Hari : Jum’at
Sambutan :
Hanya mengulang saja ini adalah 1 Muharam ke depan adalah evaluasi untuk diri sendiri
udach berapa ajaran Rosul yang telah kita amalkan untuk diri dan keluarga, sudah berapa
orang yang kita ajak dan sudah berapa daerah yang telah kita jelajahi dalam rangka
menyebarkan ajaran.
Sebagaimana banyaknya bencana yang telah melanda di bumi ini terbukti bahwa manusia
tidak punya kekuasaan apa-apa.
Sambutan :
Syukur Alhamdulillah sekarang memasuki tahun ajaran Baru Islam. Permohonan maaf karena
sampai bulan ini bagi Guru belum dapat mengakses internet di sekolahan. Sekarang
semester ini tidak beli soal,sehingga bagi Guru untuk segera membuat soal. Melihat kondisi
sekarang dimana Gus Glory membuat metode pembelajaran yang berbeda dengan kurikulum
Depag tetapi hasilnya sungguh luar biasa, dimana anak mampu berkomunikasi dengan bahasa
Arab.
Gus Hafidh :
Menyambut Gus Na’im dimana anak saya tidak saya sekolahkan karena melihat kurikulumnya
tidak efektif lagi.
Cak Bari
Agenda :
1. Semester Ganjil
2. Tim Akreditasi
Catatan :
3. Evaluasi Pembelajaran
G. Khosyi’in :
- Nabi sebagai uswah diri kita. Momentum hijrah maka akreditasi ini sebuah
keniscayaan yang harus kita lakukan. Mengapa baru membentuk tim, Padahal dah
beberapa kali rapat. Ketika pertemuan di MA untuk membuat RPP dan silabus
bersama G.Khosy menyatakan di SPMAA dah buat semuanya perguru. Siswa dah pada
lomba beli laptop bagaimana dengan gurunya?, Gurunya aja belum punya. Tapi untuk
perpustakaaan dah tidak perlu yang seperti biasanya, tetapi dah digital. Semuanya
dah termaktup dalam laptop.
Intinya ayo ada perubahan, ayo jadi tubuh agama jangan jadi tetangga agama. Ini
yang jadi nasehat dan yang diingatkan2kan BG pada kita semua. Contoh bangunan,
ayo pernah untuk ikut serta dalam bangunan walau hanya dalam waktu sedikit.
Sampai dari Lampung aja dah datang hamper setengah bulan ikut kerja bangun. Ini
juga salah satu hasil mas, yasin ke lampung untuk ngopraki saudara disana. Jadi
suatu saat perlu adanya paksaan untuk adanya perubahan itu yang menuju kebaikan.
Untuk semester, G.Khosy dah membuat soalnya karena di perempuan dah ujian.
..Sehingga soal ujian tidak harus leksikal seperti biasanya, tetapi bias bentuk
pertanyaan berupa perubahan perilaku apa yang telah dilakukan sebagai bukti dari
ayat yang dipelajari pada diri, keluarga dan masyarakat sekitar, dsb. Sehingga tidak
ada lagi kesempatan untuk saling contohan.
Pak. Bari
- Muharram mari berubah menjadi tubuh agama. Bukan hanya bicara tetapi dalam
perilaku nyata.
- Nilai yang lebih besar seharusnya pada nilai harian, karena ketika ujian semester
adalah mayoritas pasti ada mencontohnya.
G. Hafidh
Hasil atau output dari pembelajaran ini pasti ada dan itu bertingkat, jadi tarjetnya
tiap bidang study ada minimal 3 tarjet. Misal : Bidang Matematika,dll.
Pembelajarannya yang aplikatif, ojo mubadir, pembelajaran yang bermanfaat. Ada
hasil yang jelas, tidak katrok.
4. Evaluasi Pembelajaran
Gus Na’im :
Gimana untuk Agus Susanto Kelas VII: Masuk kelas sak karepe dewe, jam pertama
ikut tapi jam kedua tidak ikut, setelah dhuhur tidak ikut Murotal.
Gus Na’im :
Fenomena di Jepang itu mendirikan sekolah yang khusus anak-anak yang bosan
sekolah.
Evaluasi Guru :
M. Yasin :
Saya akui saya sering mbolos, untuk Kelas 7 dan 9 tentang IQ wajar-wajar saja. Jadi
saya kalau menghukum juga sungkan. Menurut Gus Na’im gak masalah sampean hukum
saja kalau ada apa-apa saya yang bertanggung jawab.
Fenomena : Murid jam terakhir pada lesoh, lemes karena puasa hari Senin dan Kamis.
Gus Na’im : Itu hanya alasan saja jangan terkecoh.
Gus Na’im :
Kita tidak focus pada UN tapi pada produk saja,jadi tiap Bidang Study cari output
saja. Sehingga kita tidak beli bimbel atau melaksanakan bimbel.
P. Mudzakir :
Kita masih membutuhkan metode apa saja missal model lama tapi kita tetap harus
mempersiapkan anak baik mental maupun spiritualnya. Supaya anak tetep focus
sehingga tetap ada bimbingan belajar dan anak tidak meremehkan.
Hasil :
Beli Bimbel
Gus Khosyi’in :
Bagaimana tiap siswa Mara Makah potensi dengan mengerjakan tanah yang ada.