayat alergi terhadap telur. (ada + sediaan di <ndonesia
diantaranya adalah 5yalgan, dan 4sflex!
+. Stem sells
Akhir6akhir ini banyak penelitian baru mengenai penggunaan stem sel untuk
terapi OA terutama OA pada lutut, salah satunya di <ran. &ilakukan penelitian selama
periode satu tahun, dengan menyuntikan stem sel intraartikular kepada pasien dengan
OA lutut yang berat. &idapatkan hasil ysng puas dan tidak ditemukan efek samping
lokal atau sistemik. 7yeri, status fungsional lutut, dan berjalan kaki cenderung
ditingkatkan hingga enam bulan pasca injeksi, setelah itu rasa sakit tampaknya
sedikit meningkat dan kemampuan pasien berjalan sedikit menurun. 4erbandingan
gambar resonansi magnetik (:#<) pada awal dan enam bulan pasca6suntikan sel
didapatkan peningkatan ketebalan tulang rawan, perluasan jaringan perbaikan atas
tulang subchondral dan penurunan yang cukup besar dalam ukuran patch
pembengkakan subchondral dalam tiga dari enam pasien.
Selanjutnya, terapi ini memiliki potensi regenerasi kartilago artikular yang
hancur dalam lutut osteoarthritic. :enurut hasil penelitian ini, disimpulkan bahwa
semua parameter die3aluasi muncul semakin meningkatkan hingga enam bulan pasca
injeksi. 7ilai ini sedikit berkurang sampai ,$ bulan pasca injeksi. ?ntuk alasan ini,
dapat disimpulkan bahwa suntikan kedua akan membutuhkan enam bulan setelah
injeksi pertama. (Amadedin, $',$)
D$ Pembe&a,an
Sebelum diputuskan untuk terapi pembedahan, harus dipertimbangkan terlebih
dahulu risiko dan keuntungannya.
4ertimbangan dilakukan tindakan operatif bila ;
,. &eformitas menimbulkan gangguan mobilisasi
$. 7yeri yang tidak dapat teratasi dengan penganan medikamentosa dan rehabilitatif
Ada $ tipe terapi pembedahan ; #ealignment osteotomi dan replacement joint;
,) #ealignment osteotomi
4ermukaan sendi direposisikan dengan cara memotong tulang dan merubah sudut
dari weightbearing. 0ujuan ; :embuat karilago sendi yang sehat menopang sebagian
42
besar berat tubuh. &apat pula dikombinasikan dengan ligamen atau meniscus repair
(=hapman, $'',).
$) Arthroplasty
4ermukaan sendi yang arthritis dipindahkan, dan permukaan sendi yang baru
ditanam. 4ermukaan penunjang biasanya terbuat dari logam yang berada dalam high6
density polyethylene (0homas, $''').
:acam6macam operasi sendi lutut untuk osteoarthritis ;
a) 4artial replacement@unicompartemental
b) igh tibial osteotmy ; orang muda
c) 4atella Scondyle resurfacing
d) :inimally constrained total replacement ; stabilitas sendi dilakukan sebagian oleh
ligamen asli dan sebagian oleh sendi buatan.
e) =instrained joint ; fiBed hinges ; dipakai bila ada tulang hilang dan se'ere instability
(Solomon, $'',).
<ndikasi dilakukan total +nee repla$ement apabila didapatkan nyeri, deformitas,
instability akibat dari #heumatoid atau osteoarthritis. Sedangankan kontraindikasi meliputi
non fungsi otot ektensor, adanya neuromus$ular dysfun$tion, <nfeksi, -europathi$ 6oint,
Prior Surgi$al fusion. 5omplikasinya antara lain, &eep 3ein thrombosis, <nfeksi, 1oosening,
4roblem patellaM rekuren subluksasi@dislokasi, loosening prostetic component, fraktur,
catching soft tissue. Sedangkan keuntungan dari 0otal 5nee #eplacement adalah mengurangi
nyeri, meningkatkan mobilitas dan gerakan, koreksi deformitas, menambah kekuatan kaki,
meningkatkan kualitas hidup. (Solomon, $',)
?$B Prognosis
4rognosis OA umumnya baik. &engan obat6obat konser3atif, sebagian besar nyeri
pasien dapat teratasi. anya kasus6kasus yang berat memerlukan operasi. Akan tetapi harus
diingat pasien6pasien OA dilaporkan mempunyai resiko hipertensi dan penykit jantung yang
lebih tinggi.
43
BAB )II
PEMBAHASAN
>$# Pemili,an era+i
Syarat obat yang ideal adalah ;
,. arus efektif
$. arus tidak menimbulkan iritasi dan tidak toksik
+. 0idak berbau atau kotor serta tidak merusak atau mewarnai pakaian
2. :udah diperoleh dan harganya murah.
!bat (armakologi.
NSAID #$on Steroidal %nti &n"lammatory Drug'
4ada pasien ini dipakai obat golongan 7SA<& karena berdasarkan
anamnesis pasien telah sering berobat dengan keluhan yang sama namun nyeri
masih sering muncul dan tidak mempan dengan paracetamol. 4ada pasien juga
diberikan antacid untuk mengurangi asam lambung akibat 7AS<&. 7SA<& adalah
suatu kelas obat yang dapat menekan inflamasi melalui inhibisi enCim
cyclooBygenase (=OL). Afek penting dalam mengurangi rasa sakit. 7SA<&
memberikan rasa nyaman bagi banyak orang dengan masalah persendian kronis,
tetapi juga menimbulkan masalah penyakit gastrointestinal yang serius.
0able; =ontoh 7SA<&;
44
al yang harus diperhatikan pada pemakaian 7SA<&;
o Semua 7SA<& bekerja sebagai penghilang rasa sakit dalam dosis rendah, dan
menghilangkan peradangan dalam dosis tinggi.
o 4emakaian 7SA<& memerlukan kewaspadaan bagi pasien yang sedang minum
anti koagulan, kortikosteroid, mempunyai riwayat penyakit lambung, gagal
jantung, hipertensi, asma, gagal ginjal, sirosis hati.
Farmakologi &an Mekanisme Ker'a
4rinsip mekanisme 7SA<& sebagai analgetik adalah blokade sintesa
prostaglandin melalui hambatan cyclooBcigenase (AnCim =OL6, dan =OL6$),
dengan mengganggu lingkaran cyclooBygenase,$ AnCim =OL6, adalah enCim
yang terlibat dalam produksi prostaglandin gastroprote$ti'e untuk mendorong
aliran darah di gastrik dan menghasilkan bikarbonat. =OL6, berada secara terus
menerus di mukosa gastrik, sel 3ascular endotelial, platelets, renal collecting
tubules, sehingga prostaglandin hasil dari =OL6, juga berpartisipasi dalam
hemostasis dan aliran darah di ginjal. Sebaliknya enCim =OL6$ tidak selalu ada
di dalam jaringan, tetapi akan cepat muncul bila dirangsang oleh mediator
inflamasi, cedera@luka setempat, sitokin, interleukin, interferon dan tumor
ne$rosing fa$tor.
Farmakokinetik
7SA<& memiliki banyak kesamaan dalam farmakokinetik. Yang paling
penting adalah perbedaan paruh waktu dengan rentang dari , jam untuk tolmetin
sampai *' jam untuk piroksikam, mempengaruhi frekuensi dosis dan ketaatan
terapi.
E(ikasi
7SA<& dipakai bila parasetamol tidak efektif, atau untuk OA inflamatori.
Semua 7SA<& dan aspirin memiliki efek analgesik dan antiinflamatori yang
hampir sama. Afek analgesik mulai terasa dalam waktu beberapa jam, sedangkan
antiinflamasi terasa setelah $6+ minggu dengan terapi yang terus menerus.
E(ek +a&a lambung &ari NSAID
5eluhan kecil;
:ual, dispepsia, anoreksia, rasa sakit di lambung,
45
Antasi&a
Antasida bekerja dengan cara menetralkan kondisi TterlaluU asam tersebut,
selain itu antasida juga bekerja dengan cara menghambat akti3itas enCim pepsin
yang aktif bekerja pada kondisi asam, enCim ini diketahui juga berperan dalam
menimbulkan kerusakan pada organ saluran pencernaan manusia. "eberapa jenis
antasida memiliki perbedaan terutama dalam efek menetralkan asam lambung,
istilah yang dipake untuk menjelaskan hal ini adalah A7= (antacid neutraliCing
capacity).
46
BAB )III
PENUUP
A$# Kesim+ulan
Osteoarthrosis (OA) atau yang lebih banyak dikenal dengan Osteoarthritis
juga dikenal sebagai artritis degeneratif atau penyakit sendi degeneratif,
adalah sekelompok kelainan mekanik degradasi yang melibatkan sendi,
termasuk tulang rawan artikular dan tulang subchondral.
Atiopatogenesis OA sampai saat ini belum dapat dijelaskan melalui satu
teori yang pasti. OA diduga merupakan interaksi antara faktor intrinsik dan
ekstrinsik. &engan diagnosis dan terapi yang tepat, termasuk edukasi pasien,
dapat meminimalkan gejala dan membantu pasien mempertahankan kualitas
hidup. ?ntuk mengerti tujuan ini, dokter harus mengerti patofisiologi
degenerasi sendi dan hubungan antara degenerasi sendi dan sindroma klinis
OA kerusakan tulang rawan sendi disebabkan oleh gangguan intergritas
struktur kartilago sendi disertai ketidakseimbangan akti3itas anabolik dan
katabolik jaringan.
Sebagian besar pasien dengan osteoartritis datang dengan keluhan nyeri
sendi. "anyak pasien dengan osteoartritis juga mengalami keterbatasan
gerakan, krepitasi dengan gerakan, dan efusi sendi. 5ebanyakan pasien
dengan OA mencari perhatian medis karena nyeri. 4endekatan awal yang
paling aman adalah dengan menggunakan analgesik sederhana seperti
acetaminofen (mungkin dalam hubungannya dengan terapi topikal). >ika
pereda nyeri tidak memadai, oral obat anti6inflamasi nonsteroid atau injeksi
intra6artikular produk acidlike hialuronat harus dipertimbangkan. <njeksi
intraartikular kortikosteroid dapat menyediakan bantuan jangka pendek nyeri
pada penyakit. Selain itu metode baru injeksi intra6artikular dengan stemsel
sedang dikembangkan dan menghasilkan kepuasan terhadap penggunaannya.
7amun metode tersebut masih dalam penelitian. 4enanggulangan nyeri tidak
mengubah penyakit yang mendasarinya. 4erhatian juga harus diberikan
kepada tindakan nonpharmacologic seperti pendidikan pasien, penurunan
berat badan dan melaksanakan fungsi. 4engurangan rasa sakit dan pemulihan
47
dapat dicapai pada beberapa pasien dengan osteoarthritis awal, terutama jika
pendekatan terpadu digunakan.
A$3 Saran
Promoti( .
:enjelaskan kepada pasien tentang osteoarthritis, factor risiko dan
bahayanya.
:emberikan saran kepada pasien agar berobat secara teratur, jika nyeri
masih mengganggu dan menyebabkan keterbatasan gerak yang permanen
dianjurkan agar pasien berobat ke #S?& dengan spesialis "edah Ortopedi
Pre;enti( .
:enyarankan melakukan latihan untuk memperluas gerak sendi untuk
mencegah kekakuan yang dapat terjadi.
:enyarankan tidak melakukan pekerjaan atau akti3itas berat yang dapat
memperberat penyakit misalnya naik turun tangga (pekerjaan yang
bertumpu pada lutut)
:enyarankan menjaga berat badan untuk megurangi resiko penyakit.
Kurati( .
$ 7on farmakologi; dapat mengompres dengan air hangat atau pun
dingin untuk menghilanhkan nyeri di sekitar lutut, dapat dilakukan selama
+' menit setiap hari. 1atihan duduk dan berdiri secara perlahan setiap hari
selama ,*6$' menit untuk melatih otot agar tidak kaku. &ianjurkan kepada
pasien agar makan dan minum makanan yang sehat.
+ Darmakologi ; meloBicam tab , B %,* mg, antasida tab + B $'' mg, 3it.
" complek + B *' mg
Re,abilitati( .
:enyarankan agar pasien melakukan latihan gerak pada sendi lututnya,
bila mungkin melakukan fisioterapi.
48
DAFAR PUSAKA
,. Osteoartritis. &alam ,amus ,edo+teran Dorland. >akarta ; 4enerbit "uku
5edokteran AH=. ,--) ; ,+,%
$. "randt, 5enneth. Osteoarthritis. &alam 5arrison7s Prin$iples of *nternal
(edi$ine 1%
th
edition 'olume 2. ?SA ; 0he :cHraw / ill =ompanies.
$''* ;
+. "runerr and Suddarth. Osteoartritis. &alam .u+u A8ar ,eperaatan
(edi+al0.edah edisi 9 'olume ". >akarta ; 4enerbit "uku 5edokteran
AH=. $''$ ; ,!'%6-
2. 0arigan, 4angarapan. Osteoartritis. &alam .u+u A8ar *lmu Penya+it Dalam
8ilid * edisi +etiga. >akarta ; "alai 4enerbit D5?<. ,--) ;
*. :ansjoer, Arif., dkk. Osteoartritis. &alam ,apita Sele+ta ,edo+teran 8ilid
1 edisi +etiga. >akarta ; :edia Aesculapius D5?<. ,--- ; *+*6)
). ough, #achel., ?l aV, <. Osteoarthritis. &alam (osby7s :rash :ourse
*nternal (edi$ine. "ritish ; :osby. $''$ ; +2+62
%. Hreen, Hopa., et al. Osteoarthritis. &alam 2he ;ashington (anual of
(edi$al 2heurapeuti$s "1
st
edition. .ashington ; 1ippincott .illiams and
.ilkins. $''2 ; *$$6+
!. 0okano, >., .yman, >., Salisbury, S. Osteoarthritis. &alam :lini$al
#erontology -ursing < A guide to Ad'an$ed Pra$ti$e 2
nd
edition. ?SA ;
.." Saunders. ,--- ; 2%'6,
-. 0ierney, 1., et al. &egenerati3e >oint &isease (Osteoarthritis). &alam
:urrent (edi$al Diagnosis and 2eratment 2002 41
st
edition. ?SA ;
:cHraw ill. $''$ ; !+26)
,'. Osteoarthritis. &alam www.families.com. $''*
,,. 5oaglund, )ran+lin! 4rimary Osteoarthritis of the ip; Atiology and
Apidemiology. &alam >ournal of the American of Orthopaedic Surgeons
Golume -, 7omor *, September@October $'',. +$'6+$%
,$. Age0relate& Pre;alen9e o( !steoart,ritis in Men an& 6omen$ Dalam
www.drugde3elopment6technology.com. $''*
49
,+. Osteoarthritis; 7ew <nsights. 4art ,; 0he &isease and <ts #isk Dactors.
&alam Annals of <nternal :edicine ,% Oktober Golume ,++ <ssue !. )+*6
2)
,2. 5errigen, =asey., et al. 5nee Osteoarthritis and igh6eeled Shoes.
&alam 0he 1ancet, Golume +*,, 7omor -,,+. - :ei,--!
,*. Obesity; a pre3entable risk factor for large joint osteoarthritis which may
act through biomechanical factors. &alam "ritish >ournals of Sports
:edicine. $''*. +- ; 26*
,). Osteoarthritis ; &iagnosis and 0herapeutic =onsiderations. &alam >ournal
of the American Academy of Damily 4hysician, , :aret $''$ M )* ; !2,6!
,%. :oll, >. Osteoarthritis. &alam #heumatology in =linical 4ractice.
1ondon ; "lackwell Scientific 4ublications. ++,62*
,!. Ostheoarthritis. &alam O3er3iew of ?ni3ersity of 4ittsburgh :edical
=enter. $''*
,-. andout on ealth; Osteoarthritis. &alam >ournals of 7ational <nstitute of
Arthritis and :usculoskeletal and Skin &iseases, >uli $''$
$'. Osteoarthritis picture9s. &alam ?. :edicine / School of :edicine. $''*
$,. "ickley. 1ynn. Osteoasthritis. &alam Huide to 4hysical ABamination and
istory 0aking !
th
edition. ?SA ; 1ippincot .illiams S .alkins. $''+ ;
*$26*
$$. 5asjmir, Yoga. 4enatalaksanaan Osteoartritis yang #efrakter 0erhadap
7SA<&s. &alam 4enyakit 5ronik dan &egeneratif / 4enatalaksanaan
dalam 4raktek Sehari6hari. >akarta ; "agian <lmu 4enyakit &alam D5?<.
$''+ ; *%6)+
$+. Osteoarthritis. &alam <nformation of American Academy of Orthopaedic
Surgeons, >uli $''$
$2. :ubin, alim. Osteoartritis. &alam 4anduan 4raktis <lmu 4enyakit &alam
6 &iagnosis dan 0erapi. >akarta ; 4enerbit "uku 5edokteran AH=. $'', ;
*$+62
$*. #eijman, :aB., aCes, >., "ernsen, #., dkk. #ole of #adiography in
4redicting 4rogression of !steoart,ritis of the ip; 4rospecti3e =ohort
Study. &alam "ritish :edical >ournals ,+ :ei $''*. ++' ;,,!+
50
$). 4aper ; #ole of radiography in predicting progression of osteoart,ritis of
the hip; prospecti3e cohort study. &alam "ritish :edical >ournals $, :ei
$''*. ++' ; ,,!+
$%. Osteoarthritis. &alam www.emedicine.com. 2 7o3ember $''*
$!. erring, .illiam. &egeneratif >oint &isease. &alam
www.learningradiology.com. $''*
$-. Osteoarthritis. &alam www.webmd.com
+'. Osteoarthritis ; A #e3iew Dor the 4rimary 4hysician 6 0he &iagnosis of
Osteoarthritis. &alam www.arthritis.co.Ca. :aret $''+
+,. Osteoarthritis ; 0reatment. &alam 7ational .omenWs ealth #esource
=enters, <nc. (7.#=). $''*
+$. 0reatment of Osteoarthritis. &alam www.faueBpress.com
++. .alker, 5aren. =linical #e3iew ; :edical :anagement of Osteoarhtritis.
&alam "ritish >ournal of :edicine ,2 Oktober $'''. +$, ; -+)62'
+2. 4rimary care ; Afficacy of 0opical 7on Steroidal / Anti <nflamattory
&rugs in the 0reatment of Osteoarhtritis ; :etanalyses of #andomised
=ontralled 0rials. &alam "ritish :edical >ournal % Agustus $''2. +$- ;
+$2
+*. #ubin, "ernard. :anagement of Osteoarthritic 5nee 4ain. &alam >AOA
3olume ,'*. 2 September $''*. $+6$!
+). =linical re3iew ; 0he Orthopaedic Approach to :anaging Osteoarthritis of
the knee. &alam "ritish :edical >ournals $' 7o3ember $''2. +$- ; ,$$'
/$2
+%. &iet and Osteoarhtritis. &alam www.healthyahoo.com
+!. Osteoarthritis. &alam www.nims6nih.go3
+-. Gas, >orge., et al. Acupuncture as a =omplementary 0herapy to the
4harmacological 0reatment of !steoart,ritis of the 5nee; #andomised
=ontrolled 0rial. &alam "ritish :edical >ournals. $' 7o3ember $''2. +$-
; ,$,)
2'. 0reatment of Osteoarthritis ; 0he #esponse of :odern :edicine. &alam
www.caringmedical.com . $''*
51

Anda mungkin juga menyukai