()
Solut yang ditolak oleh membran akan terakumulasi pada permukaan membran.
Dengan penurunan tekanan yang makin besar dan akumulasi solut, maka terjadilah polarisasi
konsentrasi. c
1
adalah konsentrasi solut fasa curah, dan cs konsentrasi solut pada permukaan
membran (kg solut/m
3
).
Kenaikanpressure drop akan meningkatkan fluks solven (N
w
), sehingga meningkatkan
jumlah solut ke membbran. Konsentrasi c
s
akan meningkat dan mendifusi balik dari
membran ke larutan curah. Pada kondisi steadyfluks konvektif sama dengan fluks difusi:
D
AB
: difusivitas solut di dalam solven (m
2
/s); x: jarak, m
Integrasi dan c = c dengan batas x = 0
s
c
1
:
) (
)
(
)
k
c
: koefisien perpindahan massa (m/s); Jika pressure drop terus meningkat maka solut
yang terakumulasi akan membentuk jel padat sehingga c
s
= c
g
III. Percobaan
1. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan :
1. Rangkaian alat nano filtrasi
2. Refraktometer
3. Beaker glass dengan volume 50 ml, 4 buah
4. Beaker glass dengan volume 250 ml, 2 buah
5. Beaker glass dengan volume 2 liter, 1 buah
6. Gelas ukur dengan volume 250 ml, 2 buah
7. Gelas ukur dengan volume 25 ml, 1 buah
8. Stop watch
9. Pipet tetes
10. Corong plastik
11. Timbangan analitik
Bahan yang digunakan :
1. Aquades
2. Glukosa teknis, sesuai petunjuk Pembimbing
Alat pelindung diri :
Dalam praktikum ini diharuskan pemakaian alat pelindung berupa:
1. Jas laboratorium
2. Sepatu dengan alas yang tidak licin
Gambar Rangkaian Alat
Modul NF
tangki umpan tangki umpan
IV. DATA PENGAMATAN
Kons awal= 3,4
Tekanan (psi) (inlet
pressure-concentrate
pressure)
Q
(cm
3
/menit)
Kons.
retentat
(% w)
Kons.
permeat
(% w) retentat permeat
50 - 60 = 10
1 Liter/menit
3,4 0
64 - 72 = 8 3,8 0
74 - 80 = 6 3,8 0,2
82 - 86 = 4 3,8 0,2
V. PENGOLAHAN DATA
Menghitung % Rejeksi
Derajat konsentrasi (Rejeksi) =
x100%
Tekanan
(psi)
Konsentrasi (% brix)
% rejeksi
awal akhir
10 3,4 3.4 100%
8 3,4 3,8 111%
6 3,4 3,8 111%
4 3,4 3,8 111%
0
2
4
6
8
10
12
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
b
e
d
a
t
e
k
a
n
a
n
(
p
s
i
)
laju permeat L/menit
dp vs laju permeat
VI. Pembahasan
Membran nanofiltrasi adalah membran yang dapat memisahkan partikel
berukuran 0,5 s/d 1,4 nm. Membran adalah suatu penghalang (tidak selalu padatan)
yang memisahkan dua fasa, yang berfungsi sebagai dinding selektif terhadap
perpindahan massa (semi permeabel), sehingga terjadi pemisahan komponen dari
campuran. Perpindahan massa dalam membran dikelompokkan sesuai dengan gaya
dorongnya. Membran nanofiltrasi menggunakan beda tekanan sebagai gaya dorong
terjadinya filtrasi.
Larutan yang akan dipisahkan adalah larutan gula dari airnya. Filtrasi
dilakukan untuk memekatkan larutan gula tersebut. Dalam proses filtrasi ini, larutan
gula diumpankan untuk melalui modul nano filtrasi tersebut. Membran pada modul
0
2
4
6
8
10
12
98 100 102 104 106 108 110 112 114
b
e
d
a
t
e
k
a
n
a
n
(
p
s
i
)
rejeksi (%)
dp Vs rejeksi
0
2
4
6
8
10
12
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
b
e
d
a
t
e
k
a
n
a
n
(
p
s
i
)
laju retentat (L/menit)
dp vs laju retentat
nano filtrasi akan menyaring larutan gula sehingga air akan mengalir sebagai permeat
dan larutan gula pekat sebagai retentatnya.
Secara teoretis, semakin tinggi perbedaan tekanan, fluks permeat dan retentat
juga akan menjadi semakin banyak. Namun dalam praktikum ini, fluks permeat
maupun retentat tidak bertambah banyak meski perbedaan tekanan diperbesar. Hal ini
dapat terjadi karena partikel gula berukuran terlalu besar sehingga fluks permeat dan
retentat berlangsung konstan.
Perbedaan tekanan juga berpengaruh terhadap rejeksi. Rejeksi adalah ukuran
kemampuan membrane untuk menahan atau melewatkan padatan terlarut. Secara
teori, semakin tinggi perbedaan tekanan, rejeksi akan semakin tinggi dan berkurang
saat mendekati akhir proses. Dalam praktikum ini, rejeksi pun semakin tinggi seiring
dengan semakin tingginya perbedaan tekanan. Peningkatan tekanan umpan
menyebabkan rejeksi gula meningkat. Namun terdapat batasan tertentu bagi jumlah
gula yang dapat direjeksi untuk tekanan umpan yang digunakan. Semakin tinggi
tekanan yang diberikan mengakibatkan gula yang melewati membran semakin
banyak. Hal ini terjadi karena umpan didorong melalui membrane pada kecepatan
tinggi sehingga gula yang berada pada permukaan membran ikut menembus
membrane bersama umpan.
VII. Simpulan
Dalam praktikum ini, fluks permeat maupun retentat tidak bertambah banyak
meski perbedaan tekanan diperbesar. Secara teori, semakin besar beda tekanan maka
fluks semakin besar Hal ini dapat terjadi karena partikel gula berukuran terlalu besar
sehingga fluks permeat dan retentat berlangsung konstan.
Perbedaan tekanan juga berpengaruh terhadap rejeksi. Secara teori, semakin
tinggi perbedaan tekanan, rejeksi akan semakin tinggi dan berkurang saat mendekati
akhir proses. Dalam praktikum ini, rejeksi pun semakin tinggi seiring dengan semakin
tingginya perbedaan tekanan.
VIII. Daftar Pustaka
HS, Edward, dkk. 2009. Kinerja Membran Reverse Osmosis terhadap Rejeksi Sintetis.
jst.eng.unri.ac.id/index.php/jst/article/download/24/3. Diakses pada 11 Juni
2014