Anda di halaman 1dari 51

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ginjal adalah salah satu organ yang sangat penting bagi manusia. Ginjal memiliki
banyak fungsi seperti mengeluarkan produk sisa dari tubuh, pengaturan tekanan
darah, menjaga zat kimia tubuh seimbang, dan menjaga keseimbangan air tubuh
(Chandhoke, 2007).
amun, banyak juga masalah pada ginjal yang mungkin terjadi, antara lain
penyakit batu ginjal atau nefrolitiasis. efrolitiasis (batu ginjal) terjadi di semua
bagian dunia yang diperkirakan men!apai 0,2". #enyakit batu ginjal jarang terjadi di
beberapa daerah, seperti Greenland dan daerah pesisir $epang. %ntuk &ilayah 'sia,
telah ter!atat resiko untuk terkena batu ginjal dan batu saluran kemih lainnya sebesar
2()", *(+)" untuk &ilayah 'sia ,arat, dan 20" untuk 'rab -audi (.olf, 20+/). 0i
1ndonesia, diperoleh angka pre2alensi penderita penyakit batu ginjal sebesar )+,3 "
per +0.000 penduduk dengan resiko penderita lebih banyak dialami pria daripada
&anita dengan perbandingan sekitar 4 5 +. (-oenanto, 200)6 -oeparman 7 .aspadji,
+333).
,atu ginjal adalah bagian padat dari materi yang terbentuk di ginjal ketika zat
yang biasanya ditemukan dalam urin menjadi sangat terkonsentrasi. ,atu ginjal
ber2ariasi dalam ukuran. -ebuah batu ke!il dapat mele&ati saluran kemih
menyebabkan sedikit atau bahkan tidak ada rasa sakit. ,atu besar dapat terjebak di
sepanjang saluran kemih dan dapat memblokir aliran urin, menyebabkan sakit parah
atau perdarahan. ,atu ginjal dapat berisi berbagai kombinasi bahan kimia, yang
paling umum jenis batu yang mengandung kalsium, baik oksalat atau fosfat (%.-
0epartment of 8ealth and 8uman -er2i!es, 20+4).
9anaman telah memainkan peran penting dalam menjaga kesehatan manusia.
ilai obat tanaman terletak pada beberapa zat kimia yang menghasilkan efek
fisiologis yang pasti pada tubuh manusia (,runeton, 200+). #engobatan tradisional
sering dianggap sebagai alternatif terpilih, karena itu banyak diteliti tanaman(
tanaman yang diduga mengandung senya&a kimia tertentu yang mempunyai efek
melarutkan batu ginjal (:ffendi 7 .ardatun, 20+2).
8erba seledri sendiri mengandung saponin, tanin + ", minyak atsiri 0,044 ",
2itamin (', ,, dan C), zat pahit, lipase, kolin, asparagine, fla2o(glukosida (apiin),
dan apigenin (0amimartha, 2000). 'pigenin(7(;(apisol glukosida dan luteolin(7(;(
apisol glukosida inilah yang diduga sebagai senya&a aktif peluruh batu ginjal
kalsium melalui pembentukan senya&a kompleks yang larut dalam air (#ramono
dkk, +334).
#enelitian ini merupakan penelitian lanjutan, dimana sebelumnya dilakukan
penelitian (<usdiana, 200=) yang membuktikan bah&a ekstrak etanol seldri (Apium
graveolens >.) memiliki akti2itas sebagai peluruh batu ginjal kalsium yang diuji
se!ara in vitro.
?etersediaan obat(obatan yang mengandung bahan alam saat ini kebanyakan
masih berbentuk kapsul dan tablet. ;bat berbentuk kapsul dan tablet membutuhkan
&aktu yang lama untuk diabsorbsi oleh tubuh dan rasanya kurang disenangi. -ehingga
pemanfaatan bahan alam di bidang kesehatan sebaiknya juga diimbangi dengan
usaha pengemasan bahan alam tersebut terutama dalam bentuk sediaan yang lebih
modern. %ntuk mengurangi rasa obat yang kurang disukai oleh konsumen dapat dibuat
bentuk sediaan yang menarik dan memiliki rasa yang manis. ;leh karena itu, dalam
penelitian ini, pemanfaatan ekstrak seledri diteliti untuk dimanfaatkan sebagai peluruh
batu ginjal dalam sediaan obat yang lebih praktis dalam bentuk tablet effervescent.
9ablet effervescent dimaksudkan untuk menghasilkan larutan se!ara !epat dengan
menghasilkan C;
2
se!ara serentak. 9ablet khususnya dibuat dengan !ara mengempa
bahan ( bahan aktif dengan !ampuran asam ( asam organik seperti asam tartrat dan
natrium bikarbonat. 0isamping menghasilkan larutan yang jernih, tablet juga
menghasilkan rasa yang enak karena adanya karbonat yang membantu memperbaiki
rasa beberapa obat tertentu (>a!hman, +33/). 9ablet effervescent memiliki
keuntungan yakni dari segi estetika fisiknya lebih elegan, lebih stabil, lebih mudah
pengemasannya dan dosis yang lebih tepat (@artin, +37+).
,erdasarkan latar belakang di atas, maka diperlukan penelitian mengenai
pengembangan bentuk tablet effervescent instan ekstrak seledri yang memenuhi
persyaratan tablet effervescent yang baik dan disukai.
1.2 Identifikasi Masalah
,erdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah(masalah
sebagai berikut 5
+. ,agaimana formulasi tablet effervescent sediaan granul instan ekstrak seledri
(Apium graveolens >.) yang memenuhi persyaratan tablet effervescentA
2. ,agaimana stabilitas sediaan tablet effervescent ekstrak seledri (Apium
graveolens >.)A
4. Bormula tablet effervescent ekstrak seledri (Apium graveolens >.) yang disukaiA
1.3 Tuuan Penelitian
9ujuan dari penelitian ini adalah 5
+. @embuat formulasi sediaan tablet effervescent ekstrak seledri (Apium
graveolens >.) yang memenuhi persyaratan tablet effervescent yang baik.
2. @engetahui stabilitas tablet effervescent ekstrak seledri (Apium graveolens >.).
4. @engetahui formula tablet effervescent ekstrak seledri (Apium graveolens >.)
yang disukai.
1.! "egunaan Penelitian
8asil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah bagi
masyarakat mengenai formulasi dan stabilitas tablet effervescent ekstrak seledri
(Apium graveolens >.) yang selanjutnya dapat dikembangkan menjadi produk yang
bermanfaat bagi masyarakat dalam menangani penyakit batu ginjal.
1.# Met$de Penelitian
#enelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu 5
1. #engumpulan, determinasi, dan pengolahan bahan menjadi simplisia.
2. :kstraksi herba seledri dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol
70".
3. #engujian kadar air ekstrak seledri.
4. #enafisan fitokimia ekstrak seledri.
5. Bormulasi dan pen!etakan tablet effervescent menggunakan metode granulasi
basah.
6. :2aluasi fisik massa !etak tablet effervescent
7. :2aluasi fisik sediaan tablet effervescent.
8. %ji stabilitas sediaan tablet effervescent.
9. %ji kualitatif sediaan tablet effervescent dengan ?>9 (?romatografi >apis
9ipis).
10. %ji kesukaan sediaan tablet effervescent (Hedonic est).
1.% L$kasi dan &aktu Penelitian
#enelitian ini akan dilakukan di >aboratorium 9eknologi dan Bormulasi -ediaan
-olid, dan >aboratorium Bitokimia Bakultas Barmasi, %ni2ersitas #adjadjaran,
$atinangor, mulai dari bulan ;ktober 20+/ sampai dengan 0esember 20+/.
BAB II
TIN'AUAN PU(TA"A
2.1. Anat$)i dan *isi$l$gi +inal
Ginjal adalah organ yang berfungsi sebagai penyaring darah yang terletak di
bagian belakang ka2um abdominalis di belakang peritoneum melekat langsung pada
dinding belakang abdomen. 0alam &aktu 2/ jam ginjal dapat menyaring darah
sekitar +70 liter (-yaifuddin, 200=). 0alam keadaan normal, manusia memiliki 2
ginjal. Ginjal merupakan organ yang berbentuk seperti ka!ang ber&arna merah tua,
panjangnya sekitar +2,) !m dan tebalnya sekitar 2,) !m (kurang lebih sebesar
kepalan tangan). -etiap ginjal memiliki ureter, yang mengalirkan air kemih dari
pelvis renalis (bagian ginjal yang merupakan pusat pengumpulan air kemih) ke
dalam kandung kemih. (-loane, 2004).
Gambar 2.+ #enampang Bisiologi Ginjal
Bungsi ginjal dapat menyaring limbah metabolik, menyaring kelebihan natrium
dan air dari darah, membantu mengatur tekanan darah, pengaturan 2itamin 0 dan
?alsium (Chang, 2003). Ginjal mengatur komposisi kimia dari lingkungan dalam
melalui suatu proses majemuk yang melibatkan filtrasi, absorpsi aktif, absorpsi pasif,
dan sekresi. Biltrasi terjadi dalam glomerulus, tempat ultra filtrate dari plasma darah
terbentuk. 9ubulus nefron, terutama tubulus kontortus proksimal berfungsi
mengabsorpsi dari substansi(substansi yang berguna bagi metabolisme tubuh,
sehingga dengan demikian memelihara homeostatis lingkungan dalam. 0engan !ara
ini makhluk hidup terutama manusia mengatur air, !airan intraseluler, dan
keseimbangan osmostiknya (Carlos, +337).
2.2. Pen,akit Batu +inal
,atu ginjal adalah bagian padat dari materi yang terbentuk di ginjal ketika zat
yang biasanya ditemukan dalam urin menjadi sangat terkonsentrasi. -ebuah batu bisa
terdapat di ginjal atau berjalan menuruni saluran kemih. ,atu ginjal ber2ariasi dalam
ukuran. -ebuah batu ke!il dapat mele&ati saluran kemih menyebabkan sedikit atau
bahkan tidak ada rasa sakit. ,atu besar dapat terjebak di sepanjang saluran kemih
dan dapat memblokir aliran urin, menyebabkan sakit parah atau perdarahan. ,atu
ginjal dapat berisi berbagai kombinasi bahan kimia. $enis batu paling umum adalah
yang mengandung kalsium, baik oksalat atau fosfat (%.- 0epartment of 8ealth and
8uman -er2i!es, 20+4).
Gambar 2.2 #enampang >etak Ginjal dan ,atu Ginjal
2.2.1. *akt$r ,ang Me)-engaruhi
-e!ara epidemiologis, terdapat beberapa dua faktor yang mempermudah
terjadinya batu pada ginjal, yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik (#urnomo,
2004).
2.2.2.1 *akt$r Intrinsik
Baktor yang berasal dari keadaan yang berasal dari tubuh seseorang. Baktor
intrinsik dan faktor idiopatik umumnya sukar untuk dikoreksi, sehingga mempunyai
ke!enderungan untuk kambuh. Baktor intrinsik itu antara lain adalah 5
+. 8ereditair dan <as
0iduga diturunkan dari orang tuanya dan ternyata anggota keluarga lebih
banyak mempunyai kesempatan untuk menderita penyakit yang sama dari
pada orang lain. @isalnya faktor genetik familial pada hipersistinuria,
hiperkalsiuria primer dan hiperoksaluria primer.
2. %mur
#aling sering didapatkan pada usia 40 sampai )0 tahun.
4. $enis kelamin
$umlah pasien laki(laki tiga kali lebih banyak dibandingkan dengan pasien
perempuan dan pada pria lebih banyak ditemukan batu ureter dan buli(buli
sedangkan pada &anita lebih sering ditemukan batu ginjal atau batu piala
ginjal.
2.2.2.2 *akt$r Ekstrinsik
@erupakan pengaruh yang berasal dari lingkungan di sekitarnya. Baktor
ekstrinsik, bila penyebabnya diketahui dapat diambil langkah(langkah untuk
mengubah faktor lingkungan atau kebiasaaan sehari(hari sehingga terjadinya
rekurensi dapat di!egah

. ,eberapa faktor ekstrinsik, diantaranya adalah 5
+. Geografi
#ada beberapa daerah menunjukkan angka kejadian batu yang lebih tinggi
daripada daerah lain, sehingga dikenal sebagai daerah stone belt
2. 1klim dan temperatur
9empat yang bersuhu panas, misalnya di daerah tropis, di kamar mesin,
menyebabkan banyak mengeluarkan keringat yang akan mengurangi
produksi urine dan mempermudah pembentukan batu. -edangkan pada
daerah yang dingin, akan menyebabkan kurangnya asupan air pada
masyarakatnya.
4. 'supan air
?urangnya asupan air menyebabkan kadar semua substansi dalam urine akan
meningkat dan akan mempermudah pembentukan batu dan tingginya kadar
mineral kalsium pada air yang dikomsumsi dapat meningkatkan insidensi
batu.
/. 0iet
0iet banyak purin, oksalat dan kalsium mempermudah terbentuknya batu.
#ada golongan masyarakat yang lebih banyak makan protein he&ani, angka
morbiditas batu berkurang sedangkan pada golongan masyarakat dengan
kondisi sosial ekonomi rendah lebih sering morbiditas meningkat. #enduduk
2egetarian yang kurang makan putih telur lebih sering menderita batu buli(
buli dan hanya sedikit yang ditemukan menderita batu ginjal atau batu piala
ginjal.
). #ekerjaan
#enyakit nefrolithiasis sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya banyak
duduk atau kurang akti2itas atau sedentary life.
=. 1nfeksi
1nfeksi saluran kemih dapat menyebabkan nekrosis jaringan ginjal dan akan
menjadi inti pembentukan batu. 1nfeksi oleh bakteri yang meme!ah ureum (
urea splitting organism ) dan membentuk amonium akan mengubah p8 urin
menjadi alkali dan akan mengendapkan garam(garam fosfat sehingga akan
memper!epat pembentukan batu yang telah ada.
7. ;bstruksi dan stasis urin
'danya obstruksi saluran kemih, misalnya oleh tumor, striktur dan hiperplasi
prostat, akan menyebabkan stasis urine sedangkan urine sendiri adalah
substansi yang banyak mengandung kuman sehingga mempermudah
terjadinya infeksi dan pembentukan batu.
2.2.2. 'enis . 'enis Batu +inal
-e!ara umum, batu ginjal terdiri dari batu kalsium, batu asam urat, batu stru2it,
dan batu sistin.
2.2.2.1 Batu "alsiu)
,atu kalsium (!"percalsiumuria) merupakan jenis batu ginjal yang paling umum,
akibat dari kelebihan kalsium yang berasal dari makanan yang tidak diperlukan oleh
tulang dan otot, ?alsium tersebut terikat dengan zat buangan hasil metabolisme
tubuh lainnya yang juga berlebihan, misalnya dengan asam oksalat atau asam fosfat,
yang kemudian mengendap sebagai garam kalsium oksalat dan kalsium fosfat yang
berbentuk kristal ('lam dan 8adibroto, 2007).
2.2.2.2 Batu Asa) Urat
,atu asam urat dijumpai pada )(+0" bat ginjal. -ebanyak 73" batu asam urat
terjadi pada pria, dengan pun!ak kejadian pada usia =0(=) tahun. 'sam urat
merupakan produk metabolisme purin yang bersumber terutama dari protein he&ani.
#eningkatan kadar asam urat darah atau dikenal sebagai hiperuri!emia terjadi karena
ketidakseimbangan antara faktor produksi dan pembuangan. #embuangan asam urat
terjadi karena berbagai hal, beberapa hal, kekurangan enzim hipoCantine fosforibosil
transferase yang bertugas mengubah bentuk purin menjadi asam urat, serta adanya
bahan purin yang berlebihan sel akibat pembentukan sel dan perusakan sel se!ara
berlebihan. 'sam urat dalam darah juga meningkat kaena pembuangan asam urat
melalui air kemih menurun (-uharjo dan Cahyono, 2003).
2.2.2.3 Batu (istin
,atu sistin terbentuk karena penyerapan sistin di tubulus ginjal terganggu
sehingga sistin yang terlarut menurun dan terjadi sistinuria. 'kibatnya, kejenuhan
sistin meningkat dan terjadi kristalisasi sistin. #enyerapan sistin di tubulus terganggu
akibat adanya kelainan yang bersifat herediter (diturunkan dalam transpor sistin)
(-uharjo dan Cahyono, 2003).
2.2.2.! Batu (tru/it
,atu stru2it disebut juga batu infeksi, karena terbentuknya batu ini disebabkan
oleh adanya infeksi saluran kemih. ?uman penyebab infeksi ini adalah golongan
kuman peme!ah urea atau urea splitter yang dapat menghasilkan enzim urease dan
merubah urine menjadi bersuasana basa melalui hidrolisis urea menjadi amoniak.
?uman yang termasuk peme!ah urea di antaranya adalah 5 #roteus spp$ %le&siella$
'erratia$ (ntero&a)ter$ #seudomonas$ dan 'tap!iloccocus (#urnomo, 20++).
2.3. Tana)an (eledri
2.3.1. "lasifikasi Tana)an (eledri
,erdasarkan taksonominya, tanaman seledri diklasifikasikan sebagai berikut
(0epkes <1, 2003) 5
0i2isi 5 -permatophyta (@enghasilkan biji)
-ub di2isi 5 'ngiospermae
?elas 5 0i!otyledonae (,erkeping dua)
-ub kelas 5 0ialipetalae
,angsa5 %mbelliferaeD'piales
-uku 5 'pia!eaeD%mbelliferae
@arga 5 'pium
$enis * Apium graveolens >.
2.3.2. Pena)aan
ama lokal dari tanaman ini adalah Celery (1nggris), Celeri (#ran!is), -eleri
(1talia)6 -elinon, #arsley ($erman), -eledri (1ndonesia), -ledri ($a&a), -aledri
(-unda) (,alai 1nformasi 9eknologi >1#1, 2003). ama simplisia tanaman ini adalah
'pii gra2eolentis 8erba (herba seledri), 'pii gra2eolantis <adiC (akar seledri), 'pii
gra2eolentis Boilum (daun seledri), 'pii gra2eolentis Bru!tus (buah seledri)
(0alimartha, 2000).
2.3.3. M$rf$l$gi
8erba seledri terdiri atas seluruh bagian tanaman tanpa bunga yang dikeringkan
dari seledri (Apium graveolens >.). ,au khas aromatik, rasa agak asin, agak pedas,
dan menimbulkan rasa pedas di lidah. 0aun majemuk, menyirip, tipis, rapuh jumlah
anak daun 4 E 7 helai, berbentuk belah ketupat miring, panjang 2 E * !m, lebar 2 E )
!m. #angkal dan ujung anak daun run!ing batang pendek dengan rusuk dan alur E
alur membujur (0alimartha, 2000).
,atang seledri tidak berkayu, bersegi, beralur, beruas, dan ber!abang tegak
dengan &arna hijau pu!at. ,erbunga majemuk, berbentuk payung dengan tangkai 2
!m berjumlah *(+2, benang sari berjumlah ), berlepasan, berseling dengan mahkota,
ujung run!ing, mahkota berbagi ) dan bagian pangkal berlekatan ber&arna putih.
,uah kotak berbentuk keru!ut dengan panjang +(+,) mm ber&arna hijau kekuningan.
,erakar tunggang dengan &arna putih kotor (,adan #;@, 200*).
-eledri dipanen setelah berumur enam minggu sejak ditanam. 9angkai daun yang
sedikit tua dipotong + !m diatas pangkal daun. 0aun muda dibiarkan tumbuh untuk
dipanen kemudian. 9angkai daunnya yang berdaging dan berair dapat dimakan
mentah sebagai lalap, sedangkan daunnya digunakan untuk penyedap sup. $ika
seledri ditanam di daerah tropik, ukuran batangnya kurang besar sehingga seluruh
bagian tanaman digunakan sebagai sayur. -eledri dapat diperbanyak dengan biji
(0alimartha, 2000).
2.3.!. "andungan "i)ia
8erba seledri mengandung saponin, tanin + ", minyak atsiri 0,044 ", 2itamin
(', ,, dan C), zat pahit, lipase, kolin, asparagine, fla2o(glukosida (apiin), dan
apigenin (0amimartha, 2000). -eledri (per +00 gram) mepunyai banyak kandungan
gizi yaitu sebanyak 20 kalori, + gram protein, 0,+ gram lemak, )0 mg kalsium, /0 mg
fosfor, +40 -1 2itamin ', 0,4 mg 2itamin ,+, dan ++ mg 2itamin C (,alai 1nformasi
9eknologi >1#1, 2003).
,erikut senya&a kandungan kimia seledri yang memiliki khasiat sebagai peluruh
batu ginjal 5
+. 'pigenin
'pigenin merupakan komponen fla2onoid utama dari seledri yang termasuk ke
dalam golongan fla2on (8arborne, +3*=). -truktur senya&a apigenin adalah ),7,/F(
;8. Gambar 4 menunjukkan struktur kimia apigenin menurut @arkham (+3**).
Gamri (200*) menjelaskan nama 1nternational %nion of #ure and 'pplied Chemistry
dari apigenin adalah ),7(dihidroksi(2((/(hidroksifenil)(/8(+(benzopiran(/(on.
'pigenin merupakan aglikon dari apiin, yang diisolasi dari daun tanaman peterseli
dan seledri (Cadenas 7 #a!ker, 2002).
Gambar 4. -truktur apigenin
2.3.#. Manfaat
-elain berkhasiat sebagai peluruh batu ginjal, seledri juga berkhasiat memi!u
enzim pen!ernaan sehingga nafsu makan meningkat (stomakika), meningkatkan
haluaran urin (diuretika), memelihara elastisitas pembuluh darah (antihipertensi),
mengurangi rasa sakit pada penyakit arthritis rheumatoid, serta antikejang dan nyeri
pada lambung. %ntuk pemakaian luar, seledri banyak digunakan untuk pera&atan
rambut (@ursito, 2002).
,erikut ini beberapa hasil penelitian mengenai manfaat seledri 5
+. 1nfus daun seledri dengan kadar +0" sebanyak ) mlDkg ,, akan memberikan
efek penurunan kadar asam urat darah kera se!ara nyata, jika dibandingkan
dengan pemberian probene!id 20 mgDkg ,, pada 4,/,), dan = jam pemberian.
'kan tetapi, akan berbeda nyata jika dibandingkan dengan probene!id pada 7, ),
dan 3 jam pemberian (Bimelda, +3**).
2. #emberian ekstrak etanol daun seledri mempunyai akti2itas sebagai antidiare
dengan dosis 20 mgD20 g ,, dapat menurunkan frekuensi defekasi, jumlah feses
lembekD!air dan bobot feses setara dengan loperamid dosis 0,0= mgD20 g ,, pada
men!it jantan. :kstrak etanol daun seledri juga dapat memperlambat transit
intestinal, namun masih lebih ke!il jika dibandingkan dengan loperaamid dosis
0,0= mgD20 g ,, pada men!it jantan (Bifteen, 2003).
4. 0ilaporkan bah&a suatu infusa daun seledri 20" dapat menurunkan kadar asam
urat darah yang setara dengan alopurinol 4,= mgD200 g berat badan, pada tikus
yang dibuat hiperurikemia terlebih dahulu dengan pemberian jus hati ayam. #ada
penelitian selanjutnya terhadap fraksi polar fla2onoid menunjukkan bah&a pada
dosis 0,+2=/ gDkg berat badan dan 0,=420 gDkg berat badan, fraksi tersebut
mempunyai efek penurunan kadar asam urat yang setara dengan alopurinol +*
mgDkg berat badan, yaitu masing(masing sebesar 47,+* dan /4,+*" (,adan #;@,
200*).
/. -eledri telah dilakukan uji klinis oleh -upari (200=) yang dimuat dalam @edi!al
$ournal of 1ndonesia menyatakan bah&a uji klinis yang dilakukannya mengenai
pemberian seledri dalam bentuk fitofarmaka 4 kali sehari (2)0 mg) selama +2
minggu, mampu menurunkan tekanan darah sistolik maupun diastolik setara
dengan amodipin sekali sehari () mg). -elain itu fitofarmaka tidak mempengaruhi
kadar elektrolit plasma, kadar lipid plasma, maupun kadar gula darah, dan tidak
ditemukan efek samping yang berarti pada fungsi hati dan ginjal (8artati, 2007).
). ugroho (20+0) melakukan penelitian mengenai pengaruh pemberian rebusan
seledri terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi di ?elurahan
-idanegara ?e!amatan Cila!ap tengah. #enelitian ini menggunakan metode Huasi
eksperiment dengan ran!angan one group pre test(post test design tanpa
menggunakan kelompok kontrol. 'nalisis dengan uji t dependent (paired t(test),
dengan standar eror 0.0) dan jumlah sampel =) yang diambil dengan
menggunakan stratified sampling. -eledri yang digunakan adalah sebanyak +=
tangkai yang direbus dengan /00 ml air hingga menjadi 400 ml air. -eledri
dikonsumsi dua kali sehari yaitu pada pagi hari dan sore hari masing(masing +)0
ml. #enelitian ini dilakukan selama satu minggu dan dilakukan pengukuran setiap
harinya. 8asil penelitian menunjukkan tekanan darah penderita hipertensi
sebelum diberi rebusan seledri rata(rata sistolik +*+,32 mm8g dan diastoliknya
33,=2 mm8g. 9ekanan darah setelah diberi rebusan seledri rata(rata sistolik
+/0,/= mm8g dan diastoliknya *4 mm8g. 0engan kata lain bah&a pemberian
rebusan seledri berpengaruh untuk menurunkan tekanan darah sistolik dan
tekanan darah diastolik.
2.3.%. Efek T$ksik (eledri
-eledri mengandung senya&a psoralen merupakan toksin alami pada tanaman
pangan yang juga termasuk ke dalam golongan kumarin. -enya&a ini dapat
menimbulkan sensiti2itas pada kulit jika terkena sinar matahari. %ntuk menghindari
efek toksik psoralen, sebaiknya hindari terlalu banyak mengkonsumsi seledri
mentah, dan akan lebih aman jika seledri dimasak sebelum dikonsumsi karena
psoralen dapat terurai melalui proses pemasakan (,#;@, 200*).
2.4. Ta0let Effervescent
:ffer2es!ent didefenisikan sebagai bentuk sediaan yang menghasilkan
gelembung gas sebagai hasil reaksi kimia larutan. Gas yang dihasilkan saat pelarutan
effer2es!ent adalah karbon dioksida sehingga dapat memberikan efek sparkling (rasa
seperti air soda) (>ieberman, dkk., +332).
Campuran effer2es!ent telah diketahui dan digunakan sebagai obat sejak +00
tahun yang lalu. 9ablet effer2es!ent merupakan metode yang nyaman untuk
pemberian sejumlah zat aktif atau bahan kimia yang telah diukur sebelumnya dengan
disolusi. >arutan effer2es!ent berkilau, lezat, dan menyediakan zat aktif dalam
bentuk larutan dengan ketersediaan hayati yang terjamin bagi orang yang sulit
menelan tablet atau kapsul biasa (-iregar dan .ikarsa, 20+0).
9ablet effervescent merupakan tablet berbuih yang dibuat dengan !ara kompresi
granul yang mengandung garam effervescent atau bahanbahan lain yang mampu
melepaskan gas ketika ber!ampur dengan air. <eaksi yang terjadi adalah reaksi
antara senyawa asam dan senyawa karbonat, reaksi ini dikehendaki
terjadi se!ara spontan ketika effervescent dilarutkan ke dalam air. Garam(garam
effervescent biasanya diolah dari suatu kombinasi asam sitrat dan asam tartarat
daripada hanya satu ma!am asam saja, karena penggunaan bahan asam tunggal saja
akan menimbulkan kesukaran. 'pabila asam tartarat sebagai asam tunggal, granul
yang dihasilkan akan mudah kehilangan kekuatannya dan akan menggumpal. 'sam
sitrat saja akan menghasilkan !ampuran lekat dan sukar menjadi granul ('nsel,
+3*3).
<eaksi antara asam sitrat dengan natrium bikarbonat dan asam tartarat dengan
natrium bikarbonat adalah sebagai berikut 5
84C=8);7.82; I 4 a8C;4 a4C=8);7 I / 82; I 4 C;2
'sam sitrat a(bikarbonat a(sitrat
82C/8/;= I 2 a8C;4 a2C/8/;= I 2 82; I 2 C;2
'sam tartarat a(bikarbonat a(tartarat
<eaksi di atas tidak dikehendaki terjadi sebelum effer2es!ent dilarutkan, oleh karena
itu kadar air bahan baku dan kelembaban lingkungan perlu dikendalikan tetap rendah
untuk men!egah ketidakstabilan produk. #engendalian akan berlangsung terus se!ara
!epat karena hasil reaksi adalah air. ?elarutan dari bahan baku merupakan salah satu
hal yang penting dalam pembuatan tablet effer2es!ent jika kelarutannya kurang baik,
maka reaksi tidak akan terjadi dan tablet tidak larut dengan !epat (>ieberman, et al.,
+332).
2.!.1 Met$de Pe)0uatan Ta0let Effervescent
-e!ara umum metode pembuatan tablet dikenal tiga ma!am yaitu granulasi basah,
!etak langsung, granulasi kering ('nsel, +3*3).
+. @etode Granulasi ,asah
@etode ini merupakan metode pembuatan yang paling banyak digunakan dalam
memproduksi tablet kompresi. >angkah(langkah yang diperlukan dalam pembuatan
tablet dengan metode ini dapat dibagi sebagai berikut5 menimbang dan men!ampur
bahan(bahan, pembuatan granulasi basah, pengayakan granul basah, pengeringan,
pengayakan granul kering, pen!ampuran bahan peli!in dan bahan penghan!ur,
pembuatan tablet dengan kompresi ('nsel, +3*3).
Metode ini adalah metode yang paling tua dan masih banyak
digunakan. Metode ini digunakan bila bahan obat tidak dapat
dicetak langsung, misalnya karena sifat kohesif, sifat
kompresibilitas dan sifat aliran yang kurang baik sementara
dosisnya besar serta memerlukan penambahan pewarna dalam
bentuk larutan sehingga dibutuhkan bahan pengikat (Ansel, 1989).
2. @etode Granulasi ?ering
#ada metode ini, granul dibentuk oleh penambahan bahan pengikat kering ke dalam
!ampuran serbuk obat dengan !ara memadatkan massa yang jumlahnya besar dari
!ampuran serbuk, meme!ahkannya dan menjadikan pe!ahan(pe!ahan menjadi
granul, penambahan bahan peli!in dan penghan!ur kemudian di!etak menjadi tablet
('nsel, +3*3). @etode ini khususnya untuk bahan(bahan yang tidak bisa diolah
dengan granulasi basah, karena kepekaannya terhadap uap air atau karena untuk
mengeringkannya diperlukan temperatur yang dinaikkan ('nsel, +3*3).
4. @etode Cetak >angsung
@etode ini digunakan untuk bahan yang mempunyai sifat mudah mengalir
sebagaimana sifat(sifat kohesinya yang memungkinkan untuk langsung dikompresi
dalam tablet tanpa memerlukan granulasi basah atau kering. ?empa langsung dapat
diartikan sebagai pembuatan tablet dari bahan(bahan yang berbentuk kristal atau
serbuk tanpa merubah karakter fisiknya setelah di!ampur dengan ukuran tertentu.
@etode ini digunakan pada bahan(bahan (baik obat maupun bahan tambahan) yang
mudah mengalir dan memiliki kompresibilitas yang baik yang memungkinkan untuk
langsung ditablet dalam mesin tablet tanpa memerlukan proses granulasi. #ada
umumnya obat yang dapat dibuat dengan metode kempa langsung hanya sedikit,
karena bahan(bahan yang ) memiliki sifat(sifat tersebut di atas tidak banyak. Cara
kempa langsung ini sangat disukai karena banyak keuntungan yaitu se!ara ekonomi
merupakan penghematan besar karena relatif hanya menggunakan sedikit alat, energi
dan &aktu (>a!hman et al, +33/).
#ada proses pembuatan tablet effervescent terdiri dari dua tahap yaitu proses
pen!ampuran dan proses pen!etakan tablet.
-e!ara sederhana proses pembuatan tablet effervescent dibagi menjadi dua
tahap yaitu 5
+. #roses pen!ampuran
#roses pen!ampuran ini bertujuan untuk mendapatkan massa tablet yang homogen.
9ujuan ini dapat di!apai bila sifat partikel penyusun !ampuran dan faktor lainnya
yang mempengaruhi proses pen!ampuran adalah sama. -ifat fisis dari partikel yang
mempengaruhi proses pen!ampuran adalah ukuran, bentuk, densitas dan kelembaban
partikel, sedangkan faktor lainnya adalah kadar partikel. #ada proses pen!ampuran
ini bahan(bahan yang di!ampurkan meliputi sumber karbonat, sumber asam, bahan
pengikat, bahan pengisi, bahan pelin!ir, bahan !ita rasa dan bila perlu ditambahkan
pe&arna ('rya, 200/).
2. #roses pen!etakan tablet
#ada prinsipnya, tablet dapat dibuat melalui kempa langsung atau granulasi, baik
granulasi basah atau granulasi kering. %ntuk menentukan metoda pembuatannya
apakah dibuat kempa langsung atau granulasi sangat tergantung pada dosis dan sifat
zat aktifnya. 0ibandingkan dengan metoda granulasi, metoda kempa langsung dinilai
lebih menguntungkan dalam hal penghematan &aktu, peralatan, ruangan maupun
energi yang dibutuhkan. amun demikian, untuk metoda kempa langsung ini semua
komponen tablet baik zat aktif, bahan pengisi, pengikat dan penghan!ur harus
memiliki sifat alir dann kompresibilitas yang baik. #ada proses pengempaan untuk
zat aktif dengan dosis ke!il hal ini tidak akan menjadi masalah selama
homogenitasnya diperhatikan. 9etapi untuk zat aktif dengan dosis besar, jika sifat alir
dan kompresibilitasnya tidak baik diperlukan bahan tambahan yang efektif untuk
mengatasi sifat alir dan kompresibilitas ('rya, 200/).
#ada pembuatan tablet effer2es!ent suhu dan <8 (relati2e humidity) merupakan
salah satu faktor yang sangat penting. <8 yang rendah dan suhu yang rendah (!ool)
sangat penting untuk men!egah proses granulasi dan pembentukan tablet dari
penyerapan uap air, yang menyebabkan ketidakstabilan tablet. <uangan ber(<8
maksimal 2)" dan bersuhu 2)JC, merupakan kondisi yang baik untuk proses
pembuatan tablet effer2es!ent (>ieberman, et al., +330).
2.!.2 "euntungan (ediaan Ta0let Effervescent
?euntungan tablet effer2es!ent adalah bentuk sediaan tablet dengan penyiapan
bahan(bahan dalam &aktu seketika jika mengandung dosis yang tepat. -edangkan
kerugian tablet effer2es!ent adalah kesukaran untuk menghasilkan produk yang
stabil se!ara kimia. ,ahkan kelembaban udara selama pembuatan produk mungkin
sudah !ukup untuk memulai reakti2itas effer2es!ent. -elama reaksi berlangsung, air
yang dibebaskan dari bikarbonat menyebabkan autokatalisis dari reaksi. ?elembaban
udara di sekitar tablet setelah &adahnya di buka juga dapat menyebabkan penurunan
kualitas yang !epat dari produk, setelah sampai di tangan konsumen. ?arena itu
tablet effer2es!ent dikemas se!ara khusus dalam kantong lembaran alumunium
kedap udara atau kemasan padat dalam tabung silindris dengan ruang udara yang
minimum. 'lasan lain untuk kemasan adalah kenyataan bah&a tablet biasanya telah
dikempa sehingga !ukup mudah untuk menghasilkan reaksi effer2es!ent dalam
&aktu yang !epat (,anker and 'nderson, +33/).
?euntungan lainnya dari sediaan tablet effer2es!ent diantaranya adalah 5
+. Gat aktif yang tidak stabil apabila disimpan dalam larutan ber!air akan lebih stabil
dalam tablet effer2es!ent.
2. 9ablet mudah digunakan setelah dilarutkan, nyaman dan merupakan bentuk
sediaan yang mengandung zat aktif.
4. 0apat dikemas se!ara indi2idual untuk men!egah masuknya kelembaban sehingga
menghindari masalah ketidakstabilan kandungan selama penyimpanan.
/. 0apat diberikan kepada pasien yang sulit menelan tablet atau kapsul (setelah
dilarutkan terlebih dulu dalam air minum).
). @emberi !ita rasa menyenangkan karena membantu menutup rasa zat aktif yang
tidak menyenangkan (-iregar dan .ikarsa, 20+0).
2.!.3. *$r)ula U)u) dala) Pe)0uatan Ta0let Effervescent
ada umumnya bahan baku tablet effervescent terdiri dari !at aktif
dan bahan pembantu yang terdiri dari "
a. #umber asam
#enyawa asam dapat diperoleh dari tiga sumber utama yaitu asam
makanan, asam anhibrida dan garam asam. Asam makanan paling
sering dan umum digunakan pada makanan serta secara alami
terdapat pada makanan contohnya asam sitrat, asam tartarat, asam
malat, asam fumarat, asam adipat dan asam suksinat (Mohrle, 1989).
Asam sitrat memiliki kelarutan yang tinggi dalam air dan mudah
diperoleh dalam bentuk granular. Alasan inilah yang menyebabkan
mengapa asam sitrat lebih sering digunakan sebagai sumber asam
dalam proses pembuatan tablet effervescent ($ohdiana, %&&%).
Asam tartarat merupakan asam yang biasa digunakan sebagai
sumber asam e'er(escent. Asam tartarat kelarutannya lebih baik dan
lebih higroskopis dibandingkan asam sitrat ()ieberman, et al., 199&).
b. #umber basa
#enyawa karbonat yang paling banyak digunakan dalam formulasi
effervescent adalah garam karbonat kering karena kemampuannya
menghasilkan *+%. #umber karbonat yang yang biasa digunakan
adalah natrium bikarbonat, natrium karbonat, kalium !"drogen karbonat
dan kalium bikarbonat (Mohrle, 1989).
,atrium bikarbonat merupakan sumber utama karbondioksida dalam
sistem e'er(escent. #enyawa ini larut sempurna dalam air, tidak
higroskopis, tidak mahal, banyak tersedia di pasaran dalam lima
tingkat ukuran partikel (mulai dari serbuk halus sampai granula
seragam yang mengalir bebas), dapat dimakan dan digunakan secara
luas dalam produk makanan sebagai soda kue. ,atrium bikarbonat
merupakan alkali natrium yang paling lemah, mempunyai p- 8,.
dalam larutan air dalam konsentrasi &,8/0. 1at ini menghasilkan kira2
kira /%0 karbondioksida (#iregar dan 3ikarsa, %&1&).
c. 4ahan pengisi
4ahan pengisi diperlukan bila dosis obat tidak cukup untuk membuat
&ul) (penuh). engisi 5uga dapat ditambahkan karena alasan untuk
memperbaiki daya kohesi sehingga dapat dikempa langsung atau
untuk memacu aliran (4anker dan Anderson, 1996). 4ahan ini 5uga
dimaksudkan untuk mencapai bobot tablet dan (olume yang
diinginkan. -al yang perlu diperhatikan dalam pemilihan bahan
pengisi adalah netral terhadap bahan yang berkhasiat, inert (stabil)
secara farmakologi serta tidak boleh berbahaya atau tidak tercampur
dengan bahan berkhasiat. #yarat lain yang harus dipenuhi adalah
mudah larut sehingga dapat membentuk larutan yang 5ernih (4anker
dan Anderson, 1996).
4eberapa contoh bahan pengisi adalah laktosa, laktosa anhidrat,
laktosa spra" dried, mannitol, sorbitol, sukrosa ()ieberman, et al$ 199&).
)aktosa merupakan bahan pengisi yang paling banyak digunakan
karena tidak bereaksi dengan hampir semua bahan obat yang
digunakan dalam bentuk hidrat atau anhidrat dan dapat larut air
(4anker dan Anderson, 1996).
d. 4ahan pengikat
4ahan pengikat berfungsi sebagai perekat yang mengikat komponen
dalam bentuk serbuk men5adi granul sampai tablet pada proses
pengempaan ($ohdiana, %&&%). 4ahan pengikat 5uga berfungsi
sebagai pengikat komponen2komponen tablet sehingga produk tidak
pecah ketika dikempa. emakaian bahan pengikat disesuaikan dengan
bahan aktif, dalam pembuatan tablet effervescent bahan pengikat yang
biasa digunakan adalah 7 (oli(inil irolidon). oli(inil pirolidon
adalah pengikat yang serbaguna dan salah satu yang paling banyak
digunakan, mudah larut dalam air, alkohol dan pelarut organik lain.
oli(inil pirolidon biasanya digunakan sebagai pengikat di dalam tablet
effervescent dan tablet kunyah karena pembuatan dengan pengikat ini
mempunyai daya simpan yang lebih lama (Mohrle, 1989).
e. 4ahan pelincir
4ahan pelincir memenuhi fungsi berbeda, antara lain berfungsi
sebagai bahan pengatur aliran, bahan pelincir dan bahan pemisah
bentuk. 4ahan pengatur aliran berfungsi memperbaiki daya luncur
massa yang ditabletasi, bahan pelicin berfungsi untuk memudahkan
pendorongan tablet ke atas dan ke ruang cetak melalui pengurangan
gesekan antara dinding dalam lubang ruang cetak dan permukaan sisi
tablet, sedangkan bahan pemisah bentuk berguna untuk
menghindarkan lengketnya massa tablet pada stempel dan pada
dinding dalam ruang cetak ($ohdiana, %&&%). 1at pelincir yang paling
banyak dipakai yaitu talk, asam stearat, garam stearat dan
deri(atnya. 4entuk garam yang paling banyak dipakai adalah kalsium
dan magnesium stearat (4anker dan Anderson, 1996). Magnesium
stearat 8Mg(*18-.8+%)%9 merupakan salah satu !at pelincir yang
digunakan dalam tablet. Antirekat (pelincir) yaitu !at yang
meningkatkan aliran bahan memasuki cetakan tablet dan mencegah
lekatnya bahan pada cetakan serta membuat tablet men5adi lebih
bagus dan mengkilat ()ieberman, et al, 1989).
f. emanis
emberi rasa pada sediaan farmasi digunakan untuk bentukbentuk
sediaan cair. #eluruh pengecap rasa dimulut berlokasi pada lidah dan
mengadakan respon dengan cepat terhadap sediaan yang diminum.
+bat dalam bentuk cair berhubungan langsung dengan pengecap
rasa. enambahan !at pemberi rasa ke dalam sediaan obat
dimaksudkan untuk menyembunyikan rasa obat yang tidak disukai.
emanis yang biasa digunakan adalah sakarin, sukrosa dan aspartam
(Ansel, 1989). Aspartam adalah senyawa metil ester dipeptida yang
memiliki daya kemanisan 1%& %8& kali lebih manis dari gula tebu
(Ansel, 1989). Aspartam merupakan salah satu bahan tambahan
makanan yang telah mengalami test dan percobaan yang mendalam
serta menyeluruh (3inarno dan $ahayu, 1996).
2.!.! Bahan ,ang Digunakan dala) Pe)0uatan Ta0let Effervescent
+. :kstrak seledri
:kstrak seledri yang digunakan adalah ekstrak yang berasal dari simplisia seledri,
ekstrak ber&ana hijau dan berbau khas.
2. 'sam sitrat
-inonim 5 '!idum !itri!um monohydri!um6 :4406 2(hydroCypropane(+,2,4(
tri!arboCyli! a!id monohydrate.
#emerian 5 9idak berbau atau hampir tidak berbau, kristal tidak ber&arna atau
kristal ber&arna putih. -truktur kristal monoklinik holohedral.
?elarutan 5 >arut dalam satu bagian etanol (3)"), dalam satu bagian air, dan
sedikit larut
dalam eter.
9itik leleh 5 +)4JC
#enggunaan pada formulasi dan teknologi 5
'sam sitrat (baik sebagai monohidrat atau bahan anhidrat) banyak
digunakan dalam formulasi sediaan farmasi dan produk makanan,
terutama untuk mengatur p8 larutan. 'sam sitrat juga telah digunakan
se!ara eksperimental untuk mengatur p8 matriks tablet di formulasi
tablet salu enterik untuk administrasi obat ke usus. 'sam sitrat
monohidrat digunakan dalam formulasi granul effer2es!ent,
sementara asam sitrat anhidrat se!ara luas digunakan dalam formulasi
tablet effer2es!ent. 0alam produk makanan, asam sitrat digunakan
sebagai penambah rasa untuk kue tart, yang menhasilkan rasa asam.
'sam sitrat digunakan dalam terapi persiapan untuk melarutkan batu
ginjal. (<o&e et al., 200=).
4. 'sam tartarat
-inonim 5 '!idum tartari!um6 >((K)(2,4(dihydroCybutanedioi! a!id6 (2<,4<)(
2,4(
dihydroCybutane(+,/(dioi! a!id6 2,4(dihydroCysu!!ini! a!id6 :44/6
d(tartari!
a!id6 >((K)( tartari! a!id.
#emerian 5 ,erbentuk kristal monoklinik tidak ber&arna atau putih, atau
berbentuk serbuk kristal hampir putih. 9idak berbau, dengan rasa
yang sangat asam.
?elarutan 5 >arut dalam 0.7) bagian air, dan dalam setengah bagian air dengan
suhu +00JC. >arut dalam 2.) bagian etanol (3)").
9itik leleh 5 +=* ( +70JC
#enggunaan pada formulasi dan teknologi 5
'sam tartarat digunakan dalam minuman, permen, produk makanan,
dan formulasi sediaan farmasi untuk memberi rasa asam. 0alam
formulasi sediaan effervescent, se!ara luas digunakan dalam
kombinasi dengan bikarbonat, sebagai komponen asam granul,
serbuk, dan tablet effervescent. 'sam tartarat juga digunakan untuk
membentuk senya&a molekul (garam dan kokristal) dengan bahan
farmasi aktif untuk meningkatkan sifat fisikokimia seperti laju
disolusi dan kelarutan. (<o&e et al., 200=).
/. atrium karbonat
-inonim 5 ,aking soda, :)00, :ffer(-oda, monosodium karbonat, natrii
hydrogen
karbonat, -al de Li!hy, asam natrium karbonat, natrium hidrogen
karbonat.
#emerian 5 ,erbau, putih, serbuk kristal dengan garam, rasa sedikit basa.
-truktur kristal
adalah prisma monoklinik.
?elarutan 5 >arut dalam sebelas bagian air, dalam / bagian air pada suhu +00JC,
dalam +0 bagian air pada suhu 2)JC, dalam +2 bagian air pada suhu
+*JC. #raktis tidak larut dalam etanol (3)") dan eter.
9itik leleh 5 270JC (dekomposisi)
#enggunaan pada formulasi dan teknologi 5
-odium bikarbonat umumnya digunakan dalam formulasi sediaan
farmasi sebagai sumber karbondioksida dalam granul dan tablet
effer2es!ent. 8al ini juga banyak digunakan untuk memproduksi atau
mempertahankan basa p8 dalam sediaan. 0alam tablet effer2es!ent
dan granul, natrium bikarbonat biasanya dikombinasikan dengan sitrat
dan atau asam tartarat, kombinasi asam sitrat dan asam tartarat sering
digunakan. 0alam formulasi jika hanya terdapat asam sitrat saja
menghasilkan !ampuran lengket yang sulit untuk pe!ah menjadi
granul, sedangkan jika asam tartarat digunakan sendiri, tablet
kehilangan kekompakan. atrium bikarbonat juga digunakan dalam
formulasi tablet sebagai buffer molekul obat asam lemah, sehingga
meningkatkan laju disolusi tablet dan mengurangi pelepasan di
lambung (<o&e et al., 200=).
). >aktosa
-inonim 5 'nhidrat =0@, anhidrat dire!t tablet (09), la!topress anhidrat,
la!topress anhidrat 2)0, la!tosum anhydri!um, lattosio, gula susu,
-uper 9ab 2+', -uper9ab 22', sa!!harum la!tis.
#emerian 5 >aktosa anhidrat berbentuk kristal atau serbuk putih.
?elarutan 5 >arut dalam air, sedikit larut dalam etanol (3)") dan eter.
9itik leleh 5 224.0*JC untuk anhidrat M(laktosa,
2)2.2*JC untuk anhidrat N(laktosa,
242.0*JC untuk laktosa anhidrat komersial.
#enggunaan pada formulasi dan teknologi 5
>aktosa anhidrat se!ara luas digunakan dalam tablet kompresi
langsung, sebagai pengisi dan pengikat. >aktosa anhidrat dapat
digunakan dengan obat yang memiliki kelembaban sensitif karena
laktosa memiliki kadar air rendah. >aktosa anhidrat ini juga dapat
digunakan dalam intra2ena suntikan. (<o&e et al., 200=).
=. #L#
-inonim 5 :+20+, kollidon, plasdone6 poli O+( (2(oCo(+(pirolidinil) etilenaP,
poly2idone, poli2inilpirolidon, po2idonum, po2ipharm, #L96 +(
2inil(2(
pyrrolidinone polimer.
#emerian 5 #o2idone berbentuk serbuk halus atau bubuk higroskopis ber&arna
putih krem(putih, tidak berbau atau hampir tidak berbau.
?elarutan 5 -angat larut dalam asam, kloroform, etanol (3)"), keton, metanol,
dan air6 praktis tidak larut dalam eter, hidrokarbon, dan minyak
mineral.
9itik leleh 5 @elembut pada suhu +)*JC
#enggunaan pada formulasi dan teknologi 5
0igunakan dalam berbagai formulasi sediaan farmasi, namun
terutama digunakan dalam bentuk sediaan padat. #ada tablet, larutan
#L# digunakan sebagai pengikat dalam proses granulasi basah. #L#
digunakan sebagai pelarut dalam formulasi parenteral, dan telah
ditunjukkan untuk meningkatkan pelepasan obat yang sukar larut dari
bentuk sediaan padat. (/(=) (<o&e et al., 200=).
7. @agnesium stearat
-inonim 5 magnesium distearate, magnesii stearas, magnesium o!tade!anoate,
asam oktadekanoat, magnesium garam, asam stearat, garam
magnesium.
#emerian 5 @agnesium stearat berbentuksangat halus, putih terang, memiliki
bobot isi rendah, memiliki bau samar asam stearat dan rasa yang khas.
-erbuk berminyak saat disenentuh mudah melekat pada kulit.
?elarutan 5 #raktis tidak larut dalam etanol, etanol (3)"), eter dan air, sedikit
larut dalam benzena hangat dan etanol hangat (3)")
9itik leleh 5 ++7 ( +)0JC
#enggunaan pada formulasi dan teknologi 5
@agnesium stearat se!ara luas digunakan dalam kosmetik, makanan,
dan formulasi sediaan farmasi. 8al ini terutama digunakan sebagai
lubrikan dalam
kapsul dan tablet. #enggunaan pada konsentrasi antara 0,2)" dan
),0" bDb (<o&e et al., 200=).
*. '!esulfam
-inonim 5 '!esulfame ?6 :3)06 =(methyl(4,/(dihydro(+,2,4(oCathiazin /(4H)(
one 2,2(
dioCide potassium salt.
#emerian 5 8ablur berbentuk kubus, tidak ber&arna atau serbuk hablur putih,
rasa manis.
?elarutan 5 -angat sukar larut dalam etanol, sukar larut dalam etanol ()0"),
larut dalam
air dingin, sangat mudah larut dalam air suhu 47JC.
#enggunaan pada formulasi dan teknologi 5
'!esulfam potasium digunakan sebagai pemanis dalam sediaan
kosmetik, makanan, dan sediaan farmasi lain, seperti dalam
!ampuran serbuk, tablet, dan !airan. @empunyai kekuatan manis
+*0(200 kali sukrosa. .8; menetapkan asupan harian (+ail"
,nta)e) a!esulfam potasium sampai +) mgDkg ,, sedangkan untuk
makanan yang mengandung obat adalah )00 mgDkg ,, (<o&e et
al.$ 200=). (<o&e et al., 200=).
2.5. Ekstraksi dengan Met$de Maserasi
:kstrak adalah sediaan sari pekat tumbuh E tumbuhan atau he&an yang diperoleh
dengan !ara melepaskan zat aktif dari masing E masing bahan obat, menggunakan
pelarut yang !o!ok, uapkan semua atau hampir semua dari pelarutnya dan sisa
endapan atau serbuk untuk penetappan standarnya ('nsel, +3*3).
:kstraksi merupakan suatu teknik pemisahan senya&a berdasarkan perbedaan
distribusi zat terlarut diantara dua pelarut yang tidak saling ber!ampur. #roses
pemisahan senya&a dalam simplisia menggunakan pelarut yang sesuai dengan sifat
senya&a yang akan dipisahkan. #emilihan metode yang tepat tergantung pada
tekstur, kandungan air tanaman yang diekstraksi dan jenis senya&a yang akan
diisolasi. #rinsip dari pemisahan senya&a ini adalah li)e dissolve li)e yaitu pelarut
polar akan melarutkan senya&a 2/ polar, pelarut nonpolar akan melarutkan senya&a
non polar dan pelarut organik akan melarutkan senya&a organik (8arborne, +33=).
@aserasi adalah proses pengekstrakan simplisia dengan menggunakan pelarut
dengan beberapa kali pengo!okan atau pengadukan pada temperatur ruangan
(kamar). Cairan penyari akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel
yang mengandung zat aktif yang akan larut, karena adanya perbedaan konsentrasi
antara larutan zat aktif di dalam sel dan di luar sel maka larutan terpekat didesak
keluar (0itjen #;@, 2000).
2.6. Ui "r$)at$grafi La-is Ti-is 1"LT2
?romatografi lapis tipis adalah metode kromatografi !air yang paling sederhana.
#ada ?romatografi lapis tipis dan kromatografi kertas serupa dalam hal fase diamnya
berupa lapisan tipis dan fase geraknya mengalir karena kerja kapiler. #erbedaannya
dalam sifat dan fungsi fase diam. #ada ?>9, fase !air lapisan tipis (tebal 0,+(2 mm)
yang terdiri dari bahan padat yang dilapiskan kepada permukaan penyangga datar
yang biasanya terbuat dari ka!a, tapi dapat pula terbuat dari pelat polimer atau
logam. >apisan melekat kepada permukaan dengan bantuan bahan pengikat,
biasanya Ca-;
/
atau amilum (pati) (Gritter et al., +33+).
#emisahan komponen kimia atas dasar perbedaan absorpsi dan partisi oleh fase
diam (adsorben) dan fase gerak (eluen). 'dsorben adalah bahan padat yang
diletakkan pada lempeng gelas, lempeng logam atau lempeng plastik se!ara seragam
dengan ketebalan lebih kurang 0,2) mm. :luen merupakan !airan atau !ampuran
!airan yang dikenal sebagai pelarut pengembang atau pelarut pengembang !ampur
komponen kimia yang bergerak naik mengikuti fase gerak karena ada daya serap
adsorben terhadap komponen(komponen kimia tidak sama sehingga komponen
kimia dapat bergerak dengan ke!epatan yang berbeda berdasarkan tingkat
kepolarannya, hal inilah yang menyebabkan pemisahan. #emilihan eluen dipengaruhi
oleh ma!am dan polaritas zat(zat kimia yang dipisahkan (-udjadi,+3**).
#emilihan sistem pelarut dan komposisi lapis tipis ditentukan oleh prinsip
kromatografi yang akan digunakan. #ada penetesan sampel yang akan dipisahkan
digunakan suatu mikro(syringe (penyuntik berukuran mikro). -ampel diteteskan
pada salah satu bagian tepi pelat kromatografi (sebanyak 0,0+ E +0 Qg zat). #elarut
harus nonpolar dan mudah menguap. ?olom(kolom dalam pelat dapat di!iptakan
dengan mengerok lapisan 2ertikal searah gerakan pelarut. 9eknik as!ending
digunakan untuk melaksanakan pemisahan yang dilakukan pada temperature kamar,
sampai permukaan pelarut men!apai tinggi +) E +* !m. .aktu yang diperlukan
antara 20 E /0 menit. -emua teknik yang digunakan untuk kromatografi kertas dapat
dipakai juga untuk kromatografi lapis tipis. <esolusi ?>9 jauh lebih tinggi dari pada
kromatografi kertas karena laju difusi yang luar biasa ke!ilnya pada lapisan
pengadsorpsi (?hopkar, 200*).
Gat(zat ber&arna dapat terlihat langsung, tetapi dapat juga digunakan reagent
penyemprot untuk dapat melihat ber!ak suatu zat. 'sam kromat sering digunakan
untuk zat organik. 0emikian juga penandaan se!ara radiokimia juga dapat
digunakan, untuk menempatkan posisi suatu zat, reagent dapat juga disemprotkan
pada bagian tepis saja. ,agian yang lainnya dapat diperoleh kembali tanpa
pengotoran dari reagent dengan pengerokan setelah pemisahan selesai (?hopkar,
200*).
-etelah noda dikembangkan dan di2isualisasikan, identitas noda dinyatakan
dengan harga <f (<etordation Ba!tor) yang didefinisikan sebagai rasio jarak noda
terhadap titik a&al dibagi jarak eluen terhadap titik a&al. -e!ara matematis dapat
ditulis5
dengan l R jarak noda dari titik a&al ke titik akhir setelah proses pengembangan dan
h R jarak eluen dari titik a&al ke batas akhir eluen. 8arga <f berkisar antara 0 (
0,333. Baktor(faktor yang mempengaruhi gerakan noda dalam kromatografi lapis
tipis sehingga mempengaruhi harga <f antara lain struktur kimia senya&a yang
dipisahkan, sifat penyerap, tebal dan kerapatan lapisan penyerap, pelarut (fasa
gerak), derajat kejenuhan, teknik pemisahan, jumlah !uplikan, dan suhu
(-astrohamidjojo, +33+)
2.7. Ui "esukaan 1Hedonic Test2
%ji kesukaan disebut juga uji hedonil merupakan pengujian terhadap suatu
sampel yang melibatkan sejumlah panelis yang diminta pendapatnya (respon) se!ara
spontan tentang sampel yang diuji. #rosedur pelaksanaan uji kesukaan ini adalah
menyajikan sampel se!ara satu persatu kepada panelis, kemudian panelis akan
diminta menilai kualitas sampel tersebut berdasarkan skala nilai yang telah
disediakan. -kala nilai yang sering digunakan berupa skala numerik beserta
keterangan 2erbalnya. -kala nilai yang diberikan dalam bentuk skaa numerik dapat
dilihat pada 9abel 2.+ (?artika, +3**).
9abel 2.+ -kala ilai dalam ,entuk umerik pada %ji
?esukaan (?artika, +3**)
ilai ?eterangan
)
/
4
2
+
-angat suka
-uka
'gak suka
9idak suka
-angat tidak suka
BAB III
MET3DE PENELITIAN
3.1 Alat
'lat(alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain, maserator, alat(alat gelas,
rotavapor, timbangan analitik (0ragon 20/), timbangan kasar (;8'%-), pangayak
mes! += dan +/, alat susut pengeringan (;8'%-), alat pengukur ke!epatan alir dan
sudut istirahat, tap densit"$ stop -atc!, pelat silika gel =0 GB2)/ (@erk), bejana
kromatografi, rotapavor$ -ater &at!$ piknometer, desikator, lampu ultra2iolet (S R
2)/ dan 4== nm), krus silikat, p8 meter, jangka sorong, !ardness tester, fria&ilitator
tester, mesin tablet single punc! dan alat(alat lain yang biasa digunakan di
laboratorium.
3.2 Bahan
,ahan(bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain simplisia herba
seledri (Apium graveolens >.), etanol 3)", laktosa, #L#, asam sitrat, asam tartarat,
natrium bikarbonat, a!esulfam, magnesium stearat, oleum menthae piperita,
kloroform, toluen, asam klorida en!er dan aHuades.
3.3 Met$de Penelitian
@etode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian di laboratorium
(e.perimental la&orator"). 9ahapan penelitian meliputi pengumpulan, determinasi,
dan pengolahan bahan menjadi simplisia, ekstraksi herba seledri dengan metode
maserasi menggunakan pelarut etanol 3)", pengujian kadar air ekstrak seledri,
penafisan fitokimia ekstrak seledri, formulasi tablet effervescent menggunakan
metode granulasi basah, e2aluasi fisik massa !etak tablet effervescent, pen!etakan
tablet effervescent, e2aluasi fisik sediaan tablet effervescent, uji stabilitas sediaan
tablet effervescent, uji kualitatif sediaan tablet effervescent dengan ?>9
(?romatografi >apis 9ipis), dan uji kesukaan sediaan tablet effervescent (Hedonic
est).
3.3.1 Pengu)-ulan dan Deter)inasi Tana)an
%ntuk mengetahui identitas tanaman yang digunakan dalam penelitian maka perlu
dilakukan determinasi tanaman. 9anaman seledri segar didapat #erkebunan Ci&idey,
,andung. 0eterminasi tanaman dilakukan di >aboratorium 9aksonomi 9umbuhan
jurusan ,iologi B@1#' %npad, $atinangor.
3.3.2 Ekstraksi (eledri
-implisia herba seledri diekstraksi dengan metode maserasi, pelarut yang
digunakan adalah etanol 3)". #ada saat proses ekstraksi serbuk simplisia harus
terendam dalam maserator. @aserasi dilakukan selama 4 C 2/ jam, setiap 2/ jam
maserat dikumpulkan dan dilakukan remaserasi dengan larutan etanol 3)" yang
baru. @aserat dipekatkan dengan rotavapor, penguapan dilanjutkan menggunakan
-ater &at! (/0JC) hingga berat ekstrak konstan dan menjadi ekstrak kental.
3.3.3 Peneta-an Para)eter (tandar Ekstrak
#engujian penetapan parameter standarisasi ekstrak meliputi pengujian5
a. #arameter on(spesifik
+. ,obot $enis :kstrak
#iknometer dengan 2olume tertentu yang telah di!u!i kering dan bersih
ditimbang. ?emudian piknometer diisi penuh dengan air dan ditimbang ulang,
kerapatan air dapat ditentukan. ?emudian piknometer dikosongkan kembali dan
diisi penuh dengan ekstrak, lalu ditimbang, @elalui berat ekstrak yang
mempunyai 2olume tertentu dapat ditetapkan kerapatan ekstrak. ,obot jenis
ekstrak ditentukan menggunakan persamaan5
2. ?adar 'ir :kstrak
?e dalam labu bersih dan kering dimasukkan sejumlah ekstrak kental yang telah
ditimbang seksama kemudian tambahkan 200 m> toluen, hubungkan alat.
9uangkan toluen ke dalam labu penerima melalui alat pendingin. #anaskan labu
hati(hati selama +) menit. -etelah toluen mendidih, suling dengan ke!epatan lebih
kurang 2 tetes tiap detik, hingga sebagian air tersuling, kemudian naikkan
ke!epatan penyulingan hingga / tetes tiap detik. -etelah semua air tersuling,
biarkan tabung penerima mendingin hingga suhu kamar. -etelah air dan toluen
memisah sempurna, ba!a 2olume air. 8itung kadar air dalam " 2Db sebagai
berikut 5
4. ?adar 'bu 9otal
-ejumlah 2 sampai 4 gram ekstrak ditimbang dengan seksama, kemudian
dimasukkan ke dalam krus silikat yang telah dipijar dan ditara, dipijarkan
perlahan(lahan hingga arang habis, selanjutnya didinginkan dalam desikator, serta
ditimbang berat sisa abu. ?adar abu dihitung terhadap berat bahan uji, dalam
persen berat sampel a&al.
/. ?adar 'bu 9idak >arut 'sam
'bu yang diperoleh dari penetapan kadar abu, kemudian dididihkan dengan 2) ml
asam klorida en!er # selama ) menit, bagian yang tidak larut asam dikumpulkan,
disaring melalui kertas saring bebas abu, di!u!i dengan air panas, dipijarkan
dalam krus hingga bobot tetap, ditentukan kadar abu yang tidak larut asam
terhadap berat bahan uji dalam persen terhadap berat sampel a&al.
). -usut #engeringan
-ejumlah +(2 gram ekstrak ditimbang se!ara seksama kemudian dimasukka ke
dalam !a&an penguap yang telah ditara. -ebelum ditara, !a&an dipanaskan pada
suhu +0)JC selama 40 menit. :kstrak diratakan di dalam !a&an penguap dengan
bantuan batang pengaduk kenudian dimasukkan ke dalam o2en pengering.
:kstrak dikeringkan pada suhu +0)JC sampai didapatkan bobot yang tetap.
b. #arameter -pesifik
+. #emeriksaan ;rganoleptik
#emeriksaan organoleptik, meliputi bentuk, &arna, rasa dan bau. #egujian ini
dilakukan dengan menggunakan pan!a indera langsung.
2. ?adar -ari >arut 'ir
-ejumlah ) gram ekstrak disari selama 2/ jam dengan +00 ml air(kloroform >#,
menggunakan labu bersumbat sambil berkali(kali diko!ok selama = jam pertama
dan kemudian dibiarkan selama +* jam, kemudian disaring. 0iuapkan 20 ml
filtrat hingga kering dalam !a&an penguap, residu dipanaskan pada suhu +0)JC
hingga bobot tetap. 0ihitung kadar dalam persen senya&a yang larut dalam air
terhadap berat ekstrak a&al.
2. ?adar -ari >arut :tanol
-ejumlah ) gram ekstrak dimaserasi selama 2/ jam dengan +00 ml etanol 3)"
menggunakan labu bersumbat sambil berkali(kali diko!ok selama = jam pertama
dan kemudian dibiarkan selama +* jam. 0isaring !epat dengan menghindari
penguapan etanol, kemudian diuapkan 20 ml filtrat hingga kering dalam !a&an
penguap yang telah ditera, residu dipanaskan pada suhu +0)JC hingga bobot
tetap. 0ihitung kadar dalam persen senya&a yang larut dalam etanol terhadap
berat ekstrak a&al.
3.3.# *$r)ulasi dan Pen4etakan Ta0let Effervescent
#enentuan formulasi tablet effervescent yang digunakan dalam penelitian ini
merupakan modifikasi formulasi dari :l(hassan et al., (20+2). @odifikasi dilakukan
terhadap jenis ekstrak, jenis pengikat tablet, konsentrasi asam sitrat, asam tartarat
dan natrium karbonat yang sering disebut effervescent mi..
#ada penelitian ini perlakuan yang akan diujikan yaitu 2ariasi konsentrasi
effervescent mi. terhadap berat total tablet effervescent (T / gram). #erbandingan
asam sitrat 5 asam tartarat 5 natrium karbonat yang digunakan pada formulasi :l(
hassan et al., (20+2) dari adalah tetap yaitu += 5 4+ 5 )4.
#ada penelitian ini diperoleh tiga formula tablet effervescent dengan 2ariasi
konsentrasi effervescent mi. . Bormula dapat dilihat pada 9abel 4.+.
9abel 4.+ Bormula 9ablet (ffervescent :kstrak -eledri
?omponen B+ (") B2 (") B4 (")
:kstrak seledri
>aktosa
'sam sitrat
'sam tartarat
a bikarbonat
#L#
@g stearat
'!esulfam
;l. menthae piperitae
+0
/2.)
7
+4.)
24
2
0.)
+
0.)
+0
4=
*
+).)
2=.)
2
0.)
+
0.)
+0
23
3
+7.7
40.4
2
0.)
+
0.)

9ablet effervescent dibuat dengan metode granulasi basah langkah pertama yaitu
ekstrak seledri ditambahkan laktosa digerus hingga homogen, ditambahkan
a!esulfam dan natrium bikarbonat digerus hingga homogen (!ampuran a). >arutan
#L# dibuat dengan penambahan etanol 3)", kemudian ditambahkan kedalam
!ampuran a, diaduk hingga membentuk massa yang dapat dikepal. Campuran diayak
dengan ayakan mesh +/ kemudian dikeringkan dalam lemari pengering pada suhu
/0()0JC selama +* jam (!ampuran b). Campuran b selanjutnya ditambahkan asam
sitrat dan asam tartarat, kemudian digranulasi dengan ayakan mesh +=. ;leum
menthae piperitae dan magnesium stearat ditambahkan ke dalam granul dan
dihomogenkan. -elanjutnya dilakukan e2aluasi granul. Granul yang telah die2aluasi,
dikempa menjadi tablet dengan mesin tablet single punc! dan terakhir dilakukan uji
e2aluasi tablet.
3.3.% E/aluasi *isik Massa 5etak Ta0let Effervescent 1+ranul2
9ujuan dari e2alusi massa granul adalah untuk mengetahui kualitas dari granul
yang telah dibuat sesuai dengan persyaratan granul menurut 'ulton (2002),
diantaranya5
+. -usut pengeringan /0oss on +r"ing1
-ejumlah +0 gram granul instan ditempatkan pada bagian pengeringan dalam alat
moisture &alance dengan suhu di atas /)JC hingga massanya tetap. ?adar susut
pengeringan yang baik adalah diba&ah +0" ('ulton, 2002). #erhitungan kadar
susut pengeringan dihitung dengan menggunakan rumus5
2. ?e!epatan 'lir dan -udut 1stirahat
Granul yang telah kering ditimbang sebanyak 2) gram, lalu dimasukkan ke dalam
!orong yang bagian ba&ahnya tertutup. ?emudian bagian ba&ah !orong dibuka
sehingga granul dapat mengalir di atas meja yang telah dilapisi kertas. .aktu alir
granul ditentukan pada saat granul mulai mengalir sampai granul berhenti
mengalir menggunakan stop&at!h. ?e!epatan alir dihitung dengan rumus 5
-udut istirahat diperoleh dengan mengukur tinggi dan diameter tumpukan granul
yang terbentuk. 0igunakan rumus berikut5
?eterangan 5 M R sudut istirahat
h R tinggi tumpukan granul
0 R diameter tumpukan granul
9abel 4.2 ?e!epatan alir dan tipe aliran serbuk ('ulton, 2002).
?e!epatan 'lir (gDs) 9ipe 'liran
U+0
/(+0
+.=(/
V+.=
-angat baik
,aikDmudah
-ukar
-angat sukar
9abel 4.4 -udut istirahat dan tipe aliran serbuk ('ulton, 2002).
-udut 1stirahat 9ipe 'liran
V2)
2)(40
40(/0
U/0
-angat baik
,aik
,uruk
-angat buruk
/. ?ompresibilitas Granul
:ranul seberat /& g dituang pelan2pelan ke dalam gelas ukur
dan dicatat sebagai 7o (ml). :elas ukur dipasang pada alat &ul)
densit" tester dan motor dihidupkan. erubahan (olum dicatat
setelah pengetapan (7t) dengan t ; 1&, /& dan 1&& ketukan.
engurangan (olume granul akibat pengetapan dinyatakan
dengan rumus"
?eterangan 5 Lo R Lolume a&al
Lk R Lolume setelah ketukan
9abel 4./ 1ndeks ?onsolidasi Carr ('ulton, 2002)
?ompresibilitas (") -ifat 'liran
)(+2
+2(+=
+*(2+
24(2*
2*(4)
U/0
-angat ,aik
,aik
Cukup
?urang
-angat ?urang
-angat ,uruk
3.3.6 E/aluasi *isik Ta0let Effervescent
:2aluasi fisik tablet effervescent bertujuan untuk mengetahui sifat fisik tablet
effervescent yang telah dibuat, meliputi pengukuran p8 larutan, keseragaman
ukuran, keseragaman bobot, kekerasan tablet, friabilitas tablet, dan &aktu larut
tablet.
+. #engukuran p8 larutan
#ebuah tablet dilarutkan dalam %&& ml a<uadest kemudian
diambil 1&& ml. -elanjutnya disiapkan p8 meter yang telah dikalibrasi dengan
&uffer p8 / dan 7. 'lat p8 meter dimasukkan ke dalam larutan granul instan,
kemudian p8 yang terukur di!atat.
2. ?eseragaman ukuran
0ua puluh tablet diambil se!ara a!ak dan diukur diameter serta tebal
masingmasing tablet dengan jangka sorong. ?e!uali dinyatakan lain, diameter
tablet tidak lebih dari 4 kali dan tidak kurang dari + kali tebal tablet.
4. ?eseragaman bobot
0ua puluh tablet diambil se!ara a!ak dan dibersihkan dari debu kemudian
ditimbang satu persatu dan dihitung bobot rata(ratanya. $ika ditimbang satu
persatu, tidak boleh lebih dari 2 tablet bobotnya masing masing menyimpang dari
bobot rataratanya lebih besar dari harga yang ditetapkan kolom ' dan tidak satu
tablet pun yang bobotnya menyimpang dari bobot rata(ratanya lebih besar dari
harga yang ditetapkan kolom ,.
9abel 4.) persyaratan %ji ?eseragaman ,obot
,obot <ata <ata #enyimpangan ,obot <ata <ata (")
' ,
2) mg atau kurang +)" 40"
2= mg sampai +)0 mg
+)+ mg sampai 4)0 mg
>ebih dari 400 mg
+0"
7.)"
)"
20"
+)"
+0"
/. ?ekerasan tablet
0ilakukan uji kekerasan tablet satu per(satu sampai 20 tablet dengan alat hardness
tester. 9ablet diletakkan diantara an2il dengan plat datar yang diam dan dijepit
dengan memutar alat penekan. 'ngka yang ditunjukkan oleh jarum penunjuk pada
skala dinyatakan sebagai titik nol. 'lat penekan diputar sampai tablet retak atau
pe!ah dan angka pada skala di!atat. -yarat kekerasan tablet =(+2 kg.
). Briabilitas tablet
@embersihkan 20 tablet dari debu yang melekat pada tablet, kemudian ditimbang
(a gram), lalu dimasukkan ke dalam alat friabilator. 'lat diputar selama / menit
dengan ke!epatan 2) rpm. -etelah itu tablet dikeluarkan dari alat, dibersihkan dari
debu, kemudian timbang (b gram).
=. .aktu larut tablet
'lat terdiri atas sebuah gelas yang berisi air sebanyak 200 ml pada suhu 20JC dan
sebuah alat penghitung &aktu (stop-atc!). 0ua buah tablet dimasukkan kedalam
gelas, kemudai stop&at!h dinyalakan saat tablet dimasukkan kedalam gelas
hingga tablet larut sempurna. -yarat melarut tablet efer2esen adalah 2 tablet larut
sempurna dalam 200 ml air pada suhu +7,)JC W 2,)JC dalam &aktu ) menit.
3.3.7 Ui (ta0ilitas (ediaan Ta0let Effervescent.
#engujian tablet effervescent dilakukan dengan pengujian diper!epat, yang
didefinisikan sebagai metode 2alidasi untuk mengetahui stabilitas dari produk yang
mungkin bisa meprediksi lamanya penyimpanan produk pada kondisi yang
diperlakukan..
#engujian stabilitas tablet dilakukan pada suhu /0JC dengan kelembaban 7)"
dan pada suhu kamar, dalam kurun &aktu satu bulan. #engaruh suhu dan &aktu pada
karakteristik fisik tablet die2aluasi untuk menilai stabilitas dari formulasi.
3.3.8 Ui "ualitatif (ediaan +ranul Instan dengan "LT
-ediaan tablet effervescent harus dilakukan uji kualitatif yang bertujuan untuk
membandingkan pola kromatografi lapis tipis ekstrak seledri dengan tablet
effervescent sebelum dan sesudah proses pen!etakan.
#ada uji kualitatif ekstrak seledri dan tablet effervescent dilakukan dengan metode
kromatografi lapis tipis, menggunakan fase diam berupa pelat silika gel GB
2)/
.
:kstrak etanol seledri dan tablet effervescent dilarutkan terlebih dahulu
menggunakan pelarut etanol. >arutan yang dihasilkan ditutulkan pada pelat silika gel
GB
2)/
sebanyak 4 kali dengan menggunakan pipa kapiler pada garis + !m dari bagian
ba&ah pelat. #elat tersebut dimasukkan dalam bejana kromatografi yang berisi
pengembang (kloroform 5 etil asetat R + 5 + dan kloroform 5 etanol *) 5 +)) yang telah
dijenuhkan, kemudian dikembangkan sampai tanda batas yang telah ditentukan.
,atas akhir pengembang diberi tanda. ,er!ak diamati di ba&ah sinar %L 2)/ dan
4== nm, lalu ber!ak disemprot dengan penampang ber!ak yaitu 2anilin sulfat. #elat
yang telah disemprot kemudian dipanaskan. 9erakhir kemudian dihitung nilai <f nya
(-oesilo, +334).
3.3.19 Ui "esukaan 1Hedonic Test2
9erhadap 40 panelis diberikan beberapa formula granul instan yang telah diseduh
dengan air. %ntuk setiap pengujian formula, diberikan jeda kurang lebih 2 menit
untuk menetralkan indra penge!ap. #ernyataan tingkat kesukaan dinyatakan dalam
skala numerik dengan nilai + hingga ). ilai + menyatakan sangat tidak suka. ilai 2
menyatakan tidak suka, nilai 4 menyatakan agak suka, nilai / menyatakan suka, dan
nilai ) menyatakan sangat suka.

Anda mungkin juga menyukai