Anda di halaman 1dari 3

UJIAN AKHIR SEMESTER

(UAS)

IS 5001 METODOLOGI PENELITIAN

CONTOH KASUS PELANGGARAN ETIKA RESEARCH

Oleh : RICKY FERNANDEZ
NIM : 25713306





PROGRAM STUDI MAGISTER
PENGELOLAAN INFRASTRUKTUR AIR BERSIH DAN SANITASI
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Terbukti Plagiat, Guru Besar Diturunkan


Kamis, 25 Agustus 2011 | 03:49 WIB

Pekanbaru, Kompas - Sekretaris Senat Universitas Riau, Dr Yanuar, mengatakan, kasus
plagiarisme yang melibatkan Prof II telah diputus. Prof II diberi sanksi berupa penurunan
pangkat akademis, dari jabatan guru besar menjadi lektor kepala.

Sanksi telah dijatuhkan oleh sidang senat kemarin. Kami segera melaporkan kepada Menteri
Pendidikan Nasional dan Direktur J enderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti). Kelanjutan sanksi itu
tergantung Mendiknas dan Dirjen Dikti. Menurut kami, sanksi penurunan pangkat akademis
sudah sangat berat, kata dia, Rabu (24/8), di Pekanbaru.

II, mantan Dekan Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Riau, diputus bersalah atas
plagiarisme dalam sidang Komite Etik plus Guru Besar Senior pada Selasa (23/8). Ia terbukti
secara sengaja menjiplak buku berjudul Budaya Bahari karya J oko Pramono, terbitan Gramedia
(2005), menjadi buku berjudul Sejarah Maritim, terbitan ISBN (2008).

Yanuar yang juga Pembantu Rektor II Universitas Riau menyebutkan, kasus ini merupakan
pukulan berat bagi perguruan tingginya. Dia berharap kejadian serupa tidak terulang lagi. Senat
Universitas Riau juga menjatuhkan sanksi kepada Bn, dosen Sejarah FKIP Universitas Riau,
asisten II yang terlibat langsung dalam pembuatan buku.

Tidak menyangka

Mayjen Marinir (Purn) J oko Pramono, pengarang buku Budaya Bahari, yang dihubungi secara
terpisah, mengaku sudah mengetahui penjiplakan bukunya sekitar dua bulan lalu. J oko tidak
pernah menyangka bukunya dijiplak oleh seorang guru besar. Kejadian itu dianggapnya sebagai
science crime atau kejahatan terhadap ilmu pengetahuan.

Mulanya saya tidak menyangka, masak ada profesor mau menjiplak buku karangan saya yang
tidak profesional menulis buku. Saya dapat saja melaporkan profesor itu kepada polisi karena
penjiplakan termasuk pidana pencurian hak intelektual. Namun, saya tidak mau beliau
berhubungan dengan polisi. Saya hanya melaporkan ke Dirjen Dikti, Rektor Universitas Riau,
dan Gubernur Riau.

J oko mengatakan, buku itu yang berbeda hanyalah judul dan kata pengantar. Selebihnya, kata-
katanya sama, termasuk peta yang saya buat tentang Singosari dan Gajahmada, ujarnya.

Di J akarta, Dirjen Dikti Kementerian Pendidikan Nasional Djoko Santoso mengatakan, pihaknya
sebenarnya sudah sangat ketat memeriksa karya tulis dosen dalam melakukan sertifikasi dosen.
Namun, ternyata, masih terjadi plagiarisme dalam pembuatan buku. Sanksi yang djatuhkan
sudah cukup berat, kata Djoko.

http://bola.kompas.com/read/2011/08/25/03491454/Terbukti.Plagiat.Guru.Besar.Diturunkan








Komentar :
Plagiarisme adalah pekerjaan menjiplak atau menyadur suatu karya ilmiah dan
menjadikannya seolah-olah sebagai suatu hasil karyanya sendiri . Pada kasus diatas diperlihatkan
pelanggaran kode etika peneliti dalam bentuk plagiarisme yang dilakukan oleh seorang dosen
Universitas di Riau. Pelangaran yang dimaksud adalah terbukti menjiplak isi buku Budaya Bahari
karya Joko Pramono terbitan Gramedia (2005) menjadi buku berjudul Sejarah Maritim terbitan
ISBN (2008). Hal ini tentu jelas melanggar Peraturan Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia Nomor 06/E/2013 tentang Kode Etika Peneliti. Kode Etika Peneliti yang dilanggar
adalah kode kedelapan yang berbunyi : Peneliti menyebarkan informasi tertulis dari hasil
penelitiannya, informasi pendalaman pemahaman ilmiah dan/atau pengetahuan baru yang
terungkap dan diperolehnya, disampaikan ke dunia ilmu pengetahuan pertama kali dan sekali,
tanpa mengenal publikasi duplikasi atau berganda atau diulang-ulang.

Kode Etika Peneliti point kedelapan diatas menjelaskan bahwa penelitian yang dilakukan
oleh seorang peneliti harus benar-benar hasil pemikiran sendiri, bersifat hal baru dan belum
pernah diteliti dan dipublikasikan sebelumnya. Namun dalam kasus ini terlihat jelas bahwa
seorang dosen Unversitas Riau menjiplak hasil karya tulis Joko Pramono, setelah diperiksa
terbukti bahwa hasil penelitian dosen Universitas Riau persis sama dengan isi karya tulis Joko
Pramono, hanya berbeda pada bagian judul saja. Kasus ini sudah diselesaikan dengan pemberian
sanksi berupa penurunan pangkat akademis, dari jabatan Guru Besar menjadi Lektor Kepala
sesuai dengan Permen Diknas No 17 Tahun 2010 tentang Pencegahan Plagiasi dan Sanksi
Plagiasi yang berbunyi bahwa : teguran tertulis sampai dengan pengumuman terbuka kepada
masyarakat profesi serta rekomendasi pemecatan dari jabatan fungsional Peneliti dan/atau
pembatalan pengukuhan profesor riset.

Lolosnya sejumlah karya akademik dosen yang mengandung unsur pelanggaran etika
akademik seperti kejadian diatas adalah sebagai pertanda bahwa lemahnya mekanisme kontrol
dan penelahaan kritis oleh pengelola jurnal, penerbit, dan institusi pendidikan itu sendiri. Selain
itu kelemahan pengawasan dari Dirjen Dikti Kementerian Pendidikan Nasional juga terlihat yang
menyatakan bahwa sudah melakukan pemeriksaan untuk setiap karya tulis atau penelitian
ilmiah untuk sertfikasi dosen, tetapi pelanggaran etika peneliti seperti kasus ini masih saja
terjadi.

Untuk mencegah terjadinya plagiarisme dalam sebuah penelitian, dapat dilakukan hal-hal
diantarannya sebagai berikut :
1. Pemberian Sanksi Yang J elas dan Tegas
Plagiarisme akademik merupakan tindakan tercela yang mencoreng nama baik
pendidikan. Karena itu, para plagiatornya harus diberi sanksi keras. Selain menghukum
para penjiplaknya, sanksi itu juga dimaksudkan memberi efek jera agar tidak melakukan
perbuatan tercela tersebut di masa-masa mendatang.
2. Melakukan proses edukasi secara berkelanjutan tentang norma-norma atau etika penulisan
ilmiah kepada para dosen dan mahasiswa, serta kepada para pengelola perguruan tinggi di
seluruh Indonesia
Dalam banyak kasus plagiarisme akademik ditemukan bahwa para pelakunya ternyata
tidak mengetahui kalau menyontek hasil karya orang lain menjadi hasil karya sendiri
adalah sesuatu yang dilarang.

Anda mungkin juga menyukai