Anda di halaman 1dari 12

Tauhid

A. PENGERTIAN TAUHID

Tauhid menurut bahasa berasal dari kata " - " yang artinya menjadikan
sesuatu satu/tunggal/esa (menganggap sesuatu esa). Sedangkan
menurut istilah syar'i, tauhid berarti mengesakan Allah dalam
hal Mencipta, Menguasai, Mengatur dan
mengikhlaskan (memurnikan) peribadahan hanya kepada-
Nya, meninggalkan penyembahan kepada selain-Nya serta
menetapkan Asma'ul Husna (Nama-nama yang Bagus)
dan Shifat Al-Ulya (sifat-sifat yang Tinggi) bagi-Nya dan
mensucikan-Nya dari kekurangan dan cacat.


Al-Quran mengatakan bahwa ke-esa-an Allah itu meliputi
tiga hal, yaitu :
1. Esa Zat-nya, tidak ada Tuhan yang lebih dari satu dan tidak ada sekutu
bagi-Nya.
2. Esa Sifat-Nya,tidak ada zat lain yang memiliki satu atau lebih sifat-sifat
ke-Tuhan-an yang semprna.
3. Esa afal-Nya, tidak seorang pun dapat melakukan seperti pekerjaan yang
dilakukan oleh Allah.

Iman kepada wujud Allah adalah suatu keniscayaan, meskipun demikian
wujud Allah merupakan wujud yang badiyah (kebenaran yang tidak perlu
dalil pembuktian), karena sudah sangat umum. Konsep tentang Ketuhanan
Yang Maha Esa disebut Tauhid, ilmu yang membahasnya disebut ILMU
TAUHID.

Menurut Osman Raliby :
1. Allah Maha Esa dalam Zat-Nya dapat
dirumuskan bahwa Zat Allah tidak sama dan tidak dapat
dibandingkan dengan apa pun juga. Zat Allah tak akan
pernah mati, kekal dan abadi selamanya.
2. Allah Maha Esa dalam Sifat-nya, sifat Allah
penuh kesempurnaan dan tidak yang menyamai-Nya.
Sifat-Nya banyak tidak dapat diperkirakan. Al-Quran
menyebutkan 99 nama sifat Allah yang biasa dikenal
dengan Asmaul Husna.
3. Allah Maha Esa dalam perbuatan-Nya, hanya
Dia-lah yang bisa berbuat menciptakan alam semesta
ini. Dengan demikian, seorang muslim tidak boleh
mengagumi perbuatan manusia lain dan karyanya
sendiri secara berlebihan.
4. Allah Maha Esa dalam wujud-Nya, wujud Allah
tidak bisa disamakan dan dirupakan dalam bentuk apa
pun juga. Allah disebut wajibul wujud artinya hanya
Allah yang kekal dan abadi wujud-Nya, sedangkan selain
Allah disebut mumkinul wujud, yaitu boleh ada dan
boleh tidak ada.
5. Allah Maha Esa dalam menerima ibadah,
artinya hanya Allah yang wajib kita sembah dan hanya
kepada-Nya pula seluruh shalat serta ibadah yang kita
lakukan diniatkan dan dipersembahkan.
6. Allah Maha Esa dalam menerima hajat dan
hasrat manusia, dalam Islam berdoa dan berhajat
kepada Allah tidak ada sistem rahbaniyyah atau
kependetaan atau perantara, sebab kecuali Rasul dan
Nabi kedudukan manusia sama dalam berhubungan
langsung dengan Allah.
7. Allah Maha Esa dalam memberi hukum, Allah
adalah satu-satunya pemberi hukum yang tertinggi.
Sebagai muslim kita harus percaya adanya hukum-
hukum alam (sunnatullah).
Pemahaman tentang ilmu tauhid harus dimengerti dengan
benar, karena dalam akidah Islam tidak hanya ilmu tauhid
yang membahas tentang akidah Islam secara mendalam,
akan tetapi ada juga ilmu lain yang harus dipahami, yaitu :
1. Ilmu Ushuluddin => Dasar Agama/pokok-pokok
agama, karena agama memang betul-betul menjadi
dasar atau pokok dari segala hal lainnya dalam agama.
2. Ilmu Aqaid => Mempelajari tentang kepercayaan
dan keyakinan terhadap Allah Swt. dan merupakan
salah satu ilmu yang mempelajari akidah Islam.
3. Ilmu Kalam => Mempelajari kalam (kata-kata atau
firman) Allah dalam al-Quran, dengan mengetahui
kalam kita bisa memahami isi kandungannya.
B. MAKNA KALIMAT TAUHID (Laa Ilaaha Illallah)

Maksud kata ilah meliputi
pengertian rububiyah dan mulkiyah, sedangkan Laa ilaaha
Illallah mempunyai pengertian sebagai berikut :
1. Laa khaliqa (Maha Pencipta) illallah
2. Laa raziqa (Maha Pemberi Rezki) llallah
3. Laa hafidza (Maha Memelihara) llallah
4. Laa mudabbira (Maha Mengelola) llallah
5. Laa malika (Maha Memiliki Kerajaan) llallah
6. Laa waliya (Maha Pemimpin) llallah
7. Laa hakima (Maha Menentukan Aturan) llallah
8. Laa gayata (Maha Menjadi Tujuan) llallah
9. Laa mabuda (Maha Disembah) llallah

Ikrar Laa Ilaaha illallah harus diikuti ikrar Muhammadur-rasuulullah, inilah
yang kemudian dikenal dengan Syahadatain yang menjadi pintu gerbang
seseorang memasuki agama Allah.
Dengan mengucapkan ikrar Dua Kalimah Syahadat manusia akan menyadari
bahwa segala yang dimilikinya adalah kepunyaan Allah dan dengan hati
ikhlas menerima serta mengakui bahwa Allah adalah penguasa tunggal
dalam kehidupan.

Dengan mengikrarkan kalimat tauhid, diharapkan semua aspek kehidupan
dan pengabdian manusia akan menyelamatkannya dari berbagai bentuk
kesengsaraan, kehinaan dan mengantarkan manusia dalam memperoleh
keselamatan di dunia dan di akhirat.

C. MACAM-MACAM TAUHID

1. Tauhid Rububiyah
Secara etimologis kata rabb mempunyai arti yang beragam, di antaranya
menumbuhkan, mengembangkan, mendidik, memelihara, memperbaiki,
menanggung, mengumpulkan, mempersiapkan, memimpin, mengepalai dan
menyelesaikan. Dalam kaitannya dengan pembahasan tauhid rububiyah
adalah kata rububiyah berasal dari akar katarabb , yaitu ZAT YANG
MENGHIDUPKAN dan MEMATIKAN. Makna Rububiyah mewujud dalam
fenomena penciptaan, pemberian rezki, pengelolaan dan penguasaan alam
semesta. Firman Allah dalam surah al-Araf : 54 :

.

Artinya : Sungguh, Tuhan-mu (adalah) Allah yang Menciptakan langit dan
bumi dalam enam masa, lalu Dia Bersemayam di atas Arasy. Dia
Menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat. (Dia
Ciptakan) matahari, bulan dan bintang-bintang tunduk kepada perintah-Nya.
Ingatlah! Segala penciptaan dan urusan menjadi hak-Nya. Maha Suci Allah,
Tuhan seluruh alam.

Malam dan siang adalah fenomena dan realitas yang sengaja diciptakan oleh
Allah melalui penciptaan matahari dan bulan. Allah berfirman dalam surah
al-Anbiya : 33 :

.



Artinya : Dan Dia-lah yang telah Menciptakan malam dan siang, matahari,
dan bulan. Masing-masing beredar pada garis edarnya.

Allah telah menciptakan manusia dan memberikan kepadanya kemampuan
berbicara, firman-Nya dalam surah ar-Rahman : 1-4 :

.

Artinya : (Allah) Yang Maha Pengasih, Yang telah Mengajarkan al-Quran. Dia
Menciptakan manusia, Mengajarnya pandai berbicara..

Pekerjaan Allah sangat teratur dan rapi tanpa cela, termasuk menciptakan
segala sesuatu. Firman Allah dalam al-Furqan : 2 :



Artinya : Yang memiliki kerajaan langit dan bumi, tidak mempunyai anak,
tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan(-Nya), dan Dia Menciptakan
segala sesuatu, lalu Menetapkan ukuran-ukurannya dengan tepat.

Allah telah memberikan rezki kepada makhluk-Nya, hal ini cukup menjadi
bukti bahwa hanya Allah satu-satunya pemberi rezki. Contoh semut, dengan
rezki dari Allah, tanpa kita beri makan pun mereka tetap bertahan hidup.

Tauhid Rububiyah merupakan bentuk keyakinan bahwa Allah itu Esa dalam
penciptaan, pemberian rezki dan penguasaan makhluk-makhluk-Nya.
Kekayaan alam secara keseluruhan menjelaskan tentang hakikat tauhid
rububiyah. Contohnya bentuk tumbuh-tumbuhan, berbuah, berbunga dsb.,
begitu juga dengan air, tanah, bebatuan dll., yang kesemuanya itu bukti
nyata rububiyah.

Seseorang yang berkeyakinan rububiyah tidak cukup pada tingkat
penerimaan saja, sebab orang-orang musyrik jahiliyah juga meyakini
rububiyah, sebagai sebuah keyakinan yang turun-temurun sejak Nabi
Ibrahim a.s. Hal ini dijelaskan oleh Allah dalam surah Yunus : 31 :



Artinya : Katakanlah (Muhammad), Siapakah yang memberi rezeki
kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan)
pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup
dari yang mati, dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup, dan siapakah
yang mengatur segala urusan? Maka mereka akan menjawab, Allah. Maka
katakanlah, Mengapa kamu tidak bertakwa (kepada-Nya)?

2. Tauhid Uluhiyah
Secara bahasa berasal dari kata al-ilah, artinya "sesuatu yang disembah dan
sesuatu yang ditaati secara mutlak".
Tauhid Uluhiyah adalah menyakini bahwa tidak ada Tuhan selain Allah SWT.
Sebagaimana Firman-Nya :


Artinya :
Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada Tuhan melainkan Dia,
Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. (al-Baqarah : 163).

Tauhid Uluhiyah diwujudkan dengan dua dasar :
1. Menjalankan segala bentuk ibadah hanya kepada Allah SWT., dan bukan
kepada yang lain.
2. Ibadah yang dilakukan harus sesuai dengan perintah dan larangan
Allah SWT.

3. Tauhid al-Asma wa' al-Sifat
Secara ringkas dapat didefinisikan bahwa "Beri'tiqad dengan jazam bahwa
Allah Swt. bersifat dengan sifat-sifat kesempurnaan, suci bersih dari segala
sifat-sifat kekurangan dan sifat-sifat Allah tidak menyerupai sifat-sifat
makhluk, dengan arti kata kita isbatkan bagi Allah nama-nama dan sifat-
sifat yang Allah sendiri menetapkannya di dalam al-Qur'an bagi zat-Nya dan
diisbatkan pula oleh Rasulullah Saw. dalam hadits-haditsnya, tanpa
mengubah lafaz dan makna maknanya, tanpa mengingkari, tanpa menafikan
semua nama atau sifat Allah, ataupun menafikan sebahagiannya, tanpa
mengenyampingkannya dengan menentukan hakikatnya dan menetapkan
cara-cara tertentu bagi Allah dan tanpa menyerupakan sifat-sifat Allah
dengan sifat-sifat makhluk.


Bertolak dari pengertian ini dapat ditegaskan bahwa Tauhid al Asma' wa al
Sifat ini berdasarkan kepada tiga azas, yaitu :

a. Mensucikan Allah Azza wa Jalla dari menyerupai makhluk
dan dari mana
mana sifat kekurangan.
b. Beriman dengan nama-nama dan sifat-sifat Allah yang disebutkan dalam
al-Qur'an dan Hadits,tanpa mengurangi,menafikan dan mengubahnya.
c. Menghapuskan perasaan ingin tahu kaifiah dan bentuk-bentuk sifat ini.

4. Tauhid Mulkiyah
Secara bahasa kata mulkiyah berasal dari
kata mulk atau malik yang berarti raja ataupenguasa. Jadi,
dapat diartikan bahwa, tauhid mulkiyah adalah meng-Esa-
kan Allah atas kepemilikan, pemerintahan dan kekuasaan,
Allah-lah pemimpin, Allah pembuat hukum dan Allah-lah
yang berkuasa terhadap alam serta isinya. Melalui sifat
mulkiyah-Nya, Allah berhak menentukan apa saja untuk
makhluk-Nya. Allah juga menentukan diri-Nya adalah
pelindung orang-orang yang beriman, sebagaimana Firman-
Nya :



Artinya : Katakanlah (Muhammad), Wahai Tuhan pemilik
kekuasaan, Engkau Berikan kekuasaan kepada siapa pun
yang Engkau Kehendaki, dan Engkau Cabut kekuasaan dari
siapa pun yang Engkau Kehendaki. Engkau Muliakan siapa
pun yang Engkau Kehendaki dan Engkau Hinakan siapa pun
yang Engkau Kehendaki. Di tangan Engkaulah segala
kebajikan. Sungguh, Engkau Maha Kuasa atas segala
sesuatu. (Ali Imran : 26)
5. Tauhid Rahmaniyah
Tauhid Rahmaniyah meyakini bahwa Allah Maha Kasih, Maha
Penyayang kepada semua makhluk-Nya. Kasih dan Sayang
Allah itu tidak akan bisa ditandingi oleh siapapun. Allah tetap
memberi rezki kepada seluruh hamba-Nya, baik kepada
hamba-Nya yang beriman dan bertaqwa, ataupun kufur. Oleh
karena itu tauhid rahmaniyah juga merupakan perwujudan
dari setiap sikap muslim yang memiliki tuntutan untuk
menebarkan kasih sayang kepada seluruh alam semesta.

Tauhid Rahmaniyah menghendaki supaya nilai dasar kasih
sayang dikembangkan dalam tata hubungan dan pergaulan
sehari-hari. Di lingkungan keluarga, ayah dan ibu menduduki
tempat pertama dalam hal pemeliharaan hubungan baik
yang dilandasi dengan rasa kasih sayang. Di lingkungan
masyarakat, setiap anggota masyarakat harus saling asah,
saling asih dan saling asuh terhadap sesama. Di samping
itu Tauhid Rahmaniyah harus dibuktikan dengan memberikan
kasih sayang secara tulus kepada sesama makhluk.

D. HIKMAH BAGI ORANG BERTAUHID


1. Meneladani Kisah Orang yang bertauhid
2. Akibat bagi Orang yang tidak Bertauhid
3. Hikmah bagi Orang yang Bertauhid



(Materi Akidah Akhlak Kelas X Madrasah Aliyah)
Dikutip dari berbagai sumber

TAUHID DAN DAMPAK PADA PERILAKU MANUSIA
Friday, 26 November 2010 17:39 | Last Updated on Friday, 26 November 2010 17:46 | Written by
Sugianto | | |
Tauhid (keesaan
Tuhan) diterangkan dengan
ringkas dalam ayat berikut
ini:Katakan, "Dia-lah Tuhan
Yang Esa. Tuhan yangAbadi,
Penyebab tak Bersebab dari
Segala Keberadaan (al-
shamad). Dia tiada beranak
dan tiada pula Dia
diperanakkan; dan tidak ada
apa pun yang
dapat dibandingkan dengan-
Nya, (QS Al-Ikhlash [112]: 1-
4).
Keesaan Tuhan adalah
konsepsentral dalam akidah
Islam. Manusia yang
meyakini keesaan Tuhan
tidak akan merasa takut
atau bergantung pada apa pun selain Allah; dia adalah manusia yang percaya diri, sekaligus rendah
hati. Percaya diri karena dia yakin bahwa hanya Allah-lah Yang Mahabesar, sedangkan selain Dia
semuanya kecil belaka, sama seperti dirinya. Rendah hati karena, kalau pun dia memiliki harta, kuasa,
kepandaian,kecantikan atau ketampanan, akhlak mulia, dan lain-lain, dia sadar bahwa semua itu
pada hakikatnya merupakan anugerah Allah semata. Sebab, Allah-lah pemilik sejati segalanya,
termasuk pemilik dirinya sendiri. Jika Sang Maha Esa memberi, tiada yang sanggup menghalangi. Jika
Sang Maha Esa menghalangi, tiada yang sanggup memberi. (QS [35]: 2)
Manusia yang bertauhid tidak terlalu terpengaruh dengan perubahan-perubahan duniawi yang
sifatnya fana, relatif, dan sementara ini. Sebab, dia bergantung sepenuhnya pada Yang Mahamutlak. Dia
yakin bahwa semua berasal dari Yang Maha Esa dan pada akhirnya akan kembali kepada-Nya (QS [2]:
156). Jika terkena musibah, dia menerimanya dengan sabar tanpa larut dalam kesedihan. Jika mendapat
anugerah, dia menikmatinya dengan penuh syukur tanpa terjebak dalam kesombongan. Karena segala
hal dikembalikan pada Yang Maha Esa, segenap kehidupannya susah atau senang dijalani dengan ringan
dan lapang (QS [57]: 22-23).
Manusia yang bertauhid juga dengan sendirinya akan berakhlak baik dan menebar manfaat
padasesama. Sebab, akhlak menjadi ukuran baik-buruknya keimanan seseorang kepada Allah Yang
Maha Esa itu. Perhatikan sabda-sabda Muhammad berikut,
"Orang Mukmin yang paling sempurna imannya ialah yang terbaik akhlaknya. Dan, sebaik-baik
kalian adalah yang terbaik terhadap istrinya" (HR Tirmidzi). "Barang siapa yang
memudahkan kesulitan saudaranya, niscaya Allah akan memudahkan jalannya kesurga" (HR
Muslim). "Yang terbaik di antaramu adalah yang paling bermanfaat bagi manusia" (HR
Thabrani). .ensiklopey Muhammad.Afzalur Rahman)

Anda mungkin juga menyukai