Kondisi gigi geligi yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan perlu diperbaiki sesegera mungkin. Lesi karies harus dihilangkan untuk mencegah kemungkinan adanya episode akut dari rasa sakit. Gingiva harus dirawat untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya abses periodontal dan respon inflamasi lainnya. Diperlukan juga scaling, root planing, profilaksis, dan program pembersihan rongga mulut perlu untuk dilakukan dan dimonitori dengan seksama.
2. Penyelesaian prosedur bedah yang diperlukan Kondisi yang memerlukan intervensi bedah (seperti gigi yang dianggap sudah tidak bisa di restorasi, gigi dengan jaringan periodontal yang tidak cukup, dan gigi yang impaksi) harus segera dilakukan pada tahap awal proses perawatan. Prosedur preprostetik seperti peletakan implant, penambahan ridge (ridge augmentation), dan perpanjangan vestibular perlu dilakukan pada awal proses perawatan agar didapatkan penyembuhan yang adekuat dan untuk memastikan bahwa hasil yang diinginkan sudah tercapai. Prosedur ini merupakan tambahan dalam terapi GTSL. Maka dari itu, peosedur ini harus direncanakan dan dilaksanakan dengan sangat teliti.
3. Koreksi dari ketidaksesuaian bidang oklusal Bidang oklusal pada pasien edentulous sebagian biasanya tidak rata. Keparahan dan ketidakrataan ini akan menentukan perawatan yang dibutuhkan untuk memperbaiki kondisinya. Gigi yang sudah tidak ada antagonisnya untuk waktu yang lama, cenderung akan mengalami ekstrud/supraerupsi (untuk RA cenderung akan bergerak ke arah inferior, sementara RB akan bergerak ke arah superior). Jika supraerupsi minor perbaikan dilakukan dengan melakukan rekonturing pada permukaan oklusal gigi. Jika supraeruspi moderate perbaikan bidang oklusalnya akan memerlukan cast restoration seperti onlay dan inlay. Jika supraerupsi ekstrim ekstraksi Pada RA posterior, supraerupsi bisa disertai dengan penurunan tuberositas jarak antar rahang menjadi sedikit dan dapat menghalangi penempatan dari protesa. Perawatan: prosedur bedah diperlukan agar dicapai jarak restorasi yang adekuat.
Hilangnya gigi Premolar dapat menyebabkan gigi Molar disebelahnya migrasi ke mesial dan biasanya disertai dengan tipping. Perawatan: menegakkan gigi dengan ortho. Sayangnya tidak selamanya perawatan dengan ortho berhasil, dan belum tentu pasien mau. Alternatif perawatan: 1) Jika migrasi dan tipping minor bidang oklusal dapat diperbaiki dengan enameloplasty, 2) Jika migrasi dan tipping cukup parah dapat diindikasikan pembuatan onlay atau mahkota tiruan. Prosedur bedah diperlukan jika ketidaksesuaian bidang oklusal sangat parah. Tentunya prosedur ini dipilih jika kondisi gigi sudah tidak dapat ditangani secara konservatif.
4. Koreksi dari ketidaksejajaran (malalignment) Gigi yang keluar dari alignment dapat menimbulkan kesulitan dalam pembuatan GTSL. Karena gigi tersebut biasanya tipping ke fasial atau lingual, sehingga dapat mempersulit prosedur cengkram. Selama pengubahan desain dari GTSL untuk ketidaksejajaran minor masih memungkinkan, maka direkomendasikan untuk memperbaiki ketidaksejajaran tersebut. Perawatan: dengan menggunakan ortho. Sayangnya, terapi orthodontic tidak mungkin dilakukan pada pasien dengan sisa gigi yang sedikit. Pada beberapa kasus, jumlah, distribusi, dan kondisi periodontal dari gigi yang tersisa tidak dapat menyediakan penjangkaran yang cukup untuk perawatan ortho. Hambatan lain bisa juga dari pihak pasien yang tidak menginginkan perawatan ortho. Alternatif perawatan: 1) Ketidaksejajaran minor rekonturing permukaan aksial dari gigi yang malposisi, 2) Ketidaksejajaran moderate pembuatan mahkota tiruan pastikan bahwa preparasi gigi memungkinkan koreksi dari ketidaksejajaran jika gagal dapat menyebabkan tidak cukupnya ruangan untuk material restorasi kontur mahkota tiruan jadi tidak benar. Pada beberapa kasus, preparasi untuk mahkota tiruan dapat membahayakan jaringan pulpa. Saat ini terjadi, praktisi harus memilih untuk melakukan perawatan endo sebelum preparasi gigi. Pasak dan inti dapat digunakan sebelum melakukan preparasi gigi. 3) Ketidaksejajaran severe ekstraksi dari gigi yang malposisi. Namun ini merupakan pilihan terakhir, jika memang tidak ada cara lain untuk memperbaiki gigi
5. Penyediaan dukungan untuk gigi dengan jaringan periodontal lemah Pada pasien edentulous sebagian, kondisi periodontal pada gigi yang tersisa biasanya menunjukkan penurunan. Untuk mendapatkan dukungan yang adekuat dan stabilisasi untuk GTSL, maka diperlukan splinting. Splinting dapat dibuat menggunakan fixed restorations atau mendesain GTSL agar berhubungan dengan gigi (gigi sebagai unit fungsional). Tujuan dari penggunaan splinting adalah untuk mendapatkan peningkatan resistensi terhadap gaya yang diaplikasikan. Penting untuk diketahui bahwa fixed splinting pada gigi posterior akan memberikan resistensi tambahan terhadap gaya anteroposterior, tapi tidak untuk gaya mediolateral. Untuk mendapatkan peningkatan resistensi terhadap gaya mediolateral, fixed splinting perlu untuk diperpanjang dengan melibatkan satu atau lebih gigi anterior. Penyertaan gigi kaninus penting untuk dilakukan karena gigi ini berada pada posisi sudut dari lengkung rahang. Gigi yang terletak disebelah distal kaninus memiliki orientasi ke arah anteroposterior, sementara gigi kaninus dan gigi anterior memiliki orientasi mediolateral. Karena posisinya, kaninus dapat memberikan efek menopang sehingga dapat menghasilkan resistensi lateral secara signifikan.
Ketika sedang mempertimbangkan antar fixed atau removable splinting, praktisi harus menilai dengan hati-hati kondisi oral pasien. Gigi yang sudah kehilangan >50% tulang penyangganya merupakan kontraindikasi untuk fixed splinting. Alasannya karena pada kondisi tersebut, fixed splinting cenderung akan memperlemah gigi yang kuat dibandingkan menguatkan gigi yang lemah.
6. Pengadaan kembali kontinuitas lengkung rahang Ada saat dimana gigi berada sendiri pada aspek distal dari Kennedy kelas I atau kelas II pada lengkung rahang edentulous sebagian. Pada kondisi ini, penempatan direct retainer atau biasa disebut pier abutment akan memicu terjadinya kerusakan yang cepat pada jaringan periodontal dan kehilangan gigi abutment. Ketika terdapat lone-standing abutment, praktisi harus memeriksa dengan hati-hati lengkung gigi yang tersisa untuk menentukan apakan pasien akan mendapatkan keuntungan dari penempatan fixed partial denture. Pembuatan fixed partial denture yang tepat dapat digunakan untuk mengembalikan kontinuitas dari lengkung rahang dan dapat meningkatkan prognosis dari terapi GTSL.
7. Pertimbangan tambahan Gigi yang telah kehilangan tulang penyangganya dalam jumlah sedang (moderate) tetapi mobilitasnya minimal dan posisinya strategis dalam lengkung rahang dapat dipertahankan untuk memberikan dukungan bagi GTSL. Gigi ini digunakan untuk melawan pergerakan dari GTSL ke arah jaringan selama berfungsi.
8. Rekonturing gigi Permukaan gigi terkadang perlu untuk di rekontur untuk mencapai tujuan tertentu. Proses rekonturing dapat diperoleh di enamel, pada permukaan dari restorasi yang sudah ada, atau dengan menempatkan restorasi baru.