Anda di halaman 1dari 17

Prosedur Pengelolaan Limbah Padat

Industri merupakan kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku barang
setengah jadi dan atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk
penggunaanya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri. Limbah
merupakan sisa suatu usaha dan / atau kegiatan. Limbah padat industri adalah limbah yang
berbentuk padatan atau semi padat yang berasal dari proses produksi atau jasa, termasuk juga
limbah domestik dan limbah padat lainnya (dari IPAL). Untuk klasiikasi limbah padat terdiri
atas sebagai berikut !
". #enis Limbah, antara lain limbah organik, limbah anorganik, dan limbah campuran
$rganik dan Anorganik
%. &iat limbah antara lain bersiat '( ('ahan 'erbahaya dan 'eracun) dan tidak
'ersiat '(
(. )olongan Limbah Padat, terbagi menjadi ! a). Limbah padat yang langsung dapat
ditimbun merupakan limbah padat yang mempunyai siat isika dan kimia yang stabil
sehingga tidak larut dalam air maupun mencemari udara* b). Limbah padat yang harus
diolah dahulu sebelum ditimbun adalah limbah padat yang mempunyai siat isika dan
kimia yang tidak stabil sehingga dapat larut dalam air dan dapat menyublim diudara
sehingga dapat menurunkan kualitas lingkungan.
+erdapat banyak sekali akibat dampak pembuangan limbah padat yang sembarangan atau asal
, asalan terhadap lingkungan seperti berikut ini !
". Penurunan kualitas air
%. Penurunan kualitras udara
(. )angguan estetika
-. )angguan kesehatan
.. /apat merusak struktur dan tekstur tanah
+eknologi penanganan limbah padat dapat diuraikan sebagai berikut !
". Lakukan reduksi pada sumbernya
%. 0anaatkan limbah padat yaitu dengan cara mendaur ulang (recycling), perolehan
kembali (reco1ery) dan penggunaan kembali (2euse)
(. Pengolahan Limbah padat yang benar
-. Penimbunan sisa pengolahan limbah padat
, &ee more at! http!//staypublichealth.blogspot.com/%3"(/3./pengelolaan,limbah,
padat.html4sthash.$5t%n5cb.dpu
Proses Pengolahan Lumpur
&asaran upaya penanganan lumpur adalah menghasilkan lumpur dengan kandungan padatan
setinggi,tingginya, atau 1olume yang sekecil,kecilnya dan stabil serta tidak memiliki dampak
lingkungan yang lebih buruk. Peningkatan kandungan padatan (6&&) atau pengurangan
kadar air dapat dilakukan melalui beberapa cara. Umumnya upaya pengelolaan terhadap
lumpur meliputi tahap,tahap pengerjaan!
". Pengentalan atau pemekatan lumpur (sludge thickening)
%. &tabilisasi lumpur (sludge stabili7ation)
(. Pengeluaran air (sludge de8atering)
-. Pengeringan lumpur (sludge drying)
Masing-masing cara memiliki kelebihan dan kelemahannya, sehingga tidak ada satu
carapun yang dapat diterapkan untuk setiap jenis lumpur tertentu. Kecuali Tahap
Stabilisasi, seluruh tahapan lainnya lebih bertujuan untuk meningkatkan kandungan
padatan atau pengurangan kandungan air. Setelah melalui tahapan tersebut tahapan
berikutnya adalah Tahap Pembuangan Akhir.
mumnya persentase kandungan air tersebut dapat mencapai !"-!!#. Lumpur yang
dihasilkan unit pengolahan air limbah dapat diubah menjadi abu dengan kadar $,% #.
&al ini dapat dilakukan melalui beberapa tahap pengolahan yang meliputi proses
pemekatan dapat mengurangi 'olume dari ($$ # dengan proses thickening menjadi "$
#, proses de)atering menjadi " #, proses pengering menjadi (,** #, kemudian
dilakukan pembakaran sehingga dihasilkan abu dengan kadar $,% #. +iltrat yang
dihasilkan dari proses pemekatan dan de)atering dikembalikan ke unit e,ualisasi
-.PAL/ untuk dilakukan pengolahan lebih lanjut.
Pengentalan Lumpur -Sludge Thickening/
Proses pengentalan lumpur bertujuan untuk meningkatkan kekentalan atau kandungan
padatan dalam lumpur dengan cara pengeluaran air. Pada umumnya lumpur yang dihasilkan
dari unit pengolahan air limbah masih encer dengan kandungan padatan antara 3,.,",36 atau
kandungan air 55,.,556, sehingga perlu dipekatkan secara gra1itasi hingga %,(6 atau
kandungan air 59,5:6 dengan menggunakan thickener. Pada proses pengentalan tersebut
lumpur sebelumnya perlu dikondisikan dengan cara isika maupun isika,kimia, agar dapat
menggumpal sehingga air lebih mudah dipisahkan.
Pemisahan air dari lumpur kimia-0isika lebih mudah dilakukan dibandingkan dengan
lumpur biologi. &al ini disebabkan air yang terkandung dalam lumpur biologi adalah
hasil perlakuan biologi yang 1$# merupakan air sel bakteri. Konsentrasi lumpur
sangat mempengaruhi kinerja alat pengeluaran air dan kandungan air dalam lumpur
pekat -cake/. Seperti yang ditunjukkan pada gambar !.%. bah)a makin tinggi
kandungan padatan dalam lumpur maka makin rendah kadar air dalam lumpur pekat
-cake/.
Thickening
/ari beberapa cara pengolahan/perlakuan lumpur yang disampaikan pada +abel %, proses
thickening yang umum digunakan adalah gravity thickening dan lotasi. Prinsip kerja masing,
masing peralatan tersebut disampaikan sebagai berikut ini.

-(/ Gravity Thickening
Proses ini umumnya digunakan sebagai pretreatment sebelum lumpur diolah lebih lanjut ke
proses de-watering lainnya. Prinsip dasar yang digunakan pada proses ini adalah
pengendapan secara gra1itasi. Pada proses ini, lumpur dibiarkan untuk mengendap pada
bidang yang memiliki surface loading sekitar (33 sampai dengan .33 m
(
/m
%
.d.

/engan proses ini primary sludge dapat dipekatkan pada ".3 kg/m%.d dengan kandungan
padatan sekitar "36. Untuk meningkatkan eisiensi proses, biasanya ditambahkan chemical
conditioners. ;al penting yang harus diperhatikan pada proses ini adalah timbulnya bau
akibat proses an,aerobik. &kema peralatan proses gravity thickening dapat dilihat pada
)ambar (.
Tujuan Pengelolaan Lumpur
Lumpur yang dihasilkan dari sistem pengolahan air limbah dibedakan atas lumpur kimia,
isika dan lumpur biologi. Lumpur kimia,isika berasal dari pemisahan hasil perlakuaan
proses isika,kimia, sedangkan lumpur biologi berasal dari perlakuan biologi. Umumnya
lumpur masih memiliki kadar air yang cukup tinggi, oleh karenanya perlu perlakuan lumpur
yang merupakan bagian dari penanganan air limbah. <edua jenis lumpur tersebut harus
dikeluarkan dan dibuang ke luar instalasi pengolahan air limbah (IPAL), tetapi hal ini akan
menimbulkan masalah bila langsung dibuang begitu saja dalam jumlah besar ke tempat
penimbunan limbah padat. +ujuan utama pengolahan lumpur adalah mengurangi 1olume
lumpur dengan cara memisahkan air dari dalam lumpur sebelum dibuang, agar
mempermudah masalah pengangkutan. Untuk itu pengurangan kandungan air dan 1olume
lumpur merupakan hal yang penting.
Lumpur dapat menimbulkan gangguan lingkungan yang lebih berbahaya dari air limbah
mengingat bah8a!
lumpur mengandung pencemar yang lebih terkonsentrasi
lumpur tetap memiliki kandungan air yang tinggi
lumpur dapat mengandung jenis pencemar baru yang tidak terkandung sebelumnya di
dalam air limbah akibat dari penambahan bahan kimia dan dari peruraian senya8a
yang terkandung dalam lumpur.
Lumpur yang banyak mengandung padatan diperoleh dari hasil proses pemisahan padat,cair
dari limbah yang sering disebut dengan sludge atau lumpur encer, di dalam sludge tersebut
sebagian besar mengandung air dan hanya beberapa persen berupa 7at padat. Umumnya
persentase kandungan air tersebut dapat mencapai 5.,556. Lumpur yang dihasilkan unit
pengolahan air limbah dapat dikelola hingga menjadi abu dengan kadar 3,( 6 dengan melalui
beberapa tahap pengolahan yang meliputi proses pemekatan dengan proses thickening,
proses de8atering, proses pengering dan pembakaran. =iltrat yang dihasilkan dari proses
pemekatan dan de8atering dikembalikan ke unit e>ualisasi (IPAL) untuk dilakukan
pengolahan lebih lanjut.
Untuk dapat mengelola lumpur secara eekti dan tepat, maka perlu mengetahui karakteristik
lumpur tersebut. <arakteristik lumpur tergantung pada sumber lumpur dan jenis industri
penghasil air limbah serta sistem pengolahan IPAL. Peraturan Pemerintah ?o. :. +ahun "555
memuat datar dari berbagai jenis industri yang menghasilkan lumpur IPAL yang dianggap
sebagai 'ahan 'erbahaya dan 'eracun ('().
Karakteristik dan 2umlah Lumpur
<arakteristik lumpur sangat dipengaruhi oleh beberapa aktor, antara lain sumber lumpur,
jenis industri penghasil air limbah, proses di IPAL, siat isik, komposisi kimia serta tingkat
pengolahan yang telah ditentukan. <arakteristik lumpur sangat berbeda untuk setiap jenis
lumpur, sehingga prinsip penanganannya berbeda pula. @alaupun demikian, kebanyakan
industri melakukan penanganan lumpur yang keluar dari IPAL dalam unit pengolah yang
sama. &ebagai contoh lumpur dari industri pulp dan kertas pada umumnya tersusun dari 7at
berserat, hidro,gel, ines yang non hydrous terutama yang berasal dari bahan pengisi (iller)
dan tentunya juga air aliran, air kapiler, air adsorpsi dan air sel.
Air aliran pada lumpur dapat dihilangkan dengan cara pengentalan, sedangkan air kapiler
dihilangkan dengan cara mekanis. Untuk jenis air yang lainnya penghilangannya dilakukan
dengan metode thermal. Lumpur yang dihasilkan oleh suatu IPAL dapat dikelompokan
dalam % jenis, yaitu!
". Lumpur kimia,isika (lumpur mineral)
%. Lumpur biologi
&elain ke dua jenis lumpur tersebut diatas ada juga lumpur yang berupa iber berasal dari
proses produksi, pada umumnya di industri tekstil.
Lumpur Kimia-+isika -Lumpur Mineral/
Lumpur kimia,isika merupakan lumpur yang dihasilkan dari proses pemisahan padatan di
unit,unit pengolahan secara isika,kimia <arakteristik lumpur adalah sebagai berikut!
". 0empunyai 8arna sesuai dengan jenis senya8a kimia yang digunakan
%. 0empunyai kandungan padatan %,:6,
(. 0empunyai berat jenis yang lebih besar dari lumpur biologi.
#umlah lumpur kimia A isika yang dihasilkan tergantung dari!
'eban hidrolik dari unit pengolahan penghasil Lumpur
Bektiitas koagulan dan lokulan yang digunakan
<onsentrasi padatan tersuspensi total (+&&) yang dapat diendapkan
Bisiensi tanki pengendap
Pemisahan air pada lumpur kimia,isika lebih mudah dilakukan dengan cara seperti
pengentalan yang diikuti penyaringan.
Lumpur 3iologi
Lumpur biologi merupakan lumpur yang dihasilkan dari proses pemisahan gumpalan mikroba
di unit pengolahan biologi. Lumpur biologi berasal dari dua bagian yaitu !
". 0ikroba yang mati
%. $rganik yang tidak terdegradasi oleh mikroba
<arakteristik lumpur biologi adalah sebagai berikut!
0empunyai 8arna coklat
0empunyai kandungan padatan 3,.,%,.6 yang artinya dalam " liter lumpur
mengandung air sebanyak 59,.,55,.6
0empunyai berat jenis yang rendah, sebesar ",33. g/mL
0engandung banyak senya8a organik terurai yang mudah membusuk
#umlah lumpur biologi yang dihasilkan tergantung dari!
'eban hidrolis dari unit pengolahan penghasil lumpur dan beban organik.
<ecepatan pertumbuhan mikroba yang sangat bergantung pada beberapa aktor, antara
lain kondisi proses biologi dan kondisi lingkungan
<onsentrasi padatan tersuspensi total (+&&) yang dapat diendapkan
Bisiensi tanki pengendap
Perlakuan lumpur pada dasarnya berupa pengurangan 1olume dan meningkatkan kestabilan
siat lumpur menjadi lebih baik, agar penanganan selanjutnya tidak menimbulkan
permasalahan lingkungan.
Proses Pengolahan Lumpur
&asaran upaya penanganan lumpur adalah menghasilkan lumpur dengan kandungan padatan
setinggi,tingginya, atau 1olume yang sekecil,kecilnya dan stabil serta tidak memiliki dampak
lingkungan yang lebih buruk. Peningkatan kandungan padatan (6&&) atau pengurangan
kadar air dapat dilakukan melalui beberapa cara. Umumnya upaya pengelolaan terhadap
lumpur meliputi tahap,tahap pengerjaan!
". Pengentalan atau pemekatan lumpur (sludge thickening)
%. &tabilisasi lumpur (sludge stabili7ation)
(. Pengeluaran air (sludge de8atering)
-. Pengeringan lumpur (sludge drying)
0asing,masing cara memiliki kelebihan dan kelemahannya, sehingga tidak ada satu carapun
yang dapat diterapkan untuk setiap jenis lumpur tertentu. <ecuali +ahap &tabilisasi, seluruh
tahapan lainnya lebih bertujuan untuk meningkatkan kandungan padatan atau pengurangan
kandungan air. &etelah melalui tahapan tersebut tahapan berikutnya adalah +ahap
Pembuangan Akhir.
Umumnya persentase kandungan air tersebut dapat mencapai 5.,556. Lumpur yang
dihasilkan unit pengolahan air limbah dapat diubah menjadi abu dengan kadar 3,( 6. ;al ini
dapat dilakukan melalui beberapa tahap pengolahan yang meliputi proses pemekatan dapat
mengurangi 1olume dari "33 6 dengan proses thickening menjadi .3 6, proses de8atering
menjadi . 6, proses pengering menjadi ",-- 6, kemudian dilakukan pembakaran sehingga
dihasilkan abu dengan kadar 3,( 6. =iltrat yang dihasilkan dari proses pemekatan dan
de8atering dikembalikan ke unit e>ualisasi (IPAL) untuk dilakukan pengolahan lebih lanjut.
Pengentalan Lumpur -Sludge Thickening/
Proses pengentalan lumpur bertujuan untuk meningkatkan kekentalan atau kandungan
padatan dalam lumpur dengan cara pengeluaran air. Pada umumnya lumpur yang dihasilkan
dari unit pengolahan air limbah masih encer dengan kandungan padatan antara 3,.,",36 atau
kandungan air 55,.,556, sehingga perlu dipekatkan secara gra1itasi hingga %,(6 atau
kandungan air 59,5:6 dengan menggunakan thickener. Pada proses pengentalan tersebut
lumpur sebelumnya perlu dikondisikan dengan cara isika maupun isika,kimia, agar dapat
menggumpal sehingga air lebih mudah dipisahkan.
Pemisahan air dari lumpur kimia,isika lebih mudah dilakukan dibandingkan dengan lumpur
biologi. ;al ini disebabkan air yang terkandung dalam lumpur biologi adalah hasil perlakuan
biologi yang :36 merupakan air sel bakteri. <onsentrasi lumpur sangat mempengaruhi
kinerja alat pengeluaran air dan kandungan air dalam lumpur pekat (cake). &eperti yang
ditunjukkan pada gambar 5.(. bah8a makin tinggi kandungan padatan dalam lumpur maka
makin rendah kadar air dalam lumpur pekat (cake).
A. Pengentalan Lumpur secara 4ra'itasi
Pengentalan lumpur secara gra1itasi adalah salah satu metode yang umum digunakan. Unit
pengental gra1itasi bekerja dengan gaya gra1itasi seperti halnya dengan tangki pengendap
lainnya. Prinsip dasar dan bentuk unit ini juga menyerupai tangki pengendap yang biasa,
perbedaannya hanya pada nilai beban permukaan yang lebih rendah. Alat ini berbentuk tangki
bundar dilengkapi dengan penggaruk lumpur, seperti yang terlihat pada gambar 5.-. adalah
salah satu contoh alat thickener. Pada umumnya diameter tanki tidak lebih dari %. m dengan
kedalaman sekitar - m, dengan maksimum hydraulic o1erlo8 rate antara ".,.,(" m
(
/m
%
, hari
untuk lumpur kimia,isika, sedangkan untuk lumpur biologi antara -,: m
(
/m
%
, hari, begitu
pula untuk lumpur campuran kimia,isika dengan biologi sekitar C,"% m
(
/m
%
, hari.
/ari data yang diperoleh di lapangan menunjukkan bah8a dengan alat ini kepekatan lumpur
kimia,isika dapat mencapai kadar padatan kering .,"36 atau kandungan air 53,5.6,
sedangkan untuk lumpur biologi hanya mencapai kadar padatan kering antara %,(6
kandungan air antara 59,5:6. ;asil pengentalan yang diperoleh untuk lumpur campuran dari
lumpur kimia A isika dan lumpur biologi mencapai kepekatan dengan kadar padatan kering
%,:6 atau kandungan air 5%,5:6,. Unit pengental gra1itasi umumnya digunakan sebagai unit
pertama di dalam bagian penanganan lumpur.
<elebihan dengan cara ini adalah mudah dalam pengoperasian dan pera8atan (maintenance).
<elemahan dengan cara ini adalah seringkali timbul lumpur yang naik ke atas (sludge
loating) akibat dari terlalu lama lumpur berada dalam bak lumpur karena tidak cepat
dikeluarkan. ;al ini dapat menyebabkan kondisi anaerobik sehingga menghasilkan gas. )as
tersebut akan memba8a sekelompok lumpur ke permukaan. Diri,ciri lumpur tersebut adalah
berbau dan ber8arna hitam.
3. Pemekatan Lumpur secara +lotasi -+loating Thickening/
Prinsip kerja sama dengan proses lotasi untuk pengolahan air limbah. Alat penggaruk lumpur
terdapat di sebelah atas maupun di bagian ba8ah. /ibandingkan dengan pemekatan lumpur
secara gra1itasi, alat ini lebih sukar pengoperasiannya dan diperlukan pula penambahan
bahan kimia polimer untuk meningkatkan konsentarasi lumpur dari :.6 menjadi 5:6.
/engan terkonsentrasinya lumpur dapat meningkatkan eisiensi alat. Pemakaian bahan kimia
polimer untuk memekatkan lumpur biologi sekitar %,. kg berat kering polimer/ mg 7atpadat.
Penggunaan rasio udara,padatan sangat mempengaruhi kinerja sistem ini, pada umumnya
nilai rasio udara,padatan ber1ariasi, maksimum pada kisaran dari %,-6 untuk mengapungkan
7at padat.
;asil pemekatan dengan sistem ini mencapai kadar padatan kering antara -,C6 atau
kandungan air 5-,5C6 untuk lumpur biologi dengan penambahan bahan kimia polimer,
sedangkan tanpa penambahan bahan kimia polimer kadar padatan kering hanya mencapai (,
.6 atau kandungan air 5.,596. <elebihan cara ini adalah 8aktu tinggal jauh lebih singkat
yaitu sekitar ". A (3 menit dan hasil lumpur lebih pekat, sehingga 1olume lumpur lebih
sedikit. <elemahan cara ini adalah cara pengoperasian lebih sulit, biaya operasional tinggi,
karena ada penambahan bahan kimia, biaya pera8atan relati tinggi dan penggunaan listrik
cukup besar. &istem penyapuan lumpur (scrapper) menggunakan rantai sering bermasalah
karena terdapat bagian yang bergesekan. Permasalahan scrapper dapat diatasi dengan
mengganti rantai penggerak secara periodik.
+abel Perbandingan 0etode Pemekatan Lumpur
0etode Pemekatan'agian Pemekatan secara gra1itasi Pemekatan secara
mekanis
+ipe
/ekantasi
+ipe
Penyaringan
0odel Pemekatan dengan pengendapan
secara gra1itasi
Pemekatan
secara
sentriugal
Pemekatan
dengan
penyaringan
dan
granulasi
Bisien Pemekatan lumpur ",. A %,. 6 - 6 atau
lebih
% A . 6
Pemisahan cairannya +idak stabil stabil &tabil
$prasional
0anajemen
Pemakaian energi
termasuk (auEiliary
machine )
<ecil<ira A kira 3," k@h / m
(
0enengah
( medium
)<ira A
kira 3,C
k@h / m
(
<ecil<ira A
kira 3,%
k@h / m
(
Parameter operasi
dan operasionality
'eban lumpur (padatan)
o 'eban permukaan
o Permukaan Lumpur
o Dara pengumpanan
o Bect &entriugal
o +roughput
o Perbedaan dalam
kecepatan perputaran
o Plat $riice
o +roughput
o Bek pengumpulan
o 'eban permukaan
pada pemisahan
o Lebar meshes
$prasional
Lingkungan
'au
kebisingan
0enengah
<ecil
<ecil
0enengah
<ecil
<ecil
Stabilisasi Lumpur -sludge stabili5ation/
&tabilisasi lumpur merupakan upaya mengurangi kandungan senya8a organik dalam lumpur
atau mencegah akti1itas mikroorganisme. +ujuan stabilisasi lumpur adalah agar lumpur
menjadi stabil dan tidak menimbulkan bau busuk dan gangguan kesehatan saat dilakukan
proses maupun saat pembuangan ke lingkungan. &tabilisasi lumpur dapat dilakukan dengan
beberapa cara, antara lain adalah sebagai berikut!
". /igestasi anaerobik
Proses ini merupakan suatu proses degradasi senya8a organik dalam lumpur secara
anaerobik. &tabilisasi ini biasanya hanya untuk lumpur biologi dan dilakukan sebelum proses
pengeluaran air dari lumpur. /engan proses digestasi ini, sekitar .36 senya8a organik dalam
lumpur dapat diubah menjadi gas bio yang tersusun dari metan (D;
-
) dan D$
%
apabila di
dalam senya8a organik tersebut terdapat kandungan sulur, maka dihasilkan ;
%
&. Produk gas
bio ini sangat potensial untuk dimanaatkan sebagai sumber energi, sedangkan lumpur sisa
yang diperoleh bisa dimanaatkan sebagai pupuk. /igestasi lumpur dilakukan dalam tangki
tertutup dengan sistem pengeluaran gas dan dapat dilengkapi dengan sistem pengadukan.
@aktu retensi yang diperlukan antara "3,%3 hari dengan beban padatan antara %,-
kg/m
(
. ;asil pemekatan dengan sistem ini mencapai kadar padatan kering antara %,.6 atau
kandungan air 5.,5:6 untuk lumpur kimia,isika, sedangkan untuk lumpur campuran kimia,
isika,biologi kadar padatan kering hanya mencapai ",.,-6 atau kandungan air 5C,
5:,.6. <elebihan sistem ini adalah pengurangan 1olume lumpur dengan penguraian dalam
artian pengurangan lumpur diubah menjadi gas yang dapat dimanaatkan sebagai energi
panas. <elemahan dari sistem ini adalah cara pengoperasiannya agak sulit.
%. &tabilisasi aerobik
Pada prinsipnya proses ini sama seperti proses lumpur akti pada pengolahan air limbah, yaitu
degradasi senya8a organik dalam lumpur terjadi secara aerobik. Proses stabilisasi aerobik
dapat dilakukan dalam suatu tanki terbuka, sebelum ataupun setelah dilakukan proses
pengeluaran air dari dalam lumpur. 0etode stabilisasi aerobik lumpur yang sudah mengalami
proses pengeluaran air merupakan bentuk pengomposan yang banyak dilakukan di industri.
Proses stabilisasi dilakukan dengan beban padatan berkisar antara ",C,-,: kg/m(,jam dengan
8aktu retensi "3,". hari. Udara dimasukkan ke dalam tanki untuk mensuplai oksigen,
sehingga kadar oksigen terlarut dapat diperhatikan minimal ",% mg/L. /engan pengaturan
p;, kelembaban suhu dan penambahan nutrisi yang sesuai, maka lumpur hasil proses
stabilisasi dapat dimanaatkan sebagai kompos. ;asil pemekatan dengan sistem ini mencapai
kadar padatan kering antara %,.,96 atau kandungan air 5(,59,.6 untuk lumpur kimia,isika,
sedangkan untuk lumpur campuran kimia,isika,biologi kadar padatan kering hanya
mencapai ",.,-6 atau kandungan air 5C,5:,.6. <elebihan sistem ini adalah lebih mudah
dalam pengoperasian dan mudah dalam pengontrolan. <elemahan dari sistem ini adalah
banyak membutuhkan energi, yaitu energi listrik untuk pembangkit oksigen.
(. &tabilisasi dengan kapur
Penambahan kapur ke dalam lumpur mengakibatkan aktiitas mikroorganisme terhenti, tetapi
tidak mempengaruhi kandungan senya8a organik dalam lumpur. Proses stabilisasi ini
umumnya dilakukan untuk mengatasi masalah bau yang timbul. Untuk menjamin lumpur
tetap stabil, maka p; lumpur harus dipertahankan di atas p; "",:. 0etoda stabilisasi ini perlu
penga8asan p; dan juga perlakuan pencampuran bahan kimia kapur dengan lumpur secara
baik agar p; lumpur homogen. ;asil pemekatan dengan sistem ini mencapai kadar padatan
kering antara (,C6 atau kandungan air 5-,596 untuk lumpur kimia,isika, sedangkan untuk
lumpur campuran kimia,isika,biologi kadar padatan kering hanya mencapai ",",.6 atau
kandungan air 5:,.,556. <elebihan sistem ini adalah pengoperasian mudah dan biaya
operasional relati rendah. <elemahan sistem ini adalah tidak terjadi pengurangan kandungan
air atau 1olume lumpur. Pada pengoperasian sistem ini sering terjadi perubahan nilai p;
sehingga perlu dipantau terus menerus.
Pengeluaran air dari lumpur -sludge de)atering/
+ujuan proses pengeluaran air lumpur ialah menghilangkan sebanyak mungkin air yang
terkandung dalam lumpur setelah proses pengentalan. Persyaratan kadar padatan kering
lumpur yang diinginkan tergantung pada penanganan akhir yang akan dilakukan, umumnya
berkisar (36. Proses pengeluaran air lumpur dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara
lain menggunakan alat!
". 'elt press
%. =ilter press
(. &cre8 press
-. /rying bed
.. Dentriugal
C. 2otary drum 1acuum ilter
A. 3elt Press
Proses pengeluaran air lumpur yang digunakan di industri antara lain belt ilter press. +ipe
alat ini banyak digunakan di industri pulp dan kertas. Pengeluaran air dari lumpur yang dapat
dilakukan dengan alat ini melalui % tahapan, !
". /aerah Pengeluaran Air (/raining Fone)
Pada daerah ini lumpur mengalir dan tersebar secara merata di atas lembaran 8ire.
Pengeluaran air dilakukan tanpa tekanan, hanya mengandalkan gra1itasi sampai mencapai
kadar padatan tertentu, selanjutnya lumpur memasuki daerah pengeringan bertekanan.
%. /aerah Pengeringan 'ertekanan (Pressing Fone)
Air keluar dari lumpur dengan cara dijepit di antara dua belt atau 8ire sambil ditekan oleh rol
secara bertahap di daerah pressing 7one, dengan tekanan meningkat sejalan dengan
mengecilnya rol. Pada saat dijepit, air diperas ke luar sampai akhir daerah bertekanan, yang
selanjutnya memasuki daerah pengelupasan lumpur dari belt atau 8ire (share 7one). &ebelum
diungsikan kembali di daerah pengeluaran air, belt atau 8ire perlu dicuci dahulu. Umumnya
kadar padatan kering yang bisa dicapai antara (3,-36 atau kandungan air C3,936, untuk
lumpur kimia,isika dan %%,(36 atau kandungan air 93,9:6, untuk lumpur biologi.
Pengkondisian lumpur dengan menambahkan polimer perlu dilakukan untuk mempercepat
dan mempermudah pengeluaran air.
Alat pengering lumpur dirancang untuk beban ".3,(33 kg padatan kering/m lebar 8ire per
jam untuk lumpur yang sulit dipisahkan airnya, sedangkan untuk lumpur yang mudah
dipisahkan airnya %.3,.33 kg padatan kering/m lebar 8ire/jam. 'elt penjepit baik bagian atas
maupun ba8ah, setelah melepaskan lumpur, perlu dicuci, sebelum diungsikan kembali di
daerah pengeluaran air. <elebihan alat ini adalah kapasitas olah yang besar dan kandungan
padatan kering yang relati tinggi. <elemahan yaitu membutuhkan biaya operasional yang
relati tinggi karena penggunaan bahan kimia polielektrolit yang tinggi dan kebutuhan energi
listrik yang besar. /isamping itu maintenance membutuhkan biaya yang lebih tinggi dan
operasional lebih sulit karena permasalahan di belt/8ire dan tracking sistem (alat pengarah
belt/8ire).
3. +ilter Press
Prinsip kerja sistem ini adalah memberi tekanan pada lumpur yang berada di antara
lempengan,lempengan ilter (ilter plate). +ekanan diberikan melalui gaya hidrolik di kedua
sisi lempengan. =ilter ini tersusun dari plate and rame ilter berjumlah banyak, dimana
bagian dalam dari rame tersebut ditarik oleh ilter kain yang bersambungan. &etelah rame
terkunci karena tekanan hidrolik atau tekanan tangan, lumpur akan tertekan masuk dari
tabung suplai ke dalam ruang iltrasi. Air yang tersaring karena tekanan itu akan jatuh dari
rame, lumpur akan mengental karena kehilangan air dan tersiasa di bagian dalam.
Penambahan tekanan berkisar antara ","3 kg/cm
%
, tetapi karena resistan tekanan yang masuk
bertambah besar, maka akan terbentuk cukup adonan di bagian dalam. Apabila sudah terjadi
kondisi seperti ini maka pengisian lumpur dihentikan. +ipe alat penyaring tekanan ini
umumnya digunakan di industri kecil, antara lain seperti industri tekstil. <elebihan dari
sistem ini adalah sederhana dalam konstruksi dan biaya operasional yang relati lebih rendah.
<elemahan adalah hanya dapat digunakan untuk penanganan lumpur yang sedikit.
6. 7rying 3ed
&alah satu metode paling sederhana adalah drying bed atau bak pengering lumpur.
Pengeluaran air lumpur dilakukan melalui media pengering secara gra1itasi dan penguapan
sinar matahari. Lumpur yang berasal dari pengolahan air limbah secara langsung tanpa proses
pemekatan terlebih dahulu dapat dikeringkan dengan drying bed. /eskripsi bak pengering
berupa bak dangkal berisi media penyaring pasir setinggi "3,%3 cm dan batu kerikil sebagai
penyangga pasir antara %3,-3 cm, serta saluran air tersaring (iltrat) di bagian ba8ah bak.
Pada bagian dasar bak pengering dibuat saluran atau pipa pembuangan air dan di atasnya
diberi lapisan kerikil (diameter "3,(3 mmG) setebal %3 cm dan lapisan pasir kasar ((,.
mmG) setebal %3,(3 cm. 0edia penyaring merupakan bahan yang memiliki pori besar untuk
ditembus air. Pasir, ijuk dan kerikil merupakan media penyaring yang sering digunakan.
Pengisian lumpur ke bak pengering sebaiknya dilakukan " kali sehari dengan ketebalan
lumpur di ba8ah ". cm. 0engingat keterbatasan daya tembus panas matahari, maka
kedalaman bak ikurang dari .3 cm. #ika lumpur masuk terlalu banyak, permukaan lumpur
tampak mengering tetapi lapisan ba8ah masih basah, sehingga pengurangan air perlu 8aktu
berhari,hari. #ika saringan tersumbat maka air tidak dapat keluar, sehingga pengurangan
kadar air tidak terjadi.
Pengurangan kandungan air dalam lumpur menggunakan sistem pengeringan alami dengan
matahari, maka air akan keluar melalui saringan dan penguapan. Pada mulanya keluarnya air
melalui saringan berjalan lancar dan kecepatan pengurangan air tinggi, tetapi jika bahan
penyaring (pasir) tersumbat maka proses pengurangan air hanya tergantung kecepatan
penguapan. <ecepatan pengurangan air pada bak pengering lumpur seperti ini bergantung
pada penguapan dan penyaringan, dan akan sangat dipengaruhi oleh kondisi cuaca seperti
suhu, kelembaban, kecepatan angin, sinar matahari, hujan, ketebalan lapisan lumpur, kadar
air, siat lumpur yang masuk dan struktur kolam pengeringan. @aktu pengeringan biasanya
antara (,. hari.
<elebihan sistem ini adalah pengoperasian yang sangat sederhana dan mudah, biaya
operasional relati rendah dan hasil olahan lumpur bisa kering atau kandungan padatan yang
tinggi. <elemahan sistem ini adalah membutuhkan lahan yang luas dan sangat tergantung
cuaca.
7. Scre) Press
&cre8 press seperti terlihat di )ambar 5."3 menghasilkan lumpur kering (cake) dengan kadar
padatan kering (3 A 936 atau kandungan air (3,936. Apabila lumpur yang akan diolah
berasal dari campuran lumpur kimia,isika dengan lumpur biologi, maka perlu ditambahkan
koagulan polimer atau polielektrolit (PB), sebaliknya apabila hanya berasal dari lumpur
kimia,isika tanpa penambahan koagulan polimer atau polielektrolit (PB), dengan pemakaian
umumnya sekitar ",% ppm.
'esarnya tekanan yang dihasilkan tergantung dari pengaturan perbedaan jarak antara puncak
ulir tekan sepanjang poros dengan kekuatan tekan lange penahan yang ditentukan oleh
kondisi dan jumlah pegas yang digunakan
Alat scre8 press sangat hemat energi. Penggunaan alat scre8 press makin banyak diterapkan
di industri khususnya industri pulp dan kertas.
8. 6entri0ugal
Pada prinsipnya alat ini memisahkan padatan dalam lumpur dari cairan melalui proses
sedimentasi dan sentriugasi. Adabeberapa tipe sentriugasi tetapi yang umum digunakan
adalah tabung hori7ontal berbentuk kerucut,silindris yang di dalamnya dilengkapi juga
dengan scre8 con1eyor yang dapat berputar.<ecepatan putaran con1eyor ini sedikit lebih
lambat dibandingkan dengan putaran tabung hori7ontal.
Lumpur masuk melalui suatu tabung yang tak bergerak terletak sepanjang garis pusat tabung,
kemudian didorong keluar oleh con1eyor dan didistribusikan ke bagian sisi tabung. Lumpur
mengendap dan dipadatkan oleh adanya kekuatan centriugasi, kemudian diba8a oleh
con1eyor ke daerah pengeringan dalam tabung di bagian yang runcing, cairannya yang telah
terpisah dikeluarkan di bagian yang lainnya. Pada sistem ini padatan kering mencapai sampai
.36 atau kandungan air .36. Pengkondisian lumpur dengan menambahkan koagulan
polimer adalah untuk mempercepat dan mempermudah pengeluaran air. Pemakaian koagulan
polimer antara % A C kg/ton padatan lumpur kering.
'iaya in1estasi dan operasi alat sentriugal mahal, karena diperlukan bahan kimia
pengkondisi dan konsumsi energi listrik yang tinggi. 'iaya pemeliharaannya juga tinggi jika
dibandingkan dengan alat yang lain.
+. 9otary 7rum :acuum +ilter
Penyaringan terjadi pada permukaan drum yang berputar. /rum berputar ini dibagi dalam
beberapa bagian yang masing A masing berada di ba8ah tekanan 1akum. &ekitar %3 A -36
bagian drum akan terendam lumpur dan mengambil 7at padat membentuk padatan lumpur
yang menempel di permukaan karena diserap pompa 1akum. &ebelum bagian drum dengan
padatan lumpur yang menempel terendam kembali, padatan tersebut akan terlepas setelah
dicuci. Lumpur kimia,isika dapat dikeluarkan airnya sampai mencapai padatan kering
sebesar 9,56 atau kandungan air 5",5(6 tanpa perlu dikondisikan dahulu dengan bahan
kimia.
Lumpur biologi mencapai padatan kering sebesar -,56 atau kandungan air 5",5C6,
sedangkan lumpur campuran mencapai padatan kering sebesar .,56 atau kandungan air
5",5.6. 'eban lumpur kimia A isika umumnya (3 kg padatan kering /m
%
jam, sedangkan
untuk lumpur biologi atau lumpur campuran bebannya lebih kecil yaitu "3 ,%3 kg padatan
kering/m
%
jam dengan hasil padatan kering sekitar ".6 dan sebelumnya perlu dikondisikan
terlebih dahulu. <elebihan dari cara ini adalah kapasitas pengolahan yang besar.
<elemahannya adalah pencapaian padatan kering yang masih rendah dan alat ini lebih cocok
digunakan untuk lumpur yang berserat.
+abel Perbandingan 'eberapa Dara Alat Pemekat Lumpur
Pemekat
&entriugal
Pemekat
'ertekanan
&aringan
'eltpress
Pemekat
0ulti /isc
Pemekat
&cre8 Press
&truktur
dan Prinsip
Lumpur
dipekatkan dan
dikonsentrasikan
dalam drum
dengan putaran
cepat dan tekanan
sentriugal yang
terbentuk sekitar
"333,(333).
Lumpur pekat
dibuang dengan
scre8 berputar
+ekanan yang
digunakan sekitar
-33,.33 kPa
dengan
perbedaan
tekanan antara
dua permukaan
kain saringan dan
air yang dibuang.
Akhirnya, lumpur
ditekan dan
diturunkan kadar
airnya
Lumpur
dipekatkan
dalam belt
(kain saring)
secara
gra1itasi,
selanjutnya
disaring
diantara dua
kain saringan
dan ditekan
secara
bertahap pada
bagian atas
dan ba8ah
rol. Akhirnya
lumpur
ditekan
secara kuat
dan dikurangi
kadar airnya
/engan
memutar
sejumlah
piringan yang
terpasang di
bagian atas
dan ba8ah
pada
kecepatan
lambat,
penghilangan
air dilakukan
dengan
phenomenon
kapiler
re1italisasi
consecuti1e
Penyaringan
secara gra1itasi
terjadi di
bagian luar
drum pada
setengah
operasi. +ahap
a8al
penghilangan
air dilakukan
dengan tekanan
;al,hal
yang
timbul
dalam
operasional
, <ecepatan injeksi
bahan kimia,
Pemilihan bahan
kimia, Perbedaan
jumlah putaran
antara ball dan
scre8
, Pengaturan tinggi
luapan air yang
akan dipisahkan
, <ecepatan
injeksi bahan
kimia, Pemilihan
bahan kimia,
Pengaturan
tekanan
, @aktu
penekanan
, Pemilihan kain
saring
, <ecepatan
injeksi bahan
kimia,
Pemilihan
bahan kimia,
Pengaturan
ketebalan
kain saring
, Pemilihan
kain saring
, <ecepatan
saring dari
kain saring
, <ecepatan
injeksi bahan
kimia,
Pemilihan
bahan kimia,
Perubahan
jumlah
peralatan
saring di
dalam dan luar
, <ecepatan
injeksi bahan
kimia,
Pemilihan
bahan kimia,
Penyediaan
lumpur yang
berlanjut
, #umlah scre8
<andungan
air di cake
.36 93,:36 C3,936 .3,936 .3,936
<ondisi
dan
kecepatan
injeksi
Injeksikan molekul
pengkodisi tinggi
pada 3,.,%,.6 per
unit &&
=eDl
(
digunakan
bersamaan.
Injeksikan
molekul
pengkodisi tinggi
pada 3,.,",36
Injeksikan
molekul
pengkodisi
tinggi pada
",3,%,36 per
unit &&
Injeksikan
molekul
pengkodisi
tinggi pada
",3,%,36 per
unit &&
Injeksikan
molekul
pengkodisi
tinggi pada ",3,
%,36 per unit
&&
per unit &&
Pembuangan Akhir -Sludge Land0illing/
Pada tahap akhir, lumpur dibuang ke lingkungan dengan aman dan tidak menimbulkan
dampak negati lingkungan. Pembuangan langsung ke lingkungan dapat menimbulkan
dampak lingkungan dan kesehatan manusia serta makhluk hidup lainnya. &ludge landilling
merupakan tahap akhir dari pengelolaan lumpur. Pemerintah 2epublik Indonesia memiliki
peraturan tentang pembuangan lumpur '( yang sangat ketat dengan sangsi yang berat.
Pengelompokan Lumpur '( antara lain dilakukan berdasarkan!
jenis senya8a kimia yang dikandungnya (sumber tidak spesiik)
jenis industri penghasil lumpur (sumber tidak spesiik)
Pembungan akhir limbah lumpur '( harus dilakukan di lokasi yang ditunjuk oleh
pemerintah. Pihak industri dapat membuat asilitas khusus, 8alaupun persyaratan dan
prosedur rumit. Lokasi pembuangan akhir limbah padat atau landill merupakan lokasi
khusus yang diperuntukkan sebagai tempat penimbunan lumpur dengan desain yang
dilengkapi sistem tempat pengumpulan dan pengolahan lindi. &yarat,syarat lokasi
penimbunan cake menurut persyaratan landill yang baik adalah!
Lokasi Land0ill -Kep-$(;3apedal;$!;(!!!/
/aerah yang bebas dari banjir seratus tahunan
'ukan ka8asan lindung
&esuai 2encana +ata 2uang (2+2) ditetapkan sebagai lokasi baik untuk peruntukan
industri atau tempat penimbunan limbah, merupakan tanah kosong yang tidak subur,
tanah pertanian yang kurang subur atau lokasi bekas pertambangan yang telah tidak
berpotensi
?ilai permeabilitas 0aE "3
,9
cm/det
&ecara geologi dinyatakan aman,stabil tidak ra8an bencana
'ukan daerah resapan air tanah tidak tertekan
'ukan daerah genangan air, berjarak .33 m dari aliran sungai yang mengalir
sepanjang tahun, danau, 8aduk untuk irigasi pertanian dan air bersih
Program pemantauan Landill yang perlu diperhatikan!
". Lindi (Leachate) yang dihasilkan dari limbah
%. #umlah kebocoran lindi yang mele8ati lapisan landill
(. 0igrasi gas yang mele8ati lapisan landill
-. <ualitas air tanah sekitar lokasi landill
.. <arakteristik gas dalam limbah ( tekanan, suhu, kandungan gas metan)
C. )as dalam tanah dan atmoser disekitar lokasi landill
9. #umlah dan kualitas lindi dalam tanki pengumpul lindi
+abel Program Pemantauan terhadap Lingkungan
<o Lokasi Parameter
+rekuensi
Pemantauan
". Air +anah <ualitas air tanahH$Ds 'ulanan,<uartal,
tri8ulan&etiap tahun
%. <inerja Lapisan (Liner
Perormance) !
Lisimeter
(Lysimeters)
<onduktiitimeter
<uantitas dan kualitas
<unduktiitas
<uartal
<uartal
(. )as Landill !
&aluran Penampung
&umur penampung
&tasiun L=) lare
Probe migrasi gas
<ondensat
+ekanan statis, aliran, suhu,
konsentrasi gas metan
+ekanan statis, aliran, suhu,
konsentrasi gas metan
+ekanan statis, aliran, suhu,
konsentrasi gas metan
+ekanan, konsentrasi gas yang
dapat terbakar
<uantitas dan kualitas
0ingguan
0ingguan
;arian
'ulanan
'ulanan
-. Lindi (Leachate) Landill
Lindi
&tasiun pompa
'uangan ke sungai
&istem Penampungan
lindi
<uantitas dan kualitas
Pelampung
<uantitas dan kualitas
&edimen
'ulanan
<ontinyu
<ontinyu untuk
kuantitas dan bulan
untuk kualitas
&atu tahun sekali
.. Air Pemukaan =lo8<ualitas <ontinyu+ri8ulan
C. <ondisi Iklim <ecepatan angina, suhu,
tekanan barometric
<ontinyu
9. Pemulihan Lokasi (Pasca
Landill)
Pelapisan (penutup)
akhir
'au
Brosi, resapan permukaan, air
tanah, cracking ponding
2esapan permukaan
<ontinyu
<ontinyu
About these ads

Anda mungkin juga menyukai