Anda di halaman 1dari 29

Bayi Lahir dengan Ibu

Suspek HBV
Theodora Dolorosa - 102011066
Skenario 3
Seorang bayi cukup bulan lahir secara
spontan per vaginam dari seorang ibu
dengan suspek hepatitis B. Menurut data
yang diperoleh dokter, selama kehamilan
ibu tersebut tidak mengalami keluhan
yang berarti namun tidak rutin melakukan
ANC. Pada saat dilahirkan, bayi tampak
aktif dan kuat menangis dengan PF dalam
batas normal. Keluarga pasien khawatir
dengan status ibu dan bayinya sehingga
meminta penjelasan dari dokter.
Identifikasi istilah yang tidak diketahui
ANC (Antenatal Care) pemeriksaan
kehamilan yang dilakukan untuk memeriksa
keadaan ibu dan janin secara berkala, yang diikuti
untuk koreksi terhadap penyimpangan yang
ditemukan.

Rumusan Masalah
Seorang bayi cukup bulan lahir dengan ibu
suspek HBV.
Mind Mapping
Rumusan
Masalah
Anamnesis
Pemeriksaan
Fisik
Penunjang
Diagnosis
WD
DD
Gejala Klinis
Etiologi
Patofisiologi Terapi
Prognosis
Pencegaha
n
Epidemiologi
Komplikasi
Anamnesis
Aloanamnesis
Identitas pasien
RPS
RPD
Bagaimana riwayat kehamilan ibu?
Bagaimana riwayat vaksinasi pada saat hamil?
Pernah mekonsumsi obat, minum beralkohol atau
merokok?
Riwayat persalinan?
Riwayat penyakit ibu?
Social dan lingkungan


Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum
TTV
Inspeksi, palpasi
Pemeriksan Penunjang
Tes serologis antigen komersil
Tes serologis antigen kormesil tersedia untuk
mendeteksi HBsAg dan HBeAg, dimana Hepatitis B
surface antigen akan terdeteksi selama masa infeksi
akut. Jika infeksi yang terjadi bersifat self-limited,
maka HBsAg telah hilang sebelum serum anti-HBs
terdeteksi (menandakan window period dari infeksi)
Pemeriksaan Penunjang
Radioimmunoassay
Radioimmunoassay dapat digunakan untuk
memeriksa anti-HBs, HBsAg, dan anti-HBc. Jika
kadar anti-HBs lebih besar dari 100mIU/mL, maka
orang tersebut dinyatakan imun. Konsentrasi antara
10-100 mIU/mL dinyatakan memiliki titer rendah.
Seseorang dinyatakan sebagai karier jika status
HBsAg nya tetap positif dalam 6 bulan.
AxSYM adalah penanda mikropartikel dari enzim
yang digunakan untuk mendeteksi secara kualitatif
kadar HBsAg pada serum neonatus, dewasa, dan
anak-anak

ARCHITECT AUSAB Reagen Kit marker
penanda mikropartikel chemiluminescent yang
digunakan untuk menentukan kadar anti HBs secara
kuantitatif pada plasma dan serum orang dewasa,
neonatus, dan anak-anak

Working Diagnosis

Neonatal Suspek HBV
Antigen dan Antibodi pada infeksi VHB
1. HBsAg
Dalam selubung virus, infeksius
2. Anti HBs
petanda penyembuhan
imunitas terhadap re-infeksi
respons imun terhadap vaksin hepatitis B
transfer pasif dari HBIG
titer 10 mIU/mL proteksi infeksi hepatitis
Antigen dan Antibodi pada infeksi VHB
3. HBcAg (Hepatitis B core Antigen)
Nukleokapsid membungkus DNA virus
Terdapat dalam hepatosit, tidak beredar dalam
darah
Ekspresi pada permukaan hepatosit oleh
kompleks histokompatibilitas mayor (MHC)
kelas-1
Respons imun seluler (sel T sitotoksis)
hepatosit hancur
Antigen dan Antibodi pada infeksi VHB
4. Anti HBc
Terdeteksi dalam serum : terinfeksi VHB
Menetap seumur hidup : bukan infeksi akut
5. HBeAg
Protein gen C (inti) sirkulasi darah
Sebagai petanda
infektivitas
aktivitas replikasi virus
Transmisi utama : jalur parenteral
Transmisi vertikal : dari ibu kepada bayi
Masa pranatal : jarang
Intranatal
Pasca natal



Ibu Transmisi VHB
HBsAg (+), HBeAg (+) 70-90 %
HBsAg (+) 22-67 %
Hepatitis B akut
Trimester I dan II
(-)
Trimester III (+)
Differensial Diagnosis
Infeksi Cytomegalovirus (CMV)
adalah salah satu penyakit infeksi penyebab utama
kelainan kongenital dan kecacatan pada bayi dan
anak.
Infeksi CMV bersifat sistemik, menyerang berbagai
sel organ tubuh dan dapat meningkatkan proses
inflamasi, memacu respons autoimun, terlibat dalam
patogenesis aterosklerosis, memacu timbulnya dan
mempercepat progresivitas keganasan, menyebabkan
infertilitas. Prevalensi infeksi CMV di negara
berkembang mencapai 80-90% dari populasi
Hepatitis Autoimun
suatu penyakit hati kronis dengan sebab yang belum
diketahui, ditandai dengan peradangan dan nekrosis
hepatoseluler, biasanya disertai dengan fibrosis yang
cenderung progresif kearah sirosis dan gagal hati.
Differensial Diagnosis
Etiologi
Infeksi HBV terjadi saat persalinan yang didapat dari
ibu yang terinfeksi. Risiko penularan adalah 70
sampai 90% dari wanita yang positif HBsAg.
Diperkirakan <2% dari yang terinfeksi, penularan
biasanya melalui pajanan dengan air liur, tinja, urine,
atau ASI.
90% bayi yang terinfeksi dalam kandungan akan
berkembang menjadi infeksi kronik, serta infeksi
HBV neonatal mungkin menjadi reservoir virus yang
penting.
Epidemiologi
Endemis di seluruh dunia, terutama Asia Tenggara
dan Afrika
Infeksi VHB masa bayi/anak : asimtomatis
Prevalensi di Jakarta : 4,1 %
beberapa daerah : 3-20%
Klasifikasi WHO : Indonesia : sedang-tinggi
Patofisiologi
Langsung pada hepatosit
Akibat respons imun : hepatosit hancur

Respons imun
Spesifik : humoral dan seluler
Non spesifik
IFN : meningkatkan ekspresi HLA kelas-1
Sel T sitotoksik hepatosit lisis
Patofisiologi

Infeksi VHB perinatal
Infeksi VHB kronis/pengidap persisten
Sistem imun belum sempurna
IgG anti HBc ibu secara pasif bayi
Menutup ekspresi HBcAg
Tidak dikenal sel sitotoksik
Hepatosit tidak lisis/hancur
Manifestasi Klinis
Diagnosis serologis :
Adanya HBsAg dalam serum tanpa adanya gejala
klinik menunjukkan bahwa penderita adalah
pembawa HBsAg, yang merupakan sumber yang
penting untuk penularan.
Adanya HbeAg dalam serum memberi petunjuk
adanya daya penularan yang besar. Bila ia menetap
lebih dari 10 minggu, merupakan petunjuk terjadinya
proses menahun atau menjadi pembawa virus.
Adanya anti HBc IgM dapat kita pakai sebagai
parameter diagnostik adanya HBV yang akut, jadi
merupakan stadium infeksi yang masih akut.
Adanya anti HBc IgG dapat dipakai sebagai petunjuk
adanya proses penyembuhan atau pernah mengalami
infeksi dengan HBV.
Adanya anti HBsAg menunjukkan adanya
penyembuhan dan resiko penularan menjadi
berkurang dan akan memberi perlindungan pada
infeksi baru.
Adanya anti HbeAg pertanda prognosis baik.

Manifestasi Klinis
Kriteria ibu mengidap Hepatitis B kronis:
Bila ibu mengidap HBsAg positif untuk jangka waktu
lebih dari 6 bulan dan tetap positif selama masa
kehamilan dan melahirkan.
Bila disertai dengan peningkatan SGOT/SGPT pada
lebih dari lebih dari 3 kali pemeriksaan dengan
interval pemeriksaan antara 2-3 bulan, maka status
ibu adalah penderita Hepatitis B kronis.
Status HBsAg positif tersebut dapat disertai dengan
atau tanpa HbeAg positif.
Manifestasi Klinis
Penatalaksanaan
Tujuan :
Memutuskan rantai transmisi VHB pada usia dini : pola
vertikal dan horisontal

Imunisasi Aktif
Vaksin hepatitis B rekombinan (dari sel ragi)
Untuk semua BBL
Dapat mencegah VHB klinis (90-95%)
Memori sistem imun
Tidak dianjurkan booster
Efek samping : lokal, ringan, sementara
Uji serologis (antiHBs) : tidak dianjurkan, kecuali pada
populasi risiko tinggi

Penatalaksanaan
Imunisasi Pasif
HB Ig (Hepatitis B Immune Globulin)
Proteksi cepat
Jangka pendek
Dosis : 100 u (0,5 mL) IM
Pemberian : dalam waktu 12 jam setelah lahir
bersamaan dengan vaksin aktif pada
sisi yang berbeda
Pemantauan Berkala
Tiap 6 bulan
HBsAg, HBeAg, ALT,AST, USG hati, AFP
Tiap 1-2 tahun
VHB-DNA
Untuk pemberian antivirus
Prediksi keberhasilan dan respons terapi
Tiap 2 bulan
Bila pemeriksaan 3 kali berturut-turut
HBsAg (+) dan AST, ALT > 1,5 nilai
Normal pemberian antivirus
Prognosis
Apabila segera ditangani dengan memberikan vaksin
hepatitis B maka prognosisnya baik
Kesimpulan
Faktor resiko terbesar terjadinya infeksi HBV pada
bayi dan anak-anak adalah melalui transfer perinatal
dari ibu dengan status HBsAg positif.
Transmisi virus dari ibu ke bayi dapat terjadi pada
masa intra uterine, pada masa perinatal, dan pada
masa postnatal.
Imunisasi sesuai jadwal pada orang-orang dengan
suspek kontak positif adalah cara preventif utama
untuk mencegah transmisi.
Bayi preterm maupun aterm yang lahir dari ibu
dengan HBsAg positif, maka tidak tergantung
berapapun berat badan lahirnya, harus menerima
vaksin Hepatitis dan HBIG dalam 12 jam setelah
kelahirannya.

THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai