Anda di halaman 1dari 3

Terdapat 5 faktor yang mempengaruhi kualitas udara dalam ruangan, yaitu temperatur, aliran

udara, kelembaban nisbi, konsentrasi dari zat berbahaya dan kandungan bakteri di udara.
Parameter yang digunakan adalah KepMenKes No 1405/ MenKes/SK/ XI/2002 tentang
persayaratan kesehatan lingkungan kerja di perusahaan dan industri, sedangkan untuk
laboratorium mengacu kepada KepMenKes No 1204/ MenKes/SK/ X/2004 tantang
persyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit.1
Suhu
Standarisasi suhu membantu memastikan bahwa kesehatan dan kenyamanan pasien
terjamin, sehingga mereka dapat bekerja secara optimal yang pada akhirnya meningkatkan
produktivitas perusahaan. Indonesia merupakan negara beriklim tropis lembab, dimana suhu
udara berkisar antara 24-320c.1

Suhu dalam ruang kerja yang sesuai dengan iklim Indonesia adalah antara18-280c,
sedangkan untuk labooratorium 22-260c. Bila suhu dalam ruangan < 180c, maka perlu
menggunakan pemanas ruangan (heater). Sedangkan bila suhu udara di ruangan >280c,
perlu dipasang alat pengkodisi udara/ air coditioner (AC) atau kipas angin agar tercapai
kenyamanan maksimum.1
Nilai ambang batas (NAB) suhu nyaman (21-30)0C berdasarkan surat edaran Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor SE.01/MEN/1978.2
Nilai Ambang Batas iklim kerja (panas)
Nilai Ambang Batas iklim kerja (panas) dengan Indeks Suhu Basah dan Bola (ISBB)
tidak diperkenankan melebihi: 2
a) Untuk beban kerja ringan : 300c
b) Untuk beban kerja sedang : 26,7 0c
c) Untuk beban kerja berat : 25,0 0C
Catatan :
- Beban kerja ringan membutuhkan kalori 100 200 kilo kalori/jam.
- Beban kerja sedang membutuhkan kalori lebih besar 200 350 kilo kalori/jam.
- Beban kerja berat membutuhkan kalori lebih besar dari 350500 kilo kalori/jam.
Pengendalian iklim kerja (panas).2
Pengendalian iklim kerja (panas) dilakukan dengan mengatur waktu kerja sehubungan
dengan tingkat paparan iklim kerja (panas) seperti pada Tabel A.1.
Tabel A.1

Pengendalian iklim kerja (panas)2

Pengaturan kerja setiap waktu


Waktu kerja
Waktu istirahat
75%
50%
25%

25%
50%
75%

Ringan
30,6
31,4
32,2

ISBB (0C)
Beban kerja
sedang
28,0
29,4
31,1

Berat
25,9
27,9
30,0

Perhitungan
Indeks suhu basah dan bola di luar ruangan dengan panas radiasi:
ISBB = 0,7 suhu basah alami + 0,2 suhu bola + 0,1 suhu kering
Indeks suhu basah dan bola di dalam atau di luar ruangan tanpa panas radiasi:
ISBB = 0,7 suhu basah alami + 0,3 suhu bola
Kelembaban Nisbi
Kelembaban merupakan masalah utama dalam ruagan tertutup, karena dapat menyebabkan
banyak peralatan, perabotan dan material bangunan rusak. Hal ini mengingat Indonesia
dengan negara iklim tropis, Indonesia mempunyai kelembaban yang ckup tinggi sebesar 6095%. Sementara itu perlu perlu diketahui untuk standar ambang batas (NAB) nisbi dalam
ruang kerja adalah 40-60%. Sedangkan presentase kelembaban nisbi untuk laboratorium
berkisar antara 35-60%. Bila kelembaban udara ruang kerja > 60% perlu menggunakan alat
dehumifier, sehingga dapat mengurangi kelembaban udara dalam ruangan. Udara yang terlalu
lembab akan menimbulkan rasa lengket dikulit dan mempercepat timbulnya jamur di
dinding. Apabila kelembaban udara ruang kerja < 40% , maka perlu menggunakan humidifier
untuk mengontrol kelembaban udara agar tidak terlalu kering. Udara yang terlalu kering akan
menyebabkan mata pedih, kulit bersisik, bibir kering dan timbul listrik statik. 1
Pertukaran udara
Adanya sirkulasi aliran udara yang baik berarti akan meningkatkan kadar evaporasi air serta
menghindari kelembaban dan korosi, sehingga dapat menekan pertumbuhan jumlah bakteri.
Laju pertukaran udara yang sesuai dengan standar KepMenkes adaah sebesar 0, 283
m3/menit/ orang dengan laju ventilasi 0,15-0,25 m/ detik, dengan ketinggian plafon minimal
2,50 meter. Untuk ruangan kerja yang tidak memiliki pendingin ruangan harus memiliki
lubang ventilasi minimal 15% dari luas lantai dengan menerapkan sistem ventilasi silang,
sedangkan jika area kerja berada pada ruangan tertutup rapat, khususnya ruangan bawah
tanah, aliran udara tidak boleh lebih rendah dari 0,15-0,2 detik m/detik.1
Gas pencemar
Kandungan gas pencemar dalam ruangan kerja, dalam rata-rata pengukuran jam kerja adalah
sebagai berikut : 1
No

Parameter

1
2
3
4
5

Asam sulfida (H2S)


Amonia (NH3)
Karbon monoksida (CO)
Nitrogen dioksida (NO2)
Sulfur dioksida (SO2)

Konsentrasi Maksimal
mg/m3
Ppm
1
17
25
29
25
5,60
3,0
5,2
2

Mikrobiologi
Bila makin kotor dan lembab sebuah ruang dan kurangnya jumlah ventilasi, maka makin
tinggi jumlah bakteri yang tumbuh.1,2 Angka bebas kuman < 700 koloni/m3 udara. Bebas
kuman patogen. Untuk laboratorium konsentrasi maksimum mikroorganisme per m3 udara
(CFU/m3) adalah antara 200-300 CFU/m3.

Daftar Pustaka
1. MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONSIA KEPUTUSAN MENTERI
TENAGA KERJA NOMOR : KEP51/MEN/I999 TENTANG NILAI AMBANG
BATAS
FAKTOR
FISIKA
DI
TEMPAT
KERJA.
Diunduh
dari
http://perpustakaan.depkes.go.id:8180/bitstream/123456789/1082/3/KMK1405-1102-G32.pdf,
24 oktober 2012.

2. SNI. Nilai Ambang Batas iklim kerja (panas), kebisingan, getaran tangan-lengan dan
radiasi
sinar
ultra
ungu
di
tempat
kerja.
2004.
Diunduh
dari,
http://xa.yimg.com/kq/groups/11126306/1670291619/name/SNI+16-70632004+NAB+iklim+kerja.pdf, 24 Oktober 2012.

Anda mungkin juga menyukai