Keluahan : berak, mencret, berdarah 12 jam SMRS pasien mengeluh sering BAB (10 X0, sedikit-sedikit, kadang disertai darah berwarna segar Konstipasi, berak darah sejak 2 bulan (darah sedikit) Mual, muntah, demam (-), lemas. Anamnesis :pasien mengonsumsi kue basah 16 jam lalu. Kue dibelikan oleh anaknya sehari sebelumnya dan baru dikonsumsi setelah dibiarkan 24 jam di atas meja hanya ditutupi plastic A -> BB=43 kg, TB=153cm, LLA=24,3cm B -> RBC: 2,92 x 10 6 /mm 3
Gastroenteritis adalah inflamasi membrane mukosa lambung dan usus halus. Gastroenteritis akut ditandai dengan diare, dan pada beberapa kasus, muntah- muntah yang berakibat kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit. (Lynn Betz,2009). Gastroenteritis adalah peradangan pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare, dengan atau tanpa disertai muntah, dan seringkali disertai peningkatan suhu tubuh. Gastroenteritis atau diare akut adalah kekerapan dan keenceran BAB dimana frekuensinya lebih dari 3 kali perhari dan banyaknya lebih dari 200 250 gram (Syaiful Noer, 1996 ). Gastroenteritis adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare dengan frekwensi lebih banyak dari biasanya yang disebabkan oleh bakteri,virus dan parasit yang patogen.
2. Konstipasi penurunan defekasi yang normal pada seseorang, disertai dengan kesulitan keluarnya feses yang tidak lengkap atau keluarnya feses yang sangat keras dan kering Konstipasi merupakan gejala, bukan penyakit. Konstipasi adalah penurunan frekunsi defekasi, yang diikuti oleh pengeluaran feses yang lama atau keras dan kering. Adanya upaya mengedan saat defekasi adalah suatu tanda yang terkait dengan konstipasi. Apabila motilitas usus halus melambat, masa feses lebih lama terpapar pada dinding usus dan sebagian besar kandungan air dalam feses diabsorpsi. Sejumlah kecil air ditinggalkan untuk melunakkan dan melumasi feses. Pengeluaran feses yang kering dan keras dapat menimbulkan nyeri pada rektum. (Potter & Perry, 2005).
3. Hemorrhoid
Hemorrhoid adalah suatu perubahan pada bantalan pembuluh-pembuluh darah di dubur ( corpus carvenosa recti ) berupa pelebaran dan pembengkakan pembuluh darah dan jaringan sekitarnya. Sehingga timbul seperti benjolan pada anus. Berbagai penyebab yang mungkin menjadi sumber timbulnya hemoroid yaitu : 1. Dinding pembuluh darah yang lemah bawaan sejak lahir. 2. Tidak ada katup vena 3. Tekanan dalam perut yang tinggi. 4. Berdiri atau duduk terlalu lama. Tanda utama adalah perdarahan, darah yang keluar berwarna merah segar tidak bercampur dengan feses dan jumlahnya bervariasi. Jika hemorhoid beretambah besar maka akan terjadi prolapsus. Kotoran di pakaian dalam menjadi tanda hemorhoid yang mengalami prolapsus permanen. Kulit didaerah perianal akan mengalami iritasi. Nyeri akan terjadi jika timbul trombosis dengan edema dan peradangan. Anamnesis dikaitkan dengan faktor obstipasi, defekasi yang keras, yang membutuhkan tekanan intraabdominal tinggi ( mengejan ) dan disertai rasa nyeri yang merupakan gejala radang. Hemorhoid eksterna dapat dilihat dengan inspeksi, apalagi jika telah terjadi trombosis. Bila hemorhoid interna mengalami prolapsus maka tonjolan yang ditutupi epitel penghasil musin akan dapat terlihat pada satu atau beberapa kuadran. Hemorhoid menyebabkan rasa gatal dan nyeri serta sering menyebabkan perdarahan berwarna merah terang pada saat defekasi. Hemorhoid interna tidak selalu menimbulkan nyeri sampai hemorhoid ini membesar dan menimbulkan perdarahan atau prolapsus.
4. Hematochezia
Hematochezia adalah perdarahan yang keluar dari anus dengan warna merah segar. Ditandai dengan keluarnya darah berwarna merah terang dari anus, dapat berbentuk gumpalan atau telah bercampur dengan tinja. Umumnya disebabkan perdarahan saluran cerna bagian bawah. Nama penyakit yang mendasarinya adalah hemoroid
Bahan Diskusi :
1. Buatlah assessemen pada kasus di atas
A -> BB=43 kg, TB=153cm, LLA=24,3cm IMT = 18,4 -> Underweight (<18,5) LLA -> Normal (>23,5) B -> RBC: 2,92 x 10 6 /mm 3 Rendah Wanita dewasa 3,9 jt 4,8 jt/mL) Hb: 9,4 mg/dl rendah Wanita 11,4 15,1 g/dl Hct:27,1% rendah 37 43% Albumin:2,84 g/dl rendah 3,5-4,5 g/dl Na:133,4 mmol/dL rendah 135-145 mEq/ L (mmol/L) Cl:96,3 mmol/L, normal 95 105 mEq/L (mmol/L) K: 3 mmol/L rendah 3,5 5 mEq/L C -> CM, lemas, peristaltic meningkat TD:90/60 mmHg rendah > 30 th 110/70-140/90 mmhg Nadi : 90x/menit Normal 60 100 Respirasi: 20x/menit normal 14 20 Suhu:36C hipotermia 36,5 37,5 D -> intake: E=56,43% P=69,51% L=70,74% KH=46,11 diet belum memenuhi kebutuhan Makan 3x sehari -> nasi+lauk nabati/hewani Sayur buah jarang
2. Adakah interaksi medis terapi obat dengan gizi
New Diatab new-diatab adalah nama dagang dari obat diare di Indonesia. Kandungan diatab sebenarnya ialah attapulgit. Namun sebenarnya penggunaan obat antidiare yang tidak pada tempatnya atau dosis yang tidak tepat menyebabkan kekacauan pada gerakan usus sehingga malah dapat menimbulkan nyeri perut dan kesulitan buang air besar.
Ranitidin Ranitidin merupakan antihistamin paenghambat reseptor Histamin H2 yang berperan dalam efek histamine terhadap sekresi cairan lambung. Bioavailabilitas ranitidine yang diberikan secara oral sekitar 50% dan meningkat pada pasien penyakit hati. Masa paruhnya kira-kira 1,7 -3 jam pada orang dewasa, dan memanjang pada orang tua dan pasien gagal ginjal. Pada pasien penyakit hati masa paruh ranitidine juga memanjang meskipun tidak sebesar pada ginjal.Pada ginjal normal, volume distribusi 1,7 L/kg sedangkan klirens kreatinin 25-35 ml/menit. Kadar puncak plasma dicapai dalam 1-3 jam setelah penggunaan ranitidine 150 mg secara oral, dan terikat protein plasma hanya 15 %. Ranitidine mengalami metabolism lintas pertama di hati dalam jumlah yang cukup besar setelah pemberian oral. Ranitidine dan matabolitnya diekskresi terutama melalui ginjal, sisanya melalui tinja. Sekitar 70% dari ranitidine yang diberikan IV dan 30 % yang diberikan secara oral diekskresi dalam urin dalam bentuk asal.
Metoclopramid Ambeven Kalnex
3. Bagaimana diagnosis gizi yang tepat pada kasus di atas?
4. Jelaskan terapi gizi pada pasien Rehidrasi. Sebelum memberikan terapi rehidrasi pada pasien, perlu dinilai dulu derajat dehidrasinya. Derajat dehidrasi terdiri dari dehidrasi ringan, sedang, berat. Dikatakan dehidrasi ringan bila pasien mengalami kekurangan cairan 2-5% dari berat badan. Sedang bila pasien kehilangan cairan 5-8% dari berat badan. Berat bila pasien kehilangan cairan 8- 10% dari berat badan.Bila keadaan umum pasien baik dan tidak dehidrasi, asupan cairan yang adekuat dapat dicapai dengan minuman ringan, sari buah, sup dan keripik asin. Bila pasien kehilangan cairan yang banyak dan dehidrasi, pemberian cairan intravena dan rehidrasi oral dengan cairan isotonic mengandung elektrolit dan gula harus diberikan. Terapi rehidrasi oral lebih praktis dan efektif daripada cairan intravena. Cairan oral antara lain : pedialit, oralit, dll. Cairan infuse seperti Ringer Laktat. Cairan diberikan 50-200 ml/kgBB/24 jam tergantung kebutuhan dan status hidrasi.Pasien dengan Dehidrasi ringan sampai sedang masih dapat diberikan cairan per oral atau selang nasogastrik, kecuali bila ada kontraindikasi atau saluran cerna atas tak dapat dipakai. Pemberian oral diberikan larutan oralit yang hipotonik dengan komposisi 29 gr glukosa, 3,5 gr NaCl, 2,5 gr Natrium Bikarbonat dan 1,5 gr KCl setiap liter. Sedangkan pada pasien dengan dehidrasi sedang sampai berat sebaiknya diberikan cairan melalui infuse pembuluh darah. Prinsip menentukan jumlah cairan yang akan diberikan yaitu sesuai dengan jumlah cairan yang keluar dari tubuh. Resusitasi Cairan & Elektrolit sesuai derajat dehidrasi dan kehilangan elektrolitnya. Energi cukup sesuai dengan umur, gender, dan aktivitas. Protein cukup, yaitu 10-15% dari kebutuhan energy total. Lemak sedang, yaitu 10-25% dari kebutuhan energy total. Karbohidrat cukup, yaitu sisa kebutuhan energy total. Menghindari makanan berserat tinggi dan sedang sehingga asupan serat maksimal 8 g/hari. Menghindari susu, produk susu, dan daging berserat kasar (liat) sesuai dengan toleransi perorangan. Menghindari makanan yang terlalu berlemak, terlalu manis, terlalu asam dan berbumbu tajam. Makanan dimasak hingga lunak dan dihidangkan pada suhu tidak terlalu panas dan dingin Makanan sering diberikan dalam porsi kecil. Bila diberikan dalam jangka waktu lama atau dalam keadaan khusus, diet perlu disertai suplemen vitamin dan mineral, makanan formula, atau makanan parenteral.
Secara umum, pasien dengan gastroenteritis harus dikembalikan ke diet normal secepat mungkin Makanan berlemak dan makanan tinggi gula sederhana harus dihindari. Pasien diare tidak dianjurkan puasa, kecuali bila muntah-muntah hebat. Pasien justru dianjurkan minum minuman sari buah, teh, minuman tidak bergas, makanan mudah dicerna seperti pisang, nasi, keripik dan sup. Susu sapi dalam keadaan tertentu mungkin harus dihindarkan karena adanya defisiensi laktase transien yang disebabkan oleh infeksi virus dan bakteri. Minuman berkafein dan alkohol harus dihindari karena dapat meningkatkan motalitas dan sekresi usus. Jenis diet yang diindikasikan untuk pasien dengan diare berat adalah Diet Sisa Rendah. Diet sisa rendah adalah makanan yang terdiri dari bahan makanan rendah serat dan hanya sedikit meninggalkan sisa. Yang dimaksud dengan sisa adalah bagian-bagian makanan yang tidak diserap seperti yang terdapat di dalam susu dan produk susu serta daging yang berserat kasar. Di samping itu, makanan lain yang merangsang saluran cerna harus dibatasi.Tujuan Diet Sisa Rendah adalah untuk memberikan makanan sesuai kebutuhan gizi yang sedikit mungkin meninggalkan sisa sehingga dapat membatasi volume feses, dan tidak merangsang saluran cerna. Probiotik. Probiotik adalah suplemen makanan mikroba hidup yang umum digunakan dalam pengobatan dan pencegahan diare akut. Mekanisme yang mungkin aksi termasuk sintesis zat antimikroba, persaingan dengan patogen untuk nutrisi, modifikasi racun, dan stimulasi respon imun nonspesifik terhadap patogen. Dua tinjauan sistematis besar telah menemukan probiotik (terutama GG Lactobacillus) efektif dalam mengurangi durasi diare pada anak-anak yang mengalami gastroenteritis akut . Zinc. WHO merekomendasikan suplementasi seng (10-20 mg / d untuk 10-14 d) untuk semua anak muda dari 5 tahun dengan gastroenteritis akut, meskipun sedikit data ada untuk mendukung rekomendasi ini untuk anak-anak di negara maju
5. Parameter apa saja yang akan dimonitor untuk melihat perkembangan kondisi medis dan status gizi pasien frekuensi BAB, kepadatan tinja, berat badan, tanda dehidrasiturgor kulit, kelembaban mukosa, air mata, konjungtiva),frek. Pernapasan, denyut jantung, frek. muntah
Gangguan kardiovaskuler pada tahap hipovolemik yang berat dapat berupa renjatan dengan tanda-tanda denyut nadi cepat (> 120 x/menit), tekanan darah menurun sampai tidak terukur. Pasien mulai gelisah, muka pucat, akral dingin dan kadang-kadang sianosis. Karena kekurangan kalium pada diare akut juga dapat timbul aritmia jantung. Penurunan tekanan darah akan menyebabkan perfusi ginjal menurun sampai timbul oliguria/anuria. Bila keadaan ini tidak segera diatsi akan timbul penyulit nekrosis tubulus ginjal akut yang berarti suatu keadaan gagal ginjal akut
Karena kehilangan bikarbonat (HCO3) maka perbandingannya dengan asam karbonat berkurang mengakibatkan penurunan pH darah yang merangsang pusat pernapasan sehingga frekuensi pernapasan meningkat dan lebih dalam
Komplikasi Menurut Broyles (1997) komplikasi diare ialah: dehidrasi, hipokalemia, hipokalsemia, disritmia jantung (yang disebabkan oleh hipokalemia dan hipokalsemia), hiponatremia, dan shock hipovolemik
6. Bahaimana konseling gizi yang tepat pada pasien