Anda di halaman 1dari 33

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1; Latar Belakang
Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar fisiologis manusia yang
terjadi secara alami dan merupakan suatu proses perbaikan tubuh.
Perkembangan tidur berbeda dari waktu ke waktu, biasanya pola tidur pada
masa penuaan mengalami perubahan-perubahan daripada orang yang lebih
muda (Stanley and Beare, !!"#.
Tidur mengalami perubahan seiring dengan pertambahan usia.
$fisiensi tidur (jumlah waktu tidur berbanding dengan waktu berbaring di
tempat tidur# semakin berkurang. Sementara kebutuhan tidur pun semakin
menurun, karena dorongan homeostatik untuk tidur pun berkurang. Tidur
merupakan salah satu kebutuhan biologis yang harus dipenuhi oleh setiap
orang selain makan dan bernapas. Sebagian besar waktu hidup seseorang
dihabiskan dengan tidur (Prasadja, !!%#. &uce and Segal mengungkapkan
bahwa faktor usia merupakan faktor terpenting yang berpengaruh terhadap
kualitas tidur. Telah dikatakan bahwa keluhan terhadap kualitas tidur sering
dengan bertumbuhnya usia. Pada kelompok lanjut '! tahun hanya dijumpai
"( kasus yang mengeluh masalah tidur (hanya dapat tidur tidak lebih dari )
jam sehari#. *al yang sama dijumpai pada ( kasus pada kelompok usia "!
tahun. +emikian pula, kelompok lanjut usia lebih banyak mengeluh
terbangun lebih awal dari pukul !).!! pagi. Selain itu, terdapat ,!(
kelompok usia "! tahun yang banyak terbangun di waktu malam hari. -ngka
ini ternyata tujuh kali lebih besar dibandingkan dengan kelompok usia !
tahun (.itri, !!%#. Berdasarkan data awal yang didapatkan peneliti di Panti
Sosial Tresna /erdha Puspakarma 0ataram ditemukan bahwa sebanyak
dari 1 lansia yang ada, mengeluh sering bangun pada malam hari dan tidak
puas dalam tidurnya.
0enurut 2asrinam yang dikutip oleh 3emoto (!!1#, ada dua tahap
yang harus dilalui dalam tidur, yakni tahap non-2$0 dan 2$0. 2apid $ye
0o4ements (2$0# adalah tahap parado5al sleep. Pada tahap ini, tonus otot
meninggi lagi setelah menuju titik paling lemas saat tubuh menjalani tahap
non-2$0. Tahap non-2$0S dibagi lagi menjadi empat tahap. Tahap
pertama, otot mulai melemas, kelopak mata bergerak bolak-balik. Tahap
kedua, bola mata berhenti bergerak, tapi tonus otot masih terpelihara. Tahap
ketiga dan keempat, fisik lemas lunglai dan tonus otot sangat rendah.
+itambahkan, tidur bisa dikatakan berkualitas jika 2$0S dan non-2$0S
terjadi berselang-seling '-6 kali. 0encapai tidur berkualitas sangat penting
bagi tubuh. Sebab, tidur bisa menjadi perilaku perlindungan bagi tubuh. Tidur
juga bisa menjadi sarana perawatan energi tubuh. +emikian pula otak,
memerlukan istirahat untuk membangun kembali sel-selnya.
Perubahan yang terjadi adalah episode tidur 2$0 pada lansia
cenderung memendek dan terdapat penurunan yang progresif pada tahap tidur
32$0 , dan '. Beberapa lansia hampir tidak memiliki tahap ' atau tidur
yang dalam. Seorang lansia akan terbangun lebih sering di malam hari dan
membutuhkan waktu yang lebih banyak waktu untuk kembali tertidur
(2eynols, 7%%, dalam Potter dan Perry, !!#.
Perubahan pola tidur pada lansia disebabkan perubahan Sistem Saraf
Pusat yang mempengaruhi pengaturan tidur. 8erusakan sensorik yang umum
dengan penuaan, dapat mengurangi sensiti4itas terhadap waktu yang
mempertahankan irama sirkardian. &ansia sering kali mengalami sindrom
kaki tak berdaya yang terjadi pada saat sebelum tidur. 0ereka berulang kali
mengalami gerakan berirama pada kaki dan tungkai serta sensasi yang sangat
gatal pada otot. Sensasi ini berkurang hanya dengan menggerakkan kaki,
yang mencegah relaksasi dan tidur selanjutnya (Potter dan Perry, !!#.
-ktifnya saraf simpatis membuat lansia tidak dapat santai atau relaks
sehingga tidak dapat memunculkan rasa kantuk. 0elalui latihan relaksasi
lansia dilatih untuk dapat memunculkan respon relaksasi sehingga dapat
mencapai keadaan tenang. 2espon relaksasi ini terjadi melalui penurunan
bermakna dari kebutuhan 9at oksigen oleh tubuh, yang selanjutnya aliran
darah akan lancar, neurotransmiter penenang akan dilepaskan, sistem saraf
akan bekerja secara baik otot-otot tubuh yang relaks menimbulkan perasaan
tenang dan nyaman. (Benson, !!! dalam Purwanto, !!"#.
Pengidentifikasian dan penanganan gangguan pola tidur lansia
adalah tujuan penting perawat. Sebab, memperoleh kualitas tidur terbaik
adalah penting untuk peningkatan kesehatan yang baik. Secara fisiologis, jika
seeorang tidak mendapatkan tidur yang cukup untuk mmepertahankan
kesehatan tubuh, dapat terjadi efek-efek seperti pelupa, konfusi, dan
disorientasi, terutama jika depri4asi tidur terjadi dalam jangka waktu yang
lama. -kibatnya, lansia semakin beresiko mengalami jatuh dan depresi yang
berkepanjangan (Stanley and Beare, !!"#. *al ini dapat diatasi dengan
mengatur waktu tidur, ikuti petunjuk sleep hygiene dan cobalah untuk lebih
berpikiran positif.
Salah satu cara untuk mendapatkan kualitas tidur yang maksimal
adalah dengan menciptakan lingkungan eksternal yang nyaman. 2uangan dan
keadaan sekeliling yang nyaman akan menyebabkan tidur nyenyak (/ong,
!!)#. *al ini bermanfaat untuk mengkondisikan tubuh dan pikiran
menjelang tidur. +i ruangan tidur, dapat diletakkan aromaterapi untuk
menambah rileks suasana. -romaterapi wangi bunga atau aroma wangi lain
dapat digunakan sebagai pilihan untuk membantu menurunkan ketegangan.
-romaterapi sendiri adalah terapi menggunakan essential oil atau
sari minyak murni untuk membantu memperbaiki kesehatan, membangkitkan
semangat, gairah, menyegarkan serta menenangkan jiwa, dan merangsang
proses penyembuhan (-shareefa, !!%#.
:ara kerja aromaterapi adalah ketika manusia menghirup aroma
minyak esensial tertentu, minyak yang dihirup akan membuat 4ibrasi di
hidung. +ari sini minyak yang mempunyai manfaat tertentu itu akan
mempengaruhi sistem limbik, tempat pusat memori, suasana hati, dan
intelektualitas berada (-shareefa, !!%#.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai pengaruh aromaterapi melon terhadap kualitas tidur
lansia di Panti Sosial Tresna /erdha Puspa 8arma 0ataram tahun !77.
1.2; Rumusan Masalah
-pakah ada pengaruh aromaterapi melon terhadap pemenuhan
kebutuhan tidur lansia di Panti Sosial Tresna /erdha Puspa 8arma 0ataram
tahun !77;
1.3; Tujuan Penelitian
1.3.1;Tujuan Umum
0enjelaskan pengaruh senam ergonomis terhadap pemenuhan
kebutuhan tidur lansia di Panti Sosial Tresna /erdha Puspa 8arma
0ataram tahun !77.
1.3.2;Tujuan Khusus
1!br0ken!!
0engidentifikasi pengaruh senam ergonomis terhadap pemenuhan
kebutuhan tidur secara kualitas pada lansia
2!br0ken!!
0engidentifikasi pengaruh senam ergonomis terhadap pemenuhan
kebutuhan tidur secara kuantitas pada lansia
1.4; Manfaat Penelitian
1!br0ken!! Teori
Penggunaan terapi aromaterapi melon terhadap pemenuhan
kebutuhan tidur pada lansia baik secara kualitas maupun kuantitas dapat
digunakan sebagai pengembangan ilmu keperawatan dalam
mengembangkan inter4ensi keperawatan gerontik berdasar pada
paradigma keperawatan dan psikoneuroimunologi
2!br0ken!! nstitusi Pen!i!ikan
+iharapkan penelitian ini dapat digunakan oleh institusi atau
lembaga kesehatan dalam menangani masalah gangguan pemeneuhan
kebutuhan tidur pada lansia.
3!br0ken!! Pera"at
Sebagai alternatif solusi bagi perawat dalam pilihan inter4ensi
untuk memberikan aromaterapi melon dalam mengatasi gangguan
pemenuhan kebutuhan tidur pada lansia
4!br0ken!! Mas#arakat$Lansia
+engan terbuktinya pengaruh aromaterapi melon terhadap
pemenuhan kebutuhan tidur pada lansia diharapkan dapat digunakan
masyarakat terutama lansia yang mengalami gangguan tidur.
BAB %
TN&AUAN PU'TAKA
1.1; Konse( Lansia
1.1.1;Pengertian
&ansia adalah keadaan yang ditandai oleh kegagalan seseorang
untuk mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi stress
psikologis. 8egagalan ini berkaitan dengan penurunan daya
kemampuan untuk hidup serta peningkatan kepekaan secara indi4idual
(*awari, !!7 dalam 0akhfudli, !!%#
1.1.2;Batasan Umur Lanjut Usia
Berikut ini adalah batasan-batasan lansia dikutip dari 3ugroho (!!1# <
1!br0ken!! 0enurut == no 7, tahun 7%%1 dikatakan bahwa usia lanjut adalah
seseorang yang mencapai usia 6! tahun ke atas.
2!br0ken!! 0enurut /orld *ealth >rgani9ation (/*># <
=sia pertengahan (middle age# < ')-)% tahun
&anjut usia (elderly# < 6!-"' tahun
&anjut usia tua (old# < ")-%! tahun
=sia sangat tua (4ery old# < di atas %! tahun
3!br0ken!! 0enurut Prof. +r. 8oesoemato Setyonegoro
0asa muda (elderly adulthood# < 71 atau !-)
tahun
0asa dewasa muda atau maturitas (middle years# < )-6! atau 6)
tahun
0asa lanjut usia (geriatric age# < ?6) atau "!
tahun
; 0asa lanjut usia (geriatric age# itu sendiri dibagi lagi menjadi
tiga batasan umur, yaitu young old ("!-") tahun#, old (")-1!
tahun#, dan 4ery old (?1! tahun#.
1.1.3;Teori)Teori Proses Menua
1!br0ken!! Teori @enetik
0enurut teori ini menua adalah telah terprogram secara genetic untuk
spesies-spesies tertentu. Setiap spesies mempunyai suatu jam genetik di
dalam inti selnya yang telah diputar menurut suatu replikasi tertentu.
Aam ini akan menghitung mitosis dan menghentikan replikasi sel bila
tidak diputar, jadi menurut teori ini apabila jam kita berhenti akan
meninggal dunia, meskipun tanpa disertai kecelakaan lingkungan atau
penyakit akhir yang katastrofal.
2!br0ken!! Teori 0utasi Somatic (Teori Error Catasthrope#
0enurut teori ini terjadinya mutasi yang progersif pada +3- sel
somatic, akan menyebabkan terjadinya penurunan kemampuan
fungsional sel tersebut. Salah satu hipotesis yang berhubungan dengan
mutasi sel somatic adalah hipotesis Berror catastropheC. 0enurut teori
ini menua disebabkan oleh kesalahan yang beruntun sepanajan
kehidupan. Setelah berlangsung dalam waktu yang lama, terjadi
kesalahan pada proses traskripsi +3- menjadi 23- , maupun proses
translasi 23- menjadi proteinDen9im.
3!br0ken!! 2usaknya Sistem Emun Tubuh
0utasi yang berulang atau perubahan protein pascatranslasi, dapat
menyebabkan berkurangnya kemampuan sistem imun tubuh
mengenalai dirinya sendiri. Aika mutasi somatic menyebabkan
terjadinya kelainan pada antigen permukaan sel, maka hal ini dapat
menyebabkan sistem imun tubuh menganggap sel yang mengalami
perubahan tersebut sebagai sel asing dan menghancurkannya.
Perubahan inilah yang menjadi dasar terjadinya peristiwa
autoimuni(@oldsteoin, 7%1%#. Salah satu bukti yang ditemukan adalah
bertambahnya pre4alensi autoantibody bermacam-macam pada orang
lanjut usia (Brocklehuurst, 7%1"#. +i lain pihak sistem imun tubuh
sendiri daya pertahanannya mengalami penurunan pada proses menua,
daya serangnya terhadap sel kanker menjadi menurun, sehingga sel
kanker leluasa membelah-belah. Enilah yang menyebabkan terjadinya
kanker meningkat sesuai dengan meningkatnya umur (Suhana, 7%%'
dalam +armojo, !7!#.
4!br0ken!! Teori 0enua -kibat 0etabolisme
0enurut 0c8aya et. al (terdapat dalam @oldstein, et al, 7%1%# disadur
oleh +armojo, !7! memperlihatkan bahwa pengurangan intake kalori
pada rodentia muda akan menghambat pertumbuhan dan perpanjangan
umur. Perpanjangan umur tersebut berasosiasi dengan tertundanya
proses degenerasi. Perpanjangan umur karena penurunan jumlah kalori
tersebut, antara lain disebabkan karena menurunnya salah saru atau
beberapa proses metabolisme. Terjadi penurunan hormon yang
merangsang proliferasi sel, misalnya insulin, dan hormone
pertumbuhan.
5!br0ken!! Teori 8erusakan -kibat 2adikal Bebas
2adikal bebas dapat terbentuk di alam bebas, dan di dalam tubuh jika
fagosit pecah, dan sebagai produk sampingan di dalam rantai
pernafasan di dalam mitokondria 0akin lanjut usia makin banyak
radikal bebas terbentuk sehingga proses pengrusakan terus terjadi.
8erusakan organel sel makin lama makin banyak dan akhirnya sel mati
(>en,7%%,#.
5.1.1;Peru*ahan)(eru*ahan #ang terja!i (a!a lansia
7. Perubahan-Perubahan .isik
a. Sel.
1!br0ken!! &ebih sedikit jumlahnya.
2!br0ken!! &ebih besar ukurannya.
3!br0ken!! Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan berkurangnya cairan
intraseluler.
4!br0ken!! 0enurunnya proporsi protein di otak, otot, ginjal, darah,
dan hati.
5!br0ken!! Aumlah sel otak menurun.
6!br0ken!! Terganggunya mekanisme perbaikan sel.
7!br0ken!! >tak menjadi atrofis beratnya berkurang )-7!(
b. Sistem Persarafan
1!br0ken!! Berat otak menurun 7!-!(. (Setiap orang berkurang sel
saraf otaknya dalam setiap harinya#.
2!br0ken!! :epatnya menurun hubungan persarafan.
3!br0ken!! &ambat dalam respon dan waktu untuk bereaksi, khususnya
dengan stres.
4!br0ken!! 0engecilnya saraf panca indra.Berkurangnya penglihatan,
hilangnya pendengaran, mengecilnya saraf penciumdan perasa,
lebih sensitif terhadap perubahan suhu dengan rendahnya
ketahanan terhadap dingin.
5!br0ken!! 8urang sensitif terhadap sentuhan.
c. Sistem Pendengaran
1!br0ken!! Presbiakusis (gangguan dalam pendengaran#. *ilangnya
kemampuan pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap
bunyi suara atau nada-nada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit
mengerti kata-kata, )!( terjadi pada usia diatas umur 6) tahun.
2!br0ken!! >tosklerosis akibat atrofi membran tympani .
3!br0ken!! Terjadinya pengumpulan serumen dapat mengeras karena
meningkatnya keratin.
4!br0ken!! Pendengaran bertambah menurun pada lanjut usia yang
mengalami ketegangan jiwaDstres.
d. Sistem Penglihatan
1!br0ken!! Timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap sinar.
2!br0ken!! 8ornea lebih berbentuk sferis (bola#.
3!br0ken!! 8ekeruhan pada lensa menyebabkan katarak.
4!br0ken!! 0eningkatnya ambang, pengamatan sinar, daya adaptasi
terhadap kegelapan lebih lambat dan susah melihat dalam cahaya
gelap.
5!br0ken!! *ilangnya daya akomodasi.
6!br0ken!! 0enurunnya lapangan pandang, berkurang luas
pandangannya.
7!br0ken!! 0enurunnya daya membedakan warna biru atau hijau.
e. Sistem 8ardio4askuler
1!br0ken!! $lastisitas dinding aorta menurun.
2!br0ken!! 8atup jantung menebal dan menjadi kaku.
3!br0ken!! 8emampuan jantung memompa darah menurun, hal ini
menyebabakan menurunnya kontraksi dan 4olumenya.
4!br0ken!! 8ehilangan elastisitas pembuluh darah, kurangnya
efekti4itas pembuluh darah perifer untuk oksigenisasi,. Perubahan
posisi dari tidur ke duduk atau dari duduk ke berdiri bisa
menyebabkan tekanan darah menurun, mengakibatkan pusing
mendadak.
5!br0ken!! Tekanan darah meninggi akibat meningkatnya resistensi
pembuluh darah perifer.
f. Sistem Pengaturan Temperatur Tubuh.
1!br0ken!! Temperatur tubuh menurun (hipotermia# secara fisiologis
akibat metabolisme yang menurun.
2!br0ken!! 8eterbatasan refleks menggigil dan tidak dapat
memproduksi panas akibatnya akti4itas otot menurun.
g. Sistem 2espirasi
1!br0ken!! >tot-otot pernafasan kehilangan kekuatan dan menjadi
kaku.
2!br0ken!! 0enurunnya akti4itas dari silia.
3!br0ken!! Paru-paru kehilangan elastisitas, menarik nafas lebih berat,
kapasitas pernafasan maksimum menurun, dan kedalaman bernafas
menurun.
4!br0ken!! -l4eoli ukuranya melebar dari biasa dan jumlahnya
berkurang.
5!br0ken!! 8emampuan untuk batuk berkurang.
6!br0ken!! 8emampuan kekuatan otot pernafasan akan menurun
seiring dengan pertambahan usia.
h. Sistem @astrointestinal.
1!br0ken!! 8ehilangan gigi akibat Periodontal disease, kesehatan gigi
yang buruk dan gi9i yang buruk.
2!br0ken!! Endera pengecap menurun, hilangnya sensiti4itas saraf
pengecapm di lidah terhadap rasa manis, asin, asam, dan pahit.
3!br0ken!! $osephagus melebar.
4!br0ken!! 2asa lapar menurun, asam lambung menurun.
5!br0ken!! Peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi.
6!br0ken!! +aya absorbsi melemah.
i. Sistem 2eproduksi
1!br0ken!! 0enciutnya o4ari dan uterus.
2!br0ken!! -trofi payudara.
3!br0ken!! Pada laki-laki testis masih dapat memproduksi spermato9oa
meskipun adanya penurunan secara berangsur-angsur.
4!br0ken!! 8ehidupan seksual dapat diupayakan sampai masa lanjut
usia asal kondisi kesehatan baik.
5!br0ken!! Selaput lendir 4agina menurun.
j. Sistem Perkemihan
1!br0ken!! @injal merupakan alat untuk mengeluarkan sisa
metabolisme tubuh melalui urin, darah yang masuk ke ginjal
disaring di glomerulus (nefron#. 3efron menjadi atrofi dan aliran
darah ke ginjal menurun sampai )!(.
2!br0ken!! >tot-otot 4esika urinaria menjadi lemah, frekuensi buang
air kecil meningkat dan terkadang menyebabkan retensi urin pada
pria.
k. Sistem $ndokrin
1!br0ken!! Produksi semua hormon menurun.
2!br0ken!! 0enurunnya akti4itas tyroid, menurunnya B02 (Basal
0etabolic 2ate#, dan menurunnya daya pertukaran 9at.
3!br0ken!! 0enurunnya produksi aldosteron.
4!br0ken!! 0enurunya sekresi hormon kelamin misalnya, progesteron,
estrogen, dan testosteron.
l. Sistem 8ulit ( Sistem Entegumen #
1!br0ken!! 8ulit mengerut atau keriput akibat kehilangan jaringan
lemak.
2!br0ken!! Permukaan kulit kasar dan bersisik karena kehilangan
proses keratinisasi, serta perubahan ukuran dan bentuk-bentuk sel
epidermis.
3!br0ken!! 8ulit kepala dan rambut menipis berwarna kelabu.
4!br0ken!! 2ambut dalam hidung dan telinga menebal.
5!br0ken!! Berkurangnya elastisitas akibat dari menurunya cairan dan
4askularisasi.
6!br0ken!! Pertumbuhan kuku lebih lambat.
7!br0ken!! 8uku jari menjadi keras dan rapuh, pudar dan kurang
bercahaya.
8!br0ken!! 8elenjar keringat berkurang jumlah dan fungsinya.
m. Sistem 0uskuloskletal
1!br0ken!! Tulang kehilangan density ( cairan # dan makin rapuh.
2!br0ken!! 8ifosis
3!br0ken!! Pergerakan pinggang, lutut, dan jari-jari terbatas.
4!br0ken!! Persendiaan membesar dan menjadi kaku.
5!br0ken!! Tendon mengerut dan mengalami skelerosis.
6!br0ken!! -trofi serabut otot ( otot-otot serabut mengecil #.>tot-otot
serabut mengecil sehingga seseorang bergerak menjadi lamban,
otot-otot kram dan menjadi tremor.
7!br0ken!! >tot-otot polos tidak begitu berpengaruh.
. Perubahan-perubahan Psikososial.
a. Pensiun< nilai seseorang sering diukur oleh produkti4itasnya dan identitas
dikaitkan dengan peranan dalam pekerjaan. Bila seseorang pensiun (purna
tugas#, ia akan mengalami kehilangan-kehilangan, antara lain <
1!br0ken!! 8ehilangan finansial (income berkurang#.
2!br0ken!! 8ehilangan status (dulu mempunyai jabatan posisi yang cukup
tinggi, lengkap dengan segala fasilitasnya#.
3!br0ken!! 8ehilangan temanDkenalan atau relasi.
4!br0ken!! 8ehilangan pekerjaanDkegiatan.
b. 0erasakan atau sadar akan kematian (sense of awareness of mortality#
c. Perubahan dalam cara hidup, yaitu memasuki rumah perawatan bergerak lebih
sempit.
d. $konomi akibat pemberhentian dari jabatan (economic depri4ation#.
e. 0eningkatnya biaya hidup pada penghasilan yang sulit, bertambahnya biaya
pengobatan.
f. Penyakit kronis dan ketidakmampuan.
g. @angguan saraf pancaindra, timbul kebutaan dan ketulian.
h. @angguan gi9i akibat kehilangan jabatan.
i. 2angkaian dari kehilangan, yaitu kehilangan hubungan dengan teman-teman
dan family.
j. *ilangnya kekuatan dan ketegapan fisik < perubahan teehadap gambaran diri,
perubahan konsep diri.
1.2; Konse( Ti!ur
2.2.1; Pengertian Ti!ur
Tidur merupakan suatu keadaan berulang-ulang, perubahan status kesadaran
yang terjadi selama periode tertentu (Potter dan Perry, !!)#.
Tidur adalah status perubahan kesadaran ketika persepsi dan reaksi indi4idu
terhadap lingkungan menurun. Tidur dikarakteristikkan dengan akti4itas fisik
yang minimal, tingkat kesadaran yang ber4ariasi, perubahan proses fisiologis
tubuh, dan pengaruh respons terhadap stimulus eksternal (*idayat, !!6#.
2.2.2;+ase)+ase Ti!ur
Tidur adalah keadaan perilaku ritmik dan siklik yang terjadi dalam lima
tahap (empat non-rapid eye movement dan satu rapid eye movement#. .ase-
fasenya sebagai berikut <
a!br0ken!! .ase 32$0 (3on 2apid $ye 0o4ement#
.ase 32$0 berlangsung semalma %! menit. .ase ini dibagi menjadi empat
stadium, yaitu <
1!br0ken!! Tidur stadium satu (32$0 7#
.ase ini merupakan fase antara fase terjaga dan fase awal tidur. Pada fase ini
didapatkan kelopak mata tertutup, tonus otot berkurang, dan tampak gerakan bola
mata ke kanan dan ke kiri. .ase ini hanya berlangsung ,-) menit dan mudah sekali
dibangunkan. @ambaran $$@ biasanya terdiri dari gelombang campuran alfa, beta
dan kadang gelombang teta dengan amplitudo yang rendah. Tidak didapatkan
adanya gelombang sleep spindle dan komplek 8.
2!br0ken!! Tidur stadium dua ((32$0 #
Pada fase ini didapatkan bola mata berhenti bergerak, tonus otot masih berkurang,
tidur lebih dalam dari pada fase pertama. @ambaran $$@ terdiri dari gelombang
theta simetris. Terlihat adanya gelombang sleep spindle, gelombang 4erteks, dan
komplek 8.
3!br0ken!! Tidur stadium tiga (32$0 ,#
.ase ini tidur lebih dalam dari fase sebelumnya. @ambaran $$@ terdapat lebih
banyak gelombang delta simetris antara )(-)!( serta tampak gelombang sleep
spindle.
4!br0ken!! Tidur stadium empat (32$0 '#
0erupakan tidur yang dalam serta sukar dibangunkan. @ambaran $$@
didominasi oleh gelombang delta sampai )!(, tampak gelombang sleep
spindle.
b!br0ken!! .ase 2$0 (Rapid Eye Movement#
Pola tidur 2$0 ditandai adanya gerakan bola mata yang cepat, tonus otot yang sangat
rendah, apabila dibangunkan hampir semua orang akan dapat menceritakan mimpinya,
denyut nadi bertambah dan pada laki-laki terjadi ereksi penis, tonus otot menunjukkan
relaksasi yang dalam. Tahap ini biasanya dimulai seitar %! menit setelah mulai tidur,
terjadi peningkatan sekresi lambung.
2.2.3;+isiologi Ti!ur
Tidur adalah proses fisiologis yang bersiklus dan bergantian dengan
perode lebih lama dari keterjagaan. Proses tidur diatur oleh sebuah mekanisme
khusus yang disebut irama sirkadian. Erama sirkadian secara harfiah diartikan
sebagai sebuah siklus yang berlangsung sekitar ' jam. Erama sirkardian berperan
sebagai jam biologis manusia. Erama sirkadian dalam tubuh diatur oleh Supra
Chiasmatic Nucleus (SCN#. Supra Chiasmatic Nucleus (SCN# merupakan bagian
kecil dari otak yang terletak tepat di atas persilangan saraf mata. Etu sebabnya
pengaturan jam biologis peka terhadap perubahan cahaya (Prasadja, !!%#.
Erama sirkardian, termasuk siklus tidur bangun harian, dipengaruhi oleh
cahaya dan suhu serta juga faktor-faktor eksternal seperti akti4itas eksternal
seperti pekerjaan dan akti4itas social (Potter dan Perry, !!)#. Pada sore hari, saat
cahaya mulai meredup, tubuh kita secara otomatis mulai mempersiapkan diri
untuk tidur. Tubuh akan meningkatkan kadar hormon melatonin dalam darah.
Selain itu, tubuh juga mengatur agar kadar hormon melatonin tersebut tetap tinggi
sepanjang malam. *ormon melatonin sangat berperan dalam proses tidur dan
kualitas tidur seseorang (Prasadja, !!%#.
. 8ontrol dan pengaturan tidur tergantung pada hubungan antara dua
mekanisme serebral yang mengakti4asi secara intermitten dan menekan otak
tertinggi untuk mengatur tidur dan terjaga. Sistem akti4asi reticular (S-2#
berlokasi pada batang otak teratas. S-2 dipercayai terdiri dari sel khusus yang
mempertahankan tidur dan terjaga. S-2 menerima stimulus sensori 4isual,
auditori, nyeri dan taktil. -kti4itas korteks serebral seperti emosi juga
mengakti4asi S-2. Saat terbangun merupakan hasil dari neuron dalam S-2 yang
mengeluarkan katekolamin seperti norepineprin (Sleep 2esearch Society, 7%%,
dalam Potter dan Perry, !!)#.
Tidur dihasilkan dari pengeluaran serotonin dari sel-sel tertentu dalam
sistem tidur raphe pada pons dan otak depan bagian tengah. +aerah otak juga
disebut daerah sinkronisasi bulbar (bulbar synchroni9ing region, BS2#. -pakah
seseorang tetap terjaga atau tertidur tergantung pada keseimbangan impuls yang
diterima dari pusat yang lebih tinggi (mis. Pikiran#, reseptor sensosri perifer (mis.
Stimulus bunyi atau cahaya#, dan sistem limbic (emosi#. 8etika orang akan tidur,
mereka akan menutup mata dan berada dalam posisi relaks. Stimulus ke S-2
menurun. Pada beberapa bagian, BS2 mengambil alih yang menyebabkan tidur
(Potter dan Perry, !!)#.
2.2.4;+aktor #ang mem(engaruhi ti!ur
0enurut Potter dan Perry (!!)#, ada beberapa faktor yang mempengaruhi
kualitas dan kuantitas tidur, diantaranya<
1!br0ken!! Penyakit .isik
Setiap penyakit fisik yang menyebabkan nyeri, ketidaknyamanan fisik
misalnya kesulitan bernapas, dapat menyebabkan masalah tidur.
Seseorang dengan perubahan seperti itu mempunyai masalah kesulitan
tidur. Selai itu, nokturia atau berkemih pada malam hari dapat
mengganggu tidur dan siklus tidur. 8ondisi ini yang paling umum pada
lansia dengan penurunan tonus otot kandung kemih atau orang yang
mempunyai penyakit jantung, diabetes, uretritis, atau penyakit prostat.
Setelah seseorang berulang kali terbangun untuk berkemih akan
kesulitan untuk tertidur kembali (Potter dan Perry, !!)#.
2!br0ken!! 0edikasi
>bat-obatan tertentu dapat mempengaruhi kualitas tidur seseorang.
>bat-obatan golongan hipnotik dapat mengganggu tahap EEE dan EF
tidur 32$0, metabloker dapat menyebabkan insomnia dan mimpi
buruk, sedangkan narkotik diketahui dapat menekan tidur 2$0 dan
menyebabkan seringnya terjaga di malam hari.
3!br0ken!! @aya *idup
2utinitas harian seseorang mempengaruhi pola tidur. Endi4idu yang
sering berganti jam kerja harus mengatur akti4itasnya agar bisa tidur di
waktu yang tepat.
4!br0ken!! Stres emosional
Seringkali klien lansia mengalami kehilangan yang mengarah pada stres
emosional. Pensiun, gangguan fisik, kematian orang yang dicintai, dan
kehilangan keamanan ekonomi merupakan contoh situasi yang
mempredisposisi lansia untuk cemas dan depresi. &ansia dan juga
seperti indi4idu lain yang mengalami masalah perasaan depresi, sering
juga mengalami perlambatan untuk jatuh tertidur, munculnya tidur
2$0 secara dini, seringkali terjaga, peningkatan total waktu tidur,
perasaan tidur yang kurang, dan terbangun cepat.
5!br0ken!! &ingkungan
&ingkungan fisik tempat seseorang tidur berpengaruh penting terhadap
kemampuan untuk tertidur dan tetap tertidur. Fentilasi yang baik adalah
esensial untuk tidur yang tenang. Sementara itu, tingkat cahaya dapat
mempengaruhi kemampuan untuk tidur. 8lien juga mungkin
bermasalah tidur karena suhu ruangan.
6!br0ken!! &atihan fisik dan kelelahan
Seseorang yang kelelahan menengah biasanya memperoleh tidur yang
mengistirahatkan, khususnya jika kelelahan adalah hasil dari kerja atau
latihan yang menyenangkan. -kan tetapi, kelelahan yang berlebihan
yang dihasilkan dari kerja yang meletihkan atau penuh stres membuat
sulit tidur.
7!br0ken!! -supan makanan dan kalori
0akan besar, berat danDatau berbumbu pada makan malam dapat
menyebabkan makanan tersebut tidak dapat dicerna, sehingga akan
mengganggu tidur. 8afein dan alkohol yang dikonsumsi pada malam
hari mempunyai efek produksi insomnia.
8!br0ken!! 0erokok
0erokok juga mengganggu tidur. Telah dibuktikan bahwa merokok
dapat menunda datangnya rasa kantuk. *al ini dikarenakan nikotin yang
terkandung dalam rokok memiliki efek stimulasi pada tubuh.
9!br0ken!! 0oti4asi
8einginan untuk tetap terjaga kadang dapat menutupi perasaan lelah
seseorang. Sebaliknya, perasaan bosan atau tidak ada moti4asi untuk
terjaga sering kali dapat mendatangkan kantuk.
2.2.5;,angguan ti!ur
0enurut Prasadja (!!%#, ada beberapa gangguan tidur yang umum terjadi,
yaitu<
1!br0ken!! nsomnia
Ensomnia adalah ketidakmampuan memenuhi kebutuhan
tidur, baik secara kualitas maupun kuantitas. Ensomnia sendiri adalah
sebuah gejala yang meliputi keluhan sulit tidur, mudah terbangun,
terbangun terlalu awal, atau tidur yang tidak berkualitas. Secara garis
besar, insomnia dibagi menjadi dua bagian<
a!br0ken!!Ensomnia sementara
Ensomnia sementara disebabkan oleh<
1!br0ken!! Hyperarousal, yaitu kesulitan tidur yang biasanya
berasal dari lonjakan emosional yang bisa disebabkan oleh
kesedihan, stres, atau bahkan terlalu excited.
2!br0ken!! Jetlag dan pekerja shift, ketika si penderita dipaksa
untuk bangun atau tidur berbeda dengan jam biologisnya.
3!br0ken!! &ingkungan tidur yang baru.
b!br0ken!! Ensomnia menetap
Ensomnia menetap dapat disebabkan oleh beberapa hal sebagai
berikut<
1!br0ken!! astroesophageal reflux, yaitu peningkatan asam
lambung saat berbaring. Penderita akan merasakan rasa panas
yang menjalar di dada. Biasanya ia akan terbangun dengan
rasa pahit dan seolah tersedak dan batuk-batuk
2!br0ken!! Sindroma tungkai gelisah atau Restless !egs
Syndrome (R!S# adalah sebuah gangguan saraf yang
dijabarkan sebagai rasa tidak nyaman di kaki. Seringkali
digambarkan sebagai rasa kesemutan, pegal, kaku dan lain-
lain yang hanya dapat diringankan dengan menggerak-
gerakkan kaki. Terutama dirasakan bila duduk atau berbaring
lama. Penderitanya selalu ingin menggerakkan kakinya
sehingga sulit baginya untuk jatuh tertidur.
3!br0ken!! Penyakit-penyakit lain yang menimbulkan rasa
nyeri sehingga penderita tidak dapat tidur karena deraan sakit
yang dideritanya.
4!br0ken!! 8ecemasan yang berkepanjangan.
2!br0ken!! Parasomnia
Parasomnia berasal dari bahasa latin yang berarti menjelang
atau hampir tidur. Parasomnia adalah perilaku yang dapat
mengganggu tidur atau muncul saat seseorang tidur. Beberapa turunan
parasomnia antara lain sering terjaga, misalnya tidur berjalan dan
night terror, gangguan transisi bangun-tidur (mengigau#, parasomnia
yang terkait dengan tidur 2$0 (mimpi buruk#.
3!br0ken!! Hi(ersomnia
*ipersomnia adalah kebalikan dari insomnia, yaitu tidur yang
berlebihan terutama pada siang hari. @angguan ini disebabkan oleh
buruknya kualitas tidur akibat gangguan tidur yang diderita, seperti
insomnia, R!S, dan sleep apnea.
4!br0ken!! Narkole(si
3arkolepsi adalah gelombang kantuk yang tak tertahankan
yang muncul secara tiba-tiba. @angguan ini disebut juga sebagai
Bserangan tidurC atau sleep attac". Penyebab pastinya belum
diketahui. +iduga karena kerusakan genetik sistem saraf pusat yang
menyebabkan tidak terkendalinya periode tidur 2$0. Tahap tidur
2$0 dapat menembus kesadaran di saat kita terjaga.
5!br0ken!! A(nea saat ti!ur
-pnea saat tidur atau sleep apnea adalah kondisi terhentinya
nafas secara periodik pada saat tidur. 8ondisi ini diduga terjadi pada
orang yang mengorok dengan keras, sering terjaga di malam hari,
insomnia, mengatup berlebihan pada siang hari, sakit kepala disiang
hari, iritabilitas, atau mengalami perubahan psikologis seperti
hipertensi atau aritmia jantung.
2.2.6;Peru*ahan mekanisme ti!ur (a!a lansia
Perubahan pola tidur pada lansia disebabkan perubahan SSP yang
mempengaruhi pengaturan tidur. Aumlah tidur total tidak berubah pada sesuai
dengan pertambahan usia, tetapi kualitas tidur kelihatan menjadi berubah pada
kebanyakan lansia (Bliwise, 7%%,#. Perubahan-perubahan tersebut mencakup
kelatenan tidur, terbangun pada dini hari, dan peningkatan jumlah tidur siang,
penurunan tahap EEE dan tahap EF waktu non-2$0.
Pada usia lanjut, wanita lebih banyak mengalami insomnia, dibandingkan
pria yang lebih banyak menderita sleep apnea atau kondisi medis lain yang dapat
mengganggu tidur. @angguan tidur pada usia lanjut biasanya muncul dalam
bentuk kesulitan untuk tidur dan sering terbangun atau bangun terlalu awal
(Prasadja, !!%#.
1.3; Konse( Aromatera(i
2.3.1;Pengertian
-romaterapi berasal dari dua kata, yaitu aroma dan terapi.
-roma berarti bau harum atau bau-bauan dan terapi berarti pengobatan.
Sehingga aromaterapi adalah salah satu pengobatan penyakit dengan
menggunakan bau-bauan yang umumnya berasal dari tumbuh-
tumbuhan serta berbau harum, gurih, dan enak yang disebut minyak
atsiri (-gusta, !!#.
2.3.2;Kan!ungan Aromatera(i
+alam pembuatan aromaterapi yang menyehatkan, digunakan
minyak atsiri yang benar-benar alami bukan bahan sintetis agar
diperoleh manfaat aromaterapi untuk pengobatan. 0inyak atsiri disebut
juga minyak eteris, essential oil atau minyak terbang, karena minyak ini
mudah menguap pada suhu kamar. 0inyak atsiri dihasilkan dari bagian
jaringan tanaman tertentu seperti akar, batang, kulit, daun, buah atau
biji (&utony dan 2ahmayati, !!!#. 0enurut @uenther (!!6#, minyak
atsiri merupakan salah satu hasil metabolisme dalam tanaman yang
terbentuk karena reaksi berbagai persenyawaan kimia dengan adanya
air. 0inyak atsiri disintesa dalam sel kelenjar pada jaringan tanaman
dan ada juga yang terbentuk dalam pembuluh resin.
0inyak atsiri memiliki aroma yang sangat khas pada masing-
masing tanaman. -roma yang khas dari minyak atsiri dihasilkan dari
senyawa kimia yang dikandungnya. 8andungan minyak atsiri pada
umumnya dapat berupa terpen, persenyawaan berantai lurus, turunan
ben9ena dan bermacam-macam persenyawaan lainnya (@uenther,
!!6#.
0inyak atsiri yang digunakan dalam pembuatan aromaterapi
harus diperhatikan kandungannya. 0inyak atsiri umumnya terdiri dari
berbagai campuran persenyawaan kimia yang terbentuk dari unsur
carbon (:#, *idrogen (*#, dan oksigen (># serta beberapa
persenyawaan kimia yang mengandung unsur nitrogen (3# dan belerang
(S#. Pada umumnya komponen kimia dalam minyak atsiri dibagi
menjadi dua golongan yaitu hidrokarbon dan oxygenated hydrocar#on,
termasuk di dalamnya senyawa terpena (8etaren, 7%1)#.
1!br0ken!! @olongan *idrokarbon
Persenyawaan hidrokarbon yang banyak dijumpai dalam minyak
atsiri sebagian besar berupa monoterpene, sesGuiterpene, diterpen
dan politerpen, serta parafin, olefin dan hidrokarbon aromatik.
2!br0ken!! $xygenated Hydrocar#on
Persenyaan ini terdiri dari hidrogen (*#, karbon (:# dan oksigen
(>#. Persenyawaan yang termasuk dalam golongan ini adalah
persenyawaan alkohol, aldehida, keton, oksida, ester dan ether.
-tom : dalam persenyawaan dapat berikatan jenuh ataupun tidak
jenuh.
@olongan persenyawaan oxygenated hydrocar#on merupakan
persenyawaan yang menyebabkan bau wangi dalam minyak atsiri,
sedangkan golongan hidrokarbon berpengaruh kecil terhadap nilai
wangi minyak atsiri. Persenyawaan oxygenated hidrocar#on memiliki
kelarutan yang baik pada alkohol encer, serta lebih tahan dan stabil
terhadap proses oksidasi dan resinifikasi. Persenyawaan hidrokarbon
lebih mudah mengalami oksidasi dan resinifikasi sehingga menurunkan
kelarutan minyak (8etaren, 7%1)#.
Terpena merupakan persenyawaan hidrokarbon tidak jenuh dan
unit terkecil dalam molekulnya disebut isoprena (:
)
*
1
# . Sifat terpena
berupa cairan tidak berwarna dan umumnya berbau wangi. Senyawa
terpena dapat barupa rantai lurusDalifatis atau berbentuk siklis. Senyawa
terpena alifatis hanya terdapat dalam beberapa jenis komponen minyak
atsiri yang mengandung gugus hidroksil dan karbonil, misalnya
geraniol dalam minyak mawar dan sitronelol yang terdapat dalam
minyak sereh. :ontoh terpena siklis yang banyak terdapat dalam
minyak atsiri adalah limonene, pinene, menthol pada peppermint
(8etaren, 7%1)#.
0inyak atsiri yang dimanfaatkan untuk aromaterapi harus
dilarutkan dalam pelarut tertentu seperti alkohol. Persenyawaan terpena
terutama monoterpene dan sesGuiterpene berbau kurang wangi dan
sukar larut dalam alkohol encer terutama jika terkena cahaya matahari
dan oksigen udara. =ntuk meningkatkan kelarutan minyak atsiri dalam
alkohol kandungan terpene harus dipisahkan. .ungsi dari pemisahan
terpene adalah untuk memperbesar kelarutan minyak dalam alkohol,
memperbesar resistensi minyak terhadap kerusakan yang disebabkan
oleh oksidasi cahaya dan memperbesar konsentrasi senyawa
oxygenated hidrocar#on yang berbau lebih wangi (8etaren, 7%1)#.
2.3.3;Proses (em*uatan aromatera(i
=ntuk memperoleh minyak atsiri dari tanaman dapat dilakukan
penyulingan. Sebelum penyulingan tanaman diberi perlakuan seperti
perajangan dengan tujuan memudahkan pengeluaran minyak. =ntuk
bahan tertentu dilakukan pelayuan dan pengeringan yang bertujuan
untuk mengurangi kadar air dan menguraikan 9at yang tidak berbau
sehingga menimbulkan bau wangi contohnya pada tanaman cengkeh
(8etaren, 7%1)#.
0enurut 8etaren (7%1)#, penyulingan minyak atsiri dapat
dilakukan dengan tiga cara yaitu pengulingan dengan air langsung,
penyulingan dengan air dan uap serta penyulingan dengan uap
langsung. Aenis penyulingan yang digunakan disesuaikan dengan sifat
bahan atau tanaman yang akan disuling. Selain penyulingan terdapat
beberapa cara lain untuk mendapatkan minyak atsiri diantaranya <
1!br0ken!! Pengepresan untuk bahan yang berupa biji, buah atau kulit
buah yang dihasilkan tanaman citrus.
2!br0ken!! $kstraksi dengan pelarut menguap yang biasanya
menggunakan pelarut berupa alkohol, ben9ena dan petroleum eter.
3!br0ken!! $kstraksi dengan lemak padat yang biasanya digunakan
untuk mengekstraksi minyak dari bunga yang tidak tahan terhadap
panas.
2.3.4; -ara kerja
0inyak atsiri berpengaruh terhadap otak melalui alat
penciuman. 0olekul minyak atsiri yang masuk ke alat penciuman akan
ditangkap oleh lendir yang terdapat pada silia alat penciuman dan akan
diteruskan ke otak. $fek minyak atsiri di otak akan berpengaruh
terhadap pikiran dan emosi (-gusta, !!#. 0enurut Ste4ensen (7%%6#,
uap minyak atsiri yang dihirup akan menimbulkan 4ibrasi di hidung.
0inyak yang mempunyai manfaat tertentu akan mempengaruhi sistem
limbik, tempat pusat memori sehingga mempengaruhi suasana hati.
=ntuk proses aromaterapi dapat dilihat dari gambar dibawah ini<
Berbagai jenis minyak atsiri memberikan efek yang dapat
mempengaruhi sistem syaraf. =ap minyak atsiri yang
ditebarkanDdidifusikan ke seluruh ruangan dengan alat pengharum
ruangan.
Beberapa jenis minyak atsiri yang potensial digunakan untuk
pengharum ruangan yang dapat mempengaruhi emosi dan pikiran
adalah sebagai berikut<
Tabel 7. Aenis 0inyak -tsiri dan 8egunaannya
Aenis 0inyak 8egunaan
:endanaDSandalwood 0embantu mengurangi depresi, mengatasi sulit tidur
dan stresDperasaan sedih, sangat bermanfaat untuk
meditasi
Aasmine 0enghilangkan ketegangan, kegelisahan, depresi,
merangsang senang, dan bahagia
@reentea 0erangsang semangat, menenangkan, menyegarkan
pikiran
&emon 0enenangkan suasana, aromanya dapat menimbulkan
rasa percaya diri, merasa lebih santai, menenangkan
saraf tanpa menghilangkan kesadaran
&a4ender 0embantu terciptanya keseimbangan tubuh dan pikiran.
0embantu imsomnia
&otus 0enyejukkan, memberi rasa nyaman, membantu
penyembuhan, mengurangi depresi, sangat disarankan
untuk relaksasi
2ose 0engurangi rasa marah, stres dan cemas
2osemary 0elegakan otot dan pikiran. -romanya membantu lebih
berkonsentrasi dan percaya diri
Pepermint -roma yang begitu menyegarkan, membangkitkan
suasana, mengurangi ketegangan
3ight Hueen 0embuat rasa nyaman dan rileks
>pium 0enggembirakan, memberi energi dan semangat
terentu (ctt< dalam konsentrasi tertentu#
Ilang-lang 0emberikan rasa gembira, relaksasi, membantu
penyembuhan menghilangkan depresi
0usk 8elembutan, damai dan mengurangi rasa takut
.rangipani Semangat kerja, gembira, percaya diri, mengatasi
depresi panik
Bergamot 0emeberikan energi positif, mengerangi depresi,
tegang dan sedih serta menghilangkan lelah
:hampaka 0enambah semangat, seasana gembira, kehangatan dan
relaksasi
Patcholi 0enyejukkan pikiran, daya tahan tubuh, rasa tenang
dan sensualitas
@ardenia Sensasional, ketenangan, suasana bahagia dan damai
2.3.5; Manfaat Aromatera(i
0enurut -gusta (!!#, aromaterapi minyak atsiri dapat
digunakan untuk mengatasi masalah mental dan psikologi, di antaranya<
1!br0ken!! +epresi
+epresi merupakan suatu jenis gangguan mental atau
kejiwaan yang dialami oleh banyak orang. +epresi dapat diakibatkan
ketidaknyamanan dalam bekerja atau adanya beban pikiran. -kibat
dari depresi adalah berkurangnya nafsu makan, sukar tidur, kelelahan,
hilangnya kemampuan untuk berkonsentrasi dan sering berpikir
pendek. +engan menggunakan minyak atsiri akan tercipta suasana
rileks sehingga terhindar dari depresi. Beberapa minyak atsiri yang
dapat memberikan rasa rileks adalah la4ender, kenanga, chamomile,
jeruk neroli dan beberapa jenis minyak atsiri lainya.
2!br0ken!! Stres
Stres adalah respon tubuh terhadap banyaknya tuntutan.
Banyaknya persoalan hidup sehari-hari akan bereaksi terhadap tubuh.
Bagi tubuh, stres akan menimbulkan respon yang sama, apa pun
penyebabnya. Sinyal syaraf dikirim ke otak melalui beberapa kelenjar
dan akan bereaksi dengan mengeluarkan hormon untuk mengatasinya.
>leh karena itu, stres tidak hanya cemas dan tegang saja, tetapi
merupakan kunci dalam naik turunnya kehidupan. -romaterapi yang
dapat mencegah timbulnya stres adalah la4ender, jeruk bergamot,
cendana, jahe, jeruk lemon, dan jenis minyak atsiri lainnya.
3!br0ken!! @angguan tidur
@angguan tidur dapat disebabkan oleh rasa gelisah,
ketegangan, rasa sakit, ketidakseimbangan emosi, dan rasa cemas
untuk tidak bisa bangun tepat waktu. &ingkungan tempat tidur juga
memberi pengaruh yang signifikan terhadap gangguan tidur.
Pengharum ruangan dari aromaterapi berupa minyak akar wangi, jeruk
lemon, marjoram dan minyak lainnya dapat memberikan suasana yang
nyaman sehingga insomnia dapat dikurangi.

Anda mungkin juga menyukai