Anda di halaman 1dari 14

Lanjutan

LUMBAL PUNKSI
Cairannya diukur dan diambil sample untuk mendapatkan
culture, gram stain, jumlah sel darah merah dan untuk
mengetahui adanya glukosa dan protein
Culture dan stain mengidentifikasi organisme
penyebab
Jumlah sel darah merah meningkat
Glukosa menurun
Konsentrasi protein meningkat
Culture darah
Culture hidung dan tenggorokan
TERAPEUTIC MANAGEMENT
Isolation precautions
Pemberian terapi antimikroba
Mempertahankan hidrasi yang optimum
Mempertahankan ventilasi
Mengurangi peningkatan TIK
Management dari shock
Mengontrol kejang
Mengontrol temperatur pada ekstrimitas
Koreksi anemia
Perawatan dari komplikasi
PERHATIAN PERAWAT
Melakukan precautions untuk melindungi anak dan
orang laindari kemungkinan infeksi .
Menjaga ruangan agar tidak bising dan menimpalkan
stimulus lingkungan.
Mencegah aktifitas yang menyebabkan nyeri/
meningkatkan ketidaknyamanan, seperti mengangkat
kepala anak.
Memberi dukungan pada keluarga
Berdiskusi dengan keluarga
Memberikan informasi tentang perkembang anak dan
semua prosedur yang akan dilakukan.
KOMPLIKASI
Dapat dikurangi dikurangi dengan diagnosis yang awal dan pemberian terapi
antimikrobial dengan cepat.
Bila infeksi meluas ke ventrikel, pus yang banyak (kental), adanya penekatan
pada bagian yang sempit obstruksi cairan cerebrospinal hydrocephalus
Perubahan yang dekstruktif ada pada kortex serebral dan adanya abses otak
infeksi langsung. Atau melalui penyebaran pembuluh darah.
Ketulian, kebutaan, kelemahan/paralysis dari otot-otot wajah atau otot-otot
yang lain pada kepala dan leher penyebaran infeksi pada daerah syaraf
cranial
Komplikasi yang serius biasanya diakibatkan oleh infeksi : meningococcal
sepsis atau meningococcemia
Syndrom water haouse-Friderichsen
Overwhelming septic shock
DIC
Perdarahan
Purpura
NEUROSENSORIK
gejala : sakit kepala (biasanya berupa gejala
pertama dan biasanya berat). Terasa kaku pada
semua persarafan yg kena, kehilangan sensasi (
kerusakan pd saraf kranial), meningkatnya
sensitifitas nyeri, kejang (pd meningitis
bakterial atau abses otak). Gangguan pada
penglihatan seperti fotophobia, ketulian dan
mungkin hipersensitif thd kebisingan.
PENGKAJIAN
tanda : perubahan status mental/tingkat
kesadaran letargik hingga koma, kehilangan
memori, sulit mengambil keputusan (dapat
merupakan gejala awal berkembangnya
hidrosefalus komunikan yg mengikuti
meningitis bakterial, kesulitan berkomunikasi),
mata unisokor atau tdk berespon pada cahaya,
karakteristik wajah (fasial) tjd perubahan pd
fungsi motorik, sensorik (saraf kranial 5 & 7
terkena), kejang umum atau lokal (abses otak),
kejang lobus temporal, otot hipotonia/flaxid
paralisis, hemiparese/hemiplegia
NYERI/ KENYAMANAN
gejala : sakit kepala (berdenyut hebat), dpt
diperburuk dg ketegangan leher/kaku
punggung, nyeri pada gerakan okuler, nyeri
tenggorokan
tanda ; perilaku distraksi/gelisah,
menangis/mengeluh
PERNAFASAN
gejala : adanya riwayat infeksi sinus/paru
(abses otak)
tanda : peningkatan kerja nafas, perubahan
mental, gelisah
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Kerusakan perfusi jaringan b.d adanya oedem
infark jaringan sekitar
Nyeri akut b.d adanya peningkatan TIK
G3 persepsi sensori b.d kelainan mata
Resti thd trauma b.d penurunan fungsi
sensorik/kelainan mata
Gangguan pertumbuhan dan perkembangan b.d
krusakan otak
FOKUS INTERVENSI
KERUSAKAN PERFUSI JARINGAN B.D
OEDEMA INFARK JARINGAN SEKITAR
Tujuan : mempertahankan tingkat kesadaran,
memperbaiki fungsi motorik/sensorik
Intervensi :
- pertahankan tirah baring dg posisi kepala min
datar , pantau TTV. Ras : perubahan tekanan
CSS merupakan resiko terjadinya herniasi
batang otak yg memerlukan tindakan segera
- Pantau status neurologis secara teratur dan
bandingkan dgn keadaan normal GCS. Ras :
kecenderungan ada perub tk kesadaran krn
peningkatan TIK, penyebaran dan perkembangan
kerusakan serebral
- Kaji adanya kaku kuduk, gemetar, gelisah yg
meningkat, kejang. Ras : merupakan indikasi
adanya iritasi meningen yg dpt terjadi saat fase
akut atau fase penyembuhan trauma otak

- Pantau TTV
Ras : normalnya auto regulasi mampu
mempertahankan darah serebral dg dampak
fluktuasi pd tek drh sistemik
- Kolaborasi pemberian diuretik osmotik dan
meninggikan kepala tempat tidur sekitar 15-45
sesuai toleransi/indikasi. Ras : peningkatan
aliran vena dari kepala akan menurunkan TIK

NYERI AKUT B.D PENINGKATAN TIK
Tujuan : nyeri hilang atau terkontrol, klien
rileks
Intervensi :
- Ciptakan lingkungan yang tenang. Ras :
menurunkan reaksi thd stimulus luar.
- Tingkatkan tirah baring, bantu kebutuhan
perawatan diri yang penting. Ras :
menurunkan gerakan yang dpt
meningkatkan nyeri

- Dukung untuk menentukan posisi yang
nyaman seperti kepala agak tinggi sedikit.
Ras : menurunkan iritasi meningeal,
ketidaknyamanan lbh lanjut.
- Berikan lat rentang gerak aktif/pasif scr
tepat, massase otot daerah leher/bahu
Ras : membantu merelaksasikan
ketegangan otot yang meningkatkan
nyeri/rasa tidak nyaman tersebut
- Beri kenyamanan pada pasien dengan
memberi bantalan pd tempat tidur
Ras : melindungi pasien bila terjadi kejang
- Pertahankan tirah baring selama fase akut.
Pindahkan dengan bantuan sesuai
membaiknya keadaan
Ras : menurunkan resiko jatuh atau
trauma ketika terjadi vertigo, ataksia

Anda mungkin juga menyukai