Anda di halaman 1dari 29

1

https://id.scribd.com/doc/224984849/Askep-Struma
LAPORAN PN!A"#L#AN S$R#%A
&. Pe'(ertia' Struma
Struma adalah suatu pembengkakan pada leher oleh karena
pembesaran kelenjar tiroid. Pembesaran kelenjar tiroid dapat disebabkan
oleh kurangnya diet iodium yang dibutuhkan untuk produksi hormon
tiroid. Terjadinya pembesaran kelenjar tiroid dikarenakan sebagai usaha
meningkatkan hormon yang dihasilkan.
2. tio)o(i Struma
Adanya gangguan fungsional dalam pembentukan hormon tyroid
merupakan faktor penyebab pembesaran kelenjar tyroid antara lain :
a) Defisiensi iodium
Pada umumnya, penderita penyakit struma sering terdapat di
daerah yang kondisi air minum dan tanahnya kurang mengandung
iodium, misalnya daerah pegunungan.
b) elainan metabolik kongenital yang menghambat sintesa hormon
tyroid.
!) Penghambatan sintesa hormon oleh "at kimia #seperti substansi
dalam kol, lobak, ka!ang kedelai).
d) Penghambatan sintesa hormon oleh obat$obatan #misalnya :
thio!arbamide, sulfonylurea dan litium).
*. Pato+isio)o(i Struma
%odium merupakan semua bahan utama yang dibutuhkan tubuh
untuk pembentukan hormon tyroid. &ahan yang mengandung iodium
diserap usus, masuk ke dalam sirkulasi darah dan ditangkap paling banyak
oleh kelenjar tyroid. Dalam kelenjar, iodium dioksida menjadi bentuk yang
aktif yang distimuler oleh TS' kemudian disatukan menjadi molekul
tiroksin yang terjadi pada fase sel koloid. Senya(a yang terbentuk dalam
molekul diyodotironin membentuk tiroksin #T)) dan molekul yoditironin
#T*). Tiroksin #T)) menunjukkan pengaturan umpan balik negatif dari
sekresi TS' dan bekerja langsung pada tirotropihypofisis, sedang
tyrodotironin #T*) merupakan hormon metabolik tidak aktif. &eberapa
obat dan keadaan dapat mempengaruhi sintesis, pelepasan dan
metabolisme tyroid sekaligus menghambat sintesis tiroksin #T)) dan
melalui rangsangan umpan balik negatif meningkatkan pelepasan TS'
+
oleh kelenjar hypofisis. eadaan ini menyebabkan pembesaran kelenjar
tyroid.
4. ,O- Struma
Dampak gangguan sistem terhadap D, pada pre operasi
Defisiensi yodium
elainan metabolik kongenital yang mengandung hormon tyroid
Penghambatan sintesa hormon oleh "at kimia-obat$obatan

Pengurangan tyroditiroksin dan tetratiroksikosis


,en!egah inhibisi umpan balik TS' yang normal

Peningkatan massa thyroid

'yperplasia kelenjar thyroid #Struma)

Perubahan status kesehatan klien

lien selalu bertanya tentang


penyakitnya dan perosedur
pembedahan

%nformasi yang diberikan


Tidak akurat

urang pengetahuan

Stressor meningkat

An.ietas
Penekanan pada tyroid
pembuluh darah

,erangsang hipothalamus

Peningkatan kerja saraf


Simpatis

/yeri
&erkurangnya aliran di sekitar
leher

Suplai 0
+
ke jaringan berkurang

%skemia

elemahan fisik

1epat lelah
urang moti2asi
pera(atan diri
Defisit pera(atan
diri
An.ietas
/yeri
%n2olusi kelenjar

&enjolan pada kelenjar

3angguan body image


Penekanan pada esofagus

%ntake tidak adekuat

3angguan body image


Pemenuhan nutrisi
*
Dampak gangguan sistem terhadap D, pada post operasi
Struma

Strume!tomi
#Tindakan pembedahan)

Terputusnya kontinuitas
4aringan

Pelepasan neurotransmitter
mediator kimia #bradikinin,
serotonin, prostaglandin dan
histamin)

,erangsang ujung$ujung
saraf tepi

Dihantarkan ke hipothalamius
dan korteks !erebri

/yeri
,anipulasi pada tindakan strume!tomi subtotal

5esiko peningkatan pengeluaran hormon tiroid

5esiko krisis tiroid

5esiko terjadinya mi.edema

emunduran proses metabolik

5esiko !edera pada trakhea

emungkinan terjadinya
pendarahan

5esiko terjadi obstruksi

5esiko tinggi terhadap


bersihan jalan nafas tidak
efektif
1edera pita suara

3angguan fungsi suara

3angguan
komunikasi 2erbal
/yeri
5esiko tinggi terhadap
bersihan jalan nafas tidak
efektif
5esiko terjadinya
tetani-!edera
)
.. %a'i+estasi /)i'is Struma
Pada penyakit struma tyroid membesar dengan lambat. A(alnya
kelenjar ini membesar se!ara difus dan permukaan li!in. 4ika struma
!ukup besar, akan menekan area trakea yang dapat mengakibatkan
gangguan pada respirasi dan juga esofhagus tertekan sehingga terjadi
gangguan menelan.6
0. Pemeriksaa' !ia('ostik Struma
1) USG
Dilakukan untuk mendeteksi nodul yang ke!il atau nodul di posterior
yang se!ara klinis belum dapat dipalpasi. Di samping itu, pemeriksaan
ini dapat membedakan antara padat maupun kistik dan beberapa
bentuk kelainan, tetapi belum dapat membedakan dengan pasti ganas
atau jinak. serta dapat dimanfaatkan untuk penuntun dalam tindakan
biopsy aspirasi jarum halus.
2) Scanning tiroid (pemeriksaan sidik tiroid)
untuk menentukan fungsi tiroid. 'asil pemeriksaan dengan
radioisotop adalah teraan ukuran, bentuk lokasi, dan yang utama ialah
fungsi bagian$bagian tiroid. Pada pemeriksaan ini pasien diberi /al
peroral dan setelah +) jam se!ara fotografik ditentukan konsentrasi
yodium radioaktif yang ditan
3) Radiologi
Thora. : adanya de2iasi trakea
4) Pemeriksaan sitologi melalui biopsi aspirasi jarum halus (ine !eedle
"spiration#!")
Pemeriksaan sitologi nodul tiroid diperoleh dengan aspirasi jarum
halus. 1ara pemeriksaan ini berguna untuk menetapkan diagnosis
suspek maligna ataupun benigna.
7
1. Pe'ata)aksa'aa' Struma
"$ %edikamentosa
Pengobatan ditujukan untuk : 1. ,engurangi besarnya kelenjar
gondok8 +. ,engoreksi adanya keadaan hipotiroidisme, kalau
memang ada.
Solusio lugol 7 tetes-hari dalam 1-+ gelas air bersama dengan
iodium 19 : 17 mg-hari diberikan beberapa minggu sampai
kelenjar tiroid kembali normal.
Selanjutnya penderita dianjurkan menggunakan garam dapur
beriodium.
Struma sporadik diobati dengan ekstrak tiroid 79 : 179 mg-hari
atau tiroksin 179 :*99 mg-hari.
&ila ada persangkaan keganasan segera rujuk ke rumah sakit.
&$ Pembedahan
Tindakan pembedahan dikerjakan dengan alasan8 adanya
nodule atau benjolan tunggal di salah satu bagian anatomis kelenjar
tersebut yang dikha(atirkan bisa berkembang menjadi ganas.
Adanya multi nodul : banyak benjolan $ yang berat, penekanan
terhadap saluran nafas dan dengan alasan estetik atau penampilan
diri seseorang yang mengalami pembesaran di bagian leher depan
itu. Tentu operasi dikerjakan setelah syarat$syaratnya terpenuhi
termasuk hasil pemeriksaan lab yang menunjukkan fungsi kelenjar
thyroid ini yang sebisa mungkin tidak sedang mengalami gangguan
#hyper atau hipothyroid). ;ntuk menurunkan kadar hormone
thyroksin dapat diberikan obat$obatan yang bisa menekan thyroid
agar tidak memproduksi hormone yang berlebihan.
Pembedahan kelenjar thyroid disebut thyroide!tomi. Pada
pelaksanaannya ada yang mengangkat sebagian kelenjar
#hemithyroide!tomi, subtotal thyroide!tomi, isthmolobe!tomi),
keseluruhan #total thyroide!tomi) atau bisa juga radikal
thyroide!tomi pada kasus kanker. Pemilihan itu tergantung dari
kasus atau kelainan yang dijumpai. Pada perkembangan saat ini,
untuk kasus tertentu, pengangkatan nodule thyroid bisa dikerjakan
dengan minimal in2asi2e surgery. Pengaturan hormon tubuh jika
thyroid diangkat total dapat digantikan dengan obat yang berfungsi
<
seperti hormone tiroksin yang mesti teratur diminum sepanjang
hidup.
8. Asuha' /epera2ata'
Pe'(ka3ia'
Pengumpulan data
1. Anamnese
Dari anamnese diperoleh:
1) %dentifikasi klien.
+) eluhan utama klien.
Pada klien post operasi thyroide!tomy keluhan yang dirasakan
pada umumnya adalah nyeri akibat luka operasi.
*) 5i(ayat penyakit sekarang
&iasanya didahului oleh adanya pembesaran nodul pada
leher yang semakin membesar sehingga mengakibatkan
terganggunyapernafasan karena penekanan trakhea eusofagus
sehingga perlu dilakukan operasi.
)) 5i(ayat penyakit dahulu
Perlu ditanyakan ri(ayat penyakit dahulu yang
berhubungan dengan penyakit gondok, misalnya pernah menderita
gondok lebih dari satu kali, tetangga atau penduduk sekitar
berpenyakit gondok.
7) 5i(ayat kesehatan keluarga
Dimaksutkan barangkali ada anggota keluarga yang
menderitan sama dengan klien saat ini.
<) 5i(ayat psikososial
Akibat dari bekas luka operasi akan meninggalkan bekas
atau sikatrik sehingga ada kemungkinan klien merasa malu dengan
orang lain.
=
Pemeriksaan isik
1) eadaan umum
Pada umumnya keadaan penderita lemah dan kesadarannya
!omposmentis dengan tanda$tanda 2ital yang meliputi tensi, nadi,
pernafasan dan suhu yang berubah.
+) epala dan leher
Pada klien dengan post operasi thyroide!tomy biasanya didapatkan
adanya luka operasi yang sudah ditutup dengan kasa steril yang
direkatkan dengan hypafik serta terpasang drain. Drain perlu diobser2asi
dalam dua sampai tiga hari.
*) Sistim pernafasan
&iasanya pernafasan lebih seak akibat dari penumpukan sekret efek
dari anestesi, atau karena adanya darah dalam jalan nafas.
)) Sistim /eurologi
Pada pejmeriksaan reflek hasilnya positif tetapi dari nyeri
ajkandipaspatkan ekspresi (ajah yang tegang dan gelisah karena menahan
sakit.
7) Sistim gastrointestinal
omplikasi yang paling sering adalah mual akibat peningkatan asam
lambung akibat anestesi umum, dan pada akhirnya akan hilang sejalan
dengan efek anestesi yang hilang.
Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan penunjang
'uman thyrologlobulin# untuk keganasan thyroid)
adar T*, T)
/ilai normal T*>9,<$+,9 , T)> ),<$11
Darah rutin
?ndo 1rinologiie minimal tiga hari berturut turut #&,5) nilai normal
antara :19s-d @17
adar !alsito.in #hanya pada pebnderita tg di!urigai !arsinoma meduler).
+) Pemeriksaan radiologis
Dilakukan foto thorak posterior anterior
Aoto polos leher antero posterior dan laterl dengan metode soft tissu
te!hnig .
B
?sofagogram bila di!urigai adanya infiltrasi ke osofagus.
!ia('osa /epera2ata'
1. Diagnosa kepea(atan pada pre operasi
yang la"im terjadi pada struma pre operasi :
1) 3angguan rasa
nyaman nyeri berhubungan dengan hyperplasia kelenjar tyroid.
+) 3angguan body image
berhubungan dengan in2olusi kelenjar tyroid.
*) 3angguan pemenuhan
nutrisi berhubungan dengan penekanan pada esofagus, kesulitan
menelan.
)) Defisit pera(atan diri
berhubungan dengan kelemahan fisik.
+. Peren!anaan tindakan kepera(atan sesuai prioritas masalah
1) 3angguan
rasa nyaman nyeri berhubungan dengan hyperplasia kelenjar tyroid.
Tujuan : mengatasi nyeri klien.
4N$R5NS4 RAS4ONAL
1. aji tingkat nyeri klien
+. Anjurkan klien untuk
makanan lunak.
1. ,engetahui tingkat
nyeri klien dan sebagai dasar
untuk menentu$kan ren!ana
tindakan selanjutnya.
+. ,engurangi resiko
C
*. ,enganjurkan klien supaya
makan sedikit$sedikit tapi sering.
). olaborasi dengan tim
medis dalam pemberian
analgetik.
nyeri saat menelan.
*. Dengan makan
sedikit$sedikit tidak akan
memperberat rasa sakit saat
menelan.
). Analgetik dapat
menekan pusat nyeri sehingga
impuls nyeri tidak diteruskan ke
otak
+) 3angguan
body image berhubungan dengan in2olusi kelenjar tyroid.
Tujuan : lien mengerti tentang adanya perubahan bentuk tubuh
dan mau menerima keadaannya serta mengembangkan
mekanisme peme!ahan masalah dan beradaptasi dengan
baik.
4N$R5NS4 RAS4ONAL
1. Diskusi dengan klien bagaimana
proses penyakitnya
pengaruhnya.
+. aji kesulitan yang dialami klien
1. Sebagai informasi
tambahan untuk memulai proses
metode peme!ahan masalah.
+. Perasaan klien
terhadap kondisi fisiknya
merupakan hal yang nyata
19
*. &erikan suport pada klien dalam
melakukan pengobatan dan beri
pengertian.
dimana pera(at harus bisa
meyakinkan klien bah(a dengan
kemajuan teknologi masalah
klien bisa diatasi.
*. lien tidak
menganggap peruba$han yang
dialaminya sebagai suatu
masalah yang !ukup berat.
*) 3angguan
pemenuhan nutrisi berhubungan dengan penekanan pada esofagus,
kesulitan menelan.
Tujuan : Pasien mengatakan berat badannya stabil dan bebas dari
tanda$tanda malnutrisi.
%/T?5D?/S% 5AS%0/AE
1. ,onitor intake tiap hari
+. Anjuran klien untuk
makan makanan yang tinggi
kalori dan kaya akan gi"i.
*. ontrol faktor lingkungan
seperti bau yang tidak sedap
1. /utrisi merupakan kebutuhan
yang harus tetap terpenuhi setiap
hari untuk men!egah terjadinya
malnut$risi.
+. Suplemen makanan tersebut
akan mempertahankan jumlah
kalori dan protein dalam tubuh
tetap dalam keadaan stabil.
*. Eingkungan yang buruk akan
memperburuk keadaan mual dan
11
dan hindari makanan yang
pedas dan berminyak.
menyebabkan muntah, efektifitas
diet merupakan hal yang
indi2idual untuk dapat mengatasi
adanya mual.
)) Defisit
pera(atan diri berhubungan dengan kelemahan fisik.
Tujuan : lien dapat melakukan aktifitas sesuai dengan
kemampuannya dan dapat mendemonstrasikan teknik
pera(atan diri.
4N$R5NS4 RAS4ONAL
1. &antuan klien dalam
melaku$kan pera(atan diri.
+. Anjuran keluarga klien
untk berpartisipasi dalam
pera(a$tan diri klien.
*. Anjuran klien untuk
melaku$kan pera(atan diri
se!ara bertahap.
). &antu klien untuk
melaku$kan pera(atan diri
se!ara bertahap.
1. ,embantu dalam
mempertahankan personal hygiene
klien.
+. lien tidak merasa terbebani
dalam melakukan pera(atan diri.
*. ,empersiapkan diri klien
untuk tidak tergantung pada orang
lain karena adnya kelemahan fisik.
). ,empermudah klien dalam
melakukan pera(atan diri.
1+
7. '? kepada klien dan
keluarganya tentang penting$
nya kebersihan.
7. lien dan keluarganya bisa
termotifasi untuk tetap menjaga
personal hygiene klien.
7) An.ietas
berhubungan dengan interpretasi yang salah dan prosedur
pembedahan
Tujuan : lien dapapt mengungkapkan bah(a ke!emasannya
sudah berkurang atau sudah tidak !emas lagi.
4N$R5NS4 RAS4ONAL
1. aji tingkat ke!emasan
klien.
+. &erikan dorongan
kepada klien untuk
mengekspresikan
perasaannya.
1. Sebagai dasar dalam melakukan
inter2ensi selanjutnya.
+. Dukungan pera(at akan
memba(a klien untuk mengenal
sedini mungkin perasaannya dan
membagi kepada orang lain untuk
mengurangi gangguan perasaannya.
*. Penyelesaian singkat dan benar
1*
*. &erikan penjelasan
singkat tentang penyakitnya
dan prosedur
pembedahannya.
). &eri support positif
kepada klien.
7. Anjurkan kepada klien
untuk selalu melakukan
pendekatan spritual.
akan menghilangkan persepsi yang
salah tentang penyakitnya.
). Suport positif dapat membantu
klien untuk melakukan koping untuk
mengatasi masalah.
7. Pendekatan spritual membantu
klien untuk tetap tabah dalam
menghadapi penyakitnya.
*. Diagnosa kepera(atan post operasi #Doenges, ,arilyn ?, 5en!ana Asuhan
epera(atan, +991).
1) 5esiko tinggi terjadi ketidakefekti2an bersihan jalan nafas
berhubungan dengan obstruksi trakea, pembengkakan, perdarahan
dan spasme laringeal.
+) 3angguan komunikasi 2erbal berhubungan dengan !edera pita
suara-kerusakan laring, edema jaringan, nyeri, ketidaknyamanan.
*) 5esiko tinggi terhadap !edera-tetani berhubungan dengan proses
pembedahan, rangsangan pada sistem saraf pusat.
)) 3angguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan dengan
tindakan bedah terhadap jaringan-otot dan edema pas!a operasi.
). Peren!anaan epera(atan - %nter2ensi
1)
1) 5esiko tinggi terjadi ketidakefekti2an bersihan jalan nafas
berhubungan dengan obstruksi trakea, pembengkakan, perdarahan
dan spasme laringeal.
Tujuan : ,empertahankan jalan napas paten dengan men!egah
aspirasi.
4N$R5NS4 RAS4ONAL
1. Pantau frekuensi pernafasan,
kedalaman dan kerja perna$
fasan
+. Auskultasi suara nafas, !atat
adanya suara ron!hi
*. aji adanya dispnea, stridor,
dan sianosis. Perhatikan
kualitas suara
). Faspadakan pasien untuk
menghindari ikatan pada
leher, menyokog kepala
dengan bantal
1. Pernafasan se!ara normal ka$
dang$kadang !epat, tetapi ber$
kembangnya distres pada perna$
fasan merupakan indikasi kom$
presi trakea karena edema atau
perdarahan
+. 5on!hi merupakan indikasi
adanya obstruksi.spasme lari$
ngeal yang membutuhkan
e2aluasi dan inter2ensi yang
!epat
*. %ndikator obstruksi trakea-spasme
laring yang membutuhkan
e2aluasi dan inter2ensi segera
). ,enurunkan kemungkinan
tegangan pada daerah luka karena
pembedahan
17
7. &antu dalam perubahan
posisi, latihan nafas dalam
dan atau batuk efektif sesuai
indikasi
<. Eakukan pengisapan lendir
pada mulut dan trakea sesuai
indikasi, !atat (arna dan
karakteristik sputum
=. Eakukan penilaian ulang
terhadap balutan se!ara
teratur, terutama pada bagian
posterior
B. Selidiki kesulitan menelan,
penumpukan sekresi oral
C. Pertahankan alat trakeosnomi
di dekat pasien
7. ,empertahankan kebersihan
jalan nafas dan e2aluasi. /amun
batuk tidak dianjurkan dan dapat
menimbulkan nyeri yang berat,
tetapi hal itu perlu untuk
membersihkan jalan nafas
<. ?dema atau nyeri dapat
mengganggu kemampuan pasien
untuk mengeluarkan dan
membersihkan jalan nafas sendiri
=. 4ika terjadi perdarahan, balutan
bagian anterior mungkin akan
tampak kering karena darah
tertampung-terkumpul pada
daerah yang tergantung
B. ,erupakan indikasi edema-per$
darahan yang membeku pada
jaringan sekitar daerah operasi
C. Terkenanya jalan nafas dapat
men!iptakan suasana yang
mengan!am kehidupan yang
memerlukan tindakan yang
darurat
1<
19. Pembedahan tulang 19. ,ungkin sangat diperlukan untuk
penyambungan-perbaikan pem$
buluh darah yang mengalami
perdarahan yang terus menerus
+) 3angguan komunikasi 2erbal berhubungan dengan !edera
pita suara-kerusakan laring, edema jaringan, nyeri, ketidaknyamanan.
Tujuan : ,ampu men!iptakan metode komunikasi dimana
kebutuhan dapat dipahami
4N$R5NS4 RAS4ONAL
1. aji fungsi bi!ara se!ara periodik
+. Pertahankan komunikasi yang
sederhana, beri pertanyaan yang
hanya memerlukan ja(aban ya
atau tidak
*. ,emberikan metode komunikasi
1. Suara serak dan sakit tenggorok
akibat edema jaringan atau
kerusakan karena pembedahan
pada saraf laringeal yang berakhir
dalam beberapa hari kerusakan
saraf menetap dapat terjadi
kelumpuhan pita suara atau
penekanan pada trakea
+. ,enurunkan kebutuhan beres$
pon, mengurangi bi!ara
*. ,emfasilitasi ekspresi yang
1=
alternatif yang sesuai, seperti
papan tulis, kertas tulis-papan
gambar
). Antisipasi kebutuhan sebaik
mungkin. unjungan pasien
se!ara teratur
7. &eritahu pasien untuk terus
menerus membatasi bi!ara dan
ja(ablah bel panggilan dengan
segera
<. Pertahankan lingkungan yang
tenang
dibutuhkan
). ,enurunnya ansietas dan
kebutuhan pasien untuk
berkomunikasi.
7. ,en!egah pasien bi!ara yang
dipaksakan untuk men!iptakan
kebutuhan yang diketahui-me$
merlukan bantuan
<. ,eningkatkan kemampuan men$
dengarkan komunikasi perlahan
dan menurunkan kerasnya suara
yang harus diu!apkan pasien
untuk dapat didengarkan
*) 5esiko tinggi terhadap !edera-tetani berhubungan dengan
proses pembedahan, rangsangan pada sistem saraf pusat.
Tujuan : ,enunjukkan tidak ada !edera dengan komplikasi
terpenuhi-terkontrol.
4N$R5NS4 RAS4ONAL
1. Pantau tanda$tanda 2ital dan !atat
adanya peningkatan suhu tubuh,
1. ,anipulasi kelenjar selama
pembedahan dapat mengakibat$
1B
takikardi #1)9 : +99-menit),
disrtrimia, syanosis, sakit (aktu
bernafas #pembengkakan paru)
+. ?2aluasi refleksi se!ara periodik.
0bser2asi adanya peka rangsang,
misalnya gerakan tersentak,
adanya kejang, prestesia
*. Pertahankan penghalang tempat
tidur-diberi bantalan, tmpat tidur
pada posisi yang rendah
). ,emantau kadar kalsium dalam
serum
7. #olaborasi) &erikan pengobatan
sesuai indikasi #kalsium-glukonat,
laktat)
kan peningkatan pengeluaran
hormon yang menyebabkan krisis
tyroid
+. 'ypolkasemia dengan tetani
#biasanya sementara) dapat ter$
jadi 1 : = hari pas!a operasi dan
merupakan indikasi hypopara$
tiroid yang dapat terjadi sebagai
akibat dari trauma yang tidak
disengaja pada pengangkatan
parsial atau total kelenjar
paratiroid selama pembedahan
*. ,enurunkan kemungkinan
adanya trauma jika terjadi kejang
). alsium kurang dari =,7-199 ml
se!ara umum membutuhkan
terapi pengganti
7. ,emperbaiki kekurangan kal$
sium yang biasanya sementara
tetapi mungkin juga menjadi
permanen
1C
)) 3angguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan
dengan tindakan bedah terhadap jaringan-otot dan edema pas!a
operasi.
Tujuan : ,elaporkan nyeri hilang atau terkontrol. ,enunjukkan
kemampuan mengadakan relaksasi dan mengalihkan
perhatian dengan aktif sesuai situasi.
4N$R5NS4 RAS4ONAL
1. aji tanda$tanda adanya nyeri
baik 2erbal maupun non 2erbal,
!atat lokasi, intensitas #skala 9 :
19) dan lamanya
+. Eetakkan pasien dalam posisi
semi fo(ler dan sokong kepala-
leher dengan bantal pasir-bantal
ke!il
*. Pertahankan leher-kepala dalam
posisi netral dan sokong selama
perubahan posisi. %nstruksikan
pasien menggunakan tangannya
untuk menyokong leher selama
pergerakan dan untuk
1. &ermanfaat dalam menge2aluasi
nyeri, menentukan pilihan in$
ter2ensi, menentukan efekti2itas
terapi
+. ,en!egah hiperekstensi leher
dan melindungi integritas garis
jahitan
*. ,en!egah stress pada garis
jahitan dan menurunkan tegangan
otot
+9
menghindari hiperekstensi leher
). Eetakkan bel dan barang yang
sering digunakan dalam
jangkauan yang mudah
7. &erikan minuman yang sejuk-
makanan yang lunak ditoleransi
jika pasien mengalami kesulitan
menelan
<. Anjurkan pasien untuk
menggunakan teknik relaksasi,
seperti imajinasi, musik yang
lembut, relaksasi progresif
=. #olaborasi) &eri obat analgetik
dan-atau analgetik spres
tenggorok sesuai kebutuhannya
B. &erikan es jika ada indikasi
). ,embatasi ketegangan, nyeri
otot pada daerah operasi
7. ,enurunkan nyeri tenggorok
tetapi makanan lunak ditoleransi
jika pasien mengalami kesulitan
menelan
<. ,embantu untuk memfokuskan
kembali perhatian dan membantu
pasien untuk mengatasi nyeri-rasa
tidak nyaman se!ara lebih efektif
=. &eri obat analgetik dan-atau
analgetik spres tenggorok sesuai
kebutuhannya
B. ,enurunnya edema jaringan dan
menurunkan persepsi terhadap
nyeri
+1
!a+tar Pustaka
Doenges ,.?. #+999), 5en!ana Asuhan epera(atan: Pedoman ;ntuk
Peren!anaan dan Pendokumentasian Pera(atan Pasien. ?disi * . ?31. 4akarta.
Smelt"er, Su"anne, +991, &uku ajar 'epera(atan %edikal &edah &runner dan
Suddarth )olume 1. 4akarta : ?31.
Djokomoeljanto, +991., elenjar Tiroid ?mbriologi, Anatomi dan Aaalnya.,
Dalam : Suyono, Slamet #?ditor)., +991., &uku "jar *lmu Pen+akit ,alam.,A;%.,
4akarta
3uyton, Arthur 1, 1CC=, &uku Ajar Aisiologi edokteran, ?ditor, %ra(ati. S,
?disi : C, ?31 8 4akarta.
++
ONSP !ASAR /PRA,A$AN
Pe'(ka3ia'
,enurut Doengoes # 1CCC : +9+ )
a. %ntegritas ?go
3ejala : perasaan takut akan kehilangan suara, kha(atir bila pembedahan
mempengaruhi hubungan keluarga atau kemampuan kerja.
Tanda : Ansietas, Depresi, marah dan menolak.
b. ,akanan atau !airan
3ejala : esulitan menelan
Tanda : kesulitan menelan, mudah tersedak, inflamasi - drainage oral, kebersihan
gigi buruk.
!. 'ygiene
Tanda : kemunduran kebersihan gigi, kebutuhan pera(atan dasar.
d. /eurosensori
3ejala : Displobia # penglihatan ganda ), ketulian, kesemutan parastesia otot
(ajah.
Tanda : 'iperemis (ajah # keterlibatan parotid dan submandibularis ), parau
menetap atau kehilangan suara, kesulitan menelan, ketulian konduksi, kerusakan
membran mukosa.
e. /yeri - kenyamanan
3ejala : Sakit tenggorokan atau mulut # nyeri hebat menyertai pembedahan leher
dibandingkan nyeri sebelum pembedahan )
+*
Tanda : perilaku berhati : hati, gelisah, gangguan tonus otot.
f. Pernafasan
3ejala : batuk dengan atau tanpa sputum, Drainase darah pada nasal
Tanda : sputum dengan darah, 'iplopisis, Dyspnea.
g. %nteraksi so!ial
3ejala : ,asalah tentang kemampuan berkomunikasi bergabung dalam interaksi
so!ial
Tanda : Parau menetap - perubahan tinggi, suara bi!ara ka!au, enggan untuk
bi!ara
!ia('osa /epera2ata'
Diagnosa kepera(atan yang mungkin timbul dari masalah yang ditemukan dalam
pengkajian antara lain sebagai berikut :
1) /yeri berhubungan dengan adanya luka operasi di leher
+) Potensial tidak efektifnya jalan nafas berhubungan dengan perdarahan dan odema
laring.
*) eterbatasan akti2itas berhubungan dengan adanya luka operasi di leher
)) erusakan komunikasi 2ebal b-d !idera pita suara
7) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b-d epiglottis menutup trakea,
nyeri telan.
4'ter6e'si /epera2ata'
5en!ana asuhan kepera(atan ditetapkan berdasarkan beberapa hal, antara lain,
menentukan prioritas masalah. ;ntuk menentukan prioritas masalah, kita harus
memperhatikan masalah yang nyata- aktual dan yang potensial. ,enentukan dan
menetapkan tujuan yang akan di!apai, biasanya dalam bentuk tingkah laku dan
berorientasi pada perilaku pasien. ,enentukan ren!ana tindakan, mulai dari yang
bersifat meningkatkan status kesehatan pasien, men!egah terjadinya penyakit dan
yang bersifat memulihkan status kesehatan.
+)
1. /yeri berhubungan dengan adanya luka operasi di leher
Tujuan : /yeri berkurang sampai dengan hilang
riteria hasil :
$ ,engungkapkan perasaan nyaman dan tidak nyeri
$ ?kspresi (ajah dan tubuh tampak rileks
$ Tidak meringis
5en!ana Tindakan
a. aji tingkat- intensitas frekuensi rasa nyeri, !atat lokasi dan lamanya nyeri.
5asionalisasi : ;ntuk mengetahui derajat rasa nyeri pasien agar dapat
menentukan pilihan inter2ensi dan menentukan efekti2itas terapi tindakan yang
tepat.
b. 0bser2asi tanda$tanda 2ital
5asionalisasi : ;ntuk mengetahui keadaan umum pasien, tanda$tanda
2ital dapat memberi gambaran terhadap kenyamanan nyeri
!. &erikan posisi yang nyaman, kepala ditinggikan - semi fo(ler
5asionalisasi : ;ntuk mengurangi penekanan pada luka operasi sehingga
tidak menimbulkan nyeri
d. Anjurkan pasien untuk menggunakan untuk menyokong leher selama pergerakan
dan untuk menghindari hiperekstensi leher
5asionalisasi : ;ntuk men!egah stress pada garis jahitan dan menurunkan
tegangan otot
e. Anjurkan untuk memilih sikap yang nyaman sesuai dengan toleransi
5asionalisasi : Sikap yang dapat ditoleransi akan menimbulkan rasa aman.
f. &erikan minuman yang sejuk atau makanan yang lunak seperti es krim atau
sejenisnya
5asionalisasi : ,enurunkan nyeri tenggorok, tetapi makanan lunak
ditoleransi, jika pasien mengalami kesulitan pada saat menelan
g. 3unakan bantal pasir untuk mempertahankan posisi kepala
5asionalisasi : ;ntuk men!egah reaksi refleks atau ekstraksi kepala
h. Eibatkan keluarga dalam memberikan bantuan pemenuhan pasien
+7
5asionalisasi : eluarga merupakan orang terdekat dan memiiki rasa keterlibatan
dalam proses kepera(atan.
i. Eibatkan keluarga dalam atau untuk memoti2asi pasien dalam mengalihkan rasa
nyeri
5asionalisasi : Dukungan keluarga dapat memoti2asi pasien untuk
menghilangkan rasa nyeri
j. olaborasi dengan tim medik dalam pemberian terapi analgetik maupun obat
antibiotik yang sesuai dan tepat
5asionalisasi : ?fek analgetik dan antibiotik dapat menurunkan rasa nyeri
+. Potensial tidak efektifnya jalan nafas berhubungan dengan perdarahan dan odema
laring.
Tujuan : 4alan nafas tetap efektif
riteria hasil :
$ Pernafasan dan suara nafas dalam batas normal
$ Tidak ada perdarahan pada luka operasi
5en!ana Tindakan
a. aji frekuensi pernafasan ke dalam dan kerja pernafasan
5asionalisasi : &erkembangnya distress pada pernafasan merupakan indikasi
kompresi trakea karena edema- perdarahan.
b. aji keefektifan jalan nafas, perdarahan dan odema laring.
5asionalisasi : ;ntuk mengetahui penyebab tidak efektifnya jalan
nafas
!. aji tanda$tanda 2ital pasien dan beri posisi dengan kepala ditinggikan *9$)9
9
5asionalisasi : ;ntuk mengetahui keadaan umum pasien #memberi
gambaran) dan untuk membebaskan jalan nafas.
d. 0bser2asi adanya dispnea, stridor dan sianosis serta perhatikan kualitas suara
pasien
5asionalisasi : %ndikator obstruksi trakea - spasme laring yang
membutuhkan e2aluasi dan inter2emsi segera.
e. Anjurkan pasien untuk menyokong kepala dengan bantal
+<
5asionalisasi : ;ntuk menurunkan regangan pada daerah luka dan saluran
pernafasan.
f. Auskultasi suara nafas, !atat adanya suara ronki pasien
5asionalisasi : 5onki merupakan indikasi adanya obstruksi- spasme laringeal
yang membutuhkan e2aluasi dan inter2ensi yang !epat dan tepat.
g. &antu pasien dalam perubahan posisi- untuk tidur miring, latihan nafas dalam dan
batuk efektif, sesuai dengan indikasi
5asionalisasi : ;ntuk membantu mengeluarkan !airan atau lendir dari jalan nafas
dan mulut serta mempertahankan kebersihan jalan nafas dan 2entilasi
h. Siapkan alat penghisap lendir disisi tempat tidur pasien, lakukan penghisapan
pada mulut dan trakea sesuai dengan indikasi, !atat (arna dan karakteristik
sputum pasien.
5asionalisasi : ?dema dan nyeri dapat mengganggu kemampuan pasien
untuk mengeluarkan dan membersihkan jalan nafas pasien.
i. Siapkan 0
+
dan set inakostomi segera, bila dibutuhkan
5asionalisasi : ;ntuk membantu pernafasan pasien, jika tidak mampu
bernafas se!ara efektif
j. Perhatikan keluhan kesulitan menelan, penumpukan sekresi oral
5asionalisasi : ,erupakan indikasi edema dan perdarahan yang
membeku pada jaringan sekitar di daerah leher pasien yang dioperasi
k. Eibatkan keluarga pasien untuk memoti2asi dan dalam memberi bantuan pasien
5asionalisasi : eluarga merupakan orang terdekat yang setiap (aktu dapat
memberi bantuan dalam proses penyembuhan pasien.
l. olaborasi dengan tim medik dalam pemberian terapi analgetik maupun obat
antibiotik yang sesuai dan tepat.
5asionalisasi : Analgetik dan obat antibiotik dapat mengurangi rasa nyeri dan
membantu dalam proses penyembuhan pasien.
*. eterbatasan akti2itas berhubungan dengan adanya luka operasi di leher.
Tujuan : Akti2itas dapat terpenuhi se!ara adekuat
riteria hasil :
$ Pasien dapat memenuhi - melakukan akti2itas tanpa bantuan
+=
5en!ana Tindakan
a. aji tingkat akti2itas yang dapat dilakukan pasien
5asionalisasi : ;ntuk mengetahui tingkat akti2itas pasien sehingga dapat
memberi inter2ensi yang sesuai
b. 0bser2asi tanda$tanda 2ital pasien
5asionalisasi : ;ntuk mengetahui keadaan umum pasien. Tanda$tanda 2ital
pasien bisa merupakan suatu gambaran untuk mengetahui tingkat kemampuan
pasien.
!. &erikan bantuan untuk memenuhi kebutuhan pasien
5asionalisasi : &antuan yang diberikan dapat mengurangi keterbatasan
akti2itas pasien.
d. Anjurkan pasien untuk melakukan akti2itas sederhana- ringan sesuai toleransi
5asionalisasi : Akti2itas yang dapat ditoleransi dapat meminimalkan komplikasi
dan sekaligus melatih agar jangan kaku
e. Eibatkan keluarga dalam memenuhi akti2itas
5asionalisasi : eluarga dapat membantu mengatasi keterbatasan pasien
sehingga akti2itas dapat terpenuhi
f. olaborasi dengan tim medik dalam pemberian terapi analgetik maupun obat
antibiotik yang sesuai dengan tepat.
5asionalisasi : ?fek analgetik dan obat antibiotik dapat memper!epat proses
penyembuhan pasien.
). erusakan komunikasi 2ebal b-d !idera pita suara # Doengoes,+999 : =+1)
Tujuan : klien dapat berkomunikasi se!ara 2erbal maupun non2erbal
riteria 'asil : ,ampu men!iptakan metode komunikasi dimana kebutuhan dapat
dipahami
%nter2ensi :
a. aji fungsi bi!ara periodi!, anjurkan untuk tidak bi!ara terus menerus
5- : erusakan saraf permanent dapat terjadi, yang menyebabkan paralysis pita
suara dan atau penekanan pada trakea.
+B
b. Pertahankan komunikasi yang sederhana, beri pertanyaan yang memerlukan
ja(aban GGHaGG atau IG Tidak IG.
5- : ,enurunkan kebutuhan berespon mengurangi bi!ara.
!. ,emberi metode komunikasi alternati2e yang sesuai seperti papan tulis, kertas
atau papan gambar
5- : ,emfasilitasi ekspresi yang dibutuhkan
d. Antisipasi kebutuhan sebaik mungkin, kunjungi pasien se!ara teratur.
5- : ,enurunkan ansietas dan kebutuhan pasien untuk berkomunikasi.
e. &eritahu pasien untuk terus membatasi bi!ara
5- : ,en!egah pasien bi!ara yang dipaksakan untuk men!iptakan kebutuhan yang
diperlukan.
f. Pertahankan lingkungan yang tenang
5- : ,eningkatkan kemampuan mendengar komunikasi perlahan dan menurunkan
kerasnya suara yang harus diu!apkan.
7. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b-d epiglottis menutup trakea, nyeri
telan.
Tujuan : tidak terjadi malnutrisi
riteria 'asil :
$ ,enjelaskan alasan dan prosedur pengobatan.
$ ,endapatkan pengalaman tentang nutrisi yang adekuat melalui 0ral
%nter2ensi :
a. aji tingkat kesadaran dan respon se!ara tepat dan kemampuan dalam menelan
5- : ,engetahui sejauh mana pasien dapat menelan makanan seperti semula
b. Ajarkan teknik untuk mempertahankan asupan nutrisi yang adekuat dan
merangsang nafsu makan
5- : ,eningkatkan pengetahuan pasien
!. ;bah 2ariasi kepadatan makanan yang diperbolehkan menurut tekstur dan rasa
yang berbeda
5- : Dengan pemberian makanan yang ber2ariasi paisen tidak akan bosan.
d. Posisikan pasien dengan setengah duduk - Semi Ao(ler atau ditepi tempat tidur
jika memungkinkan
+C
5- : ,enjaga kenyamanan pasien
e. Pertahankan posisi selama 19$17 menit sebelum dan sesudah makan.
5- : ;ntuk mempertahankan kepatenan esofhagus.
http://rea)is-7i)i2u.b)o(spot.com/28&*/80/'orma)-8-+a)se-+a)se-+a)se-i'-9-
'o'e-9.htm)

Anda mungkin juga menyukai