Dipresentasikan oleh: Budiono Edo Pramana Kenaz Fauzie Definisi Gangguan psikosis adalah kondisi dimana individu/pasien tidak memiliki daya nilai realitas/daya nilai realitas sangat buruk. Bukti langsung dari ketidakmampuan menilai realitas dapat ditentukan berdasarkan terdapatnya : Waham Halusinasi Inkoherensi Katatonia
Gangguan berat dalam fungsi mental: (+) Waham, Halusinasi, Katatonia, Inkoherensi (-) Gangguan perasaaan (afek tumpul, respon emosi minimal), gangguan hubungan sosial (menarik diri, apatis, pasif), gangguan proses berfikir. Hendaya berat dalam fungsi kehidupan sehari- hari: Tidak mampu bekerja, menjalin hubungan sosial, melakukan kegiatan rutin. Halusinasi: persepsi pancaindera tanpa sumber rangsangan sensorik eksternal (halusinasi akustik, halusinasi visual, halusinasi gustatorik, halusinasi olfaktorius, halusinasi taktil) Waham : keyakinan menetap yang tidak sesuai dengan kenyataan dan selalu dipertahankan (waham kejar, waham cemburu, waham curiga, waham aneh, waham kebesaran, waham somatik) Inkoherensi:pembicaraan atau tulisan yang tidak bisa dimengerti dan bukan karena kelainan organik Katatonia : gangguan psikomotor tanpa kelainan organik (stupor, agitasi, mutisme)
Gangguan Psikotik Psikosis Fungsional Psikosis Organik Skizofrenia Gangguan afektif berat Gangguan Paranoid Psikosis Reaktif singkat Dementia Delirium Intoksikasi dan sindroma putus zat
Skizofrenia Suatu deskripsi sindrom dengan variasi penyebab, gejala dan perjalanan penyakit yang luas, yang juga bergantung pada perimbangan pengaruh genetik, fisik, dan sosial budaya. Pada umumnya ditandai oleh penyimpangan yang fundamental dan karakteristik dari pikiran dan persepsi, serta oleh afek yang tidak wajar atau tumpul
Skizofrenia Subtipe Skizofrenia: Tipe paranoid Tipe disorganisasi (hebefrenik) Tipe katatonik Tipe tak terinci Tipe residual Tipe simpleks Tipe lain Yang tak tergolongkan Gejala Skizofrenia Skizofrenia sering memperlihatkan berbagai campuran gejala berikut: Gangguan proses pikir: pikiran mereka sering tidak dapat dimengerti oleh orang lain dan terlihat tidak logis (asosiasi longgar, neologisme, dll) Gangguan isi pikir waham kejar, waham kebesaran, waham rujukan, thought insertion, thought broadcasting Tilikan yang buruk Gangguan persepsi halusinasi Depersonalisasi, derealisasi, gangguan kepribadian Gangguan emosi: afek tumpul, afek tak serasi, afek labil
Gejala skizofrenia Pada fase awal dapat ditemukan kepribadian prepsikotik yang ditandai dengan penarikan diri dan kaku secara sosial, sangat pemalu, dan sering mengalami kesulitan di sekolah meskipun IQ normal Pasien dengan remisi dapat menunjukkan tanda awal kekambuhan seperti; peningkatan kegelisahan dan ketegangan, penurunan nafsu makan, depresi ringan, anhedonia, sulit tidur, dan konsentrasi terganggu PEdoman diagnostik Berdasarkan DSM-IV: Berlangsung paling sedikit 6 bulan Penurunan fungsi yang cukup bermakna yaitu dalam bidang pekerjaan, hubungan interpersonal, dan fungsi kehidupan pribadi Pernah mengalami psikotik aktif dalam bentuk yang khas selama periode tersebut Tidak ditemui gejala yang sesuai dengan skizoafektif, gangguan perasaan mayor, autisme, atau gangguan organik
Pedoman diagnostik Berdasarkan PPDGJ-III: Harus ada setidaknya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya 2 gejala atau lebih bila gejala-gejala kurang jelas) (a) thought echo, thought insertion, thought broadcasting (b) delusion of control, delusion of influence, delusion of passivity, delusional perception (c) halusinasi auditorik (d) waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil Lanjutan Atau paling sedikit 2 gejala di bawah ini yang harus selalu ada secara jelas: (e) halusinasi menetap dari panca-indera apa saja, apabila disertai baik oleh waham yang mengambang maupun setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas, atau disertai ide-ide berlebihan yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama berminggu-minggu atau terus menerus (f) arus pikiran yang terputus atau yang mengalami sisipan, yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan tidak relevan atau neologisme (g) perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh-gelisah, posisi tubuh tertentu, negativisme, mutisme dan stupor (h) gejala negatif, seperti sikap sangat apatis, jarang bicara, respon emosional menumpul atau tidak wajar, mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial; tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi neuroleptika Lanjutan Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun waktu satu bulan atau lebih Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan dari beberapa aspek perilaku pribadi, bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu, suka larut dalam diri sendiri, dan penarikan diri secara sosial Subtipe Skizofrenia Tipe Paranoid - Paling sering dijumpai - Gambaran klinis didominasi waham yg cenderung stabil, halusinasi auditorik - Afek dan pembicaraan hampir tidak terpengaruh - Onset usia lebih tua dibandingkan tipe lain Pedoman Diagnostik Kriteria Umum skizofrenia terpenuhi Halusinasi dan waham menonjol Gangg.afektif, gej katatonik tidak nyata Waham hampir semua jenis, tetapi waham kejar, waham dikendalikan paling khas Tipe hebefrenik (disorganized) - Onset biasanya usia 15-25 tahun - Aktif namun dalam sikap yang nonkonstruktif dan tidak bertujuan (aimless & empty of purpose) - Gangguan afektif serta proses pikir menonjol, kontak dengan realitas buruk, sering inkoheren - Penampilan pribadi dan perilaku sosial berantakan - Respon emosional tidak sesuai (tawa meledak tanpa alasan jelas)
Tipe Katatonik Pasien memiliki paling sedikit satu dari (atau kombinasi) beberapa bentuk katatonia: Stupor katatonik atau mutisme: pasien tidak berespon terhadap lingkungan atau orang, namun pasien menyadari hal yang sedang berlangsung disekitarnya Negativisme katatonik: pasien melawan semua perintah atau usaha untuk menggerakkan fisiknya Rigiditas katatonik: pasien secara fisik sangat kaku Postur katatonik: pasien mempertahankan posisi yang tak biasa atau aneh Kegembiraan katatonik: pasien sangat aktif dan gembira
Tipe Tak Terinci Tipe skizofrenia yang gejalanya memenuhi kriteria skizofrenia, namun tidak memenuhi kriteria tipe paranoid, hebefrenik, atau katatonik dan residual Tipe Residual Pasien dalam keadaan remisi dari keadaan akut tetapi masih memperlihatkan gejala-gejala residual seperti; penarikan diri secara sosial, afek datar atau tak serasi, perilaku eksentrik, asosiasi melonggar, atau pikiran tak logis Tipe Simpleks Suatu diagnosis yang sulit dibuat secara meyakinkan, karena bergantung pada pemastian perkembangan yang berlangsung perlahan, progresif dari gejala negatif yang khas dari skizofrenia residual tanpa adanya riwayat halusinasi, waham, atau manifestasi lain tentang adanya episode psikotik sebelumnya
Gangguan psikotik lainnya 1. Skizofreniform - Durasi waktu dari gejala lebih singkat - Bersifat episodik - Prognosis baik - Rata-rata sembuh sebelum 6 bulan - Penderita dapat berkembang diagnosis menjadi skizofrenia Kriteria diagnostik menurut DSM IV Apabila kriteria dari skizofrenia terpenuhi G. Bersifat episodik (fase prodromal, aktif dan residual) Durasi 1 sampai kurang dari 6 bulan
2. Gangguan Depresif Pasca Psikotik dari Skizofrenia Kriteria diagnostik Terpenuhi kriteria untuk episode depresi berat dan mood terdepresi harus ada. Episode depresi berat ditumpangi oleh dan terjadi hanya selama fase residual dari skozofrenia. 3. Gangguan Skizoafektif Kriteria diagnostik menurut DSM IV Periode penyakit yang tidak terputus, suatu waktu terdapat episode depresi mayor,episode manik atau episode campuran dengan gejala yang memenuhi kriteria untuk Skizofrenia. Selama periode yang sama terdapat waham atau halusinasi selama sekurangnya 2 minggu tanpa disertai adanya gejala mood yang menonjol.
Menurut PPDGJ-III Ganguan yang bersifat episodik dengan gejala afektif dan skizofrenik yang sama menonjol dan secara bersamaan ada dalam periode yang sama, atau dalam beberapa hari yang satu sesudah yang lain. Pedoman diagnosis : Gejala definitif adanya gangguan skizofrenia dan gangguan afektif sama-sama menonjol Episode penyakit tidak memenuhi skizofrenia maupun episode manik atau depresif. Tidak termasuk gejala skizofrenia dan gangguan afektif yang terjadi di episode yang berbeda seperti depresi pasca skizofrenia.
4. Gangguan Waham Menetap Waham yang berlangsung lama (paling sedikit 3 bulan) sebagai satu-satunya gejala klinis yang khas dan tidak dapat digolongkan sebagai gangguan mental organik, skizofrenia atau gangguan afektif. 5. Gangguan Waham terinduksi Dialami dua orang atau lebih yang mempunyai hubungan emosional erat Hanya seorang individu yang menderita psikosis sesunguhnya Biasanya menghilang bila orang-orang tersebut dipisahkan Waham biasanya bersifat kronis, kejar atau kebesaran.
Pedoman diagnosis : (a) Dua orang atau lebih mengalami waham atau sistem waham yang sama dan saling mendukung dalam keyakinan itu; (b) Mereka mempunya hubungan yang luar biasa dekatnya seperti diuraikan diatas; (c) Ada bukti dalam konteks waktu atau lainnya bahwa waham tersebut diinduksi pada anggota/anggota-anggota dari pasangan atau kelompok yang menerima pasif melalui kontak dengan pasangan atau anggota kelompoknya yang aktif.
6. Gangguan Psikotik Akut dan Sementara Onset yang akut (dalam masa 2 minggu) sebagai ciri khas yang menentukan seluruh kelompok. Adanya sindrom yang khas (berupapolimorfik= beraneka-ragam dan berubah cepat, atau schizophrenia-like= gejala skizofrenik yang khas) Adanya stres akut yang terkait Tanpa diketahui berapa lama gangguan akan berlangsung
7. Gangguan Psikotik Non-Organik Lainnya Gangguan psikotik yang tidak memenuhi kriteria untuk skizofrenia atau untuk gangguan afektif yang bertipe psikotik, dan gangguan-gangguan yang psikotik yang tidak memenuhi criteria gejala untuk gangguan waham menetap.
PENATALAKSANAAN Psikosis-> berkaitan dengan aktivitas neurotransmitter dopamin yang meningkat Antipsikosis tipikal - Klorpromazin - Haloperidol - Fluphenazine - Perphenazine Antipsikosis Atipikal - Clozapine - Olanzapine - Risperidone
Psikoterapi Suportif - Ventilasi Memberi kesempatan seluas-luasnya pada pasien untuk mengutarakan isi hatinya - Persuasi Menerangkan secara masuk akal tentang gejala-gejala penyakitnya yang timbul akibat cara berpikir, perasaan, sikap terhadap permasalahan yang dihadapinya. - Psikoterapi reassurance Meyakinkan kembali kemampuan pasien bahwa pasien sanggup menghadapi masalahnya. Lanjutan - Sugesti Menambahan kepercayaan pada pasien. - Bimbingan Memberikan nasehat praktis dan khusus yang berhubungan dengan masalah kesehatan kejiwaan pasien. - Konseling Membantu pasien mengerti dirinya sendiri lebih baik agar dapat mengatasi permasalahan dan menyesuaikan diri.