Anda di halaman 1dari 19

Dwi Aditianto 21080111130064

Sortaulina M. Simbolon
21080112120012
Fauzan Affif 21080112120004
Destina Susanto
21080112130037
Yosep Sopar P. 21080112130053

Untuk mengetahui sistem K3 pada bidang
konstruksi.

Untuk mengetahui sistem K3 yang
dilakukan PT. Wimarion Grahan Perkasa.

Proyek pekerjaan konstruksi PT. Wimarion
Grahan Perkasa yang terletak di Jalan Wilis no.
2A Semarang.
proyek kegiatan konstruksi yang
direncanakan untuk membangun suatu
bangunan hotel bertingkat 5 lantai.

Kegiatan proyek ini terdapat kurang lebih
50 orang pekerja proyek, namun dengan
tingkat resiko kerja yang tinggi.
Proyek Konstruksi PT. Wimarion Grahan
Perkasa ini telah meminta izin kepada BPPT
(Badan Pelayanan Perizinan Terpadu) dalam hal
izin HO, izin mendirikan bangunan (IMB), dan
Amdal serta lalu lintas.

Pada saat kunjungan lapangan mengenai sistem
K3 di PT. Wimarion Grahan Perkasa kami
mendapatkan penjelasan mengenai sistem K3
yang berada disana menganai:
work permit,
APD,
APAR,
Hierarki pengendalian resiko,
Penjelasan mengenai OHSAS 18001 dan peraturan
mengenai K3.
HIERARKI PENGENDALIAN RESIKO/BAHAYA K3
Eliminasi Eliminasi sumber bahaya
Tempat Kerja/Pekerjaan
aman Mengurangi Bahaya
Substitusi Substitusi alat/mesin/bahan
Perancangan Modifikasi/Perancangan Alat/Mesin/Tempat Kerja
yang Lebih Aman
Administrasi Prosedur, Aturan, Pelatihan, Durasi Kerja, Tanda
Bahaya,Rambu, Poster, Label
Tenaga kerja aman
mengurangi paparan
APD Alat Perlindungan Diri Tenaga Kerja
Eliminasi
Pada bagian ini dilakukan penghilangan suatu resiko
kegiatan pekerjaan yang berada di lingkungan proyek.
Contoh kegiatan bata, namun kita tidak mungkin untuk
menghilangkan kegiatan bata ini. Oleh karenanya apabila
tidak dapat di eliminasi dapat dilakukan tahapan
pengendalian selanjutnya yaitu dengan cara substitusi.

Subtitusi
Merupakan suatu cara pengalihan atau penukaran suatu
bahan alat atau mesin dari yang dapat menimbulkan
bahaya yang besar kemudian di turunkan ke reiko
bahaya yang kecil. Contoh kegiatan bata (berat) yang
tadi berlangsung apabila jatuh dapat mengenai
seseorang dan meyebabkan kecelakaan, bahan bata ini
dapat diganti dengan block beton ringan agar apabila
menjatuhi seseorang tidak menimbulkan kecelakaan
yang fatal
Modifikasi
Merupakan salah satu cara penanganan apabila
pengendalian eliminasi dan substitusi tidak dapat
menguragi resiko. Contoh dalam kegiatan bongkar muat
block beton ringan mungkin tidak membuat suatu resiko
yang besar namun setelah beton ringan tersebut menjadi
dinding ada resiko dinding tersebut ambruk. Oleh karena
itu dilakukan modifikasi, dengan cara dalam pembuatan
dinding kita tidak boleh full harus diberi kolom untuk
menambah kekuatan.

Administrasi
Kegiatan penanganan yang dapat dilakukan dengan
tujuan preventif, biasanya melalui kegiatan pelatihan
ataupun susuatu yang berhubungan dengan kegiatan
administrasi. Contoh di proyek tersebut sudah diadakan
pelatihan/sosialisasi mengenai kebakaran yang apabila
terjadi di lingkungan proyek. Contoh lain apabila kita
melakukan kegiatan di boiler harus menggunakan work
permit.
APD
Langkah pencegahan ini merupakan yang dilakukan
paling terakhir karena hanya bersifat untuk melindungi
diri bukan untuk mengurangi resiko bahaya kerja.Contoh
penggunaan safety belt, safety shoes dan helm. Namun
pada kenyataanya para pekerja disana jarang yang
menggunakan alat pelindung diri tersebut.
Pada Proyek Konstruksi PT, Wimarion Grahan Perkasa
memakai matriks resiko 3 x 3:
Resiko kecil
Resiko sedang
Resiko fatal
Suatu penilaian resiko pada kegiatan harus
menggambarkan dari data yang kualitatif menjadi data
yang kuantitatif.

Jenis APAR dan kegunaanya antara lain:
Jenis A: digunakan untuk memadamkan semua benda
yang terbakar hangus menjadi arang dan abu.
Jenis B: digunakan untuk memadamkan kebakaran yang
bersumber dari zat cair (bensin, minyak tanah atau
Thinner).
Jenis C: digunakan untuk memadamkan kebakaran yang
diakibatkan oleh listrik.
Jenis D: digunakan untuk memadamkan kebakaran yang
diakibatkan oleh logam.

Pekerja proyek yang tidak menggunakan APD





Pemakaian scafolding untuk kegiatan pekerjaan proyek
di ketinggian




Cara pemakaian tangga dengan perbandingan 1:4
dimana 1 merupakan lebar jarak kaki tangga dan 4
adalah tinggi tangga.
Terdapat label yang menerangkan untuk berlari ketempat
yang aman apabila terjadi sesuatu
Pemberian barikade bambu pada tangga yang belum jadi
untuk tempat berpegangan tangan saat naik dan turun
tangga.

Labeling K3 yang berada si sekitar lingkungan proyek
konstruksi (induksi K3).

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai