Anda di halaman 1dari 2

almanhaj.or.

id
Pandangan Islam Terhadap Pekerjaan Seorang Wanita Yang Dilakukan Bersama Laki-Laki
PANDAGAN ISLAM TERHADAP PEKERJAAN SEORANG WANITA YANG DILAKUKAN BERSAMA
DENGAN LAKI-LAKI
Oleh
Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz
Pertanyaan
Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz ditanya : Apa pandangan Islam tentang pekerjaan seorang wanita
bersama dengan laki-laki?
Jawaban
Seperti yang sudah diketahui keikutsertaan seorang wanita untuk bekerja dalam lapangan pekerjaan seorang
laki-laki akan menyebabkan percampuran dalam pergaulan yang tercela dan berdua-duan dengannya. Dan hal
tersebut adalah perkara yang sangat vital sekali, yang akibatnya juga sangat fatal dan hasilnya buruk serta
akibatnya tidak baik, yakni bertentangan dengan dalil-dalil Islam yang menyuruh wanita untuk tetap berada di
rumahnya dan mengerjakan pekerjaan yang dikhususkan dan diciptakan Allah untuknya agar menjadikannya
jauh dari ikhtilath. Adapun dalil-dalil yang jelas dan shahih yang menunjukkan atas haramnya berduaan
dengan selain mahram dan melihatnya serta sarana-sarana yang menjadi perantara untuk terlaksananya
perbuatan yang diharamkan oleh Allah. Dalil-dalil yang banyak, jelas memutuskan percampuran yang
menyebabkan perbuatan yang akibatnya tidak terpuji di antaranya adalah firman Allah Subhanahu wa Taala.
Artinya : Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti
orang-orang Jahiliyah yang terdahulu dan dirikanlah shalat, tunaikan zakat, dan taatilah Allah dan RasulNya
sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan
kamu sebersih-bersihnya. Dan ingatlah apa yang dibacakan di rumahmu dari ayat-ayat Allah dan hikmah
(sunnah Nabi) sesungguhnya Allah adalah Mahalembut laga Maha Mengetahui [Al-Ahzab : 33-34]
Artinya : Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin
hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka yang demekian itu supaya mereka lebih
mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang [Al-Ahzab : 59]
Artinya : Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman hendaklah mereka menahan pandangannya dan
memelihara kemaluannya yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang mereka perbuat. Katakanlah kepada wanita yang beriman hendaklah mereka menahan
pandangannya dan memelihara kemaluannya dan janganlah mereka menampakkan perhiasannnya kecuali
yang (biasa) nampak daripadanya dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya dan
janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka atau ayah mereka atau ayah suami
mereka atau putera-putera mereka atau putera-putera suami mereka [An-Nu ; 30-31]
Artinya : Apabila kamu meminta sesuatu keperluan kepada mereka (isteri-isteri Nabi) maka mintalah dari
belakang tabir, cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka [Al-Ahzab : 53]
Halaman 1
almanhaj.or.id
Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda.
Artinya : Hindarilah bercampur dengan wanita (maksudnya selain mahram), dikatakan kepadanya, Wahai
Rasulullah, bagaimana pendapatmu tentang saudara ipar? Beliau menjawab : Saudara ipar bagaikan
kematian.
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam juga melarang untuk bedua-duaan dengan wanita selain mahram
secara umum seraya berkata.
Artinya : Sesungguhnya setan adalah orang ketiganya
Dan melarang wanita bepergian kecuali bersama mahramnya untuk menutup jalan kerusakan, menutup pintu
dosa, mencegah sebab-sebab kejahatan dan mencegah dua macam tipu daya setan berdasarkan ini, maka betul
apa yang dikatakan oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam
Artinya : Takutlah akan dunia dan wanita, karena fitnah pertama yang menimpa bani Israil adalah dari
wanita.
Seraya beliau bersabda.
Artinya : Saya tidak meninggalkan fitnah (godaan) yang lebih berbahaya bagi seorang laki-laki daripada
fitnah perempuan.
Ayat-ayat dan hadits-hadits ini adalah dalil-dalil yang menjelaskan kewajiban menjauhi ikhtilath yang
menyebabkan rusaknya keluarga dan hancurnya masyarakat. Dan ketika anda melihat kedudukan wanita di
beberapa negara Islam, maka anda akan dapati mereka telah menjadi hina dan tercela karena keluar rumahnya
yang menjadikannya mengerjakan hal-hal yang sebenarnya bukan tugasnya. Orang-orang yang berakal dari
negara-negara Barat telah menyeru keharusan untuk mengembalikan wanita kepada kedudukannya semula
yang telah disediakan oleh Allah dan diatur sesuai dengan fisik dan akalnya, tetapi seruan itu telah terlambat.
Sebenarnya lahan pekerjaan wanita di rumah atau di bidang pengajaran dan lainnya yang berhubungan dengan
wanita sudah cukup bagi wanita tanpa harus memasuki pekerjaan yang menjadi tugas para laki-laki. Kita
memohon kepada Allah agar menjaga negara kita, negara kaum muslimin semua dari tipu daya musuh dan
rencana-rencana mereka yang menghancurkan dan semoga Dia memberi taufik kepada kaum muslimin dan
pemimpinnya serta para penulis buku untuk membawa kaum wanita kepada jalan yang sesuai dengan
kedudukan mereka di dunia dan di akhirat sebagai pelaksanaan perintah dari Tuhan mereka dan Pencipta
mereka yang Maha Mengetahui kebutuhan mereka dan semoga Dia memberi taufik para pemimpin Islam
kepada jalan yang di dalamnya ada kemaslahatan manusia dan negara, serta dalam masalah kehidupan dan
tempat kembali (akhirat) dan melindungi kita dan orang-orang muslimin lainnya dari kesesatan fitnah dan
sebab-sebab kebencian, sesungguhnya Dia Maha Mengurusi hal tersebut dan menguasainya.
[Fatawa Marah, 2/94]
[Disalin dari kitab Al-Fatawa Al-Jamiah Lil Maratil Muslimah, Edisi Indonesia Fatwa-Fatwa Tentang
Wanita, Penyusun Amin bin Yahya Al-Wazan, Penerjemah Ahmad Amin Syihab, Penerbit Darul Haq]
(taken from http://almanhaj.or.id)
Halaman 2

Anda mungkin juga menyukai