FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2014
1. Konsep dan level epidemiologi dalam PTM Pentingnya pengetahuan tentang Penyakit Tidak Menular (PTM) dilatarbelakangi dengan kecenderungan semakin meningkatnya prevalensi PTM dalam masyarakat, khususnya masyarakat Indonesia. Perubahan pola struktur masyarakat agraris ke masyarakat industri benyak memberi andil terhadap perubahan pola fertilitas, gaya hidup, dan sosial ekonomi yang pada gilirannya memacu semakin meningkatnya PTM. Keadaan perubahan pola penyakit dari penyakit menular ke penyakit tidak menular lebih dikenal dengan istilah Transisi Epidemiologi. Perhatian terhadap penyakit tidak menular semakin menular seiring dengan meningkatnya frekuensi kejadian penyakit di masyarakat. WHO membagi 3 penyebab utama kematian yaitu penyakit jantung coroner, diare dan stroke. Di Indonesia terjadi perubham pola penyakit yaitu dari penyakit menular ke penyakit tidak menular. Terjadinya perubahan pola penyakit ini berkaitan dengan beberapa hal yaitu : a. Perubahan struktur masyarakat yaitu dari agraris ke industry. b. Perubahan struktur penduduk yaitu penurunan anak usia muda dan peningkatan penduduk usia lanjut karena keberhasilan KB. c. Perbaikan dalam sanitasi lingkungan untuk menurunkan penyebaran penyakit menular d. Peningkatan tenaga kerja wanita karena emansipasi e. Peningkatan pelayanan kesehatan dalam memberantas penyakit infeksi. Serta meningkatkan life expectantion (umur harapan hidup) Ilmu yang mepelajari penyakit PTM di masyarakat serta yang Mempelajari distribusi dan faktor faktor mempengaruhi terjadinya PTM di masyarakat. Faktor risiko Adalah faktor yang meningkatkan risiko seseorang untuk terkena PTM tertentu.
2. Pengertian Penyakit Tidak Menular Istilah penyakit tidak menular dipakai dengan maksud untuk membedakan kelompok penyakit-penyakit lainnya yang tidak termasuk dalam penyakit menular. Pengelompokkan penyakit menular dalam sejarahnya lebih dulu menemukan istilah untuk dirinya ketika penyakit-penyakit tersebut sedang menyerang dunia dan masyarakat dengan cara menular. Penyakit-penyakit lainnya yang sifatnya tidak menular, dikelompokkan sebagai penyakit tidak menular. Penyakit tidak menular terjadi akibat interaksi antara agent (Non living agent) dengan host dalam hal ini manusia (faktor predisposisi, infeksi dll) dan lingkungan sekitar (source and vehicle of agent) Istilah PTM kurang lebih mempunyai kesamaan dengan beberpa sebutan lainnya seperti : a. Penyakit kronis Penyakit kronik dapat dipakai untuk PTM karena kelangsungan PTM biasanya bersifat kronik/menahun/lama. Namun ada pula PTM yang kelangsungannya mendadak/akut, misalnya ; Keracunan. WHO mempergunakan istilah penyakit kronis untuk penyakit-penyakit tidak menular. Yang dimaksud dengan penyakit kronis ini memang jenis-jenis penyakit yang bersifat kronis, dan tidak memperhatikannya dari segi apakah menular atau tidak. Penyakit kronis pada umumnya terjadi pada mereka yang telah hidup cukup lama untuk mengalaminya. Akan tetapi usia tidak selalu menjadi faktor penentunya. (Timmreck, 2005) b. Penyakit non infeksi Sebutan penyakit non-infeksi dipakai karena penyebab PTM biasanya bukan oleh Mikro-organisme. Namun tidak berarti tidak ada peranan mikro- organisme dalam terjadinya PTM. c. New communicable disease Hal ini disebabkan PTM dianggap dapat menular; yaitu melalui Gaya Hidup (Life Style). Gaya hidup dalam dunia modern dapat menular dengan caranya sendiri. Gaya hidup di dalamnya dapat menyangkut Pola Makan, Kehidupan Seksual, dan Komunikasi Global. Contoh ; perubahan pola makan telah mendorong perubahan peningkatan penyakit jantung yang berkaitan dengan makan berlebih yang mengandung kolesterol tinggi. d. Penyakit degenerative Disebut juga sebagai penyakit degeneratif karena kejadiannya berkaitan dengan proses degenerasi/ketuaan sehingga PTM banyak ditemukan pada usia lanjut. e. Penyakit perilaku Penyakit kardiovaskuler, penyakit jantung, kanker, kecelakaan, diabetes dan termasuk penyakit kronis yang disebabkan oleh perilaku. Penyakit kronis juga dapat terjadi akibat kelalaian dan perbuatan ceroboh. Contoh, tidak dapat memilih makanan yang tepat dan tidak berolahraga merupakan kelalain area penyakit kronis.
3. Karakteristik Penyakit Tidak Menular Berbeda dengan penyakit menular, PTM mempunyai beberapa karakteristik tersendiri seperti : a. Penularan penyakit tidak melalu suatu ranta penularan tertentu b. Masa inkubasi yang panjang dan laten c. Perlangsungan penyakit yang berlarut-larut (kronis) d. Banyak menghadapi kesulitan diagnosis e. Mempunyai variasi yang luas f. Memerlukan biaya yang tinggi dalam uaya pencegahan maupun penanggulangannya g. Faktor penyebabnya bermacam-macam (multikausal) bahkan tidak jelas
4. Riwayat alamiah Penyakit Tidak Menular a. Periode Induksi. Masa antara masuknya agen sampai proses terjadinya penyakit. b. Periode proses penyakit. Masa antara mulainya penyakit ditandai dengan perubahan biologis c. Periode penyakit belum terdeteksi d. Lead time. Masa antara dapat terdeteksinya penyakit dengan terdiagnosanya melalui gejala e. Periode laten. Masa dimana periode penyakit belum terdeteksi samapi periode lead time dilakukan uji laboratorium klinik dan merupakan masa inkubasi pada penyakit infeksi
5. Tingkat pencegahan Penyakit Tidak Menular Prinsip upaya pencegahan lebih baik dari sebatas pengobatan tetap juga berlaku dalam PTM. Dikenal juga keempat tingkah pencegahan seperti berikut ini: a. Pencegahan primordial Upaya ini dimaksudkan memberi kondisi pada masyarakat yang memungkinkan penyakit itu tidak mendapat dukungan dari kebiasaan gaya hidup dan faktor resiko lainnya. Upaya pencegahan ini sangat rancu dan tidak hanya merupakan upaya dari pihak kesehatan saja. Prakondisi harus diciptakan dengan multi mitra. Misalnya menciptakan prakondisi sehingga masyarakat merasa yakin bahwa rokok iti suatu kebiasaan yang kurang baik dan masyarakat mampu bersikap positif terhadap bukan perokok. Pada prinsipnya upaya pencegahan primordial adalah - Mempertahankan gaya hidup yang sudah ada dan bear dalam masyarakat - Melakukan modifikasi, penyesuaian terhadap resiko yang ada atau berlangsung dalam masyarakat Misalnya dengan diet asam lemak jenuh untuk pencegahan penyakit jantung. Upaya pencegahan primordial diarahkan untuk mempertahankan kebiasaan pola makan yang sudah ada atau membuat modifikasi cara makan yag sudah ada dengan tetap mendukung tujuan makanan yang mengandung asam lemak jenuh. b. Pencegahan tingkat pertama, yang meliputi : 1) Promosi kesehatan masyarakat misalnya kampanye kesadaran masyarakat, Promosi kesehatan, dan pendidikan kesehatan masyarakat. 2) Pencegahan khusus misalnya pencegahan keterpaparan, pemberian kemopreventif. c. Pencegahan tingkat kedua : 1) Diagnosis dini, misalnya dengan melakukan screening 2) Pengobatan, misalnya kemoterapi atau tindakan edah d. Pencegahan tingkat ketiga Meliputi rehabilitasi, misalnya perawatan rumah jompo, perawatan rumah orang sakit.
DAFTAR PUSTAKA
Eko Budiarto. 2003. Pengantar Epidemiologi. Jakarta: EGC. Noor Nasri Noor. 2000. Dasar Epidemiologi. Jakarta: Rineka Cipta. Thomas C. Timmreck. 2005. Epidemiologi Suatu Pengantar. Jakarta: EGC. Yahya, Rachmanuddin Chair. 2010. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular (PTM) Penyebab, Contoh Dan Pencegahan. http://www.jevuska.com/2010/06/20/epidemiologi-penyakit-tidak-menular- ptm/ diakses pada 23 Oktober 2014 Wuryanto, Arie. 2010. Epidemiologi PTM b http://arie_wuryanto.blog.undip.ac.id/files/2010/10/EPIDEMIOLOGI- PTM_b.pdf diakses pada 23 Oktober 2014 Bachtiar, Hafni. 2010. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. https://www.scribd.com/doc/202537649/Epidemiologi-Penyakit-Tidak- Menular diakses pada 23 Oktober 2014