Anda di halaman 1dari 1

28

BAB 4
ANALISA KASUS

Telah datang seorang pasien, Ny.K, 42 tahun, P5A0 didiagnosis dengan
Wound Dehiscence + Post SC luar a/i PTM + NH 14. Diagnosis ditegakkan
berdasarkan dengan anamnesa, pemeriksaan klinis, dan laboratorium. Sesuai
dengan teori bahwa Wound dehiscence adalah salah satu komplikasi dari proses
penyembuhan luka yang didefinisikan sebagai keadaan dimana terbukanya
kembali sebagian atau seluruhnya luka operasi. Keadaan ini sebagai akibat
kegagalan proses penyembuhan luka operasi, dan pada pasien ini ditemukan bekas
operasi insisi midline, tampak luka operasi terbuka sepanjang 3cm, lebar 1 cm,
sampai subkutis, darah (-), nanah (-), granulasi (+).
Sesuai dengan klasifikasi wound dehiscence, pasien ini termasuk dehisensi
luka operasi lambat karena terjadi kurang lebih antara 7 hari sampai 12 hari paska
operasi. Pada keadaan ini biasanya dihubungkan dengan usia, adanya infeksi,
status gizi dan faktor lainnya. Sedangkan berdasarkan klinis, wound dehiscence
tidak khas, bisa terjadi gejla klinis jika terjadi infeksi pada luka terbuka tersebut
seperti demam, nyeri, luka semakin memerah, sedangkan pada pasien ini belum
ditemukan tanda tanda infeksi.
Jika dilihat berdasarkan faktor risiko, banyak faktor yang bisa
mempengaruhi terjadinya wound dehiscence. Salah satunya dari pasien ini adalah
jenis insisi berupa midline. Berdasarkan teori teknik insisi midline lebih rentan
untuk terbuka daripada transversal dikarenakan arah insisinya yang nonanatomik,
sehingga arah kontraksi otot-otot dinding perut berlawanan dengan arah insisi
sehingga akan mereganggkan jahitan operasi.
Tatalaksana wound dehiscence dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu
konservatif dan operatif. Pada pasien ini ditatalaksana secara operatif, dikarenakan
pasien dalam keadaan stabil. Pada pasien ini juga diberikan antibiotik profilaksis
sebagai pencegahan infeksi.

Anda mungkin juga menyukai