2. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian pada latar belakang penulisan di atas dimana
pemberian kompensasi terhadap karyawan adalah salah satu kegiatan yang perlu
dan sangat penting diperhatikan oleh manajemen sehingga dapat melakukan
kompensasi yang baik dan benar terhadap karyawan pada perusahaan tempat
mereka bekerja.
Oleh karena itu penulis merumuskan masalah yaitu Pengaruh
Keterlambatan Pemberian Upah Karyawan terhadap Kinerja Perusahaan?
1
3. PEMBAHASAN
Faktor utama penyebab tingginya tingkat turnover karyawan dari CV.
Suryo Kusumo adalah faktor gaji sehingga membuat kepuasan kerja para
karyawan yang menurun dan berefek pada penurunan kinerja karyawan .
Ketidakpuasan akan gaji, bisa menyebabkan pekerja itu meninggalkan
perusahaan tempat ia bekerja kemudian mencari perusahaan lain.
Pemimpin perusahaan harus lebih memperhatikan mengenai kepuasan
akan gaji untuk mempertahankan karyawannya. Hal ini bisa dicapai dimulai dari
ketepatan waktu dalam pembayaran gaji serta adanya penjelasan yang jelas
kepada karyawan mengenai perhitungan gajinya.
Pimpinan perusahaan harus disiplin dalam menetapkan batasan tanggal
yang pasti mengenai waktu pembayaran gaji. Pembayaran gaji akan dilakukan
paling cepat tanggal 1 dan paling lambat tanggal 5 pada bulan tersebut, jika hal itu
sudah diterapkan dalam perusahaan berarti memang diperlukan adanya kesadaran
akan kedisplinan akan waktu dalam pembayaran gaji tersebut.
Ketentuan keterlambatan pemberian upah karyawan juga telah diatur
dalam undang-undang Pasal 95 ayat (2) UUK menyatakan bahwa Pengusaha
yang karena kesengajaan atau kelalaiannya mengakibatkan keterlambatan
pembayaran upah, dikenakan denda sesuai dengan persentase tertentu dari upah
pekerja/buruh. Persentase denda ini diatur oleh pemerintah (Pasal 95 ayat [3]
UUK) yang kita temui dalam Pasal 19 PP 8/1981
1. Apabila upah terlambat dibayar, maka mulai dari hari keempat sampai hari
kedelapan terhitung dari hari di mana seharusnya upah dibayar, upah
tersebut ditambah dengan 5% (lima persen) untuk tiap hari keterlambatan.
2. Sesudah hari kedelapan tambahan itu menjadi 1 % (satu persen) untuk tiap
hari keterlambatan, dengan ketentuan bahwa tambahan itu untuk 1 (satu)
bulan tidak boleh melebihi 50% (lima puluh persen) dari upah yang
seharusnya dibayarkan.
3. Apabila sesudah sebulan upah masih belum dibayar, maka disamping
berkewajiban untuk membayar sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
pengusaha diwajibkan pula membayar bunga sebesar bunga yang
ditetapkan oleh bank untuk kredit perusahaan yang bersangkutan.
4. Penyimpangan yang mengurangi ketentuan dalam pasal ini adalah batal
menurut hukum
Selain itu sistem pemberian gaji yang masih manual di dalam perusahaan
menyebabkan pengelolaan sistem penggajian di dalam perusahaan juga tidak
terkelola dengan baik.
Dalam hal mengenai jumlah gaji, kepuasan karyawan juga tidak terlihat
dalam dimensi itu. Karyawan tidak merasa puas akan gaji yang ia terima setiap
bulannya. Perusahaan sudah melakukan perhitungan gaji berdasarkan kinerja
masing-masing karyawan.
Perusahaan perlu melakukan peninjauan ulang mengenai kesesuaian
jumlah gaji dengan bobot pekerjaan yang diberikan pada karyawannya. Hal ini
bisa dilakukan melalui evaluasi jabatan untuk mengetahui seberapa besar bobot
pekerjaan karyawan mulai dari tingkat kerumitan, kondisi, dan pengalaman
pekerja.
Perusahaan
juga
sebaiknya
melakukan
pembandingan
dengan
kepada pekerjanya yang memiliki kinerja baik. Hal ini akan membuat karyawan
semakin merasa dihargai diperusahaan.
4. KESIMPULAN
Mencermati uraian-uraian diatas, berikut ini dapat diberikan beberapa
kesimpulan :
1. Banyak masalah yang dihadapi perusahaan dewasa ini berkaitan dengan
usahausaha peningkatan produktifitas perusahaan dengan karyawan sebagai
salah satu penentu keberhasilan.
2. Keberhasilan peningkatan produktifitas perusahaan sangat tergantung dari
motivasi karyawan dalam bekerja.
3. Upah dan sistem penggajian yang baik dapat menjadi salah satu alat untuk
memotivasi karyawan.
4. Upah dan sistem penggajian yang baik mengandung keadilan bagi pekerja dan
pimpinan perusahaan, mendorong semangat kerja dan dapat dipahami dan
dilaksanakan dengan baik, dengan interpretasi yang sama antara karyawan dan
pimpinan.