Anda di halaman 1dari 10

LABORATORIUM PILOT PLANT

SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2014



MODUL : Nano Filtrasi
PEMBIMBING : Iwan Ridwan, ST, MT






Oleh :

Kelompok : V
Nama : 1. M Iqbal Aulia A , 121424019
2. Nabilah Hasna P , 121424020
3. Naura Agustina , 121424021
4. Pria Gita Maulana , 121424024

Kelas : 2A





PROGRAM STUDI DIPLOMA IV TEKNIK KIMIA PRODUKSI BERSIH
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2014
Praktikum : 26 Mei 2014
Penyerahan : Juni 2014
(Laporan)
I. Tujuan Praktikum
Melalui praktikum ini mahasiswa diharapkan mampu:
1. Mengenal karakteristik pemisahan larutan dengan membran nano filtrasi
2. Membuat kurva kinerja nano filtrasi dengan tekanan bervariasi:
a. Pengaruh tekanan terhadap rejeksi
b. Pengaruh Tekanan terhadap fluks

II. Landasan Teori
1. Pendahuluan
Pemisahan dengan membran pada dekade terakhir menjadi sangat penting di industri
proses (terutama operasi pemisahan) karena fleksibilitas, bentuk alat sederhana,
pengoperasian mudah, tidak memerlukan koagulan dan bahan kimia pembantu sehingga
sangat ekonomis dibandingkan dengan pemisahan konvensional, sangat selektif bahkan untuk
polutan dengan konsentrasi sangat rendah, tidak menghasilkan polutan sekunder, dan
penggunaannya sangat bervariasi. Membran adalah suatu penghalang (tidak selalu padatan)
yang memisahkan dua fasa, yang berfungsi sebagai dinding selektif terhadap perpindahan
massa (semi permeabel), sehingga terjadi pemisahan komponen dari campuran. Membran
berperan sebagai pengendali laju perpindahan berbagai molekul antara dua fasa cair, dua fasa
gas, atau fasa gas dan cair. Kedua fasa cair biasanya saling larut, dan membran sebagai
penghalang yang mencegah aliran hidrodinamik. Perpindahan massa dalam membran
dikelompokkan sesuai dengan gaya dorongnya.
2. Klasifikasi Pemisahan Dengan Membran
Pemisahan dengan membran dikelompokkan berdasarkan gaya dorong terhadap
pemisahan, yaitu:
Beda tekanan: mikrofiltrasi, ultrafiltrasi, nanofiltrasi, osmosis balik, dan
piezodialisis
Beda konsentrasi: pervaporasi, permeasi gas, dialisis
Beda temperatur: termoosmosis, distilasi membran
Beda potensial listrik: elektrodialisis, elektroosmosis



3. Nano Filtrasi
Pada proses ini tekanan digunakan untuk memisahkan molekul ataupun partikel sesuai
ukuran pori membran. Pada tabel 1 ditunjukkan berbagai jenis pemisahan berdasarkan
besarnya tekanan, ukuran pori, dan penggunaan di industri.
Tabel 1. Pemisahan Membran dengan Beda Tekanan




4. Konfigurasi Membran
Berbagai konfigurasi membran tersedia sesuai kondisi umpan dan proses, namun yang
digunakan pada modul NF ini adalah spiral wound



Di dalam ultrafiltrasi dan nanofiltrasi, solut yang berupa makromolekul tidak dapat
menembus membran. Konsentrasi solut biasanya sangat rendah, tekanan osmosis juga sangat
rendah dan dapat diabaikan, sehingga fluks adalah:

()
Solut yang ditolak oleh membran akan terakumulasi pada permukaan membran.
Dengan penurunan tekanan yang makin besar dan akumulasi solut, maka terjadilah polarisasi
konsentrasi. c
1
adalah konsentrasi solut fasa curah, dan cs konsentrasi solut pada permukaan
membran (kg solut/m
3
).
Kenaikanpressure drop akan meningkatkan fluks solven (N
w
), sehingga meningkatkan
jumlah solut ke membbran. Konsentrasi c
s
akan meningkat dan mendifusi balik dari
membran ke larutan curah. Pada kondisi steadyfluks konvektif sama dengan fluks difusi:


D
AB
: difusivitas solut di dalam solven (m
2
/s); x: jarak, m
Integrasi dan c = c dengan batas x = 0
s
c
1
:

) (

)

(

)
k
c
: koefisien perpindahan massa (m/s); Jika pressure drop terus meningkat maka solut
yang terakumulasi akan membentuk jel padat sehingga c
s
= c
g


III. Percobaan
1. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan :
1. Rangkaian alat nano filtrasi
2. Refraktometer
3. Beaker glass dengan volume 50 ml, 4 buah
4. Beaker glass dengan volume 250 ml, 2 buah
5. Beaker glass dengan volume 2 liter, 1 buah
6. Gelas ukur dengan volume 250 ml, 2 buah
7. Gelas ukur dengan volume 25 ml, 1 buah
8. Stop watch
9. Pipet tetes
10. Corong plastik
11. Timbangan analitik


Bahan yang digunakan :
1. Aquades
2. Glukosa teknis, sesuai petunjuk Pembimbing
Alat pelindung diri :
Dalam praktikum ini diharuskan pemakaian alat pelindung berupa:
1. Jas laboratorium
2. Sepatu dengan alas yang tidak licin

Gambar Rangkaian Alat


Modul NF
tangki umpan tangki umpan
IV. DATA PENGAMATAN
Kons awal= 3,4
Tekanan (psi) (inlet
pressure-concentrate
pressure)
Q
(cm
3
/menit)
Kons.
retentat
(% w)
Kons.
permeat
(% w) retentat permeat
50 - 60 = 10

1 Liter/menit
3,4 0
64 - 72 = 8 3,8 0
74 - 80 = 6 3,8 0,2
82 - 86 = 4 3,8 0,2

V. PENGOLAHAN DATA
Menghitung % Rejeksi
Derajat konsentrasi (Rejeksi) =


x100%
Tekanan
(psi)
Konsentrasi (% brix)
% rejeksi
awal akhir
10 3,4 3.4 100%
8 3,4 3,8 111%
6 3,4 3,8 111%
4 3,4 3,8 111%


0
2
4
6
8
10
12
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
b
e
d
a

t
e
k
a
n
a
n

(
p
s
i
)

laju permeat L/menit
dp vs laju permeat


VI. Pembahasan
Membran nanofiltrasi adalah membran yang dapat memisahkan partikel
berukuran 0,5 s/d 1,4 nm. Membran adalah suatu penghalang (tidak selalu padatan)
yang memisahkan dua fasa, yang berfungsi sebagai dinding selektif terhadap
perpindahan massa (semi permeabel), sehingga terjadi pemisahan komponen dari
campuran. Perpindahan massa dalam membran dikelompokkan sesuai dengan gaya
dorongnya. Membran nanofiltrasi menggunakan beda tekanan sebagai gaya dorong
terjadinya filtrasi.
Larutan yang akan dipisahkan adalah larutan gula dari airnya. Filtrasi
dilakukan untuk memekatkan larutan gula tersebut. Dalam proses filtrasi ini, larutan
gula diumpankan untuk melalui modul nano filtrasi tersebut. Membran pada modul
0
2
4
6
8
10
12
98 100 102 104 106 108 110 112 114
b
e
d
a

t
e
k
a
n
a
n

(
p
s
i
)

rejeksi (%)
dp Vs rejeksi
0
2
4
6
8
10
12
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
b
e
d
a

t
e
k
a
n
a
n

(
p
s
i
)

laju retentat (L/menit)
dp vs laju retentat
nano filtrasi akan menyaring larutan gula sehingga air akan mengalir sebagai permeat
dan larutan gula pekat sebagai retentatnya.
Secara teoretis, semakin tinggi perbedaan tekanan, fluks permeat dan retentat
juga akan menjadi semakin banyak. Namun dalam praktikum ini, fluks permeat
maupun retentat tidak bertambah banyak meski perbedaan tekanan diperbesar. Hal ini
dapat terjadi karena partikel gula berukuran terlalu besar sehingga fluks permeat dan
retentat berlangsung konstan.
Perbedaan tekanan juga berpengaruh terhadap rejeksi. Rejeksi adalah ukuran
kemampuan membrane untuk menahan atau melewatkan padatan terlarut. Secara
teori, semakin tinggi perbedaan tekanan, rejeksi akan semakin tinggi dan berkurang
saat mendekati akhir proses. Dalam praktikum ini, rejeksi pun semakin tinggi seiring
dengan semakin tingginya perbedaan tekanan. Peningkatan tekanan umpan
menyebabkan rejeksi gula meningkat. Namun terdapat batasan tertentu bagi jumlah
gula yang dapat direjeksi untuk tekanan umpan yang digunakan. Semakin tinggi
tekanan yang diberikan mengakibatkan gula yang melewati membran semakin
banyak. Hal ini terjadi karena umpan didorong melalui membrane pada kecepatan
tinggi sehingga gula yang berada pada permukaan membran ikut menembus
membrane bersama umpan.

VII. Simpulan
Dalam praktikum ini, fluks permeat maupun retentat tidak bertambah banyak
meski perbedaan tekanan diperbesar. Secara teori, semakin besar beda tekanan maka
fluks semakin besar Hal ini dapat terjadi karena partikel gula berukuran terlalu besar
sehingga fluks permeat dan retentat berlangsung konstan.
Perbedaan tekanan juga berpengaruh terhadap rejeksi. Secara teori, semakin
tinggi perbedaan tekanan, rejeksi akan semakin tinggi dan berkurang saat mendekati
akhir proses. Dalam praktikum ini, rejeksi pun semakin tinggi seiring dengan semakin
tingginya perbedaan tekanan.





VIII. Daftar Pustaka
HS, Edward, dkk. 2009. Kinerja Membran Reverse Osmosis terhadap Rejeksi Sintetis.
jst.eng.unri.ac.id/index.php/jst/article/download/24/3. Diakses pada 11 Juni
2014

Anda mungkin juga menyukai