Anda di halaman 1dari 22

MarginalisasiPerempuan

Berjilbab Perokok
(Analisis Wacana Kritis Sara Mills Mengenai Marginalisasi Perempuan Berjilbab
Dalam Buku Perempuan Berbicara Kretek Pada Sub Bab Rokok dan
Jilbab Karya Des Christy Tahun 2012)
Oleh : Vida Regina Uly Panjaitan
Latar Belakang Masalah

Perempuan
Rokok
Perempuan Berjilbab dan Rokok
Mengapa Teks Rokok dan Jilbab?











Rumusan Masalah Makro
Bagaimana marginalisasi perempuan
berjilbab perokok dalam buku
Perempuan Berbicara Kretek pada
sub bab Rokok dan Jilbab karya Des
Christy tahun 2012 ditinjau dari
analisis wacana kritis Sara Mills?

Rumusan Masalah
Rumusan Masalah

Rumusan Masalah Mikro
Bagaimana posisi subjek-objek dalam buku
Perempuan Berbicara Kretek pada sub bab Rokok dan
Jilbab karya Des Christy tahun 2012?
Bagaimana posisi penulis-pembaca dalam buku
Perempuan Berbicara Kretek pada sub bab Rokok dan
Jilbab karya Des Christy tahun 2012?

Tujuan Penelitian
Untuk Mengetahui:
*)Posisi Subjek- Objek
*)Posisi Penulis-Pembaca

Maksud Penelitian
Untuk mengkaji:
marginalisasi perempuan berjilbab
perokok dalam buku Perempuan Berbicara
Kretek pada sub bab Rokok dan Jilbab

Maksud dan Tujuan Penelitian







Kegunaan Penelitian Teoritis
Pengembangan ilmu pengetahuan kajian :
- ilmu komunikasi
- analisis wacana kritis

Kegunaan Penelitian Praktis
Bagi Peneliti
Bagi Akademik
Bagi Masyarakat

Kegunaan
Penelitian
Kerangka Pemikiran


Sumber : Analisis Peneliti, 2013

Posisi Pembaca
Analisis Wacana Kritis Sara Mills
Posisi Subjek-Objek
Feminisme Eksistensialis
Teks Rokok dan Jilbab
(Karya Des Christy, 2012)

Marginalisasi Perempuan Berjilbab Perokok
Teks Rokok dan Jilbab Karya Des Christy
Tahun 2012
Objek Penelitian
Metode Penelitian
Desain Penelitian:
Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif dengan
metode analisis wacana kritis
Sara Mills dari paradigma
kritis, termasuk dalam
perspektif interpretif
Studi Lapangan :
Wawancara Mendalam
(Indepth Interview)


Teknik Pengumpulan Data:
Studi Kepustakaan
Dokumentasi
Penelusuran Data Online


Teknik Penentuan Informan
(Teknik Purposive)

No. Nama Pekerjaan Keterangan

1.

Rhs
(Nama inisial sesuai
permintaan informan)


Guru Sekolah Swasta


Perempuan Berjilbab
Perokok


2.


Nisa Ayu Lestari Putri


Mahasiswi


Perempuan Berjilbab
Perokok


3.

Elisabeth Nophie
Dewi,PhD

Dosen Hubungan Internasional
UNPAR dan Koordinator Jaringan
Mitra Perempuan


Aktivis Perempuan

Teknik Penentuan Informan
(Teknik Purposive)

No
.
Nama Pekerjaan Keterangan
4. Frida Afriyani Kepala Sekolah Home
Schooling Group Khoiru Ummah
30
Ustadzah
5. Devi Friska
Situngkir
Mahasiswi Pembaca Teks Rokok dan
Jilbab
6. Des Christy Mahasiswi S2 Antropologi UGM Penulis Teks Rokok dan
Jilbab
Sumber : Arsip Peneliti, 2013

Sumber : Arsip Peneliti, 2013

Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan teknis
analisis data sebagai berikut :
Penyeleksian Data
Klasifikasi Data
Merumuskan Hasil Penelitian
Menganalisis Hasil Penelitian

Uji
Keabsahan
Data
Triangulasi Data
Menggunakan Bahan Referensi
Member Check
Uraian Rinci

Lokasi
dan
Waktu
Penelitian
Lokasi Penelitian:
Penelitian dilakukan di Kota
Bandung
Waktu Penelitian:
Penelitian dilaksanakan dari bulan
Februari 2013 hingga Juli 2013



Hasil Penelitian






Posisi Subjek-Objek
Subjek yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah adanya kekuasaan laki-laki dan
membudaya yakni disebut juga dengan
budaya patriarki yang telah ada sejak masa
dahulu. Kekuasaan yang dimiliki laki-laki
tersebut dapat mengambarkan akan citra
ideal perempuan (apa yang harus dan
wajar dilakukan perempuan dan apa yang
tidak wajar dan tidak boleh dilakukan
perempuan).

Objek dalam teks Rokok dan
Jilbab adalah perempuan
berjilbab perokok. Mereka
dimarginalkan oleh karena
dua posisinya sebagai objek:
Dimarginalkan oleh orang
lain yang bukan dirinya
Memarginalkan dirinya
sendiri atas identitasnya
sebagai perempuan
berjilbab perokok



Posisi Penulis-Pembaca
Penulis dalam teks Rokok dan Jilbab yakni Des
Christy melihat adanya ketimpangan simbol rokok
dan jilbab sehingga menghasilkan stigma-stigma
yang dilekatkan kepada perempuan berjilbab
perokok. Penulis mengidentifikasi dirinya pada
ketidaksetujuannya terhadap ketimpangan dan
berdampak pada ada stigma-stigma yang
memarginalkan perempuan berjilbab perokok

Pembaca teks rokok dan jilbab memiliki
kecenderungan mengklasifikasikan
dirinya pada kelompok yang memiliki
pemikiran bahwa perempuan berjibab
tabu untuk merokok.
Hasil Penelitian
Kesimpulan

Laki-Laki sebagai sang diri atau subjek dalam
teks Rokok dan Jilbab memiliki kekuasaan dan
demi melanggengkan kekuasaannya maka ia
mendefinisikan, menggambarkan citra ideal
perempuan berjilbab perokok sehingga
dilakukan konstruksi sosial, diyakini dan
disepakati dalam ranah sosial dan menjadi
budaya (patriarki).
Perempuan berjilbab perokok juga
memarginalkan dirinya sendiri dengan
mengakui pengambaran yang telah
dikonstruksikan oleh kekuasaan laki-laki
(subjek/sang diri) sehingga menerima akan
dirinya sebagai objek atau sang liyan. Hal ini
dikarenakan perempuan tidak memiliki
kekuasaan untuk melawan dari pembentukan
citra idealnya.




Posisi penulis dalam hal ini menjukan
keberpihakannya terhadap adanya
ketimpangan dalam realita sosial akan
stigma-stigma yang dilekatkan
masyarakat kepada perempuan
berjilbab perokok.
Pembaca teks ini memiliki
kecenderungan berada di dalam
kelompok yang ikut melabeli citra
perempuan berjilbab dan perilaku
merokok tersebut karena adanya
konstruksi sosial yang sulit untuk
dilepaskan dari pemikiran masyarakat
pada umumnya karena telah
membudaya.

Saran

Untuk peneliti selanjutnya yang
menggunakan analisis wacana kritis
Sara Mills harus dapat menyelami dan
mendalami bagaimana perempuan
diceritakan di dalam teks yang akan
diteliti. Dengan berawal dari
kecurigaan terhadap wacana yang
ditampilkan di dalam teks bernuansa
gender khususnya feminisme dan
kepentingan serta ideologi apa yang
terdapat di dalamnya, maka akan
mempermudah dalam membongkar
teks yang diteliti.


Kepada masyarakat luas, dengan
mengutip kata-kata dari Beavoir bahwa
cara penilaian terhadap manusia sangat
tidak masuk akal jika hanya menilainya
dari gender. Akan menjadi sebuah
keadilan jika menilai sesuatu hal itu
sesuai dengan keberadaannya, artinya
keberadaan dia ketika melakukan
sesuatu hal ataupun kemampuan
seseorang untuk melakukan sesuatu hal.
Hendaknya jangan telarlu cepat menilai
bahkan melekatkan sesuatu hal yang
negatif kepada perempuan berjilbab
perokok karena semua manusia dimata
Tuhan sama tanpa memandang gender
dan tidak ada satu orang pun yang dapat
menilai keimanan seseorang termasuk
dengan apa yang dikenakannya.

Dokumentasi
Penelitian

Wawancara
dengan Rhs

Wawancara dengan
Nisa Lestari Ayu Putri
Dokumentasi
Penelitian
Wawancara dengan
Elisabeth Nophie
Dewi, PhD
Foto Nisa Ayu Lestari
Putri
Dokumentasi
Penelitian
Wawancara dengan
Frida Afriyani
-Terimakasih-

Anda mungkin juga menyukai