Kelas : X IPA 3 Kelompok : Anggota : .. ......................................................... .......................................................... .......................................................... ........................................................... 1 | S I F A T K E P E R I O D I K A N U N S U R
MATERI AJAR SIFAT KEPERIODIKAN UNSUR
I. Indikator Pencapaian Kompetensi a. Menjelaskan hubungan nomor atom dengan sifat keperiodikan unsur. b. Menjelaskan pengertian jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas elektron, dan keelektronegatifan c. Menganalisis kecenderungan sifat keperiodikan unsur dalam satu golongan atau periode berdasarkan data.
Sifat periodik adalah sifat yang berubah secara beraturan sesuai dengan kenaikan nomor atom yaitu dari kiri ke kanan dalam satu periode, atau dari atas ke bawah dalam satu golongan. Sifat-sifat periodik yang akan dibahas meliputi jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas elektron, keelektronegatifan, sifat logam dan non logam, serta kereaktifan.
1. Jari-jari Atom Jari-jari atom adalah jarak dari inti hingga kulit elektron terluar (lihat Gambar 1.1). Hubungan jari-jari atom dengan sistem periodik ditunjukkan oleh Gambar 1.2
Gambar 1.1 Jari-jari atom
2 | S I F A T K E P E R I O D I K A N U N S U R
Gambar 1.2 Hubungan jari-jari atom dengan nomor atom Gambar 1.2 secara jelas memperlihatkan kecenderungan jari-jari atom dalam sistem periodik. Dari atas ke bawah dalam satu golongan, jari-jari atom semakin besar. Dari kiri ke kanan dalam satu periode, jari-jari atom semakin kecil . Besar kecilnya jari-jari atom terutama ditentukan oleh dua faktor, yaitu jumlah kulit dan muatan inti. Untuk unsur-unsur segolongan, semakin banyak kulit atom, semakin besar jari-jarinya. Untuk unsur-unsur seperiode, semakin besar muatan inti, maka semakin kuat gaya tarik inti terhadap elektron, sehingga semakin kecil jari-jarinya.
3 | S I F A T K E P E R I O D I K A N U N S U R
Perhatikanlah jari-jari atom litium, berilium, natrium, dan magnesium dalam gambar berikut.
Gambar 1.3 Kecenderungan jari-jari atom. Jari-jari atom berilium lebih kecil daripada jari-jari atom litium, karena inti atom berilium lebih positif sehingga menarik elektron lebih kuat. Jari-jari atom natrium lebih besar daripada jari-jari atom litium, karena natrium mempunyai kulit atom lebih banyak daripada litium.
Menganalisa jari-jari atom Di antara unsur-unsur A, B, C, D, dan E berturut-turut dengan nomor atom 2, 9, 12, 15, dan 19. unsur manakah yang mempunyai jari-jari atom paling besar? Jawab: Seperti telah kita ketahui bahwa jari-jari atom bertambah besar ke arah kiri- bawah. Oleh karena itu, harus ditentukan posisi relatif unsur-unsur itu dalam sistem periodik, sehingga diketahui unsur mana yang terletak paling kiri dan Contoh : 4 | S I F A T K E P E R I O D I K A N U N S U R
paling bawah. Letak unsur dalam sistem periodik dapat ditentukan dari konfigurasi elektronnya. Unsur Nomor Atom Konfigurasi elektron Periode Golongan A B C D E 2 9 12 15 19 2 2 7 2 8 2 2 8 5 2 8 8 1 1 2 3 3 4 VIIIA VIIA IIA VA IA
Jadi, posisi relatif unsur-unsur itu dalam adalah sistem periodik sebagai berikut. IA IIA VA VIIA VIIIA A B C D E
Unsur yang mempunyai jari-jari atom paling besar adalah E, karena terletak paling kiri dan paling bawah.
2. Jari-jari Ion Ion (tunggal) dapat terbentuk dari atom netralnya karena pelepasan atau penyerapan electron. Ion positif (kation) terbentuk karena pelepasan elektron, sedangkan ion negatif terbentuk karena penyerapan elektron. Ion mempunyai jari-jari yang berbeda secara nyata (signifikan) jika dibandingkan dengan jari- jari atom netralnya. Ion positif mempunyai jari-jari yang lebih kecil, sedangkan ion negatif mempunyai jari-jari yang lebih besar. Perhatikanlah contoh berikut.
5 | S I F A T K E P E R I O D I K A N U N S U R
Gambar 1.4 Jari jari atom dan jari-jari ion. Ion positif mempunyai jari-jari yang lebih kecil daripada jari-jari atom netralnya; sebaliknya jari- jari ion negatif lebih besar daripada jari-jari atom netralnya.
3. Energi Ionisasi Suatu atom dapat kehilangan (melepas) elektron, sehingga menjadi ion positif. Pelepasan elektron memerlukan energi untuk mengatasi gaya tarik intinya. Besarnya energi yang diperlukan untuk melepas satu elektron dari suatu atom netral dalam wujud gas sehingga terbentuk ion berwujud gas dengan muatan +1 disebut energi ionisasi.
Energi ionisasi litium adalah 8,64 x 10-19 J/atom. Artinya, untuk melepas satu elektron dari atom litium dalam wujud gas diperlukan energi sebanyak 8,64 x 10-19 J. Dalam ilmu kimia, besaran-besaran tidak dinyatakan per atom melainkan per mol. Mol adalah satuan jumlah seperti halnya lusin atau gros. 1 mol = 6,02 x 1023 butir atom. Bila dinyatakan untuk satu mol, maka energi ionisasi litium adalah 520 kJ. Prosesnya dapat dituliskan sebagai berikut. Li(g) + 520 kJ Li + (g) + e
Contoh : 6 | S I F A T K E P E R I O D I K A N U N S U R
Gambar 1.5 Hubungan energi ionisasi dengan nomor atom Hubungan energi ionisasi dengan nomor atom ditunjukkan dalam Gambar 1.5, dari gambar tersebut dapat disimpulkan keperiodikan energi ionisasi sebagai berikut. 1. Dalam satu golongan, dari atas ke bawah, energi ionisasi semakin kecil. 2. Dalam satu periode, dari kiri ke kanan, energi ionisasi cenderung bertambah.
Kecenderungan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut. Besar-kecilnya energi bergantung pada besar gaya tarik inti terhadap elektron kulit terluar, yaitu yang akan dilepaskan. Semakin kuat gaya tarik inti, semakin besar energi ionisasi Dalam satu golongan, dari atas ke bawah, jari-jari atom bertambah besar, sehingga gaya tarik inti terhadap elektron terluar semakin lemah. Oleh karena itu, energi ionisasi berkurang. Dalam satu periode, sebagaimana telah dijelaskan ketika membahas jari-jari atom, gaya tarik inti bertambah. Oleh karena itu, energi ionisasi juga bertambah. Pada Gambar 1.5, terlihat pula bahwa unsur-unsur golongan IIA, VA, dan VIIIA mempunyai energi ionisasi yang mencolok besar, bahkan lebih besar daripada energi ionisasi unsur di sebelah kanannya. Fakta ini menunjukkan adanya faktor 7 | S I F A T K E P E R I O D I K A N U N S U R
lain yang mempengaruhi nilai energi ionisasi selain muatan inti dan jari-jari atom. Penyimpangan tersebut berkaitan dengan kestabilan konfigurasi elektron. Unsur-unsur golongan IIA, VA dan VIIIA mempunyai konfigurasi elektron yang relatif stabil, sehingga elektron sukar dilepaskan.
8 | S I F A T K E P E R I O D I K A N U N S U R
4. Afinitas Elektron Selain dapat kehilangan elektron, suatu atom dapat pula menyerap (menerima tambahan) electron sehingga membentuk ion negatif. Energi yang menyertai penambahan 1 elektron pada suatu atom netral dalam wujud gas membentuk ion bermuatan -1 disebut afinitas elektron. Afinitas elektron juga dinyatakan dalam kJmol -1 . Afinitas elektron unsur-unsur golongan utama diberikan pada Tabel 1.1. Beberapa hal berikut perlu diperhatikan untuk memahami afinitas elektron. 1. Penyerapan elektron ada yang disertai pelepasan energi, ada pula yang disertai penyerapan energi. 2. Jika penyerapan elektron disertai pelepasan energi, maka afinitas elektronnya dinyatakan dengan tanda negatif.
Afinitas elektron klorin = -349 kJ mol -1 , berarti penyerapan elektron oleh atom klorin membentuk ion C1 disertai pelepasan energi sebanyak 349 kJ mo1 -1 .
3. Jika penyerapan elektron disertai penyerapan energi, maka afinitas elektronnya dinyatakan dengan tanda positif.
Afinitas elektron berilium = 240 kJ mol -1 , berarti penyerapan elektron oleh atom berilium sehingga membentuk ion Be - disertai penyerapan energi. Dalam hal ini, Contoh : Contoh : 9 | S I F A T K E P E R I O D I K A N U N S U R
elektron baru dapat memasuki atom berilium jika diberi tambahan energi sebanyak 240 kJ mol -1 . 4. Unsur yang mempunyai afinitas elektron bertanda negatif mempunyai daya tarik atau afinitas elektron yang lebih besar daripada unsur yang afinitas elektronnya bertanda positif. Dengan perkataan lain, semakin negatif nilai afinitas elektron. semakin besar kecenderungannya menarik elektron membentuk ion negatif. 5. Unsur yang mempunyai afinitas elektron bertanda negatif berarti ion negatif yang dibentuknya lebih stabil daripada atom netralnya.
Afinitas elektron klorin= -349 kJ mol -1 ,berarti ion Cl - lebih stabil dari atom Cl.
6. Sebaliknya, unsur yang afinitas elektronnya bertanda positif berarti ion negatif yang dibentuknya kurang stabil daripada atom netralnya.
Afinitas elektron berilium = 240 kJ mot -1 , berarti ion Be - kurang stabil disbanding atom Be.
Apabila diperhatikan data afinitas elektron dalam Tabel 5.1, ternyata afinitas elektron lebih bervariasi. Walaupun demikian dapat disimpulkan kecenderungannya sebagai berikut. 1. Dalam satu golongan dari atas ke bawah, afinitas elektron cenderung berkurang. 2. Dalam satu periode dari kiri ke kanan, afinitas elektron cenderung bertambah. Contoh : Contoh : 10 | S I F A T K E P E R I O D I K A N U N S U R
3. Kecuali unsur alkali tanah dan gas mulia, semua unsur golongan utama mempunyai afinitas elektron bertanda negatif. Afinitas elektron terbesar dimiliki oleh golongan halogen.
11 | S I F A T K E P E R I O D I K A N U N S U R
5. Keelektronegatifan Keelektronegatifan juga berkaitan dengan kecenderungan unsur menarik elektron, tetapi tidak dikaitkan dengan pembentukan ion positif atau ion negatif. Keelektronegatifan adalah suatu bilangan yang menggambarkan kecenderungan relatif suatu unsur menarik elektron ke pihaknya dalam suatu ikatan kimia. Nilai keelektronegatifan unsur-unsur diberikan dalam Gambar 1.6
Gambar 1.6 Keelektronegatifan unsur-unsur menurut Pauling
Dari Gambar 1.6 dapat disimpulkan kecenderungan keelektronegatifan sebagai berikut.
Misalkan hidrogen dengan fluorin mempunyai elektron yang ditarik bersama, seperti digambarkan berikut ini. Atom manakah yang menarik elektron lebih kuat, hidrogen atau fluorin? H : F elektron ditarik bersama Dari data keelektronegatifan pada Gambar 3.8, dapat diketahui bahwa keelektronegatifan hidrogen adalah 2,1, sedangkan fluorin 4,0. Hal itu berarti Contoh : 12 | S I F A T K E P E R I O D I K A N U N S U R
bahwa fluorin menarik elektron lebih kuat daripada hidrogen dengan perbandingan 4 : 2,1. Namun demikian, elektron tetap dimiliki bersama oleh kedua atom itu. Dari atas ke bawah dalam satu golongan, keleektronegatifan semakin berkurang. Dari kiri ke kanan dalam satu periode, keelektronegatifan semakin bertambah. Kecenderungan tersebut kiranya dapat dipahami, sebagaimana halnya memahami energi ionisasi dan afinitas elektron. Unsur yang mempunyai energi ionisasi dan afinitas elektron yang besar tentu akan mempunyai keelektronegatifan yang besar pula. Sebaliknya, unsur yang mempunyai energi ionisasi dan afinitas elektron kecil akan mempunyai afinitas elektron yang kecil. Susunlah unsur-unsur berikut menurut bertambahnya nilai keelektronegatifannya, dimulai dari yang paling kecil: fluorin, fosforus, klorin, dan belerang.
13 | S I F A T K E P E R I O D I K A N U N S U R
6. Sifat Logam dan Nonlogam Secara kimia, sifat logam dikaitkan dengan keelektropositifan, yaitu kecenderungan atom melepas elektron membentuk ion positif. Jadi, sifat logam akan bergantung pada ionisasi. Semakin besar energi ionisasi, semakin sukar bagi atom untuk melepas electron dan semakin berkurang sifat logamnya. Sebaliknya, sifat nonlogam dikaitkan dengan keelektronegatifan, yaitu kecenderungan atom menarik elektron. Sesuai dengan kecenderungan energi ionisasi dan keelektronegatifan yang telah dibahas di atas, maka sifat logam dan nonlogam dalam sistem periodik unsur adalah sebagai berikut. 1. Dari kiri ke kanan dalam satu periode, sifat logam berkurang, sedangkan sifat non logam bertambah. 2. Dari atas ke bawah dalam satu golongan, sifat logam bertambah, sedangkan sifat nonlogam berkurang. Jadi unsur logam terletak pada bagian kiri bawah sistem periodik unsur, sedangkan nonlogam terletak pada bagian kanan-atas. Akan tetapi, yang paling bersifat nonlogam adalah golongan VIIA, bukan golongan VIIIA. Unsur yang terletak pada bagian tengah, yaitu unsur yang terletak di sekitar daerah perbatasan antara logam dan non logam (garis tangga pada Gambar 1.7), mempunyai sifat logam sekaligus sifat nonlogam. Unsur itu disebut unsur metaloid. Contohnya yaitu boron dan silikon.
Gambar 1.7 Persebaran sifat logam, metaloid dan nonlogam dalam sistem periodik
14 | S I F A T K E P E R I O D I K A N U N S U R
KERAGUAN BUKANLAH LAWAN KEYAKINAN; KERAGUAN ADALAH SEBUAH ELEMEN DARI KEYAKINAN.
Paul Tillich 7. Kereaktifan Kereaktifan suatu unsur bergantung pada kecenderungannya melepas atau menarik electron. Jadi, unsur logam yang paling reaktif adalah golongan IA (logam alkali), sedangkan nonlogam yang paling reaktif adalah golongan VIIA (halogen). Dari kiri ke kanan dalam satu periode, mula-mula kereaktifan menurun kemudian bertambah hingga golongan VIIA. Golongan VIIIA tidak reaktif.