LP Combustio Uyan
LP Combustio Uyan
B.
kecelakaan rumah tangga. Selain itu, pajanan suhu tinggi dari matahari, listrik maupun
bahan kimia juga dapat menyebabkan luka bakar. Secara garis besar, penyebab terjadinya
luka bakar dapat dibagi menjadi:
1. Paparan api
Flame: Akibat kontak langsung antara jaringan dengan api terbuka, dan menyebabkan
cedera langsung ke jaringan tersebut. Api dapat membakar pakaian terlebih dahulu
baru mengenai tubuh. Serat alami memiliki kecenderungan untuk terbakar, sedangkan
serat sintetik cenderung meleleh atau menyala dan menimbulkan cedera tambahan
berupa cedera kontak.
Benda panas (kontak): Terjadi akibat kontak langsung dengan benda panas. Luka
bakar yang dihasilkan terbatas pada area tubuh yang mengalami kontak. Contohnya
antara lain adalah luka bakar akibat rokok dan alat-alat seperti solder besi atau
peralatan masak.
2. Scalds (air panas)
Terjadi akibat kontak dengan air panas. Semakin kental cairan dan semakin lama
waktu kontaknya, semakin besar kerusakan yang akan ditimbulkan. Luka yang
disengaja atau akibat kecelakaan dapat dibedakan berdasarkan pola luka bakarnya.
Pada kasus kecelakaan, luka umumnya menunjukkan pola percikan, yang satu sama
lain dipisahkan oleh kulit sehat. Sedangkan pada kasus yang disengaja, luka
umumnya melibatkan keseluruhan ekstremitas dalam pola sirkumferensial dengan
garis yang menandai permukaan cairan.
3. Uap panas
Terutama ditemukan di daerah industri atau akibat kecelakaan radiator mobil. Uap
panas menimbulkan cedera luas akibat kapasitas panas yang tinggi dari uap serta
dispersi oleh uap bertekanan tinggi. Apabila terjadi inhalasi, uap panas dapat
menyebabkan cedera hingga ke saluran napas distal di paru.
4. Gas panas
Inhalasi menyebabkan cedera thermal pada saluran nafas bagian atas dan oklusi jalan
nafas akibat edema.
5. Aliran listrik
Cedera timbul akibat aliran listrik yang lewat menembus jaringan tubuh. Umumnya
luka bakar mencapai kulit bagian dalam. Listrik yang menyebabkan percikan api dan
membakar pakaian dapat menyebabkan luka bakar tambahan.
6. Zat kimia (asam atau basa)
7. Radiasi
8. Sunburn sinar matahari, terapi radiasi.
C.
I
IIa
IIb
III
Tidak dijumpai rasa nyeri dan hilang sensasi, oleh karena ujung-ujung saraf
sensorik mengalami kerusakan/kematian.
g) Penyembuhan terjadi lama karena tidak ada proses epitelisasi spontan dari
dasar luka.
b. Berdasarkan berat ringannya luka bakar
Menurut America Bun Associaton (Effendi, Cristanty 2000 ) berat ringannya
luka bakar ditentukan berdasarkan luas permukaan tubuh yang terkena (Total Body
Surface Area atau TBSA) yang dihitung berdasarkan persentase, misalnya dengan
cara Rule of Nine dari Wallace dan derajat kedalaman luka bakar. Disamping faktor
tersebut ternyata masih terdapat faktor-faktor lain yang berperan menentukan berat
ringannya luka bakar seperti usia, ada/tidaknya cedera inhalasi, dan sebagainya.
Banyak cara menghitung luas luka bakar, tetapi yang banyak dipakai adalah
cara Rule of Nine dari Wallace, adalah sebagai berikut (untuk dewasa)
TABEL 1
LUAS LUKA BAKAR BERDASARKAN RULE OF NINE
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
AREA
%
9
18
18
1
9
9
9
9
9
9
100
0-1 TH
18 %
18 %
18 %
9%
9%
14 %
14 %
100 %
5 TH
14 %
18 %
18 %
9%
9%
16 %
16 %
100 %
15 TH
10 %
18 %
18 %
9%
9%
18 %
18 %
100 %
AREA
Head
Neck
Anterior trunk
Posterior trunk
Right buttock
Left buttock
Genitalia
Right upper arm
Left upper urm
Right lower arm
Left lower arm
Right hand
Left hand
Right thigh
0-1
19
2
13
13
2
2
1
4
4
3
3
2
2
5
1-4
17
2
17
13
2
2
1
4
4
3
3
2
2
6
AGE-YEARS
4-9
10-15
13
10
2
2
13
13
13
13
2
2
2
2
1
1
4
4
4
4
3
3
3
3
2
2
2
2
8
8
ADULT
7
2
13
13
2
2
1
4
4
3
3
2
2
9
NO
15
16
17
18
19
AREA
Left thigh
Right leg
Left leg
Right foot
Left foot
0-1
5
5
5
3
3
1-4
6
5
5
3
3
AGE-YEARS
4-9
10-15
8
8
5
6
5
6
3
3
3
3
ADULT
9
7
7
3
3
Patofisiologi
Luka bakar mengakibatkan peningkatan permeabilitas pembuluh darah sehingga
air, natrium, klorida dan protein tubuh akan keluar dari dalam sel dan menyebabkan
terjadinya edema yang dapat berlanjut pada keadaan hipovolemia dan hemokonsentrasi.
Kehilangan cairan tubuh pada klien luka bakar dapat disebabkan oleh beberapa faktor
antara lain: peningkatan mineralokortikoid (retensi air, natrium, klorida, ekskresi
kalium), peningkatan permeabilitas pembuluh darah, perbedaan tekanan osmotik intra
dan ekstra sel.
Perpindahan cairan dari intravaskuler ke ekstravaskuler melalui kebocoran kapiler
yang mengakibatkan kehilangan Na, air dan protein plasma serta edema jaringan diikuti
dengan; penurunan curah jantung, hemokonsentrasi sel darah merah, penurunan perfusi
pada organ mayor, edema menyeluruh.
Dengan menurunnya volume intravaskuler, maka aliran plasma ke ginjal dan GFR
akan menurun yang mengakibatkan penurunan haluaran urine.
Sepertiga dari klien-klien luka bakar akan mengalami masalah pulmoner yang
berhubungan dengan luka bakar. Meskipun tidak terjadi cedera pulmoner, hipoksia
(starvasi oksigen) dapat dijumpai. Pada luka bakar yang berat, konsumsi oksigen oleh
jaringan tubuh klien akan meningkat dua kali lipat sebagai akibat dari keadaan
hipermetabolisme dan repon lokal.
E.
dan
sirkulasi,
keseimbangan
cairan
dan
elektrolit,
serta
fungsi
Manifestasi Klinis
Kedalaman Dan
Penyebab Luka
Bakar
Bagian
Kulit Yang
Terkena
Gejala
Penampilan
Luka
Perjalanan
Kesembuhan
Derajat
Satu Epidermis
(Superfisial):
tersengat matahari,
terkena api dengan
intensitas rendah
Kesemutan,
hiperestesia
(supersensivitas),
rasa nyeri mereda
jika didinginkan
Memerah,
menjadi
putih
ketika
ditekan
minimal
atau
tanpa edema
Kesembuhan lengkap
dalam waktu satu
minggu,
terjadi
pengelupasan kulit
Derajat Dua
Epidermis
(Partialdan bagian
Thickness): tersiram dermis
air
mendidih,
terbakar oleh nyala
api
Nyeri,
hiperestesia,
sensitif terhadap
udara yang dingin
Tidak
terasa
nyeri,
syok,
hematuria
(adanya
darah
dalam urin) dan
kemungkinan
pula
hemolisis
(destruksi
sel
darah
merah),
kemungkinan
Melepuh, dasar
luka berbintikbintik
merah,
epidermis retak,
permukaan luka
basah, terdapat
edema
Kering,
luka
bakar berwarna
putih
seperti
bahan kulit atau
gosong,
kulit
retak
dengan
bagian
lemak
yang
tampak,
terdapat edema
Kesembuhan
dalam
waktu 2-3 minggu,
pembentukan
parut
dan
depigmentasi,
infeksi
dapat
mengubahnya menjadi
derajat-tiga
Pembentukan eskar,
diperlukan
pencangkokan,
pembentukan
parut
dan hilangnya kontur
serta fungsi kulit,
hilangnya jari tangan
atau ekstrenitas dapat
terjadi
Epidermis,
keseluruhan
dermis dan
kadangkadang
jaringan
subkutan
terdapat
luka
masuk dan keluar
(pada luka bakar
listrik)
G.
Komplikasi
1. Gagal jantung kongestif dan edema pulmonal
2. Sindrom kompartemen
Sindrom kompartemen merupakan proses terjadinya pemulihan integritas kapiler,
syok luka bakar akan menghilang dan cairan mengalir kembali ke dalam
kompartemen vaskuler, volume darah akan meningkat. Karena edema akan bertambah
berat pada luka bakar yang melingkar. Tekanan terhadap pembuluh darah kecil dan
saraf pada ekstremitas distal menyebabkan obstruksi aliran darah sehingga terjadi
iskemia.
3. Adult Respiratory Distress Syndrome
Akibat kegagalan respirasi terjadi jika derajat gangguan ventilasi dan pertukaran gas
sudah mengancam jiwa pasien.
4. Ileus Paralitik dan Ulkus Curling
Berkurangnya peristaltic usus dan bising usus merupakan tanda-tanda ileus paralitik
akibat luka bakar. Distensi lambung dan nausea dapat mengakibatnause. Perdarahan
lambung yang terjadi sekunder akibat stress fisiologik yang massif (hipersekresi asam
lambung) dapat ditandai oleh darah okulta dalam feces, regurgitasi muntahan atau
vomitus yang berdarha, ini merupakan tanda-tanda ulkus curling.
5. Syok sirkulasi terjadi akibat kelebihan muatan cairan atau bahkan hipovolemik yang
terjadi sekunder akibat resusitasi cairan yang adekuat. Tandanya biasanya pasien
menunjukkan mental berubah, perubahan status respirasi, penurunan haluaran urine,
perubahan pada tekanan darah, curah janutng, tekanan cena sentral dan peningkatan
frekuensi denyut nadi.
6. Gagal ginjal akut
Haluran urine yang tidak memadai dapat menunjukkan resusiratsi cairan yang tidak
adekuat khususnya hemoglobin atau mioglobin terdektis dalam urine.
H. Pemeriksaan Diagnostik
Menurut Marylin E. Doenges, (2000) Pemeriksaan penunjang yang dapat di lakukan
pada pasien dengan luka bakar adalah :
a. LED: mengkaji hemokonsentrasi.
I.
Penatalaksanaan Medis
Menurut R. Sjamsuhidajat, (2010) Penatalaksanaan medis pada penderita luka bakar
sebagai berikut:
a. Mematikan sumber api
Upaya pertama saat terbakar adalah mematikan api pada seluruh tubuh (menyelimuti,
menutup bagian yang terbakar, berguling, menjatuhkan diri ke air).
b. Merendam atau mengaliri luka
Setelah sumber panas hilang adalah dengan merendam luka bakar dalam air atau
menyiram dengan air mengalir selama kurang lebih 15 menit. Pada luka bakar ringan
tujuan ini adalah untuk menghentikan proses koagulasi protein sel jaringan dan
menurunkan suhu jaringan agar memperkecil derajat luka dan mencegah infeksi
sehingga sel-sel epitel mampu berfoliferasi.
c. Rujuk ke Rumah Sakit
Pada luka bakar dalam pasien harus segera di bawa ker Rumah Sakit yang memiliki
unit luka bakar dan selama perjalanan pasien sudah terpasang infus.
d. Resusitasi
Pada luka bakar berat penanganannya sama seperti diatas . namun bila terjadi syok
segera di lakukan resusitasi ABC.
1. Airway Management
a. Bersihkan jalan napas dengan tangan dan mengangkat dagu pada pasien tidak
sadar.
7. Nutrisi
Nutrisi harus diberikan cukup untuk menutup kebutuhan kalori dan keseimbangan
nitrogen yang negatif pada fase katabolisme, yaitu sebanyak 2.500-3.000 kalori
sehari dengan kadar protein tinggi.
8. Perawatan Luka Bakar
Terapi pembedahan pada luka bakar :
a) Eksisi dini adalah tindakan pembuangan jaringan nekrosis dan debris
(debridement) yang dilakukan dalam waktu kurang dari 7 hari (biasanya hari
ke 5-7) pasca cedera termis. Dasar dari tindakan ini adalah: Mengupayakan
proses penyembuhan berlangsung lebih cepat. Dengan dibuangnya jaringan
nekrosis, debris dan eskar, proses inflamasi tidak akan berlangsung lebih lama
dan segera dilanjutkan proses fibroplasia. Pada daerah sekitar luka bakar
umumnya terjadi edema, hal ini akan menghambat aliran darah dari arteri yang
dapat mengakibatkan terjadinya iskemi pada jaringan tersebut ataupun
menghambat proses penyembuhan dari luka tersebut. Dengan semakin lama
waktu terlepasnya eskar, semakin lama juga waktu yang diperlukan untuk
penyembuhan. Memutus rantai proses inflamasi yang dapat berlanjut menjadi
komplikasi komplikasi luka bakar (seperti SIRS). Hal ini didasarkan atas
jaringan nekrosis yang melepaskan burn toxic (lipid protein complex) yang
menginduksi
dilepasnya
mediator-mediator
inflamasi.
Semakin
lama
secarasplit thickness skin graft atau full thickness skin graft. Bedanya dari
teknik teknik tersebut adalah lapisan-lapisan kulit yang diambil sebagai
donor. Untuk memaksimalkan penggunaan kulit donor tersebut, kulit donor
tersebut dapat direnggangkan dan dibuat lubang lubang pada kulit donor
(seperti jaring-jaring dengan perbandingan tertentu, sekitar 1 : 1 sampai 1 : 6)
dengan mesin. Metode ini disebut mess grafting. Ketebalan dari kulit donor
tergantung dari lokasi luka yang akan dilakukan grafting, usia pasien,
keparahan luka dan telah dilakukannya pengambilan kulit donor sebelumnya.
Pengambilan kulit donor ini dapat dilakukan dengan mesin dermatome
ataupun dengan manual dengan pisau Humbly atau Goulian. Sebelum
dilakukan pengambilan donor diberikan juga vasokonstriktor (larutan
epinefrin) dan juga anestesi. Prosedur operasi skin grafting sering menjumpai
masalah yang dihasilkan dari eksisi luka bakar pasien, dimana terdapat
perdarahan dan hematom setelah dilakukan eksisi, sehingga pelekatan kulit
donor juga terhambat. Oleh karenanya, pengendalian perdarahan sangat
diperlukan. Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan
penyatuan kulit donor dengan jaringan yang mau dilakukan grafting adalah
kulit donor setipis mungkin, pastikan kontak antara kulit donor dengan bed
(jaringan yang dilakukan grafting).
II. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian Keperawatan
1. Anamnesa
a) Identitas
Identitas pasien meliputi nama,umur,jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan,
alamat,tanggal MRS serta identitas penanggung jawab. Umur seseorang tidak
hanya mempengaruhi hebatnya luka bakar akan tetapi anak dibawah umur 2
tahun dan dewasa diatsa 80 tahun memiliki penilaian tinggi terhadap jumlah
kematian. Data pekerjaan perlu karena jenis pekerjaan memiliki resiko tinggi
terhadap luka bakar.
b) Keluhan utama
Keluhan utama yang dirasakan oleh klien luka bakar adalah nyeri, sesak nafas.
Nyeri dapat disebabkan karena iritasi terhadap saraf. Dalam melakukan
pengkajian nyeri harus diperhatikan paliatif, severe, time, quality (p,q,r,s,t).
sesak nafas yang timbul beberapa jam / hari setelah klien mengalami luka
4
0:
1:
2:
Keterangan:
Mandiri
Dibantu alat
Dibantu orang
Lain
3:
4:
Tergantung
Total
e. Istirahat tidur
Pada pasien dengan luka bakar biasanya kebutuhan istirahat tidurnya
terganggu akibat nyeri ataupun sesak. Kaji kualitas tidur pasien apakah
pasien sering terbangun dimalam hari, seberapa sering pasien bangun
dimalam hari dan penyebab pasien terbangun dimalam hari.
f. Kebersihan diri
Pada pasien dengan luka bakar biasanya dalam memenuhi kebutuhan
kebersihan diri akan tergantung dengan orang lain karena pasien
dengan luka bakar ada kemungkinan bedrest. Dalam hal ini pasien
dengan luka bakar akan menimbulkan masalah deficit perawatan diri.
g. Pengaturan suhu tubuh
Pada pasien dengan luka bakar kemungkinan akan ditemukan
peningkatan suhu tubuh (>37,5 C) atau suhu tubuh normal (36,5-37,5
C)
h. Rasa nyaman
Pasien dengan luka bakar biasanya akan merasakan nyeri; contoh luka
bakar derajat pertama secara eksteren sensitif untuk disentuh; ditekan;
gerakan udara dan perubahan suhu; luka bakar ketebalan sedang
derajat kedua sangat nyeri; smentara respon pada luka bakar ketebalan
derajat kedua tergantung pada keutuhan ujung saraf; luka bakar derajat
tiga tidak nyeri.
i. Rasa aman
Pasien dengan luka bakar biasanya merasa stress, rasa cemas, dan takut
karena fungsi kulit sebagai kosmetik mengalami gangguan perubahan.
j. Sosialisasi dan komunikasi
Pada pasien dengan luka bakar basanya jarang untuk berkomunikasi
karena akan menambah rasa sesak dan nyeri.
k. Prestasi dan produktivitas
Pasien ingin mengetahui cara-cara penanggulangan pertama untuk luka
bakar.
l. Ibadah
Sering berdoa karena ingin cepat sembuh.
m. Rekreasi
Pasien dengan luka bakar biasanya tidak ingin melakukan aktivitas
karena sesak ataupun nyeri yang ia rasakan.
n. Pengetahuan/ belajar
Ingin mengetahui cara-cara penanganan luka yang benar.
7) Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
Umumnya penderita datang dengan keadaan kotor mengeluh panas
sakit dan gelisah sampai menimbulkan penurunan tingkat kesadaran
bila luka bakar mencapai derajat cukup berat. Kaji GCS pasien.
b. TTV
Tekanan darah menurun nadi cepat, suhu dingin, pernafasan lemah
sehingga tanda tidak adekuatnya pengembalian darah pada 48 jam
pertama.
c. Pemeriksaan Head to Toe
1. Kepala dan rambut
Catat bentuk kepala, penyebaran rambut, perubahan warna rambut
setalah terkena luka bakar, adanya lesi akibat luka bakar, grade dan
luas luka bakar.
2. Mata
Catat kesimetrisan dan kelengkapan, edema, kelopak mata, lesi
adanya benda asing yang menyebabkan gangguan penglihatan serta
bulu mata yang rontok kena air panas, bahan kimia akibat luka bakar.
3. Hidung
Catat adanya perdarahan, mukosa kering, sekret.
4. Mulut
Sianosis karena kurangnya supplay darah ke otak, bibir kering karena
intake cairan kurang.
5. Telinga
1 th
2 th
Dewasa
Kepala leher
18%
14%
9%
Ekstrimitas atas
18%
18%
18 %
Badan depan
18%
18%
18%
Badan belakang
18%
18%
18%
31%
30%
1%
1%
Genetalia
1%
B. Diagnosa Keperawatan
a. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan melalui rute
abnormal, peningkatan kebutuhan : status hypermetabolik, ketidakcukupan
pemasukan, kehilangan perdarahan.
b. Bersihan jalan nafas tidak efektif
berhubungan
dengan
obtruksi
trakeabronkial;edema mukosa dan hilangnya kerja silia. Luka bakar daerah leher;
kompresi jalan nafas thorak dan dada atau keterbatasan pengembangan dada.
c. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan cedera inhalasi asap atau sindrom
kompartemen torakal sekunder terhadap luka bakar sirkumfisial dari dada atau
leher.
d. Ketidakefektifn pola nafas berhubungan dengan deformitas dinding dada,
keletihan otot-otot pernafasan, hiverventilitas.
e. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
hipermetabolisme dan kebutuhan bagi kesembuhan luka
f. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan luka bakar terbuka
g. Nyeri akut/kronis berhubungan dengan saraf terbuka, kesembuhan luka dan
penanganan luka bakar.
h. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neuromuskuler,
nyeri/tak nyaman, penurunan kekuatan dan tahanan.
i. Defisit perawatan diri berhubungan dengan keterbatasan rentang gerak dan nyeri.
j. Ansietas
k. Penurunan curah jantung berhubungan dengan penurunan volume secuncup
jantung
l. Resiko kedidakefektifan perfusi ginjal
m. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak
n. Resiko infeksi
C. Intervensi Keperawatan
No Diagnose Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil
1
Kekurangan
volume NOC:
Fluid balance
cairan
berhubungan
Hydration
dengan
kehilangan
Nutritional
status:
Food
and
Fluid
intake
cairan
melalui
rute
Kriteria hasil:
abnormal, peningkatan
a. Mempertahankan urine
kebutuhan
:
status
output sesuai dengan
Intervensi
NIC:
Fluid management
a. Pertahankan catatan intake
b.
kelembaban
mukosa,
nadi
membrane
adekuat,
hypermetabolik,
usia, BB, BJ
ketidakcukupan
pemasukan,
kehilangan
urine
normal, HT normal
Tekanan darah, Nadi, c.
d.
suhu tubuh dalam batas
b.
perdarahan.
c.
normal
Tidak
ada
dehidrasi,
turgor
jika diperlukan
Monitor vital sign
Monitor masukan makanan/
tanda
e.
kalori harian
Kolaborasi pemberian cairan
f.
mukosa g.
IV
Monitor status nutrisi
Dorong keluarga untuk
elastisitas
kulit
membrane
baik,
haus berlebih
Hypopolemia Management:
a. Monitor
status
cairan
termasuk intake dan output
cairan
b. Monitor tingkat Hb dan Ht
c. Monitor tanda vital sign
d. Monitor
respon
pasien
terhadap penambahan cairan
e. Monitor berat badan
f. Dorong
pasien
untuk
menambah intake oral
g. Pemberian cairan IV monitor
adanya
tanda
dan
gejala
Bersihan
jalan
ginjal
NIC :
nafas NOC:
tidak
Airway suction
berhubungan
a. Pastikan
obtruksi
trakeabronkial;edema
mukosa dan hilangnya
kerja silia. Luka bakar
daerah leher; kompresi
jalan nafas thorak dan
dada atau keterbatasan
patency
Aspiration Control
oral/tracheal suctioning.
b. Berikan
O2
3liter/mnt,
Kriteria Hasil :
a. Mendemonstrasikan batuk
efektif dan suara nafas
yang bersih, tidak ada
sianosis
(mampu
kebutuhan
dan
dyspneu
mengeluarkan
nasal kanul.
c. Anjurkan
pasien
untuk
pengembangan dada.
paten (klien
merasa
tidak
tercekik,
irama
rentang
ada
normal,
suara
nafas
abnormal)
c. Mampu
jika perlu
f. Keluarkan
sekret
dengan
mengidentifikasikan
mencegah
faktor
dan
yang
penyebab.
keseimbangan.
m. Monitor respirasi dan status
O2
n. Pertahankan
hidrasi
adekuat
yang
untuk
mengencerkan sekret
o. Jelaskan pada pasien dan
keluarga
tentang
Kerusakan
Suction, Inhalasi.
NIC :
pertukaran NOC:
Status
Gas a. Posisikan
pasien
untuk
a. Mendemonstrasikan
tanda
distress
pernafasan
c. Mendemonstrasikan batuk
efektif dan suara nafas
mengoptimalkan
keseimbangan.
i. Monitor respirasi dan status
O2
j. Catat pergerakan dada,amati
kesimetrisan,
sianosis
(mampu
dan
dyspneu
mengeluarkan
penggunaan
supraclavicular
dan
intercostal
k. Monitor suara nafas, seperti
dengkur
pursed lips)
l. Monitor
pola nafas :
d. Tanda tanda vital dalam
bradipena,
takipenia,
rentang normal
e. AGD dalam batas normal
kussmaul,
hiperventilasi,
f. Status neurologis dalam
cheyne stokes, biot
batas normal
m. Auskultasi suara nafas, catat
area
penurunan
tidak
TTV,
AGD,
dan
tujuan
q. Auskultasi
Ketidakefektifn
jantung.
NIC:
pola NOC:
nafas
a. Posisikan
memaksimalkan ventilasi
Pasang mayo bila perlu
Lakukan fisioterapi dada
d.
jika perlu
Keluarkan sekret dengan
e.
nafas,
catat
suara
untuk
b.
c.
pasien
f.
adanya
tambahan
Berikan bronkodilator
mudah,
g.
Berikan
h.
tidakada
pursed lips)
b. Menunjukkan jalan nafas
nafas,
frekuensi
i.
keseimbangan.
Monitor respirasi dan status
j.
O2
Bersihkan mulut, hidung
k.
nafas
l.
yang paten
Observasi adanya
tanda
udara
mengoptimalkan
pelembab
tanda hipoventilasi
m. Monitor adanya kecemasan
n.
o.
p.
Ketidakseimbangan
nutrisi
kurang
NOC:
dari Nutritional status: Adequacy
kebutuhan
tubuh of nutrient
Nutritional Status : food and
berhubungan
dengan
Fluid Intake
hipermetabolisme
dan
Weight Control
kebutuhan
bagi Kriteria Hasil :
a. Adanya peningkatan berat
kesembuhan luka
badan sesuai dengan
tujuan
b. Berat badan ideal sesuai
dengan tinggi badan.
c. Mampu mengidentifikasi
kebutuhan nutrisi.
d. Tidak ada tanda tanda
malnutrisi.
e. Menunjukkan
untuk
efektif
q. Monitor pola nafas
NIC:
a. Kaji adanya alergi makanan
b. Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah
kalori
dan
nutrisi
yang
dibutuhkan pasien
c. Yakinkan diet yang dimakan
mengandung
tinggi
serat
peningkatan
fungsi
makan
h. Monitor turgor kulit
i. Monitor kekeringan, rambut
kusam, total protein, Hb dan
kadar Ht
j. Monitor mual dan muntah
k. Monitor pucat, kemerahan,
dan
kekeringan
jaringan
konjungtiva
l. Monitor intake nuntrisi
m. Informasikan pada klien dan
keluarga
tentang
manfaat
nutrisi
n. Kolaborasi dengan dokter
tentang kebutuhan suplemen
makanan seperti NGT/ TPN
sehingga intake cairan yang
adekuat dapat dipertahankan.
o. Atur posisi semi fowler atau
fowler tinggi selama makan
p. Anjurkan banyak minum
q. Pertahankan terapi IV line
r. Catat
adanya
edema,
hiperemik, hipertonik papila
6
Kerusakan
kulit
dengan
terbuka
integritas NOC :
berhubungan Tissue Integrity : Skin and
luka
Pressure Management
a. Anjurkan
pasien
untuk
sekunder
longgar
Kriteria hasil :
tidur
c. Jaga kebersihan kulit agar
(sensasi,
temperatur,
pasien
(ubah
hidrasi, pigmentasi)
sekali
e. Monitor kulit akan adanya
kemerahan
e. Menunjukkan pemahaman
f. Oleskan
lotion
atau
kulit
yang tertekan
dan
mencegah
mempertahankan
kelembaban
kulit
dan
perawatan alami
g. Menunjukkan
g. Monitor
aktivitas
dan
mobilisasi pasien
h. Monitor status nutrisi pasien
i. Memandikan pasien dengan
sabun dan air hangat
terjadinya
j. Kaji
lingkungan
dan
luka
lokasi,
dimensi,
l. kedalaman
luka,
karakteristik,warna
cairan,
infeksi
lokal,
formasi traktus
m. Ajarkan
pada
keluarga
ahli
pemberian
gizi
diae
TKTP,vitamin
o. Cegah kontaminasi feses dan
urin
p. Lakukan tehnik perawatan
luka dengan steril
q. Berikan
mengurangi
posisi
tekanan
yang
pada
Nyeri
berhubungan
saraf
kesembuhan
luka
NIC :
akut/kronis NOC :
dengan Pain level
Pain Management:
a. Lakukan
secara
Kriteria hasil :
a. Mampu mengontrol nyeri
(tahu
penyebab
mampu
teknik
komprehensif
termasuk
lokasi,
karakteristik,
durasi,
menggunakan
presipitasi.
b. Observasi reaksi nonverbal
nonfarmakologi
mencari bantuan)
berkurang
dengan
menggunakan
manajemen nyeri.
c. Mampu mengenali nyeri
intensitas,
dan
dari ketidaknyamanan
c. Kontrol faktor lingkungan
yang
frekuensi
nyeri
nyeri,
(skala,
pengkajian
tanda
nyeri)
d. Menyatakan rasa nyaman
setelah nyeri berkurang.
mempengaruhi nyeri
seperti
suhu
ruangan,
pencahayaan, kebisingan.
d. Kurangi faktor presipitasi
nyeri.
e. Ajarkan
teknik
farmakologis
non
(relaksasi,
dokter
analgetik
tidak
berhasil.
Administrasi analgetik :.
a. Cek
program
pemberian
dan
gejala
samping.
e. Tingkatkan istirahat
f. Kolaborasi dengan
efek
dokter
berhubungan
a. Kaji
gangguan
Mobility Level
Kriteria hasil :
sesuai kemampuan
aktivitas d. Ajarkan pasien berpindah
a. Meningkatkan
fisik
b. Mengerti
tujuan
dari
Pendidikan kesehatan
c. Memverbalisasikan
perasaan
dalam
meningkatkan
kekuatan
bantu
peningkatan mobilitas
penggunaan
pasien
kemampuan
pentingnya
ambulasi dini
b. Edukasi pada pasien dan
keluarga tahap ambulasi
c. Berikan
reinforcement
positip
atas
usaha
dilakukan pasien.
NIC :
berhubungan
keterbatasan
yang
Kriteria Hasil :
mandiri.
b. badan
c. Menyatakan
melakukan ADLs
berhias,
makan.
toileting
dan
dengan bantuan
klien
untuk
klien/
untuk
keluarga
mendorong
kemandirian,
untuk
aktivitas
sehari-
hari
rutin
sesuai
kemampuan.
h. Pertimbangkan usia klien
jika
mendorong
pelaksanaan
10
Ansietas
aktivitas
NOC :
sehari-hari.
NIC :
Anxiety Self-control
Anxiety level
kecemasan)
Coping
Kriteria Hasil :
a. Klien
menenangkan
mampu
mengidentifikasi
dan
mengungkapkan
gejala
cemas
b. Mengidentifikasi,
b. Nyatakan
dengan
jelas
mengungkapkan
dan
menunjukkan
tehnik
selama prosedur
d. Temani
pasien
untuk
tubuh, ekspresi
aktivitas
menunjukkan
mengenai
diagnosis,
tindakan prognosis
f. Libatkan keluarga untuk
mendampingi klien
berkurangnya kecemasan
tingkat
kecemasan
j. Bantu
pasien
mengenal
pasien
untuk
mengungkapkan perasaan,
ketakutan, persepsi
l. Kelola pemberian obat anti
11
cemas
NIC :
berhubungan
Cardiac Care
penurunan
secuncup jantung
b. Catat
adanya
disritmia
jantung
c. Catat adanya tanda dan gejala
(Tekanan
Nadi, respirasi)
b. Dapat
darah, e. Monitor
status
pernafasan
yang
aktivitas,
tidak
kelelahan
h. Monitor
ada
kesadaran
respon
pasien
terhadap efek
i. pengobatan antiaritmia
adanya
dyspneu,
fatigue,
n. tekipneu dan ortopneu
o. Anjurkan untuk menurunkan
stress
Vital Sign Monitoring
a. Monitor TD, nadi, suhu, dan
RR
b. Monitor
VS
saat
pasien
TD,
nadi,
RR,
pola
pernapasan
abnormal
h. Monitor suhu, warna, dan
kelembaban kulit
i. Monitor sianosis perifer
j. Monitor adanya cushing triad
peningkatan
sistolik)
k. Identifikasi
penyebab
dari
informasi
untuk
mengurangi stress
n. Kelola
pemberian
obat
antiaritmia,inotropik,nitroglis
erin
dan
vasodilatoruntuk
mempertahankan
kontraktilitas jantung
o. Kelola
pemberian
perfusi ginjal
Acid-Base Management
Circulation status
Electrolite and Acid
Base Balance
b. (kelembaban
Fluid Balance
mukosa, TD
Hidration
dinding
Urinari elimination
d. nadi)
Kriteria Hasil :
e. Monitor
a.
Tekanan
systole
diastole
dalam
dan
batas
normal
b. Tidak
HMT,
Ureum,
albumin, total
f. protein, serum osmolalitas
dan urin
ada
gangguan
mental,
c.
membran
d. kekuatan otot
g. Observasi
tanda-tanda
cairan
h. berlebih/
menigkat,
retensi
(CVP
e.
f.
batas normal
h. leher
Tidak
ada
bunyi
paru
intake
dan
output
k. secara akurat
tambahan
j.
dan asites)
j. Pertahankan
asites
l. Monitor TTV
Pasien Hemodialisis:
a. Observasi
terhadap
c. Monitor TD
n. abnormal
dan
p. Hematokrit dbn
e. elektrolit
r.
batas normal
sesudah prosedur
g. Kaji status mental
h. Monitor CT
i. Pasien peritoneal dialisis
j. Kaji temperatur, TD, denyut
perifer, RR dan BB
k. Kaji BUN, Creat pH, HMT,
elektrolit selama prosedur
l. Monitor adanya respiratory
distress
m. Monitor
banyaknya
dan
penampakan cairan
13
Circulation status
a. Monitor TTV
Neurologic status
Kriteria Hasil :
reaksi
a. Tekanan
systole
dan
diastole
c. diharapkan
d. Tidak
dan
adaOrtostatikhipertensi
e. Komunikasi jelas
g. orientasi
h. Monitor
f. Menunjukkan konsentrasi
dan
tonus
otot
pergerakan
i. Monitor tekanan intrkranial
g. orientasi
dan
j. respon nerologis
i. Bebas
k. Catat
dari
aktivitas
kejang
perubahan
pasien
dalam
l. merespon stimulus
m. Monitor status cairan
n. Pertahankan
parameter
hemodinamik
o. Tinggikan
kepala
tergantung
14
Resiko infeksi
pada
0-45
konsisi
NOC :
Pengetahuan : Kontrol
Kontrol Infeksi
infeksi
a. Bersikan
Kriteria Hasil :
a. Mampu
menerangkan caracara
penyebaran
infeksi
b. Mampu
pasien
b. Ganti peralatan
pasien
menerangkan
factor-faktor
lingkungan
mencuci
yang
berkontribusi
dengan penyebaran
c. Mampu
tangan
untuk
menjaga
kesehatan
individu
e. Kolaborasi
pemberian
memperhatikan
prinsip
cara
pemberian,
cara
pencegahan
DAFTAR PUSTAKA
Anonym.2012.LaporanPendahuluanCombustio.
(dalamhttp://immanueldwinugroho.blogspot.com/2012/06/laporan-pendahuluancombustio.html diakses Tanggal 24 Mei 2014 Pukul 22.00 WITA)
Anonym.2014.Laporan
Pendahuluan
Combustio
Luka
Bakar.(dalam
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN
COMBUSTIO (LUKA BAKAR)
OLEH :
NI DWI ANGGRAENI WULANDARI
PO7120012022
2.1 REGULER