Anda di halaman 1dari 10

IMUNOLOGI

PEMISAHAN ANTIGEN DAN ANTISERA

OLEH:
Rini Andriana
1101084
KELOMPOK I
TANGGAL PRAKTIKUM : 15 oktober 2014
DOSEN PEMBIMBING: Dra. SYILFIA HASTI, M.Farm, Apt

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU
2014

PEMERIKSAAN AVIDITAS DAN TITER ANTISERA

I.

TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui cara pemeriksaan aviditas dan titer antisera.


Untuk menghitung waktu ternya penggumpalan

II.

TINJAUAN PUSTAKA

Antiserum

(jamak:

antiserum)

adalah

serum

darah

yang

mengandung

poliklonalantibodi. Antiserum digunakan untuk menyampaikan pasif kekebalan


banyak penyakit. Transfusi antibodi pasif dari korban manusia sebelumnya adalah
pengobatan yang efektif hanya dikenal untuk Ebola infeksi (tetapi dengan tingkat
keberhasilan kecil).
Reaksi antigen-antibodi yang digunakan pada serologi diagnostic:
1.

Uji Presipitasi

Presipitasi terjadi antara molekul Ab dan Ag pada bentuk solubel. Pada pengujian ini
antigen berbentuk koloidal. Laju presipitasi sangat tergantung pada proporsi
antigen dan antibodi pada campuran. Terdapat beberapa cara pengujian pada
metode presipitasi, yakni:

Uji tabung

Dengan mencampur pada tabung, masukkan dilusi antigen atau antibodi dengan
jumlah tertentu. Dilusi dilakukan dari konsentrasi tinggi (tabung pertama) sampai
konsentrasi terendah (tabung terakhir). Presipitat timbul pada tabung yang
mengandung Ag dan Ab secara proporsional.

Presipitasi Cincin

Antigen dilapiskan pada serum (antibodi), terjadi difusi setelah mencapai ikatan
proporsional dengan antibodi akan menghasilkan presipitasi berbentuk cincin.

Difusi Gel

Pada pengujian ini memungkinkan antigen dan antubodi berdifusi perlahan dari
arah tertentu melalui gel. Pada cara ini homogenitas dan derajat kemurnian dari
berbagai antigen dapat diuji. Pita presipitasi terbentuk pada setiap antigen dapat
saling bertemu, atau bersilangan menunjukkan: bersambungan, antigen identik
secara imunologik (terhadap serum uji), bercabang: antigen berhubungan sebagian,
bersilangan: menunjukkan antigen tidak berhubungan.
2.

Metode difusi tunggal

Di sini anti serum dalam agar semi solid, zona buffer dari agar dan antigen terpisah
secara vertikal dalam tabung. Garis presipitasi terbentuk dalam zona buffer.
3.

Metode difusi ganda

Agar dituang pada plat. Di bagian tengah diisi antigen atau antiserum sedangkan
sera atau ekstrak di bagian tepi. Pita presipitasi terbentuk dalam gel pada posisi Ag
dan Ab mencapai proporsi optimal setelah berdifusi. Dapat dimodifikasi dengan uji
mikrodilusi menggunakan obyek gelas
4.

Immunoelektroforesis

Jika terdapat sejumlah Ag dalam larutan seperti serum, sulit memisahkan pita
presipitasi yang timbul pada setiap reaksi Ab-Ag, bila hanya menggunakan cara
difusi di atas. Komponen serum dipisahkan dengan elektroforesis dalam agar gel
dan antiserum dibiarkan berdifusi melalui komponen yang dihasilkan pada pita-pita
yang terbentuk.
5.

Elektroforesis roket

Merupakan metode kuantitatif, dilakukan elektroforesis antigen ke dalam gel yang


telah mengandung antibodi. Presipitasi yang terjadi berbentuk roket, panjang
masing-masing roket menunjukkan konsentrasi antigen.
6.

Immunodifusi radial tunggal

Antiserum monospesifik ditambahkan ke dalam gel, kemudian dituang pada slide


petridisk atau lempeng plastik. Dibuat lubang gel, larutan antigen dimasukkan pada
lubang. Terjadi difusi sehingga terbentuk zona sirkuler yang menunjukkan jarak
proporsional dengan jumlah antigen yang ditambahkan pada setiap lubang.
Kuantitasi antigen yang diperiksa diketahui dari perbandingan cincin presipitasi
dibandingkan dengan cincin presipitasi kontrol.
7.

Uji aglutinasi

Digunakan untuk antigen berukuran besar, pada reaksi ini antibodi dikontakkan
dengan antigen yang merupakan bagian permukaan suatu material misalnya
eritrosit, mikroorganisme atau partikel anorganik (polystyrenelatex) yang telah
dicoated dengan Ag. Reaksi Ab-Ag membentuk agregat yang dapat diamati atau
aglutinasi.

8.

Uji Litik

Uji ini tergantung pada proses lisis dari darah atau bakteri dari suatu sistem yang
mengandung antigen, direaksikan dengan antibodi dan komplemen. Antigen yang
digunakan berupa :

Sel (uji litik langsung)

Bahan yang diadsorbsikan pada eritrosit atau lekosit (uji litik tidak langsung)

Serological Inhibition Test

Untuk mendeteksi netralisasi antigen dan antibodi dengan mendemonstrasikan


hambatan pada reaksi tertentu yang secara normal terjadi pada antigen atau
organisme.
Aplikasi:

Deteksi antistreptolisin O

Animal protection tes

Viral haemagglutination inhibition

Viral neutralization test menggunakan CPE pada kultur

9.

Immunoflourescence

Cat

flourescence

atau

rhodamin

diikatkan

pada

antibodi

tanpa

merusak

spesifitasnya. Suatu konjugat dikombinasi dengan antigen (misalnya potongan


jaringan) dan diikat oleh antibodi akan tampak dengan mikroskop UV, distribusi Ag
pada jaringan atau sel.

10.

Skin Test

Memanfaatkan reaksi kulit sebagai indikator sistem. Ada dua cara:

Pasif, bila antigen dan serum diinokulasikan, misalnya menguji toksin-

antitoksin

Aktif, bila status immunologik diuji

Skin test digunakan untuk mengetahui adanya:

Antibodi terhadap bakteri

Reaksi alergi

11.

Antigen Binding Techniques

Metode ini digunakan untuk mengethui level antibodi dengan menentukan


kapasitas antiserum dalam kompleks dengan antigen radioaktif, atau dengan
mengukur jumlah immunoglobulin yang mengikat larutan antigen yang diberikan.
Ada dua macam cara pada metode ini:

Radioimmunoassay

Teknik Sandwich

III.

ALAT DAN BAHAN

ALAT :

Pipet tetes

Objek glass

Tabung reaksi 5 ml

Tusuk gigi

Stopwatch

BAHAN :

Larutan eritrosit 5% Gol A, B, AB, O

Larutan NaCL

IV.

PROSEDUR KERJA

1.

Uji aviditas antisera

Pengujian aviditas dilakukan terhadap antisera yang memberikan reaksi

aglutinasi terhadap antigen eritrosit reaksi (+) pada uji spesifitas.

Pengerjaan pengujian sama dengan uji spesifitas, tapi disini yang dihitung

berapa lama waktu yang diperlukan mulai di tetesi larutan eritrosit 5 % sampai
terbentuk aglutinasi.

Tabelkan waktu yang diperoleh untuk terjadi aglutinasi tersebut.

2.

Uji titer antisera

Pada rak, letakkan secara berurutan 10 buah tabung reaksi kecil yang

masing-masingnya telah di tandai dengan , sampai 1/512 dan K (kontrol).

Pada tabung reaksi ke 1 () sampai dengan tabung ke 9 (1/512

dimasukkan larutan NaCL sebanyak 0,2 ml (4 tetes) dan pada tabung K 8 ml.

Pada tabung reaksi ke 1 di tambahkan antisera (golongan A) sebanyak 0,2 ml

( 4 tetes), lalu aduk.

Ambil 0,2 ml ( 4 tetes ) larutan pada tabung ke 1 dan masukkan ke tabung

reaksi ke 2, aduk dan begitu seterusnya sampai tabung reaksi ke 9 dan tabung
reaksi ke 9 ini dibuang 0,2 ml (4 tetes).

Pada masing2 tabung reaksi di tambahkan suspensi eritrosit 5 % golongan B

sebanyak 0,005 ml (1 tetes)

Biarkan 10 ml , lalu disentrifugasi dengan kecepatan 1000 rpm selama 5

menit.

Amati pengenceran yang tertinggi yang masih mengalami aglutinasi.

V.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 4. Uji aviditas

Eritrosit

5%
Eritrosit
5%

Plasma A

Plasma B

Plasma O

Plasma AB

Plasma AB

+
8 25

+
3 20

+
3 8

+
9 36

+
3 27

B +
9 12

Eritrosit AB +
7 13
5%
Eritrosit

5%

Aviditas (avidity) adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan


kekuatan gabungan dari interaksi ikatan ganda (sebagai kontras dari afinitas, yang
menggambarkan kekuatan ikatan tunggal). Aviditas menggambarkan interaksi
antigen-antibodi, di mana ikatan lemah terbentuk antara antigen dan antibodi.
Secara individual mungkin lemah, namun ketika hadir pada saat yang sama, efek
keseluruhan

mengikat

kuat

antigen

dan

antibody

(kamus

kesehatan,com).

Pengujian ini termasuk uji kualitatif dengan menghitung waktu terbentuknya reaksi
aglutinasi.

Waktu yang dibutuhkan plasma B untuk bereaksi dengan eritrosit A 5% adalah 8


menit 25 detik. Dan waktu yang dibutuhkan plasma B untuk bereaksi dengan
eritrosit A 5% adalah 9 menit 36 detik. Namun waktu ini sangat individual,
tergantung dari sifat antibodinya.

Hasil Pengujian

PE

1/4

1/8

1/16

1/32

1/64

1/128

1/256

1/512

BA

Pada uji titer, konsentrasi plasma B diturunkan dari sampai 1/512. Pengamatan
ini bertujuan sampai batas mana pengenceran plasma B (antibodi B) efektif
terhadap ikatan antibodi-antigen. Dari hasil pengamatan, dari tabung 1 hingga 9
masih menunjukkan aktivitas ikatan antibodi-antigen (reaksi aglutinasi),hal ini
menunjukkan bahwa sampai dengan pengenceran 1/512 plasma B masih efektif
dalam menjalankan perannannya sebagai antibodi.

VI.

KESIMPULAN
Aviditas menggambarkan interaksi antigen-antibodi, di mana ikatan lemah

terbentuk antara antigen dan antibodi. Secara individual mungkin lemah, namun
ketika hadir pada saat yang sama, efek keseluruhan mengikat kuat antigen dan
antibody (kamus kesehatan,com). Pengujian ini termasuk uji kualitatif dengan
menghitung waktu terbentuknya reaksi aglutinasi.

Waktu yang dibutuhkan plasma B untuk bereaksi dengan eritrosit A 5%

adalah 8 menit 25 detik. Dan waktu yang dibutuhkan plasma B untuk bereaksi
dengan eritrosit A 5% adalah 9 menit 36 detik. Namun waktu ini sangat individual,
tergantung dari sifat antibodinya.

Untuk uji titer, masih terdapat antibody dalam konsentrasi terkecil yaitu

1/512. Hal ini menunjukkan bahwa dalam konsentrasi terkecil antibody masih
bekerja.

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Darah
http://analisqmateri.blogspot.com/2010/09/mikrositik.html
http://www.medicastore.com
http://stitidharma.org/golongan-darah/
http://smabiologi.blogspot.com/2013/09/apa-pengertian-antiserum.html

Anda mungkin juga menyukai