Anda di halaman 1dari 4

Captopril

Indikasi:
Untuk hipertensi berat hingga sedang, kombinasi dengan tiazida
memberikan efek aditif, sedangkan kombinasi dengan beta bloker
memberikan efek yang kurang aditif. Untuk gagal jantung yang tidak cukup
responsif atau tidak dapat dikontrol dengan diuretik dan digitalis, dalam hal
ini pemberian kaptopril diberikan bersama diuretik dan digitalis.
Kontra Indikasi:
Penderita yang hipersensitif terhadap kaptopril atau penghambat C!
lainnya "misalnya pasien mengalami angioedema selama pengobatan
dengan penghambat C! lainnya#.
Komposisi:
$etiap tablet mengandung kaptopril %&,' mg.
$etiap tablet mengandung kaptopril &' mg.
$etiap tablet mengandung kaptopril '( mg.
Cara Kerja )bat:
Kaptopril merupakan obat antihipertensi dan efekif dalam penanganan gagal
jantung dengan cara supresi sistem renin angiotensin aldosteron. *enin
adalah enzim yang dihasilkan ginjal dan bekerja pada globulin plasma untuk
memproduksi
angiotensin I yang besifat inaktif. +ngiotensin Con,erting !nzyme+ "C!#,
akan merubah angiotensin I menjadi angiotensin Il yang besifat aktif dan
merupakan ,asokonstriktor endogen serta dapat menstimulasi sintesa dan
sekresi aldosteron dalam korteks adrenal.
Peningkatan sekresi aldosteron akan mengakibatkan ginjal meretensi
natrium dan cairan, serta meretensi kalium. -alam kerjanya, kaptopril akan
menghambat kerja C!, akibatnya pembentukan angiotensin ll terhambat,
timbul ,asodilatasi, penurunan sekresi aldosteron sehingga ginjal
mensekresi natrium dan cairan serta mensekresi kalium. Keadaan ini akan
menyebabkan penurunan tekanan darah dan mengurangi beban jantung,
baik .afterload. maupun .pre/load., sehingga terjadi peningkatan kerja
jantung. 0asodilatasi yang timbul tidak menimbulkan re1ek takikardia.
-osis:
Kaptopril harus diberikan % jam sebelum makan, dosisnya sangat tergantung
dari kebutuhan penderita "indi,idual#.
-e2asa:
3ipertensi, dosis a2al: %&,' mg tiga kali sehari.
4ila setelah & minggu, penurunan tekanan darah masih belum memuaskan
maka dosis dapat ditingkatkan menjadi &' mg tiga kali sehari. 4ila setelah &
minggu lagi, tekanan darah masih belum terkontrol sebaiknya ditambahkan
obat diuretik golongan tiazida misal hidroklorotiazida &' mg setiap
hari.
-osis diuretik mungkin dapat ditingkatkan pada inter,al satu sampai dua
minggu. 5aksimum dosis kaptopril untuk hipertensi sehari tidak boleh lebih
dari 6'( mg.
7agal jantung %&,'/ &' mg tiga kali sehari8 diberikan bersama diuretik dan
digitalis, dari a2al terapi harus dilakukan penga2asan medik secara ketat.
Untuk penderita dengan gangguan fungsi ginjal dsiis perlu dikurangi
disesuaikan dengan klirens kreatinin penderita.
Peringatan dan Perhatian:
Keamanan penggunaan pada 2anita hamil belum terbukti, bila terjadi
kehamilan selama pemakaian obat ini, maka pemberian obat harus
dihentikan dengan segera.
3arus diberikan dengan hati/hati pada 2anita menyusui, pemberian $I
perlu dihentikan karena ditemukan kadar dalam $I lebih tinggi daripada
kadar dalam darah ibu.
Pemberian pada anak/anak masih belum diketahui keamanannya, sehingga
obat ini hanya diberikan bila tidak ada obat lain yang efektif.
Pemakaian pada lanjut usia harus hati/hati karena sensiti,itasnya terhadap
efek hipotensif.
3ati/hati pemberian pada penderita penyakit ginjal.
Pengobatan agar dihentikan bila terjadi gejala/gejala angiodema seperti
bengkak mulut, mata, bibir, lidah, laring juga sukar menelan, sukar bernafas
dan serak.
Konsultasikan ke dokter bila menggunakan suplemen potassium, potassium
sparing diuretic dan garam/garam polassium.
Pemakaian obat penghambat C! pada kehamilan dapat menyebabkan
gangguan9kelainan organ pada fetus atau neonatus, bahkan dapat
menyebabkan kematian fetus atau neonatus.
Pada kehamilan trimester ll dan lll dapat menimbulkan gangguan antara lain:
hipotensi, hipoplasiatengkorak neonatus, anuria, gagal ginjal re,ersible atau
irre,ersible dan kematian.
:uga dapat terjadi oligohidramnios, deformasi kraniofasial, perkembangan
paru hipoplasi, kelahiran prematur, perkembangan retardasi/intrauteri, paten
duktus arteriosus.
4ayi dengan ri2ayat di mana selama di dalam kandungan ibunya mendapat
pengobatan penghambat C!, harus diobser,asi intensif tentang
kemungkinan terjadinya hipotensi, oligouria dan hiperkalemia.
!fek $amping:
Kaptopril menimbulkan proteinuria lebih dari % g sehari pada (,'; penderita
dan pada %,&; penderita dengan penyakit ginjal. -apat tejadi sindroma
nefrotik serta membran glomerulopati pada penderita hipertensi. Karena
proteinuria umumnya terjadi dalam 2aktu < bulan pengobatan maka
penderita sebaiknya melakukan pemeriksaan protein urin sebelum dan
setiap bulan selama < bulan pertama
pengobatan.
=eutropenia9agranulositosis terjadi kira/kira (,6 ; penderita. !fek samping
ini terutama terjadi pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal.
=eutropenia ini muncul dalam % / > bulan pengobatan, pengobatan agar
dihentkan sebelum penderita terkena penyakit infeksi. Pada penderita
dengan resiko tinggi harus dilakukan hitung leukosit sebelum pengobatan,
setiap & minggu selama > bulan pertama pengobatan dan secara periodik.
Pada penderita yang mengalami tanda/tanda infeksi akut "demam, faringitis#
pemberian kaptopril harus segera dihentikan karena merupakan petunjuk
adanya neutropenia.
3ipotensi dapat terjadi % / %,' jam setelah dosis pertama dan beberapa dosis
berikutnya, tapi biasanya tidak menimbulkan gejala atau hanya
menimbulkan rasa pusing yang ringan. ?etapi bila mengalami kehilangan
cairan, misalnya akibat pemberian diuretik, diet rendah garam, dialisis,
muntah, diare, dehidrasi maka hipotensi tersebut menjadi lebih berat. 5aka
pengobatan dengan kaptopril perlu dilakukan penga2asan medik yang ketat,
terutama pada penderita gagal jantung yang umumnya mempunyai tensi
yang nomal atau rendah. 3ipotensi berat dapat diatasi dengan infus garam
faal atau dengan menurunkan dosis kaptopril atau diuretiknya.
$ering terjadi ruam dan pruritus, kadang/kadang terjadi demam dan
eosino@lia. !fek tersebut biasanya ringan dan menghilang beberapa hari
setelah dosis diturunkan.
?eriadi perubahan rasa "taste alteration#, yang biasanya terjadi dalam >
bulan pertama dan menghilang meskipun obat diteruskan.
*etensi kalium ringan sering terjadi, terutama pada penderita gangguan
ginjal, sehingga perlu diuretik yang meretensi kalium seperti amilorida dan
pemberiannya harus dilakukan dengan hati/hati.
Interaksi )bat:
lkohot.
)bat anti in1amasi terutama indometasin.
$uplemen potassium atau obat yang mengandung potassium.
)bat/obat berefek hipotensi.
Cara penyimpanan:
$impan di tempat sejuk dan kering, terlindung dari cahaya.

Anda mungkin juga menyukai