Anda di halaman 1dari 10

BAB 1.

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Diabetes mellitus adalah kelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh
kenaikan kadar glukosa dalam darah (Smeltzer & Bare, 2001). enurut American
Diabetes Association (200!) diabetes mellitus adalah penyakit metabolik yang
ditandai dengan hiperglikemia yang diakibatkan kelainan sekresi insulin, ker"a
insulin atau keduanya. Diabetes melitus memiliki beberapa tipe yaitu diabetes
mellitus tergantung insulin (diabetes tipe #), diabetes mellitus tidak tergantung
insulin (diabetes tipe ##), diabetes mellitus gestasional dan diabetes mellitus tipe
lain. $ngka ke"adian diabetes tipe # %& hingga 10& dari seluruh penderita
diabetes mellitus, sedangkan diabetes tipe ## men'apai (0& hingga (%& dari
seluruh penderita diabetes mellitus (Smeltzer & Bare, 2001).
)aporan data statistik World Health Organization (*+,) tentang
pre-alensi diabetes untuk semua kelompok umur di seluruh dunia diperkirakan
2,.& pada tahun 2000 dan !,!& pada tahun 20/0. 0umlah penderita diabetes
diperkirakan meningkat dari 111 "uta pada tahun 2000 men"adi /22 "uta "i3a
tahun 20/0 (*ild et al, 200!). enurut World Health Organization (*+,)
"umlah pasien diabetes mellitus di #ndonesia akan mengalami peningkatan dari .,!
"uta "i3a pada tahun 2000 men"adi sekitar 21,/ "uta "i3a pada tahun 20/0.
4ingginya angka tersebut men"adikan #ndonesia menduduki peringkat keempat
dunia setelah 5ina, #ndia dan $merika Serikat (6eter, dalam +astuti 200.).
1
2
Diabetes mellitus pada tahun 200( hingga 2010 berada pada peringkat
kelima penyakit terbanyak dipuskesmas se 0a3a 4imur setelah in7luenza, diare,
hipertensi dan ti7us yaitu sebesar /,22& pada tahun 200( dan /,21& pada tahun
2010 (Dinas 8esehatan 6ro-insi 0a3a 4imur, 2010). 0umlah kun"ungan pasien
diabetes mellitus ke puskesmas di 3ilayah 0ember mengalami peningkatan.
8un"ungan pasien diabetes mellitus ke puskesmas pada tahun 2010 sebesar ..((1
kun"ungan, dengan rin'ian diabetes mellitus tipe # sebesar 2.(2! dan diabetes tipe
## sebesar 2.0// kun"ungan. 6ada tahun 2011 meningkat men"adi 11.%.1
kun"ungan, dengan rin'ian kun"ungan untuk diabetes mellitus tipe # sebesar !.20!
kun"ungan dan diabetes mellitus tipe ## sebesar 1././ kun"ungan (Dinas 8esehatan
8abupaten 0ember, 2012).
0umlah kun"ungan pasien diabetes mellitus tipe ## di 3ilayah ker"a
puskesmas 0engga3ah 8abupaten 0ember men'apai 11% pada tahun 2011. 0umlah
kun"ungan ini meningkat dibandingkan pada tahun 2010 yang hanya %22
kun"ungan. 8un"ungan pasien diabetes mellitus tipe ## di 3ilayah ker"a puskesmas
0engga3ah menun"ukkan angka terbanyak kedua "umlah kun"ungan setelah
puskesmas 9ambipu"i dengan 11%. kun"ungan (Dinas 8esehatan 8abupaten
0ember, 2012).
/
Diabetes mellitus dapat menyebabkan komplikasi yang bersi7at "angka
pendek dan "angka pan"ang. 8omplikasi "angka pendek pada diabetes yaitu
hipoglikemia, ketoasidosis diabetik dan koma hiperglikemik hiperosmoler
nonketonik (++:8). 8omplikasi "angka pan"ang yang sering ditemukan yaitu
penyakit makro-askuler, penyakit mikro-askuler, neuropati dan ulkus pada kaki
(Smeltzer & Bare, 2001). ;lkus diabetik adalah luka terbuka pada permukaan
kulit yang dapat disertai adanya kematian "aringan setempat merupakan salah satu
bentuk komplikasi kronik diabetes mellitus (<rykberg, 2002 dalam +astuti, 200.).
6asien diabetes mellitus yang memiliki resiko 2( kali ter"adi komplikasi luka
dibandingkan dengan yang bukan diabetes (Sudoyo et al, 2002). Sekitar 1%&
penderita diabetes melitus dalam per"alanan penyakitnya akan mengalami
komplikasi ulkus diabetik terutama ulkus di kaki (American Diabetes Association,
dalam 5ahyono, 2001).
;lkus kaki pada diabetes dapat melebar dan 'enderung lama sembuh
akibat adanya in7eksi. 8adar gula dalam darah yang tinggi merupakan makanan
bagi kuman untuk berkembang biak dan mengakibatkan in7eksi bertambah buruk.
#n7eksi yang semakin memburuk dan tidak segera ditangani dapat menimbulkan
gangren. $mputasi diperlukan untuk men'egah gangren tidak meluas (Smeltzer &
Bare, 2001). 6re-alensi penderita ulkus diabetik di #ndonesia sekitar 1%&, angka
amputasi /0&, angka mortalitas /2&, dan ulkus diabetik merupakan sebab
pera3atan rumah sakit yang terbanyak sebesar .0& untuk diabetes mellitus
(+astuti, 200.). $mputasi dapat di'egah sebesar %0&, dengan pasien dia"arkan
mera3at kaki dan mempraktikkannya setiap hari (Smeltzer & Bare, 2001).
!
6era3atan kaki yang terus=merenus dapat men'egah ter"adinya ulkus dan
amputasi "ari, namun penelitian menun"ukkan bah3a pasien tidak mempela"ari
pera3atan kaki dengan tepat (5hristensen et al, dalam 6otter & 6erry, 200%).
6enelitian yang dilakukan De3i (2001) di 9S; 68; uhammadiyah >ogyakarta
menun"ukkan adanya hubungan aspek=aspek pera3atan kaki dengan ke"adian
ulkus kaki diabetes pada pasien diabetes. )ima aspek pera3atan kaki yang
meliputi pemeriksaan -isual kaki, membersihkan kaki, memotong kuku,
pemilihan alas kaki dan senam kaki berhubungan dengan ke"adian ulkus kaki
diabetes karena nilai p ? 0,0%. 8e"adian ulkus kaki diabetes banyak ter"adi pada
pasien dengan penerapan aspek=aspek pera3atan kaki yang buruk, dan sebaliknya
ke"adian ulkus kaki diabetik ke'il pada pasien diabetes mellitus dengan penerapan
aspek=aspek pera3atan kaki yang baik. Dari hasil penelitian ini di sarankan
pasien untuk melakukan pera3atan kaki se'ara teratur untuk mengurangi resiko
ter"adinya ulkus kaki diabetes.
6era3atan kaki dan kuku perlu dilakukan se'ara rutin untuk men'egah
in7eksi, bau kaki, dan 'idera "aringan lunak (6erry & 6otter, 1(((). 8epatuhan
pasien adalah kun'i dari konsep pera3atan kesehatan mempengaruhi semua
bidang pera3atan kesehatan termasuk diabetes (5hatter"ee, 200%). Salah satu
bentuk kepatuhan pasien diabetes mellitus adalah melalukan pemeliharaan
kesehatan dengan pera3atan kaki yang terus=menerus (Uniformed Services
University of the Health Science, 2012). 8epatuhan menga'u pada kemampuan
mempertahankan program=program yang berkaitan dengan promosi kesehatan
(Basteble, 2002).
%
;paya mengubah suatu perilaku pemeliharaan kesehatan yang terus=
menerus yang merupakan komponen dari kepatuhan diperlukan suatu pendidikan
kesehatan. ubarak et al (2001) menguraikan bah3a pendidikan kesehatan adalah
proses perubahan perilaku yang dinamis. 6erubahan perilaku bukan sekedar
proses trans7er materi akan tetapi perubahan ter"adi adanya kesadaraan dari
indi-idu, kelompok atau masyarakat. 6endidikan kesehatan merupakan proses
perubahan perilaku se'ara teren'ana pada diri indi-idu, kelompok atau
masyarakat untuk lebih mandiri dalam men'apai tu"uan hidup sehat (5ra-en &
+irnle, 1((2 dalam ubarak et al, 2001).
6endidikan pada pasien diabetes mellitus tidak hanya bela"ar tentang
keterampilan mera3at diri sendiri untuk men'egah penurunan atau kenaikan kadar
gula se'ara mendadak, tetapi "uga harus memiliki perilaku pre-enti7 seperti
pera3atan kaki untuk menghindari komplikasi "angka pan"ang. 6ela"aran tentang
pera3atan kaki merupakan bahan yang paling penting dibi'arakan pada pasien
yang berisiko mengalami in7eksi pada kaki (Smeltzer & Bare, 2001). @dukasi
dengan tu"uan promosi hidup sehat, perlu selalu dilakukan sebagai bagian dari
upaya pen'egahan dan merupakan bagian yang sangat penting dari pengelolaan
diabetes mellitus (6erkumpulan @ndokrinologi #ndonesia, 2002).
2
+asil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada bulan
September tahun 2012 menun"ukkan data "umlah pasien diabetes mellitus tipe ##
menurut data register di puskesmas 0engga3ah 8abupaten 0ember dari bulan
0anuari sampai dengan bulan 0uli 2012 yaitu 2/ pasien. +asil obser-asi di 3ilayah
ker"a puskesmas 0engga3ah yaitu daerah kelurahan 0engga3ah, *ono"ati dan
5angkring yaitu beberapa akses "alan kurang baik terutama di 3ilayah tempat
tinggal pasien yang dipelosok. +al ini dapat meningkatkan resiko pasien dengan
diabetes mellitus "atuh atau terkena kerikil=kerikil yang dapat memi'u ter"adinya
luka "ika pasien tidak menggunakan alas kaki.
+asil 3a3an'ara dengan sepuluh pasien diabetes mellitus, delapan pasien
menyatakan mereka tidak menggunakan alas kaki khusus yang tertutup "ika keluar
rumah atau pergi beker"a. 6asien menyatakan hanya menggunakan sandal "epit
dan kadang melepas alas kaki untuk berakti-itas ketika kaki bengkak karena
merasa tidak nyaman. Seluruh 6asien diabetes mellitus menyatakan kakinya
terkadang terasa nyilu dan sakit. )ima diantaranya menyatakan pernah mengalami
luka pada kaki. 6asien menyatakan luka yang timbul karena ada bagian kulit yang
menebal dan di'ongkel atau dikuliti hingga ter"adi luka, terkena air panas, serta
tanpa disadari kaki bengkak dan tiba=tiba luka saat ber"alan. Ber"alan tanpa
menggunakan alas kaki, menggunakan sepatu yang terbuka pada bagian "ari kaki,
dan memangkas kalus merupakan perilaku berisiko tinggi yang harus dihindari
(Smeltzer & Bare, 2001).
1
6asien menyatakan sebelumnya belum pernah mendapatkan in7ormasi
mengenai 'ara mera3at kaki dan senam kaki. 6asien mendatangi petugas atau
layanan kesehatan ketika sakit dan obat habis. Salah seorang petugas di
puskesmas 0engga3ah "uga menegaskan bah3a belum pernah ada penelitian
mahasis3a sebelumnya mengenai pera3atan kaki bagi pasien diabetes di3ilayah
puskesmas 0engga3ah 8abupaten 0ember. Berdasarkan uraian di atas, peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian yang ber"udul 6erngaruh 6endidikan
8esehatan 6era3atan 8aki terhadap 8epatuhan 6asien Diabetes ellitus dalam
elakukan 6era3atan 8aki di *ilayah 8er"a 6uskesmas 0engga3ah 8abupaten
0ember.
1.2 Rumusan Masalah
9umusan masalah dari penelitian ini adalah apakah ada pengaruh
pendidikan kesehatan pera3atan kaki terhadap kepatuhan pasien diabetes mellitus
tipe 2 dalam melakukan pera3atan kaki di *ilayah 8er"a 6uskesmas 0engga3ah
8abupaten 0emberA
1.3 Tujuan
1./.1 tu"uan ;mum
4u"uan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
pendidikan kesehatan tentang pera3atan kaki terhadap kepatuhan pasien diabetes
mellitus tipe 2 dalam melakukan pera3atan kaki di *ilayah 8er"a 6uskesmas
0engga3ah 8abupaten 0ember.
1./.2 tu"uan 8husus
.
a. mengidenti7ikasi kepatuhan pasien diabetes mellitus tipe 2 dalam
melakukan pera3atan kaki sebelum mendapatkan pendidikan kesehatan
pera3atan kaki di *ilayah 8er"a 6uskesmas 0engga3ah 8abupaten
0emberB
b. mengidenti7ikasi kepatuhan pasien diabetes mellitus tipe 2 dalam
melakukan pera3atan kaki setelah mendapatkan pendidikan kesehatan
pera3atan kaki di *ilayah 8er"a 6uskesmas 0engga3ah 8abupaten
0emberB
'. menganalisis pengaruh pendidikan kesehatan pera3atan kaki terhadap
kepatuhan pasien diabetes mellitus tipe 2 dalam melakukan pera3atan kaki
di *ilayah 8er"a 6uskesmas 0engga3ah 8abupaten 0ember.
1.4 Manaat
1.!.1 bagi 8epera3atan
+asil penelitian ini diharapkan men"adi bahan pertimbangan dan ino-asi
untuk meningkatkan mutu pelayanan kepera3atan dalam memberikan pendidikan
kesehatan dan asuhan kepera3atan pada pasien diabetes mellitus khususnya
diabetes mellitus tipe 2 dalam mana"emen pera3atan kaki sebagai tindakan
men'egah in7eksi, komplikasi dan amputasi.
1.!.2 bagi #nstitusi 6endidikan
+asil penelitian ini diharapkan dapat menambah bahan kepustakaan serta
pengetahuan mahasis3a mengenai pengaruh pendidikan kesehatan pera3atan kaki
terhadap kepatuhan pasien diabetes mellitus khususnya diabetes mellitus tipe 2
dalam melakukan pera3atan kaki. +al ini diharapkan dapat mema'u institusi
(
pendidikan men'iptakan penelitian=penelitian lain yang dapat mendukung dan
menguatkan hasil penelitian=penelitian sebelumnya.
1.!./ bagi asyarakat
+asil penelitian ini diharapkan dapat memberikan in7ormasi bagi para
pemba'a yang berasal dari kalangan masyarakat untuk mendapatkan ka"ian ilmu
pengetahuan dan keterampilan terutama yang berkaitan tentang penyakit diabetes
mellitus dan 'ara pera3atan kaki serta meningkatkan kepatuhan dalam melakukan
pera3atan kaki sebagai tindakan men'egah in7eksi, komplikasi dan amputasi.
1.!.! bagi 6eneliti
+asil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
kemampuan peneliti baik mengenai konsep dan teori kepera3atan maupun
penerapan riset kepera3atan. Selain itu, diharapkan peneliti mampu untuk
mengembangkan suatu penelitian lain se'ara lebih mendalam kaitannya dengan
pendidikan kesehatan, pera3atan kaki dan kepatuhan pada pasien diabetes
mellitus.
1.! "easl#an Penel#t#an
Salah satu penelitian yang men"adi dasar dari penelitian ini adalah
penelitian yang dilakukan oleh $rlina De3i yang ber"udul hubungan aspek=aspek
pera3atan kaki diabetes dengan ke"adian ulkus kaki diabetes pada pasien diabetes
mellitus. 0enis penelitian ini adalah cross sectional. Sampel penelitian adalah
pasien diabetes mellitus di 9S 68; uhammadiyah >ogyakarta yang memenuhi
kriteria inklusi ber"umlah masing 21 orang untuk kelompok kasus dan 'ontrol
dengan menggunakan teknik purposive sampling. Data diu"i menggunakan u"i
statistik hi S!uare menggunakan dera"at keper'ayaan (%&.
10
+asil penelitian menun"ukkan terdapat hubungan yang bermakna antara
aspek=aspek pera3atan kaki diabetes dengan ke"adian ulkus diabetes, ke'uali
untuk kontrol kaki se'ara berkala. )ima aspek pera3atan kaki berhubungan
dengan ke"adian ulkus diabetes karena nilai p ? 0,0% sedangkan satu aspek
pera3atan kaki yaitu kontrol kaki se'ara berkala tidak menun"ukan tara7
signi7ikan karena nilai p C 0,0%.
6erbedaan penelitian yang akan dilakukan peneliti saat ini dengan
penelitian sebelumnya, penelitian saat ini ber"udul pengaruh pendidikan kesehatan
pera3atan kaki terhadap kepatuhan pasien diabetes mellitus dalam melakukan
pera3atan kaki di 3ilayah ker"a 6uskesmas 0engga3ah 8abupaten 0ember.
Dariabel independen pada penelitian ini pendidikan kesehatan pera3atan kaki dan
-ariabel dependen pada penelitian ini kepatuhan pasien diabetes mellitus dalam
melakukan pera3atan kaki. 0enis penelitian adalah pre e"periment dengan
ran'angan one group pretest and post test design.
Sampel pada penelitian ini sebanyak /0 responden yang memenuhi kriteria
inklusi dan eksklusi. 4eknik pengambilan sampel menggunakan non probability
sampling dengan metode purposive sampling. Data yang diperoleh akan diu"i
se'ara statistik menggunakan u"i Wilco"on signed ran# dengan dera"at
keper'ayaan (%&.

Anda mungkin juga menyukai