Anda di halaman 1dari 8

GAMBARAN UMUM REPRODUKSI HEWAN

A. Reproduksi aseksual maupun reproduksi seksual terjadi pada tingkat kingdom hewan
Terdapat dua modus utama reproduksi hewan. Reproduksi aseksual (Bahasa Y unani, tanpa
seks ) adalah pencipta individu baru yang semua gen nya berasal dari satu induk tanpa pelebur
telur dan sperma.Pada sebagian kasus, reproduksi aseksual secara keseluruhan mengandalkan
pembelahan sel secara mitosis. Reproduksi seksual adalah penciptaan keturunan melalui
peleburan gamet haploid untuk membentuk zigot (telur yang sudah dibuahi),yang diploid. Gamet
di bentuk melalui meiosis. Gamet betina, ovum (telur yang belum di buahi), umumnya adalah
sel relatif ;ebih besar dan tidak motil. Gamet jantan, spermatozoon, umumnya adalah sel yang
kecil namun motil. Reproduksi seksual meningkatkan keragaman genetik di antara keturunan
dengan cara membangkitkan kombinasi unik gen yang di wariskan dari dua induk.
B. Mekanisme reproduksi aseksual yang beranekaragam dan mampu membuat keturunan yang
identik secara cepat
Banyak invertebrata dapat bereoroduksi scara aseksual dengan pembelahan (fission), yaitu
pemisahan sebuah induk menjadi dua atau lebih individu dengan ukuran kira-kira sama. Dalam
reproduksi aseksual bentuk lain, beberapa invertrebrata melepaskan sekelompok sel-sel khusus
yang dapat tumbuh menjadi individu baru. Sebagai contoh, gemula (gemmule) dari spons
terbentuk ketika sel-sel dari berbagai jenis bermigrasi bersama di dalam spons itu dan kemudian
di kemudian di kelilingi oleh suatu lapisan pelindung.
Jenis reproduksi aseksual lain yang dapat di temukan adalah fragmentasi, yaitu pematahan tubuh
menjadi beberapa bagian dan beberapa atau semuanya berkembang menjadi individu dewasa
yang lengkap. Bagi hewan untuk dapat bereproduksi dengan cara ini, fragmentasi harus di sertai
daengan regenerasi, yaitu pertumbuhan kembali bagian tubuh yang hilang itu. Reproduksi
melalui fragmentasi dan regenerasi terjadi pada banyak hewan spons, cnidaria, annelida
polikaeta, dan tunikata.Banyak hewan lain juga dapat menggantikan anggota tubuh yang hilang
dengan cara regenerasi misalnya, sebagian besar bintang laut dapat menumbuhkan lengan baru
ketika terluka atau patah, tetapi hal tersebut bukan merupakan reproduksi karena tidak dihasilkan
individu baru. Pada bintang laut dari genus Linckia, individu baru bisa tumbuh dan berkembang
dari sepotong lengan. Dengan demikian, satu hewan dengan lima lengan, jika diputuskan
semuanya. Secara aseksual dapat menghasilkan lima keturunan.
Reproduksi aseksual mempunyai beberapa potensi keuntungan. Sebagai contoh, hal tersebut
mebuat hewan-hewan yang hidup dalam isolasi mampu menghasilkan keturunan tanpa harus
mencari dan menemukan pasangan kawin. Reproduksi aseksual dapat juga menciptakan banyak
sekali keturunan dalam waktu singkat, yang merupakan hal ideal untuk dapat mengkolonisasi
suatu habitat secara cepat.
C. Siklus dan pola reproduksi hewan sangat bervariasi
Sebagian besar hewan memperlihatka siklus yang jelas dan pasti dalam aktivitas reproduksi,
yang seringkali dikaitka dengan perubahan musim. Sifat periodik reproduksi memungkinkan
hewan untuk menghemat sumberdaya dan menghasilkan keturunan ketika lebih banyak energi
tersedia dibandingkan dengan yang diperlukan untuk memelihara kondisi dan ketika kondisi
lingkungan mendukung kelangsungan hidup keturunan. Domba betina, misalnya, mempunyai
siklus reproduksi selama 15 hari dan berevolusi pada pertengahan setiap siklus. Siklus ini
umumnya terjadi selama musim gugur dan pada awal musim dingin, sehingga anak domba
umumnya lahir pada akhir musim dingin atau semi. Bahkan hewan yang hidup di habitata yang
hampir stabil. Seperti daerah tropis atau lautan, umumnya bereproduksi hanya pada waktu-
waktu tertentu dalam setahun. Siklus reproduksi dikontrol oleh kombinasi petunjuk hormon dan
lingkungan
Hewan dapat bereproduksi hanya secara aseksual atau seksual, atau bisa bergantian kedua
modus tersebut. Pada afid (aphid, kutu daun), rotifera, dan krustase air tawar daphinia, setiap
betina dapat menghasilkan dua jenis telur, tergantung pada kondisi lingkungan, misalnya waktu-
waktu dalam setahun. Satu jenis telur di buahi, tetapi jenis telur yang lain berkembang dengan
cara partenogenesis yaitu, proses perkembangan telur tanpa di buahi. Hewan dewasa yang di
hasilkan melalui partenogenesis seringkali haploid, dan sel-selnya tidak mengalami meosis
dalam pembentukan telur -telur baru. Dalam kasus Daphnia, pergantian dari reproduksi seksual
ke reproduksi aseksual seringkali berkaitan dengan musim. Perilaku seksual pada kadal
partenagenetik yaitu kadal whiptail yang hidup di gurun dan padang rumput (Cnemidophorus
uniparens) adalah spesies yang semua anggotanya betina. Repilia ini bereproduksi secara
partenogenesis, telor mengalami pengandaan kromosom setelah meiosis dan berkembang
menjadi kadal tanpa harus di buahi. Akan tetapi, ovulasi ditingkat dengan terjadinya ritual
percumbuan dan perkawinan yang meniru perilaku spesies yang berhubungan dekat dan
bereproduksi secara seksual
Pola reproduksi yang menakjubkan lain nya adalah hermafroditisme sekuensial, dimana suatu
individu mengubah jenis kelaminya selama masa hidupnya. Pada beberapa spesies, hewan
hermafrodit seksuensial bersifat protogini (protogynous, betina dulu baru berganti menjadi
jantan), sementara spesies lain bersifat protandri (protandrous, jantan dulu beru berganti menjadi
betina). Pada berbagai spesies ikan-ikan karang yang di sebut sebagai wrasse, pengubahan jenis
kelamin di kaitkan dengan umur dan ukuran. Sebagai contoh, wrasse kepala biru karibia adalah
spesies protogini dimana hanya individu yang terbesar (umumnya yang tertua) berubah dari
betina ke jantan. Ikan ini hidup dalam kelompok yang terdiri atas seekor jantan dan beberapa
ekor betina. Jika yang jantan mati atau dikeluarkan dari percobaan, betina yang paling besar
dalam kelompok tersebut akan berubah jenis kelamin dan menjadi jantan baru. Dalam tempo satu
minggu, individu yang berubah kelamin itu sudah menghasilkan sperma sebagai pengganti telur.
Pada spesies ini, jantan akan membela dan mempertahankan kelompok itu dari pengacau, dan
dengan demikian ukuran yang lebih besar memberikan keuntungan reproduksi yang lebih besar
bagi jantan di bandingkan betina. Sebaliknya , terdapat hewan protandri yang berubah dari jantan
ke betina ketika ukuran bertambah. Pada kasus seperti itu, ukuran yang lebih besar bisa
meningkatkan keberhasilan reproduksi betina di bandingkan jantan.
II. MEKANISME REPRODUKSI SEKSUAL
Mekanisme fertilasi, yaitu peleburan sperma dengan telur, Baik memainkan peranan penting
dalam reproduksi seksual. Beberapa spesies melakukan fertilisasi eksternal, telur di lepaskan
betina dan di buahi oleh jantan dalam lingkungan sekitarnya. Spesies lain melakukan fertilisasi
internal, sperma didepositkan di dalam atau di dekat saluran reproduksi betina, dan fertilisasi
terjadi di dalam saluran tersebut.
Fertilasi internal memerlukan perilaku kooperatif, yang mengarah ke populasi. Pada beberapa
kasus, perilaku seksual yang tidak karakteristik (sesuai karakter atau ciri) dihilangkan oleh
seleksi alam secara langsung, sebagai contoh, laba laba betiba akan memakan jantan jika sinyal-
sinyal reproduksi spesifik tidak diikuti selama perkawinan. Fertilisasi internal juga memerlukan
sistem sistem reproduksi yang canggih, termasuk organ kopulasi yang mengirimkan sperma dan
resptakel atau penyangga untuk penyimpanannya dan pengangkutanya menuju telur yang
matang.
Fertilasi eksternal memerlukan suatu lingkungan dimana sebuah telur dapat berkembang tanpa
kekeringan atau cekaman panas, maka fertilisasi jenis tersebut terjadi hampir secara eksklusif di
habitat yang lembap. Banyak invertebrata akuatik hanya sekedar melepaskan telur dan
spermanya ke dalam lingkungan sekitar, dan fertilisasi terjadi tanpa adanya kontak fisik yang
sesungguhnya di antara kedua induk. Pengaturan waktu sangat penting untuk menjamin bahwa
sperma yang sudah dewasa memerlukan telur yang sudah matang.
Banyak ikan dan amfibi yang melakukan fertilisasi eksternal memperlihatkan perilaku kawin
yang spesifik, yang berakhir dengan seekor jantan membuahi telur-telur seekor betina . Perilaku
percumbuan adalah pemicu bagi jantan maupun betina untuk melepaskan gamet, dengan dua
pengaruh. Peluang keberhasilan pembuahan akan meningkat dan pilihan pasangan kawin jadi
selektif.
Reproduksi seksual/generative
Sebagian besar invertebrata melakukan reproduksi secara seksual. Reproduksi seksual dicirikan
dengan penyatuan gamet (fertilisasi), yaitu sperma dan ovum. Fertilisasi pada invertebrata sering
dijumpai pada cacing tanah yang bersifat hermafrodit (satu individu menghasilkan sperma dan
ovum.
Konjugasi yaitu persatuan antara dua individu yang belum mengalami spesialisasi sex. Terjadi
persatuan inti (kariogami) dan sitoplasma (plasmogami). Contohnya pada Paramaecium sp.
Fusi yaitu persatuan/peleburan duya macam gamet yang belum dapat dibedakan jenisnya.
Dibedakan menjadi 3 macam yaitu :
Isogami yaitu persatuan dua macam gamet yang memiliki bentuk dan ukuran yang sama.
Contohnya pada Phyllum Protozoa.
Anisogami yaitu persatuan dua macam gamet yang berbeda ukuran dan bentuknya sama.
Contohnya Chlamydomonas sp.
Oogami yaitu persatuan dua macam gamet yang memiliki ukuran dan bentuk yang tidak
sama. Contohnya pada Hydra sp.
Reproduksi Pada Vertebrata
Class Pisces yaitu dengan ovipar dan secara fertilisasi eksternal, ovovivipar dan vivipar.
Organ reproduksinya meliputi testis, vas deferens, lubang urogenitalia untuk jantan dan untuk
betina adalah ovarium, oviduk dan lubang urogenitalia.
Class Amphibia yairu dengan fertilisasi eksternal. Organ reproduksinya meliputi testis, vasa
efferentia dan kloakauntuk jantan dan untuk betina yaitu ovarium, oviduk dan kloaka.
Class Reptilia yaitu dengan fertilisasi internal. Organ reproduksinya meliputi testis,
hemipenis, vas deferens, epididimis dan kloaka. Untuk betina yaitu ovarium, oviduk dan kloaka.
Class Aves yaitu dengan fertilisasi internal. Organ reproduksi bagi yang jantan yaitu testis,
vas deferens dan kloaka. Untuk yang betina meliputi ovarium kiri, oviduk, dan kloaka.
Class Mammalia yaitu dengan fertilisasi internal. Organ reproduksi jantan meliputi penis, vas
deferens, testis dan anus. Untuk yang betina meliputi ovarium, oviduk, uterus dan anus. Memiliki
sistem menstruasi yang disebut dengan fase estrus serta tipe uterus yang kompleks.



PENUTUP III
Kesimpulan :
* Reproduksi aseksual menghasilkan keturunan yang semua gennya berasal dari satu induk.
Reproduksi seksual memerlukan penyatuan gamer jantan dan betina untuk membentuk suatu
zigot diploid.
* Pembelahan, pertunasan, dan fragmentasi dengan regenerasi adalah mekanisme reproduksi
aseksual pada berbagai invertebrata.
* Hewan bisa bereproduksi secara seksual atau aseksual saja, atau bergantian satu sama lain
antara keduanya, tergantung pada kondisi lingkungan. Variasi pada kedua modus ini
dimungkinkan melalui adanya partenogenesis, hermafroditisme, dan hermafroditisme sekuensial.
Siklus reproduksi dikontrol ole hormon dan petunjuk lingkungan, seperti perubahan dalam suhu,
curah hujan, panjang siang hari, dan sekitar bulan musiman.
* Pada fertilisasi eksternal, telur yang di lepaskan oleh betina dibuahi atau defertilisasi oleh
sperma oleh sperma pada lingkungan eksternal. Pada fertilisasi internal, telur dan sperma
menyatu di dalam tubuh betina.
* Fertilisasi eksternal dan internal memerlukan pengaturan waktu yang kritis, yang seringkali
di perantarai oleh petunjuk lingkungan, feromon, dan/atau perilaku percumbuan. Fertilisasi
internal memerlukan adanya interaksi perilaku penting antara hewan jantan dan betina, dan juga
adanya organ kopulasi yang sesuai dan cocok.



DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Reece-Mitchell (edisi kelima-jilid 3)
http//www.wikipedia.com
file:///F:/GOOGLE/New%20folder/Reproduksi-hewan-1.html


REFRODUKSI PADA HEWAN
Reproduksi adalah suatu proses biologis di mana individu organisme baru diproduksi
[1]
. Reproduksi
adalah cara dasar mempertahankan diri yang dilakukan oleh semua bentuk kehidupan; setiap individu
organisme ada sebagai hasil dari suatu proses reproduksi oleh pendahulunya. Cara reproduksi secara
umum dibagi menjadi dua jenis:seksual dan aseksual .
Dalam reproduksi aseksual, suatu individu dapat melakukan reproduksi tanpa keterlibatan individu lain
dari spesies yang sama. Pembelahan sel bakteri menjadi dua sel anak adalah contoh dari reproduksi
aseksual. Walaupun demikian, reproduksi aseksual tidak dibatasi kepada organisme bersel satu.
Kebanyakan tumbuhan juga memiliki kemampuan untuk melakukan reproduksi aseksual.
Reproduksi seksual membutuhkan keterlibatan dua individu, biasanya dari jenis kelamin yang berbeda.
Reproduksi manusia normal adalah contoh umum reproduksi seksual. Secara umum, organisme yang
lebih kompleks melakukan reproduksi secara seksual, sedangkan organisme yang lebih sederhana,
biasanya satu sel, melakukan reproduksi secara aseksual.
1. Refroduksi pada hewan
Reproduksi seksual pada vertebrata diawali dengan perkawinan yang diikuti dengan terjadinya fertilisasi.
Fertilisasi tersebut kemudian menghasilkan zigot yang akan berkembang menjadi embrio.
Fertilisasi pada vertebrata dapat terjadi secara eksternal atau secara internal.
Fertilisasi eksternal merupakan penyatuan sperma dan ovum di luar tubuh hewan betina, yakni
berlangsung dalam suatu media cair, misalnya air. Contohnya pada ikan (pisces) dan amfibi (katak).
Fertilisasi internal merupakan penyatuan sperma dan ovum yang terjadi di dalam tubuh hewan betina.
Hal ini dapat terjadi karena adanya peristiwa kopulasi, yaitu masuknya alat kelamin jantan ke dalam alat
kelamin betina. Fertilisasi internal terjadi pada hewan yang hidup di darat (terestrial), misalnya hewan dari
kelompok reptil, aves dan
Mamalia.
Setelah fertilisasi internal, ada tiga cara perkembangan embrio dan kelahiran keturunannya, yaitu dengan
cara ovipar, vivipar dan ovovivipar.
Ovipar (Bertelur)
Ovipar merupakan embrio yang berkembang dalam telur dan dilindungi oleh cangkang. Embrio mendapat
makanan dari cadangan makanan yang ada di dalam telur. Telur dikeluarkan dari tubuh induk betina lalu
dierami hingga menetas menjadi anak. Ovipar terjadi pada burung dan beberapa jenis reptil.
Vivipar (Beranak)
Vivipar merupakan embrio yang berkembang dan mendapatkan makanan dari dalam uterus (rahim) induk
betina. Setelah anak siap untuk dilahirkan, anak akan dikeluarkan dari vagina induk betinanya. Contoh
hewan vivipar adalah kelompok mamalia (hewan yang menyusui), misalnya kelinci dan kucing.
Ovovivipar (Bertelur dan Beranak)
Ovovivipar merupakan embrio yang berkembang di dalam telur, tetapi telur tersebut masih tersimpan di
dalam tubuh induk betina. Embrio mendapat makanan dari cadangan makanan yang berada di dalam
telur. Setelah cukup umur, telur akan pecah di dalam tubuh induknya dan anak akan keluar dari vagina
induk betinanya. Contoh hewan ovovivipar adalah kelompok reptil (kadal) dan ikan hiu.
Reproduksi Pada Hewan Invertebrata
bisa terjadi secara seksual (melibatkan sel kelamin) maupun aseksual (tidak melibatkan )


Reproduksi aseksual/vegetative meliputi :
1. Fragmentasi yaitu pemisahan salah satu bagian tubuh yang kemudian dapat tumbuh
dan berkembang menjadi individu baru. Contohnya Planaria sp dan Asterias sp.
2. Budding/tunas/gemmulae yaitu pembentukan tonjolan pada salah satu bagian tubuh
hewan dan adapat berkembang menjadi individu baru. Contohnya hewan Acropora sp dan
Euspongia sp.
3. Fisi yaitu pembelahan sel pada sel induk dan hasilnya akan berkembang menjadi
individu baru. Dibedakanmenjadi 2 yaitu pembelahan biner, contohnya pada Bakteri dan
pembelahan multiple paada Virus.
4. Sporulasi yaitu dengandibentuknya spora pada sel indukdan akhirnya spora akan
berkembang menjadi individu baru. Contohnya pada Plasmodium sp.
5. Parthenogenesis yaitu terbentuknya individu baru melalui sel telur yang tanpa dibuahi.
Contohnya lebah madu jantan, semut jantan dan belalang.
Paedogenesis yaitu terbentuknya individu baru langsung dari larva/nimpha. Contohnya pada
Class Trematoda/cacing isap yaitu Fasciola hepatica dan Clonorchis sinensis.


Reproduksi seksual/generative
1. Konjugasi yaitu persatuan antara dua individu yang belum mengalami spesialisasi sex.
Terjadi persatuan inti (kariogami) dan sitoplasma (plasmogami). Contohnya pada Paramaecium
sp.
2. Fusi yaitu persatuan/peleburan duya macam gamet yang belum dapat dibedakan
jenisnya. Dibedakan menjadi 3 macam yaitu :
3. Isogami yaitu persatuan dua macam gamet yang memiliki bentuk dan ukuran yang
sama. Contohnya pada Phyllum Protozoa.
4. Anisogami yaitu persatuan dua macam gamet yang berbeda ukuran dan bentuknya
sama. Contohnya Chlamydomonas sp.
5. Oogami yaitu persatuan dua macam gamet yang memiliki ukuran dan bentuk yang tidak
sama. Contohnya pada Hydra sp.

Anda mungkin juga menyukai