Anda di halaman 1dari 14

PAKET PENYULUHAN

Ca. Endometrium
Di Ruang 9 GYNEKOLOGI DAN ONKOLOGI
RSUD Saiful Anwar Malang

Oleh :
TIM PKRS

RUMAH SAKIT UMUM DR. SAIFUL ANWAR


MALANG
OKTOBER, 2014

PAKET PENYULUHAN

Ca. Endometrium
Di Ruang 9 GYNEKOLOGI DAN ONKOLOGI
RSUD Saiful Anwar Malang

Disusun Oleh :
KELOMPOK 19
Revy Sekti Aji
Febriani Veronica
Sufi Indraini

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014

SATUAN ACARA PENYULUHAN

1. Pokok Bahasan

: Ca. Endometrium

2. Sasaran

: Pasien dan keluarga pasien di R. 9 Gynekologi dan Onkologi

3. Waktu dan Tempat

Tempat

: Ruang 9 Gynekologi dan Onkologi Rumah Sakit Dr. Saiful


Anwar Malang

Waktu

: Sabtu, 11 Oktober 2014, Pukul 10.00 WIB

4. Alokasi Waktu

: 30 menit

5. Pemberi Materi

: Kelompok 19

6. Metode

: Ceramah dan diskusi

7. Media

: Leaflet dan PPT

8. Latar Belakang
Kanker endometrium merupakan salah satu kanker ginekologi dengan angka
kejadian tertinggi, terutama di negara-negara maju. Selama tahun 2005, diperkirakan di
Amerika terdapat sekitar 40.880 kasus baru dengan sekitar 7.100 kematian terjadi
karena kanker endometrium. Kanker endometrium paling sering terdiagnosis pada usia
pasca menopause, dimana 75% kasus terjadi pada wanita usia pasca menopause.
Meskipun demikian sekitar 20% kasus terdiagnosis pada saat premenopause. Kanker
endometrium uterus telah mengalami peningkatan angka kejadian di Indonesia,
sebagian Karena penderita hidup lebih lama dan pelaporan lebih akurat. Sekitar 32.000
kasus di perkirakan akan terjadi setiap tahunnya dengan 5900 kematian. Sepertiga
wanita dengan perdarahan pascamenopause mempunyai kanker uterus. Usia rata-rata
adalah 61, dan kebanyakan pasien setidaknya berusia 55 tahun.
Secara epidemiologi terdapat beberapa faktor risiko yang berkaitan dengan kanker
endometrium yaitu hormon replacement theraphy, terapi Tamoxifen, obesitas, wanita
pasca menopause, nulipara atau dengan paritas rendah, dan keadaan anovulasi. Hal-hal
tersebut berkaitan dengan keadaan upopposed estrogen yang meningkatkan risiko
terjadinya kanker endometrium. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemaparan terhadap
estrogen atau meningkatkan kadar progesteron, seperti penggunaann kontrasepsi oral
dan merokok, merupakan faktor yang bersifat protektif. Kanker endometrium stadium
awal memiliki prognosis yang cukup baik. Kanker endometrium terdiagnosis saat masih
terlokalisir memiliki survival rate lima tahunnya mencapai 96%, dan menurun sampai ke
44% pada stadium lanjut. Dengan pengetahuan yang baik tentang perdarahan

pervaginam pasca menopause di dunia Barat, sebagian besar kasus ini, sekitar 77%
terdiagnosis pada stadium dini.
Teknik skrining yang dapat digunakan adalah skrining non-invasif, seperti USG dan
teknik invasif seperti pemeriksaan D&C dan biopsi endometrium yang merupakan tehnik
yang digunakan untuk mengevaluasi jaringan endometrium dan menjadi bakuan dalam
menilai status endometrium. Biopsi endometrium mempunyai sensitifitas yang baik
dengan negatif palsu yang rendah dan sebagian besar disebabkan karena kesalahan
dalam pengambilan. Namun demikian penentuan stadium karsinoma endometrium yang
akurat adalah melalui prosedur pembedahan. Oleh karena itu, penanganan Ca
endometrium sangat memerlukan tindakan khusus dari perawat untuk mencegah
memburuknya kondisi kesehatan klien. Hal tersebut dikarenakan klien yang mengalami
Ca endometrium dalam kondisi gawat yang dapat mengancam jiwa klien. Pada laporan
kasus

ini

akan dibahas

mengenai

satu kasus kanker

endometrium

beserta

penatalaksanaannya.
9. Tujuan instruksional
a. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit peserta mampu mengetahui dan
memahami tentang Ca. Endometrium
b. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan, peserta dapat:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Pasien dan Keluarga mengetahui apa yang dimaksud dengan CA endometrium


Pasien dan Keluarga pasien mengetahui penyebab ca endometrium
Pasien dan Keluarga pasien mengetahui tanda dan gejala ca endometrium
Pasien dan Keluarga pasien mengetahui Stadium ca endometrium
Pasien dan Keluarga pasien mengetahui deteksi dini ca endometrium
Pasien dan Keluarga pasien mengetahui pola makan pencegah ca endometrium
Pasien dan Keluarga pasien mengetahui terapi ca endometrium

10. Sub Pokok Bahasan


1.

Pengertian CA endometrium

2.

Penyebab CA endometrium

3.

Tanda dan gejala CA endometrium

4.

Stadium CA endometrium

5.

Deteksi Dini Kanker Endometrium

6.

Pola Makan Pencegah Kanker Endometrium

7.

Terapi CA endometrium

11. Pengorganisasian

Pemateri : Febriani Veronica


Moderator : Revy Sekty Aji
PPT

: Sufi Indraini

12. Media
Power Point Presentation dan Leaflet
13. Materi
(terlampir)
14. Kegiatan Penyuluhan
Tahap
Pendahuluan

Waktu
5 menit

Kegiatan Perawat
1. Memberi salam

Kegiatan Klien
1. Menjawab

2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan

salam

Metode
Ceramah

Media
-

dan

tujuan 2. Mendengarkan

penyuluhan dan pokok materi

dan

yang akan disampaikan

memperhatikan

Tanya
Jawab

4. Menggali pengetahuan pasien 3. Menjawab


tentang Premature Rupture Of
Penyajian

Penutup

15 menit

Membrane
Menjelaskan materi penyuluhan

10 menit 1. Penegasan materi


2. Meminta

peserta

untuk

pertanyaan
1. Mendengarkan

Ceramah

Power Point

dan

dan

Presentation

memperhatikan

Tanya

2. Menganjukan

Jawab

pertanyaan
1. Menjawab

Tanya

pertanyaan

Jawab

menjelaskan kembali materi

yang

yang

oleh penyuluh

telah

disampaikan

diberikan

dengan singkat menggunakan 2. Membalas


bahasa peserta sendiri
3. Memberikan

salam

pertanyaan

kepada peserta tentang materi


yang telah disampaikan
4. Menutup

acara

mengucapkan salam
15. Evaluasi
a. Evaluasi struktur

dan

Jumlah peserta yang hadir dalam kegiatan penyuluhan minimal 5 orang.


Penyuluhan menggunakan Power Point Presentation.
Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan di Ruang 9 RSSA Malang.
Pengorganisasian dan persiapan kegiatan penyuluhan dilakukan pada hari

sebelumnya.
b. Evaluasi proses
- Penyaji mampu menguasai materi penyuluhan yang diberikan.
- Penyaji mampu menyampaikan materi dengan baik.
- Penyaji mampu berkomunikasi 2 arah
- Peserta mendengarkan ceramah dengan baik dan sangat berkonsentrasi
-

terhadap materi yang disampaikan oleh pemberi penyuluhan.


Peserta antusias untuk bertanya dalam kegiatan penyuluhan dan menerima

penjelasan dari penyaji.


Peserta tidak meninggalkan tempat sebelum kegiatan penyuluhan selesai

dilaksanakan.
Tidak ada pasien/keluarga pasien yang mondar-mandir selama kegiatan

penyuluhan berlangsung.
c. Evaluasi hasil
Pre penyuluhan
o

25% peserta mampu menjawab pertanyaan yang diberikan oleh penyaji


sebelum penyaji menyampaikan materi penyuluhan.

Post penyuluhan
> 70 % peserta mampu menjawab pertanyaan yang diberikan oleh penyaji
setelah penyaji menyampaikan materi penyuluhan.
Kriteria keberhasilan:
Peserta mampu menjawab pertanyaan dari penyaji yang meliputi:
-

Pengertian CA endometrium

Penyebab CA endometrium

Tanda dan gejala CA endometrium

Stadium CA endometrium

Deteksi Dini Kanker Endometrium

Pola Makan Pencegah Kanker Endometrium

Terapi CA endometrium
CA ENDOMETRIUM

A. Pengertian
Kanker endometrium adalah kanker yang terjadi pada organ endometrium atau pada
dinding rahim. Endometrium adalah organ rahim yang berbentuk seperti buah pir
sebagai tempat tertanam dan berkembangnya janin. kanker endometrium kadangkadang disebut kanker rahim, tetapi ada sel-sel lain dalam rahim yang bisa menjadi
kanker seperti otot atau sel miometrium. kanker endometrium sering terdeteksi pada

tahap awal karena sering menghasilkan pendarahan vagina di antara periode


menstruasi atau setelah menopause (Whoellan 2009)
Kanker endometrium tumbuh pada ovarium, tuba falopii, dan saluran menuju vagina.
Kanker ini bukan merupakan penyakit akibat hubungan seksual. Wanita muda maupun
yang sudah tua dapat terkena penyakit ini. Walaupun pada umumnya yang terserang
wanita yang sudah tua.
B. Etiologi
Sampai saat ini belum diketahui secara pasti penyebab kanker endometrium, tetapi
beberapa penelitiian menunjukkan bahwa rangsangan estrogen yang berlebihan dan
terus menerus bisa menyebabkan kanker endometrium. Berikut ini beberapa faktor
resiko yang bisa meningkatkan munculnya kanker endometrium :
a. Obesitas atau kegemukan.
Pada wanita obesitas dan usia tua terjadi peningkatan reaksi konversi
androstenedion menjadi estron. Pada obesitas konversi ini ditemukan sebanyak 2520 kali. Obesitas merupakan faktor resiko utama pada kanker endometrium
sebanyak 2 sampai 20 kali. Wanita dengan berat badan 10-25 Kg diatas berat badan
normal menpunyai resiko 3 kali lipat dibanding dengan wanita dengan berat badan
normal. Bila berat badan lebih dari 25 Kg diatas berat badan normal maka resiko
menjadi 9 kali lipat.
b. Haid pertama (menarche).
Wanita mempunyai riwayat menars sebelum usia 12 tahun mempunyai resiko
1,6 kali lebih tinggi daripada wanita yang mempunyai riwayat menars setelah usia
lebih dari 12 tahun. Menstruation span merupakan metode numerik untuk
menentukan faktor resiko dengan usia saat menarche, usia menopause dari jumlah
paritas. Menstruasion span (MS) = usia menars (jumlah paritas x1,5). Bila MS 39
maka resiko terkena kanker endometrium sebanyak 4,2 kali dibanding MS < 29.

c. Tidak pernah melahirkan.


Memiliki resiko terkena kanker endometrium lebih tinggi baik sudah menikah
atau belum dibanding wanita yang pernah melahirkan. Penelitian menunjukkan
bahwa 25% penderita kanker endometrium tidak pernah melahirkan anak (nulipara).
Penelitian lainnya juga menunjukkan bahwa factorketidaksuburan(infertilitas) lebih
berperan daripada jumlah melahirkan (paritas).

Penggunaan estrogen. Estrogen sering digunakan sebagai terapi sulih


hormon. Peningkatan penggunaan hormon ini diikuti dengan meningkatnya resiko
kanker endometrium.
d. Hiperplasia endometrium.
Hiperplasia endometrium adalah pertumbuhan yang berlebihan dari jaringan
selaput lendir rahim disertai peningkatan vaskularisasi akibat rangsangan estrogen
yang berlebihan dan terus menerus. Disebut neoplasia endometrium intraepitel jika
hiperplasia endometrium disertai sel-sel atipikal dan meningkatkan resiko menjadi
kanker endometrium sebesar 23%.
e. Diabetes mellitus (DM).
Diabetes melitus dan tes toleransi glukosa (TTG) abnorml merupakan faktor
resiko keganasan endometrium. Angka kejadian diabetes melitus klinis pada
penderita karsinoma endometrium berkisar antara 3-17%, sedangkan angka kejadian
TTG yang abnormal berkisar antara 17-64%.
f.

Hipertensi.
50% dari kasus endometrium menderita hipertensi dibandingkan dengan 1/3
populasi kontrol yang menderita penyakit tersebut, kejadian hipertensi pada
keganasan endometrium menurut statistik lebih tinggi secara bermakna daripada
populasi kontrol.

g. Faktor lingkungan dan diet.


Faktor lingkungan dan menu makanan juga mempengaruhi angka kejadian
keganasan endometrium lenih tinggi daripada di ngara-negara yang sedang
berkembang. Kejadian keganasan endometrium di Amerika Utara dan Eropa lebih
tinggi daripada angka kejadian keganasan di Asia, Afrika dan Amerika latin. Agaknya
perbedaan mil disebabkan perbedaan menu dan jenis makan sehari-hari dan juga
terbukti dengan adanya perbedaan yang menyolok dari keganasan endometrium
pada golongan kaya dan golongan miskin. Keadaan ini tampak pada orang-orang
negro yang pindah dari daerah rural ke Amerika Utara. Hal yang sama juga terjadi
pada orang-orang Asia yang pindah ke negara industri dan merubah menu
makanannya dengan cara barat seperti misalnya di Manila dan Jepang, angka
kejadian keganasan endometrium lebih tinggi daripada di negara-negara Asia lainnya
h. Riwayat keluarga.
Ada kemungkinan terkena kanker endometrium, jika terdapat anggota
keluarga yang terkena kanker ini, meskipun prosentasenya sangat kecil.
i.

Tumor memproduksi estrogen.


Adanya tumor yang memproduksi estrogen, misalnya tumor sel granulosa,
akan meningkatkan angka kejadian kanker endometrium.

C. Manifestasi Klinis
Beberapa gejala kanker endometrium adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Rasa sakit pada saat menstruasi.


Rasa sakit yang parah dan terus menerus pada perut bagian bawah,
rasa sakit ini akan bertambah pada saat berhubungan seks.
Sakit punggung pada bagian bawah.
Sulit buang air besar atau diare.
Keluar darah pada saat buang air kecil dan terasa sakit.
Keputihan bercampur darah dan nanah.
Terjadi pendarahan abnormal pada rahim.

D. Stadium kanker endometrium


Setelah diagnosis kanker endometrium ditegakkan, prosedur selanjutnya adalah
penentuan stadium (staging) untuk mengetahui seberapa jauh penyakit telah menyebar
di dalam tubuh. Caranya antara lain dengan melakukan pemeriksaan pencitraan, seperti
foto rontgen dada, CT scan dan pemeriksaan darah.
Stadium kanker endometrium adalah sebagai berikut:
1.
2.
3.

Stadium I: kanker hanya ditemukan di dalam rahim.


Stadium II: kanker ditemukan di dalam rahim dan leher rahim.
Stadium III: kanker telah menyebar ke luar rahim, tetapi belum mencapai rektum
dan buli-buli. Dapat ditemukan penyebaran di kelenjar getah bening daerah

4.

panggul.
Stadium IV: kanker telah menyebar di luar rongga pelvis dan dapat mencapai bulibuli, rektum atau organ-organ jauh lainnya.

E. Deteksi Dini Kanker Endometrium


Karena gejala awal berupa perdarahan, maka umumnya penderita lebih awal
melakukan pemeriksaan sehingga sebagian besar penyakit ini diketahui pada stadium
awal.
Pemeriksaan yang bisa dilakukan untuk mendeteksi kanker endometrium adalah:
1. USG Vaginal
Deteksi

kelainan

endometrium

berupa

hiperplasia

ataupun

kanker

endometrium dapat dilakukan dengan pemeriksaan ultrasonografi. Pemeriksaan


USG

dilakukan

untuk

melihat

ketebalan

dinding

endometrium.

Ketebalan

endometrium dianggap normal pada wanita premenopause bila kurang dari 15 mm


dan pada post menopause kurang atau sama dengan 5 mm. Dengan menggunakan
standar tersebut didapatkan sensitivitas 83,3%, spesivitas 75,8%, positive prediktive
value 23,8% dan negative prediktive value 98 %.
2. Biopsi jaringan endometrium

Diagnosis karsinoma endometrium ditetapkan berdasarkan pemeriksaan


histopatologi jaringan endometrium yang di ambil dengan cara biopsi endometrium
atau dengan cara dilatasi atau kuretase.
Biopsi endometrium merupakan prosedur diagnostik di poliklinik, prosedur ini
relatif mudah dan murah. Tetapi tindakan ini harus disertai dengan kuret
endoserviks. Bila hasil biopsi meragukan maka dapat dilakukan kuretase
endometrium. Biopsi endometrium dapat dilakukan dengan bantuan alat endoram
dan lain-lain. Prosedur klasik untuk mendiagnosi kanker endometrium adalah
dengan dilatasi dan kuretase.
Dua tahapan kuretase yang dilakukan, kuretase endoserviks kemudian
dilakukan dilatasi yang selanjutnya dilanjutkan dengan kuretase kavum uteri.
Tindakan ini disebut sebagai kuretase bertingkat. Prosedur ini dilakukan dengan
narkose, sehingga memrlukan biaya yang relativ mahal. Dilatasi dan kuretase
mempunyai akurasi 78 % dibandingkan dengan spesimen histeretomi. Bila kanker
endometrium telah ditetapkan maka langkah selanjutnya adalah menetapkan
stadium klinik. Penetapan stadium klinik hanya untuk persiapan pembedahan.
Stadium klinik bukan merupakan stadium pokok pada kanker endometrium karena
stadium klimik tidak dapat mengetahui invasi myometrium, tidak dapat mengetahiu
metastasis ke kelenjar getah bening, tidak dapat mengetahui metastasis organ intra
abdominal ataupun metstasis ke cairan peritomneum. Dengan demikian kesalahan
stadium klinik dalam menetapkan derajat penyebaran menjadi besar, kesalahan
tersebut berkisar 80-85 %. Untuk menetapkan perluasan kanker endometrium,
maka stadium yang tepat adalah stadium berdasarkan pembedahan.
3. Pemeriksaan ploiditas DNA
Pemeriksaan ploiditas DNA, reseptor estrogen ataupun pemeriksaan
progesteron reseptor sampai saat ini bukan merupakan bagian dari diagnosis
karena belum memberi peranan yang penting dalam menentukan pengobatan.
4. Histeroskopi
Pemeriksaan ini dilakukan dengan memasukan teropong (histeroskop) yang
lentur dan tipis melalui vagina dan leher rahim sampai ke rongga rahim. Dengan
cara ini, dokter dapat memeriksa bagian dalam rahim dan dinding endometrium.
F. Cara pencegahan CA endometrium
Cara terbaik untuk mencegah kanker dinding rahim adalah dengan menghindari
faktor resiko.
Langkah-langkah yang harus diambil dapat meliputi mempertahankan berat badan
normal dengan makan dalam jumlah cukup, diet tinggi nutrisi, dan berolahraga secara

teratur; mengonsumsi pil KB hanya jika tidak ada gangguan dengan kondisi medis Anda
dan hindari pengobatan dengan estrogen tunggal.
Beberapa faktor resiko tentu tidak dapat dihindari, contohnya riwayat keluarga
dengan kanker payudara, kanker usus, dan kanker indung telur. Pubertas dini dan
menopause terlambat juga merupakan bagian dari genetik dan tidak dapat diubah. Oleh
sebab itu, deteksi dini perlu dilakukan.
G. Pola Makan Pencegah Kanker Endometrium
Seperti banyak kanker, risiko kanker endometrium tampak terkait dengan asupan
yang lebih besar dari makanan yang ditemukan dalam makanan Barat, termasuk
produk-produk hewani dan karbohidrat olahan. Risiko tampaknya lebih rendah di antara
wanita yang pola makannya tinggi dalam buah-buahan, sayuran, biji-bijian utuh
(misalkan beras merah), dan kacang-kacangan. Resiko yang lebih rendah pada orang
yang menjalankan pola makan nabati terkait dengan berkurangnya hormon bebas yang
beredar dalam darah atau efek perlindungan dari nutrisi mikro yang ditemukan dalam
pola makan ini.

Makan sedikit daging dan lemak


Studi menemukan risiko 50 persen lebih besar terkena kanker endometrium pada
wanita yang mengkonsumsi jumlah terbesar dari daging olahan dan ikan. Konsumsi
daging merah dan telur juga dikaitkan dengan risiko yang lebih besar.
Asupan tinggi lemak, terutama lemak jenuh, terkait dengan peningkatan risiko
60 sampai 80 persen. Beberapa bukti menunjukkan bahwa hubungan ini terjadi
karena pengaruh lemak makanan pada berat badan dan estrogen.

Buah-buahan, sayuran, biji-bijian utuh, dan kacang-kacangan: Meskipun


temuan ini terbatas, bukti menunjukkan bahwa sayur, buah, dan nutrisi yang
terkandung dalam makanan ini (misalnya vitamin C, berbagai karotenoid, folat, dan
pitosterol) berhubungan dengan penurunan risiko terkena kanker endometrium
dapat sebanyak 50 sampai 60 persen risiko lebih rendah.
Hubungan terbalik antara asupan biji-bijian utuh (misalkan beras merah) dan
kanker endometrium telah diamati. Individu dengan asupan tertinggi dari biji-bijian
utuh tampak memiliki risiko terendah, dan sebaliknya. Konsumsi yang lebih tinggi
dari kacang kedelai dan lainnya yang berhubungan dengan penurunan risiko.
Sebagian besar kacang, sayuran, dan buah-buahan, dan beberapa biji-bijian
utuh memiliki indeks glikemik rendah (peringkat tentang bagaimana makanan yang

mengandung karbohidrat mempengaruhi gula darah; makanan dengan indeks


glikemik rendah meningkatkan gula darah hanya sedikit, dibandingkan dengan
makanan dengan indeks glikemik tinggi). Penelitian telah menunjukkan bahwa
perempuan yang mengkonsumsi makanan dengan indeks-glisemik-lebih rendah
memiliki risiko lebih rendah terkena kanker endometrium, dibandingkan dengan
mereka yang mengkonsumsi lebih banyak makanan dengan indeks-glisemik-tinggi
(misalnya, gula dan roti putih).
H. Terapi
Ada beberapa pilihan pengobatan pada kanker endometrium, tergantung pada
stadium penyakit, kondisi umum dan pilihan.
1. Pembedahan. Tindakan operasi merupakan pilihan pengobatan yang dianjurkan
untuk sebagian besar kasus kanker endometrium. Jenis operasinya adalah
pengangkatan seluruh rahim (histerektomi) dan kedua indung telur serta saluran
indung telur (salpingo-ooforektomi bilateral). Operasi ini membuat Anda tidak dapat
haid lagi (jika Anda masih haid) dan tidak dapat hamil.
2. Radiasi. Terapi radiasi menggunakan sinar radioaktif kuat untuk membunuh sel-sel
kanker. Radiasi dapat diberikan dari luar tubuh oleh mesin radiasi (disebut radiasi
eksternal) atau diberikan dengan suatu alat yang dimasukkan ke dalam vagina
(disebut radiasi internal atau brachytherapy).
3. Terapi Hormon. Pemberian hormon merupakan pilihan jika kanker telah menyebar ke
luar rahim dan tidak dapat dioperasi. Pilihannya adalah pemberian hormon
progesteron sintetik (progestin) untuk meningkatkan kadar progesteron di dalam
tubuh, atau pemberian obat yang dapat menurunkan kadar estrogen di dalam tubuh.
4. Kemoterapi. Kemoterapi adalah pemberian obat-obatan yang dapat membunuh selsel kanker. Dapat diberikan secara tunggal atau kombinasi beberapa obat. Umumnya
kemoterapi diberikan melalui infus, tetapi saat ini ada pula obat kemoterapi dalam
bentuk tablet oral. Kemoterapi biasanya diberikan pada kasus kanker endometrium
yang sudah lanjut (menyebar di luar rahim)

DAFTAR PUSTAKA
Brunner and Suddarth.(2002). Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta. EGC
Whoellan. 2009. Kanker Endometrium. http://dokter-herbal.com/kanker-endometrium.html.
Whoellan.(2009).

Kanker

endometrium.

http://dokter-herbal.com/kanker

endometrium.html.yogyakarta 28 Mei 2011. 18.00 WIB


Wilkinson, Judith M.(2006).Diagnosa Keperawatam NIC-NOC.Jakarta. EGC
Sarce. 2009. Proteksi Diri Perawat Dalam Pemberian Sitostatika Di Rumah Sakit Umum
Daerah Propinsi Sulawesi Tenggara. http://eprints.undip.ac.id/10728/1/ARTIKEL.pdf.
http://www.nutritionmd.org/consumers/oncology/endometrial_cancer.html

http://www.mayoclinic.com/health/endometrial-cancer/DS00306.

Anda mungkin juga menyukai