Maret 31, 2011 at 2:23 pm (Ilmu Kesehatan Anak / Pediatric, Ilmu Penyakit Dalam / Internal
Medicine) (ISPA)
PENDAHULUAN
Salah satu penyakit yang paling banyak diderita oleh masyarakat adalah ISPA (Infeksi Saluran
Pernapasan Akut). Sebagian besar dari infeksi saluran pernapasan hanya bersifat ringan seperti
batuk-pilek, disebabkan oleh virus, dan tidak memerlukan pengobatan dengan antibiotik. Infeksi
saluran pernapasan bagian atas terutama yang disebabkan oleh virus, sering terjadi pada semua
golongan masyarakat pada bulan-bulan musim dingin.
Penyakit ISPA merupakan penyakit yang sering terjadi pada anak, karena sistem pertahanan
tubuh anak masih rendah. Kejadian penyakit batuk-pilek pada balita di Indonesia diperkirakan 3
sampai 6 kali per tahun, yang berarti seorang balita rata-rata mendapat serangan batuk-pilek
sebanyak 3 sampai 6 kali setahun.
ISPA yang berlanjut menjadi pneumonia (radang paru-paru) sering terjadi pada anak-anak
terutama apabila terdapat gizi kurang dan dikombinasi dengan keadaan lingkungan yang tidak
sehat. Risiko terutama terjadi pada anak-anak karena meningkatnya kemungkinan infeksi silang,
beban immunologisnya terlalu besar karena dipakai untuk penyakit parasit dan cacing, serta tidak
tersedianya atau malah berlebihannya pemakaian antibiotik.
Hingga saat ini angka kematian akibat ISPA yang berat masih sangat tinggi. Kematian seringkali
disebabkan karena penderita datang untuk berobat dalam keadaan parah/lanjut dan sering disertai
penyulit-penyulit dan kurang gizi.
DEFINISI
ISPA sering disalah-artikan sebagai infeksi saluran pernapasan atas. Yang benar, ISPA
merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernafasan Akut, yang meliputi saluran pernapasan
bagian atas dan saluran pernapasan bagian bawah. Penyakit infeksi akut yang menyerang salah
satu atau lebih bagian dari saluran napas mulai dari hidung (saluran bagian atas) hingga jaringan
di dalam paru-paru (saluran bagian bawah).
Istilah ISPA meliputi tiga unsur yakni infeksi, saluran pernapasan, dan akut, dimana
pengertiannya adalah sebagai berikut :
1. Infeksi
Adalah masuknya kuman atau mikroorganisme ke dalam tubuh manusia dan berkembang biak
sehingga menimbulkan gejala penyakit.
2. Saluran pernapasan
Yang dimaksud dengan saluran pernapasan adalah organ mulai dari hidung sampai gelembung
paru (alveoli), beserta organ-organ di sekitarnya.
3. Infeksi Akut
Adalah Infeksi yang berlangsung sampai dengan 14 hari ( 14 hari ). Batas 14 hari diambil
untuk menunjukkan proses akut.
PENYEBAB & PENCETUS ISPA
Saluran pernapasan dari hidung sampai bronkhus dilapisi oleh membran mukosa bersilia (silia =
rambut-rambut halus). Udara yang masuk melalui rongga hidung disaring, dihangatkan dan
dilembabkan. Partikel debu yang kasar dapat disaring oleh rambut yang terdapat dalam hidung,
sedangkan partikel debu yang halus akan terjerat dalam lapisan mukosa. Gerakan silia
mendorong lapisan mukosa ke posterior/belakang ke rongga hidung dan ke arah superior/atas
menuju faring.
Secara umum, efek pencemaran udara terhadap saluran pernafasan dapat menyebabkan
pergerakan silia hidung menjadi lambat dan kaku bahkan dapat berhenti sehingga tidak dapat
membersihkan saluran pernafasan akibat iritasi oleh bahan pencemar. Produksi lendir akan
meningkat sehingga menyebabkan penyempitan saluran pernafasan dan rusaknya sel pembunuh
bakteri di saluran pernafasan. Akibat dari hal tersebut akan menyebabkan kesulitan bernafas
sehingga benda asing tertarik dan bakteri lain tidak dapat dikeluarkan dari saluran pernafasan,
hal ini akan memudahkan terjadinya infeksi saluran pernafasan.
Menurut WHO (World Health Organization = organisasi kesehatan dunia), pengeluaran lendir
atau gejala pilek terjadi pada penyakit flu ringan disebabkan karena infeksi kelompok virus jenis
rhinovirus dan/atau coronavirus. Penyakit ini dapat disertai demam pada anak selama beberapa
jam sampai tiga hari. Sedangkan pencemaran udara diduga menjadi pencetus infeksi virus pada
saluran napas bagian atas.
ISPA dapat ditularkan melalui air ludah, darah, bersin, udara pernapasan yang mengandung
kuman yang terhirup oleh orang sehat ke saluran pernapasannya.
KLASIFIKASI ISPA
Program Pemberantasan Penyakit ISPA (P2 ISPA) membagi penyakit ISPA dalam 2 golongan
yaitu pneumonia (radang paru-paru) dan yang bukan pneumonia.
Pneumonia dibagi lagi atas derajat beratnya penyakit, yaitu pneumonia berat dan pneumonia
tidak berat.
Penyakit batuk-pilek seperti rinitis, faringitis, tonsilitis dan penyakit jalan napas bagian atas
lainnya digolongkan sebagai bukan pneumonia. Etiologi dari sebagian besar penyakit jalan napas
bagian atas ini ialah virus dan tidak dibutuhkan terapi antibiotik. Faringitis oleh kuman
Streptococcus jarang ditemukan pada balita. Bila ditemukan harus diobati dengan antibiotik
penisilin.
Berikut ini adalah klasifikasi ISPA berdasarkan P2 ISPA :
TANDA-TANDA BAHAYA
Pada umumnya suatu penyakit saluran pernapasan dimulai dengan keluhan-keluhan dan gejalagejala yang ringan. Dalam perjalanan penyakit mungkin gejala-gejala menjadi lebih berat dan
bila semakin berat dapat jatuh dalam keadaan kegagalan pernapasan dan mungkin meninggal.
Bila sudah dalam kegagalan pernapasan maka dibutuhkan penatalaksanaan yang lebih rumit
dengan mortalitas yang lebih tinggi. Maka, perlu diusahakan agar yang ringan tidak menjadi
lebih berat dan yang sudah berat cepat-cepat ditolong dengan tepat agar tidak jatuh dalam
kegagalan pernapasan.
Berikut ini adalah tanda bahaya yang perlu diwaspadai pada seorang penderita ISPA :
Pada sistem pernafasan : napas cepat dan tak teratur, retraksi/tertariknya kulit ke dalam
dinding dada, napas cuping hidung, sesak, kulit wajah kebiruan, suara napas lemah atau hilang,
mengi, suara nafas seperti ada cairannya sehingga terdengar keras
Pada sistem peredaran darah dan jantung : denyut jantung cepat dan lemah, tekanan
darah tinggi, tekanan darah rendah dan gagal jantung.
-
Pada sistem saraf : gelisah, mudah terangsang, sakit kepala, bingung, kejang, dan koma.
Tanda-tanda bahaya pada anak golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun : tidak bisa
minum, kejang, kesadaran menurun, stridor/mendengkur, dan gizi buruk.
Tanda bahaya pada anak golongan umur kurang dari 2 bulan : kurang bisa minum
(kemampuan minumnya menurun sampai kurang dari setengah volume yang biasa
diminumnya), kejang, kesadaran menurun, mendengkur, mengi, demam, dan dingin.
Bila ditemukan satu atau lebih tanda-tanda tersebut,
SEGERA bawa penderita ke pusat pelayanan kesehatan !
Parasetamol diberikan 4 kali tiap 6 jam untuk waktu 2 hari. Cara pemberiannya, tablet
dibagi sesuai dengan dosisnya, kemudian digerus dan diminumkan.
Memberikan kompres, dengan menggunakan kain bersih, celupkan pada air biasa (tidak
perlu air es).
Bayi di bawah 2 bulan dengan demam sebaiknya segera dibawa ke pusat pelayanan
kesehatan.
Dianjurkan memberi obat batuk yang aman, yaitu ramuan tradisional berupa jeruk nipis
sendok teh dicampur dengan kecap atau madu sendok teh , diberikan tiga kali sehari.
Dapat digunakan obat batuk lain yang tidak mengandung zat yang merugikan seperti
kodein, dekstrometorfan, dan antihistamin.
Berikan makanan yang cukup gizi, sedikit-sedikit tetapi berulang-ulang yaitu lebih sering
dari biasanya, lebih-lebih jika muntah.
Pemberian ASI pada bayi yang menyusu tetap diteruskan.
Tidak dianjurkan mengenakan pakaian atau selimut yang terlalu tebal dan rapat, lebihlebih pada anak dengan demam menghambat keluarnya panas.
Jika pilek, bersihkan hidung untuk mempercepat kesembuhan dan menghindari
komplikasi yang lebih parah.
Usahakan lingkungan tempat tinggal yang sehat, yaitu yang berventilasi cukup, dengan
pencahayaan yang memadai, dan tidak berasap.
Apabila selama perawatan dirumah keadaan memburuk, maka dianjurkan untuk
membawa ke dokter.
Untuk penderita yang mendapat obat antibiotik, obat yang diperoleh tersebut harus
diberikan dengan benar sampai habis.
Dan untuk penderita yang tidak mendapatkan antibiotik, usahakan agar setelah 2 hari
kembali ke dokter untuk pemeriksaan ulang.
PENCEGAHAN
Pencegahan ISPA dapat dilakukan dengan :
DERMATITIS
BAB IPENDAHULUAN
Dermatitis atopik ialah keadaan peradangan kulit kronis dan residif disertai
gatalyang pada umumnya terjadi selama masa bayi dan anak-anak, sering
berhubungan dengan peningkatan kadar IgE dalam serum dan riwayat atopi pada keluarga atau
penderita.Diagnosis DA ditegakkan berdasarkan gambaran klinis dan adanya riwayat atopik
(dalamkeluarga maupun sendiri).Berbagai faktor dapat memicu Dermatitis Atopik,
antara lainallergen makanan, alergen hirup, berbagai bahan iritan, dan stres. Tetapi,
seberapa besar peran alergen makanan dan alergen hirup ini masih kontroversial. Meski
pada pasienDermatitis Atopik kerap dijumpai peningkatan IgE spesifik terhadap kedua jenis
alergeni n i , t e t a p i t i d a k s e l a l u d i j u m p a i k o r e l a s i d e n g a n k o n d i s i k l i n i s n ya .
Hasil tes positif t e r h a d a p s u a t u a l e r g e n , t i d a k s e l a l u m e n y a t a k a n
a l e r g e n t e r s e b u t s e b a g a i pemicuD e r m a t i t i s A t o p i k , t e t a p i l e b i h
m e n g g a m b a r k a n b a h w a p a s i e n t e l a h t e r s e n s i t a s i terhadapnya.Secara umum,
alergen makanan lebih berperan pada Dermatitis Atopik usiadini.p e n ye b a b p a s t i
d e r m a t i t i s a t o p i k s a m p a i s a a t i n i b e l u m d i k e t a h u i , t e t a p i f a k t o r keturunan
merupakan dasar pertama untuk timbulnya penyakit.dimana diduga diturunkansecara autosomal
resesif dan dominan.
1
Dermatitis atopi adalah penyakit kulit yang umumnya sering dikaitkan
dengang a n g g u a n l a i n n ya , s e p e r t i r h i n i t i s a l e r g i d a n a s m a , d a n d e r m a t i t i s
a c t o p i c i n i D i d u g a m e r u p a k a n a w a l d a r i P e n ya k i t a l e r g i y a n g m e l i p u t i
a s m a d a n p e n ya k i t a l e r g i l a i n n ya . K e l a i n a n i n i t e r u t a m a t e r j a d i p a d a b a yi
d a n a n a k , d a n m e n g h i l a n g p a d a 5 0 % kasus pada saat remaja, tetapi ada juga yang
menetap dan terus terjadi hingga dewasa
.
2,3
Dermatitis atopik umumnya tidak dapat disembuhkan, tetapi dapat dikontrol.
Sebagian penderita mengalami perbaikan sesuai dengan bertambahnya usia.Dalam
penatalaksanaan penderita DA adalah menghindari atau sedikitnya mengurangi faktor penyebab,
misalnyaeliminasi makanan, faktor inhalan, atau faktor pencetus.
4
DA sering ditemukan pada pasien dengan latar belakang asma, alergi, dan demamhay
(kumpulan kondisi disebut diatesis atopik). Pasien seringkali akan
menunjukkan berbagai kombinasi erat terkait kecenderungan atopik. Dari 70% menjadi 80%
dari pasienakan memiliki riwayat keluarga atopik disease.1 Hal ini diyakini bahwa
pola pewarisanadalah poligenik, dengan atopi menjadi interaksigenetik dan lingkungan factors.
5
1
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
2.1
DEFINISI
Dermatitis atopik (DA) adalah peradangan kulit kronis residif disertai gatal
yangu m u m n y a s e r i n g t e r j a d i s e l a m a m a s a b a y i d a n a n a k , s e r i n g
b e r h u b u n g a n d e n g a n peningkatan kadar IgE dalam serum dan riwayat atopi pada
penderita atau keluarganya.D e r m a t i t i s a t o p i k d i s e b u t j u g a p e n y a k i t
m u l t i f a k t o r i a l , t e r m a s u k d i a n t a r a n ya faktor genetik, emosi, trauma, keringat, dan
faktor imunologis.
1,3,4
2. 2EPIDEMIOLOGI
Kejadian dermatitis atopik menunjukkan kecenderungan yang terus meningkat, baik
di negara maju maupun di negara berkembang. Di negara industri, angka kejadiandermatitis
atopik yang tinggi.
2
Dinegara maju (amerika,eropa,jepang dan negara industri lain) Prevalensi ADtelah
meningkat selama 30 tahun Terakir. Saat ini diperkirakan bahwa 10-20% dari anak-anak dan 13% orang dewasa Menderita Dermatitis Actopic dimana Penderita wanitalebih banyak
menderita dermatitis atopi daripada pria dengan rasio 1,3 : 1.
4
Dermatitis atopik sering dimulai pada masa bayi awal (yang disebut awal awaldermatitis atopik). Sebanyak 45% dari semua kasus dermatitis atopik dimulai
dalam 6 bulan pertama kehidupan, 60% mulai pada tahun pertama, dan 85% dimulai sebelum
usia5 tahun. Lebih dari 50% anak yang terpengaruh dalam 2 tahun pertama
kehidupan tidak m e m i l i k i t a n d a s e n s i t i s a s i I g E , t e t a p i m e r e k a m e n j a d i p e k a
s e l a m a t e r j a d i d e r m a t i t i s atopik.4 Sampai dengan 70% dari anak-anak ini
memiliki remisi spontan sebelum masar e m a j a . P e n ya k i t i n i j u g a d a p a t d i m u l a i
p a d a o r a n g d e w a s a ( ya n g d i s e b u t d e r m a t i t i s atopik onset lambat).
,3
2
2.3
FAKTOR PENCETUS
Makanan
Makanan yang diberikan kepada bayi akan berdampak pada terjadinya
alergi,termasuk dermatitis atopik. Sebab, sejumlah makanan mengandung alergen
yang dapatmemicu terjadinya dermatitis atopik. Menurut beberapa peneliti, bahan
makanan yang banyak menimbulkan reaksi alergi adalah bahan makanan yang mempunyai
kandungan protein tinggi, misalnya susu sapi, telur, kacang tanah, coklat, ikan laut. Karena
itu, pengenalan makanan yang mengandung alergen sebelum 4 bulan akan meningkatkanangka
kejadian dermatitis atopik sebesar 1,6 kali. Sensitisasi umumnya terjadi
terhadapalergen makanan, terutama susu sapi, telur, kacang -kacangan, dan gandum.
Oleh karenaitu, salah satu cara yang dilakukan untuk mencegah terjadinya
dermatitis atopik adalahm e m b e r i k a n a i r s u s u i b u ( A S I ) s e c a r a e k s k l u s i f .
B a n ya k p e n e l i t i a n m e m p e r l i h a t k a n bahwa pemberian ASI eksklusif yang berarti
penghindaran terhadap paparan alergen susus a p i , m e n u r u n k a n a n g k a k e j a d i a n
dermatitis atopik. Dimana Secara umum, alergimakanan mungkin
bertanggung jawab untuk memperburuk keadaan
Infeksi kulit
Penderita dengan DA mempunyai tendensi untuk disertai infeksi kulit oleh kumanumumnya
Staphylococcus aureus
, virus dan jamur. Stafilokokus dapat ditemukan pada90% lesi penderita DA dan
jumlah koloni bisa mencapai 10
7
koloni/cm
2
pada bagian lesit e r s e b u t . A k i b a t i n f e k s i k u m a n S t a f i l o k o k u s a k a n d i l e p a s k a n
s e j u m l a h t o k s i n ya n g bekerja sebagai superantigen,
mengaktifkan makrofag dan limfosit T, yang selanjutnyamelepaskan histamin. Oleh
karena itu penderita DA dan disertai infeksi harus diberikan kombinasi antibiotika
terhadap kuman stafilokokus dan steroid topikal.
3
Stres Emosi
5
Stress emosi tidak menyebabkan dermatitis atopik, namun sering menjadi
faktor pencetus kekambuhan penyakit. Penderita dermatitis atopik sering kali frustasi, malu
danmengalami tekanan mental lain yang menyebabkan nilai ambang gatal menurun
sehinggameningkatkan siklus gatal dan garukan. Relaksasi atau perubahan modifikasi perilaku
dank e b i a s a a n m u n g k i n d a p a t m e m b a n t u p e n d e r i t a d e r m a t i t i s a t o p i k ya n g
m e m p u n ya i kebiasaan menggaruk
2. 4ETIOLOGI
Penyebab pasti dermatitis atopik belum diketahui, tetapi faktor keturunan,interaksiantara
kerusakan fungsi barier kulit,kelainan imunitas,lingkungan dan alergen.didugasebagai penyebab
DA
.
1,3,4,5
2. 5PATOFISIOLOGI
1,3
2.5.1Genetika Dermatitis Atopik
Tingkat penurunan secara genetic untuk DA lebih tinggi pada kembar monozigot(77%) apabila
dibandingkan dengan kembar dizigotik (15%). Asma dan rhinitis alergi pada orang tua
tampaknya menjadi faktor kecil dalam pengembangan dermatitis atopik pada
keturunannya.Genome wide scans 10 telah menyoroti beberapa kemungkinandermatitis
Actopic berhubungan dengan lokus pada kromosom 3q21,1q21 16q,17q25, 20p, dan
3p26. Wilayah garis keturunan tertinggi diidentifikasi pada 1q21 kromosom.
3
Dermatitis atopik sangat berkaitan erat dengan atopi, yaitu
i s t i l a h y a n g menunjukkan suatu kecenderungan individu dan atau familial untuk
tersensitisasi dan
4
m e m p r o d u k s i a n t i b o d i I g E s e b a g a i r e s p o n s t e r h a d a p p a j a n a n a l e r g e n ya n g
b i a s a n ya berupa protein dan menyebabkan timbulnya gejala alergik tipikal. Faktor herediter
padaindividu diyakini penyebab terjadinya kecenderungan atopik pada bayi dan anak.
Riwayatkeluarga dengan penyakit alergi sangat berguna sebagai penanda dini penyakit atopi.
Bayidan anak dengan riwayat keluarga alergi lebih mudah mengalami peningkatan kadar
IgEd a n m e m p e r l i h a t k a n m a n i f e s t a s i k l i n i s a l e r g i j i k a t e r p a j a n d e n g a n
a l e r g e n p a d a u s i a d i n i . 1 , 9 B a n ya k p e n e l i t i a n e p i d e m i o l o g i t e l a h
m e m b u k t i k a n b a h w a f a k t o r g e n e t i k mempunyai peranan dalam menimbulkan
penyakit atopi. Anak yang lahir dari keluargayang mempunyai riwayat penyakit
atopi, kemungkinan besar akan m enderita penyakitatopi di kemudian hari.1,9 Bila
salah satu orang tua mempunyai riwayat penyakit atopi, maka kemungkinan anaknya
menjadi atopi juga adalah 19,8%. Bila atopi mengenai keduaorang tua, maka frekuensi
kemungkinan anaknya menderita atopi menjadi 42,9%., dan72,2% menjadi atopi bila
kedua orang tua mempunyai riwayat atopi yang sama, serta 85%menjadi atopi jika baik
kedua orang tua maupun saudara kandung mempunyai riwayat atopi.2
2.5.2mekanisme pelindung fungsi kulit
Pelindung Fisik
Kompartemen epidermis yang intak merupakan syarat fungsi kulit sebagai
barier fisik dan barier kimiawi. Barier itu sendiri merupakan stratum korneum,
struktur seperti batu dan semen dari lapisan epidermis atas. Perubahan pada barier yang
menyebabkanm e n i n g k a t n ya h i l a n g n ya c a i r a n m e l a l u i e p i d e r m i s , m e r u p a k a n
t a n d a k h a s d e r m a t i t i s atopik. Lapisan lemak interselular pada lapisan epidermis
bertanduk diproduksi oleh badan lamellar, yang di produksi oleh eksositosis dari keratinosit
diatasnnya. Perubahan pada ceramides yang disebabkan oleh adanya variasi pH pada stratum
dapat mengganggu pematangan badan lamellar dan merusak fungsi barier. Perubahan pada
ekspresi enzimya n g t e r l i b a t p a d a k e s e i m b a n g a n s t r u k t u r p e r l e k a t a n e p i d e r m i s
j u g a k e m u n g k i n a n berperan dalam kerusakan barier epidermis pada pasien dengan
dermatitis atopik.
3
U m u m n ya p e n d e r i t a D A m e n g a l a m i k e k e r i n g a n k u l i t . K e k e r i n g a n k u l i t
p a d a dermatitis atopik ditandai dengan kulit yang retak dan berfisura. Kulit terlihat
kering,kasar, kusam, dan bila dioles pelembab akan seger a kering kembali
2
. H a l i n i d i d u g a terjadi akibat kadar lipid epidermis yang menurun,
trans epidermal water loss
meningkat,
skin
capacitance
(kemampuan stratum korneum meningkat air) menurun. Kekeringan
5
kulit ini mengakibatkan ambang rangsang gatal menjadi relatif rendah dan menimbulkansensasi
untuk menggaruk. Garukan ini menyebabkan kerusakan sawar kulit
sehinggamemudahkan mikroorganisme dan bahan iritan/alergen lain (seperti sabun,
detergen,antiseptik, pemutih, pengawet) untuk melalui kulit dengan segala akibat-akibatnya.
4
.
dilakukan ulangtantangan epidermis yang dengan kadar albumin berlebih yang menginduksi IgE
spesifik terhadap kadar albumin berlebih, alergi respirasi, dan lesi eczema pada kulit yang
diteliti.Proses yang sama mungkin terjadi pada manusia.Disfungsi barier epidermis adalah
prasyarat terjadinya penetrasi serbuk alergendengan berat molekul tinggi, debu yang
diproduksi tungau rumah, microba, dan makanan.M o l e k u l m o l e k u l t e r s e b u t d a l a m
b e n t u k s e r b u k , d a n b e b e r a p a a l e r g e n m a k a n a n membawa sel dendritik untuk
meningkatkan polarisasi Th2. Ada banyak T cell pada kulit(106 T cell memori / cm2 dari
area tubuh), hampir 2 kali lipat jumlah T cell di sirkulasi. Terlebih lagi, keratinosit pada
kulit atopik menyebabkan tingginya level interleukin-7-liket h ym i c s t r o m a l
l ym p h o p o i e t i n ya n g m e m e r i n t a h s e l d e n d r i t i k u n t u k m e n i n g k a t k a n
7
polarisasi Th2.Dengan menginduksi produksi dalam jumlah besar sitokin seperti GM CSF ataukemokin, radang kulit yang luas dapat mempengaruhi kekebalan adaptif,
54 mengubahfenotip beredar monosit, dan meningkatkan produksi prostaglandin
E258 di dermatitisatopik.Semua faktor ini memberikan sinyal yang kuat diperlukan untuk
berbasis kulit Th2 polarisasi, dan untuk alasan ini, kulit bertindak sebagai titik masuk untuk
sensitisasiatopik dan mungkin bahkan memberikan sinyal yang diperlukan untuk sensitisasi
alergisdi paru-paru atau usus. Pengembangan sensitisasi dan dermatitis atopik dalam
sumsumt u l a n g p e n e r i m a s e t e l a h e n g r a f t m e n t h e m a t o p o i e t i c s t e m c e l l s d a r i
d o n o r 5 9 a t o p i k menyediakan dukungan untuk peran sistem hematopoietic sebagai
faktor selain untuk disfungsi epidermal-penghalang ditentukan secara genetis dalam
dermatitis atopik.
Penyakit Biphasic T-CellMediated
3
Alergi-spesifik sel-sel CD4 dan CD8 T dapat terisolasi dari lesi kulit
p a s i e n d e n g a n dermatitis atopik. Peradangan dalam dermatitis a topik adalah
biphasic, tahap Th2 awalmendahului tahap kronis dalam sel-sel Th0 yang (sel yang berbagi
beberapa kegiatan sel-s e l T h 1 d a n T h 2 ) d a n T h 1 s e l d o m i n a n , S i t o k i n T h 2
i n t e r l e u k i n - 4 , i n t e r l e u k i n - 5 d a n interleukin-13 mendominasi dalam lesi fase
akut, dan dalam lesi kronis ada peningkataninterferon , interleukin -12, interleukin5 dan GM-CSF72; perubahan ini merupakan karakteristik dari dominasi Th1 dan Th0. Selsel Th0 dapat membedakan ke sel Th1 atauTh2, tergantung pada lingkungan sitokin
dominan. Ekspresi peningkatan interferon-mRNA oleh sel Th1 mengikuti puncak
ekspresi interleukin-12, yang bertepatan denganmunculnya peradangan sel dendritik
epidermal di kulit. Kulit tampak normal pada pasiendengan dermatitis atopik pelabuhan
menyusup ringan, sangat menyarankan kehadiran sisa peradangan antara flares.
Perekrutan sel T ke dalam kulit diikuti oleh jaringan
k o m p l e k s m e d i a t o r y a n g berkontribusi terhadap peradangan kronis. Hemostatik
kemokin dan peradangandiproduksi oleh sel-sel kulit yang terlibat dalam proses sel
inflamasi.74,75 Keratinositdalam lesi kulit mengungkapkan tingkat tinggi penatikan
kemo, 76-78 dan diturunkank e r a t i n o c yt e t i m a t j a r i n g a n s t r o m a l ym p h o p o i e t i n
m e n g i n d u k s i s e l d e n d r i t i k u n t u k menghasilkan Timus
Th2-cellattracting
Mekanisme Pruritus
Gejala yang paling penting dalam dermatitis atopik adalah pruritus yang menetap,
yangd a p a t m e n g g a n g g u k u a l i t a s h i d u p p a s i e n . K u r a n g n y a e f e k
a n t i h i s t a m i n d a p a t m e m p e r b e r a t p e r a n h i s t a m i n d a l a m m e n ye b a b k a n
d e r m a t i t i s a t o p i k t e r k a i t p r u r i t u s . Neuropeptida, protease, kinins, dan sitokin
menyebabkan gatal-gatal. Interleukin-31
10
merupakan sitokin yang diproduksi oleh sel T yang meningkatkan kelangsungan hidup
selhematopoietik dan merangsang produksi sitokin inflamasi oleh sel epitel. Hal ini
sangat pruritogenik, dan interleukin-31 serta receptor diekspresikan dalam kulit yang
mengalamilesi . Selain itu, interleukin-31 dapat distimulasi oleh paparan exotoxins
staphylococcaldalam penelitian in vitro. Temuan ini dapat membuktikan bahwa
interleukin-31 sebagaifaktor utama dalam timbulnya pruritus pada dermatitis atopik
Gambar 2. Interaksi Gen-gen dan Gen-Lingkungan dalam Proses awalterjadinya
Dermatitis Atopik.
penentuan dermatitis actopic berdasarkan genetik,
epidermal-barrier dysfunctiondan efek dari faktor lingkungan,nonatopi dermatitis
merupakan manifestasi pertama dari dermatitis atopik. Selanjutnya, karena predisposisi
genetik merekauntuk IgE-mediated sensitisasi, pasien menjadi peka.selanjutnya
Fenomena inid i s u k a i o l e h p r o d u k e n t e r o t o k s i n S t a p h yl o c o c c u s a u r e u s .
A k h i r n ya , k a r e n a garukan terjadi kerusakan jaringan dan pelepasan protein
struktural, memicusebuah IgE respon pada pasien dengan dermatitis atopik.sensitisasi untuk
terjadiself-proteins dapat disebabkan oleh homologi alergen yang diturunkan epitop danhuman
proteins dalam konteks mimikri molekuler.
2.5.4 Autoimunitas pada Dermatitis Atopik
Selain peningkatan antibodi IgE akibat makanan dan allergen hirup, spesimen
11
serum dari pasien dengan dermatitis atopik yang berat mengandung antibodi IgE
terhadap protein dari keratinosit dan sel endotel seperti superoksida dismutase mangan dan
kalsiumm e n g i k a t k a d a r s e r u m p r o t e i n s . a u t o a n t i b o d i e s I g E
b e r k o r e l a s i d e n g a n p e n y a k i t sederhana.garukan mungkin melepaskan protein
intraseluler dari keratinosit. Protein ini bisa meniru molekul struktur mikroba dan dengan
demikian bisa menginduksi IgEautoantibodies.sekitar 25% orang dewasa dengan dermatitis
atopik memiliki antibodi IgE.Selanjutnya, antibodi IgE dapat dideteksi pada pasien
dengan dermatitis atopik kurangd a r i 1 t a h u n . B e b e r a p a a n t i a l l e r g e n s
merupakan inducers kuat. IgE dalam dermatitis a t o p i k d a p a t d i s e b a b k a n
o l e h a l e r g e n l i n g k u n g a n , t e t a p i I g E a n t i b o d i t e r h a d a p autoantigens di
kulit dapat menyebabkan alergi inflammation. Oleh karena itu, dermatitisatopik tampaknya
berdiri di perbatasan antara alergi dan autoimmunity. Karena disfungsi penghalang dari kulit dan
peradangan kronis merupakan karakteristik dermatitis atopik, pengelolaan jangka panjang klinis
harus menekankan pencegahan, intensif dan individualdisesuaikan perawatan kulit,
pengurangan kolonisasi bakteri dengan cara aplikasi lokallotion yang mengandung
antiseptik seperti triclosan dan chlorhexidine, dan yang paling penting kontrol
peradangan oleh penggunaan rutin dari kortikosteroid topikal atauinhibitor kalsineurin
topikal.Pada anak-anak, sebelum dan setelah diagnosis IgE-mediated sensitisasi, langkahlangkah yang mencegah paparan alergen harus terapi saat beneficial.The dermatitis atopik adalah
reaktif-mengobati kekambuhan - tetapi manajemen harus mencakup intervensi dinidan proaktif
dengan kontrol yang efektif dan berkesinambungan dari peradangan kulit dankolonisasi S.
aureus. Strategi ini telah terbukti efektif dalam mengurangi jumlah flare.Bilad i t e r a p k a n
pada awal masa kanak-kanak, bisa berpotensi membantu
m e n g u r a n g i sensitisasi kemudian antigen lingkungan dan autoallergens.
3
2.6GEJALA KLINIS
D e r m a t i t i s a t o p i k m e m i l i k i g e j a l a k l i n i s d a n p e r j a l a n a n p e n ya k i t ya n g
s a n g a t bervariasi, dapat membentuk suatu sindrom yang terdiri atas kelompok gejala dan
tandayang menggambarkan peradangan kulit sesuai dengan cerminan
patogenesisnya. Padasemua usia, manifestasi klinis dermatitis atopik biasanya
berupa eritema, papula, dan pruritus (gatal) yang hebat. Gambaran klinis pertama muncul
pada kulit yang terserangadalah terjadinya eritema yang disebabkan oleh vasodilatasi
pembuluh darah (
flushing
)dan gatal yang diikuti dengan gangguan pada fungsi sawar kulit yang memberi gambaran
12
kulit tampak kering. Pruritus menyebabkan orang akan menggaruk, dengan
demikianakan menambah parah gambaran klinis, bahkan memperberat keadaan
dengan adanyainfeksi sekunder.
2
Kulit penderita Dermatitis Atopik umumnya kering, pucat, dan redup, kadar lipidd i
e p i d e r m i s berkurang dan kehilangan air lewat epidermis meningkat.Penderitac e n d e r u n g
tampak gelisah,gatal dan sakit berat.Gejala utama dermatitis atopik
i a l a h pruritus (gatal) hilang timbul sepanjang hari, akibatnyapenderita menggarukgaruk sehingga timbul bermacam-macam ruam berupa papul, likenifikasi,dan lesi
ekzematosa berupa eritema, papulo-vesikel, erosi, eskoriasi, eksudasi dan krusta.
5.6
D e r m a t i t i s a t o p i k d a p a t t e r j a d i p a d a m a s a b a yi ( i n f a n t i l ) , a n a k , m a u p u n
r e m a j a d a n dewasa.
1
1.
Dermatitis Atopik Infantil (usia 2 bulan sampai 2 tahun)
1,2,4
Lesi awal muncul pada tahun pertama kehidupan, biasanya setelah 2 bulan,
lesim u l a i d i m u k a ( d a h i , p i p i ) b e r u p a e r i t e m a , p a p u l o v e s i k e l ya n g h a l u s ,
k a r e n a g a t a l d i g o s o k , p e c a h , e k s u d a t i f d a n a k h i r n ya t e r b e n t u k k r u s t a , l e s i
Aksentuasi perifolikular
H a r u s m e m p u n ya i k o n d i s i k u l t g a t a l a t a u d a r i l a p o r a n o r a n g t u a n ya
b a h w a anaknya suka menggaruk atau menggosok Ditambah 3 atau lebih kriteria berikut :
1.
Riwayatan terkena lipatan kulit, misalnya lipat siku, belakang lutut, bagian
19
depan pergelangan kaki atau sekeliling leher (termasuk pipi anak usia dibawah10
tahun)2 . R i w a ya t a s m a b r o n k i a l a t a u h a y f e v e r p a d a p e n d e r i t a ( a t a u r i w a ya t
p e n ya k i t atopi pada keluarga tingkat pertama dari anak dibawah 4 tahun)3.Riwayat kulit
kering secara umum pada tahun terakhir
4.
Adanya dermatitis yang tampak dilipatan (atau dermatitis pada pipi/dahi dan anggota
badan bagian luar anak dibawah 4 tahun)5.Awitan dibawah usia 2 tahun ( tidak
digunakan bila dibawah 4 tahun)
2.8 PEMERIKSAAN LABORATORIUM.
1,4
Telah dilaporkan pelbagai hasil laboratorium penderita DA, walaupun demikian
sulituntuk menghubungkan hasil laboratorium ini dengan defek yang ada.
Imunoglobulin
IgG, IgM, IgA dan IgD biasanya normal atau sedikit meningkat pada penderita DA.
Tujuh persen penderita DA mempunyai kadar IgA serum yangrendah, dan defisiensi IgA
transien banyak dilaporkan pada usia 3-6 bulan. Kadar IgE meningkat pada 80-90% penderita
DA dan lebih tinggi lagi bila sel asma danrinitis alergika. Tinggi rendahnya kadar IgE ini
erat hubungannya dengan beratringannya penyakit, dan tinggi rendahnya kadar IgE
tidak mengalami fluktuasi baik pada saat eksaserbasi, remisi, atau yang sedang mendapat
pengobatan prednison atau azatioprin. Kadar IgE ini akan menjadi normal 6-12 bulan
setelahterjadi remisi.
liken simpleks kronis/neurodermatitis sirkumskripta
.ke 2 nya sama-gatal ,letak lesi pada dermatitis atopik di lipat siku dan lipat
lutut(fleksor), sedangkan liken simpleks kronis di siku dan punggung kaki (ekstensor) ada
pulatempat predileksi yang sama yaitu di tengkuk. Dermatitisatopik biasanya sembuh
setelahu s i a 3 0 t a h u n , s e d a n g k a n n e u r o d e r m a t i t i s s i r k u m s k r i p t a
d a p a t berlanjut sampai tua.P e m e r i k s a a n p e m b a n t u y a n g m e n y o k o n g
d e r m a t i t i s a t o p i k h a s i l n e g a t i f p a d a neurodermatitis sirkumskripta.
Dermatitis Seborrheic
D e r m a t i t i s s e b o r o i k p a d a m u k a m i r i p d e n g a n
d e r m a t i t i s a t o p i k .
21
Dermatitisseboroik berlokasi di tempat -tempat seboroik yakni
k u l i t k e p a l a y a n g berambut, muka terutama alis mata dan lipatan nosolabial, ketiak,
dada di atas sternum,interskapular, daerah genitalis eksterna d a n p e r i a n a l . K u l i t
p a d a d e r m a t i t i s s e b o r o i k , berskuama kekuningan dan berminyak. Tidak
terdapat s t i g m a t a a t o p i , eosinofilia,peninggian kadar IgE, tes asetilkolin negatif maupun
dermografisme putih.
Skabies
ada bayi gejala klinis DA terutama mulai dari pipi dan tidak mengenai
telapak tangan serta kaki. Tanda skabies pada bayi ditandai dengan papula yang
relatif besar ( b i a s a n y a p a d a p u n g g u n g a t a s ) , v e s i k e l p a d a t e l a p a k t a n g a n
dan kaki, dan terdapatdennatilis prur itus pada anggota keluarga. Tungau
dan telur dapat dengan mudahditemukan dari
scraping vesicle
. S k a b i e s m e m b e r i r e s p o n s y a n g b a i k t e r h a d a p pengobatan dengan benzen heksaklorida. Diagnosis ditegakkan dengan adanya riwayatrasa gatal di malamhari,
distribusi lesi yang khas, dengan lesi primer yang patognomonik berupa adanya kutu pada
pemeriksaan mikroskopik.
Dermatitis kontak
Anak yang lebih tua dengan DA dapat menjadi eksema kronik pada kaki. Bentuk iniharus
dibedakan dengan dermatitis kontak karena sepatu.
2.10PengobatanPrinsip perawatan kulit
prinsipr utama dari manajemen DA adalah perawatan kulit yang tepat setiap hari.Pembersih
yang direkomendasikan yang mengandung moisturizer ,sementara sabun yang beraroma harus
dihindari karena dapat mengiritasi kulit. Setelah mandi, kulit pasien harusdikeringkan dengan
handuk (sehingga tetap sedikit basah), dengan pelembab dan emolien(misalnya, petroleum jelly,
Eucerin, minyak mineral, minyak bayi) dan harus diterapkansecara berkala untuk membantu
mencegah hilangnya kelembaban dan kulit yang kering.
2
PENGOBATAN TOPIKAL
1,2,3,4,5,6
Hidrasi kulit
22
Kulit penderita dermatitis atopik kering dan fungsi sawarnya berkurang, mudahretak
sehingga mempermudah masuknya mikroorganisme pathogen, bahan iritan
danallergen. Segera setelah mandi, daerah kulit yang meradang diberi anti-inflamasi
topikal,sedangkan kulit yang lainnya diberi pelembab. Pelembab yang diberikan
misalnya krimh i d r o f i l i k u r e a 1 0 % d a p a t p u l a d i t a m b a h k a n
h i d r o k o r t i s o n 1 % d i d a l a m n y a . B i l a memakai pelembab yang mengandung asam
laktat, konsentrasinya jangan lebih dari 5%karena dapat mengiritasi bila dermatitisnya masih
aktif .Penggunaan emolien/ pelembab yang adekuat secara teratur sangat penting
untuk mengatasi kekeringan kulit dan memperbaiki inte gritas sawar kulit, walaupun
tidak adak e l u h a n m a u p u n l e s i d e r m a t i t i s a t o p i k . B e r m a c a m e m o l i e n d a p a t
d i c o b a s e h i n g g a mendapatkan yang paling cocok sesuai pilihan, usia dan keadaan kelaianan
kulit. Bentuk s a l e p d a n k r i m m e m b e r i k a n f u n g s i s a w a r l e b i h b a i k
d a r i p a d a l o t i o n . B i l a t e r l a l u berminyak, misalnya salep dapat menyebabkan kulit
menjadi panas dan dapat timbulfolikulitis. Emolien dalam bentuk krim lebih dapat diterima,
tetapi krim dan lotion dapatmenyebabkan iritasi karena sering mengandung bahan
pengawet, pelarut, dan pewangi.Lotion yang mengandung air dapat lebih
mengeringkan karena efek penguapan. Jenis e m o l i e n d a p a t d i s e s u a i k a n d e n g a n
berbagai waktu atau kegiatan pasien. Lama kerjaemolien maksium 6 jam.
P e n t i n g u n t u k m e n g o l e s k a n k e m b a l i e m o l i e n b e b e r a p a k a l i terutama setelah
dicuci dan di daerah kulit terbuka.
Topikal kortikosteroid
Kortikosteroid topikal adalah lini pertama untuk Pengobatan DA. Agen ini
efektif m e n g e n d a l i k a n k e k a m b u h a n D A m e l a l u i p r o s e s a n t i - i n f l a m a s i ,
a n t i p r o l i f e r a t i f , d a n imunosupresif. Kortikosteroid topikal diterapkan pada, daerah yang
merah dan meradang pada kulit sebelum penggunaan pasien menggunakan emollients. Beberapa
pasien secaratidak sengaja membalik urutan,yang secara signifikan mengurangi manfaat
korticosteroid.T e r d a p a t d a t a p e r c o b a a n k l i n i s t o p i c a l t e r b a t a s u n t u k
m e m b a n t u d a l a m m e m i l i h kortikosteroid.Penggunaan salep umumnya lebih
dipilih daripada krim karena merekamemberikan cakupan yang lebih seragam dan penetrasi
yang lebih baik.Juga,merupakan penanganan paling ampuh yang diperlukan untuk mengontrol
DA (terutama di daerah-daerah sensitif seperti wajah, leher pangkal paha, dan ketiak)
harus dimanfaatkan dan, bila memungkinkan, terapi harus dihentikan untuk jangka pendek
untuk mengurangirisiko dari efek samping lokal dan sistemik .Potensi kortikosteroid topikal
sebaiknya dipilih yang paling ringan namun efektif
23
untuk keadaan lesi kulit, berdasarkan lokasi dan keparahan lesi serta usia pasien.
Pada bayi digunakan salep steroid berpotensi rendah.Pada anak dan dewasa dipakai
steroid berpotensi menengah, kecuali pada daerah muka digunakan steroid potensi lebih
rendahseperti hidrokortison 1% atau setara asetat karena kulitnya lebih tipis dan
vaskularisasilebih banyak sehingga lebih mudah penetrasi dan penyerapan sistemik ..
Kortikosteroid potensi rendah juga dipakai di daerah genitalia dan intertriginosa , jangan
digunakan yang berpotensi kuat. Pada telapak tangan dan kaki dapat digunakan potensi lebih
kuat karenakulitnya tebal. Efek samping yang umum lokal penggunaan jangka panjang
panjang harusdihindari dan pasien menggunakan agen ini harus diberi konseling tentang
perlindunganterhadap paparan sinar matahari yang tepat.
2
Tars
Preparat ter yang sering digunakanadalah likuor karbonis detergens karena
tidak berwarna hitam dan tdak begitu berbau.konsentrasi 2-5% Mempunyai efek antiinflamasidan sangat berguna untuk mengganti kortikosteroid topikal pada manajemen
penyakitkronik. Selain itu efeknya antipruritus,antiekzem,antiakan tosis
keratoplastik dan dapatdigunakan untuk psoriasis Efek samping dari tar adalah
folikulitis, fotosensitisasi dandermatitis kontak.
Pengobatan sistemik
Kortikosteroid Sistemik.
Kortikosteroid sistemik umumnya dicadangkan untuk pengobatan akut DA
yang parah dan kambuh kambuhan. Namun, penggunaan jangka panjang steroid
oral berhubungan dengan efek samping yang tidak diketahui dan efek samping yang berpotensi
serius, karena itu, penggunaan jangka panjang harus dihindari. Selain itu, penting untuk dicatat
bahwa kekambuhan DA umum terjadi setelah penghentian terapikortikosteroid oral.
2
25
Antihistamin
Diberi untuk mengurangi rasa gatal. Dalam memilih anti histamin
h a r u s d i p e r h a t i k a n b e r b a g a i h a l s e p e r t i p e n ya k i t - p e n ya k i t s i s t e m i k ,
a k t i f i t a s p e n d e r i t a d l l . Antihistamin yang mempunyai efek sedatif sebaiknya
tidak diberikan pada penderitad e n g a n a k t i f i t a s d i s i a n g h a r i ( s e p e r t i s u p i r ) .
P a d a k a s u s s u l i t d a p a t d i b e r i d o x e p i n hidroklorid 10-75 mg/oral/2 x sehari yang
mempunyai efek anti depresan dan blokade reseptor histamin H1 dan H2.
4
Pengobatan infeksi kulit
4
Seperti disebutkan sebelumnya, kulit pasien dengan DA sering sangat diperparahdengan S.
aureus. Untuk menghindari perkembangan resistensi bakteri, terapi jangka pendek
antibiotik topikal dan / atau sistemik sangat dibutuhkan. Oleh karena itudianjurkan ketika
terjadi infeksi bakteri sekunder digunakan antibiotik sistemik yangsesuai dan
diindikasikan untuk infeksi sekunder yang luas, Anti infeksi Pemberian anti biotika
berkaitan dengan ditemukannya peningkatan koloni S.aureus pada kulit penderitaDA. Dapat
diberi eritromisin, asitromisin atau kaltromisin. Bila ada infeksi virus dapat diberi
asiklovir 5 x 800 mg/hari selama 10 hari atau 4 x 200 mg/hari untuk 10 hari
Interferon
IFN bekerja menekan respons IgE dan menurunkan fungsi dan proliferasi sel T H 1 .
Pengobatan IFN rekombinan menghasilkan perbaikan klinis
k a r e n a d a p a t menurunkan jumlah eosinofil total dalam sirkulasi.
Siklosporin
Adalah suatu imunosupresif kuat terutama bekerja pada sel T akan terikat dengan
calcineurin
m e n j a d i s u a t u k o m p l e k s ya n g a k a n m e n g h a m b a t
calcineurin
sehinggatranskripsi sitokin ditekan. Dosis 5 mg/kg BB/oral selama 6 minggu , diberi dalam
waktusingkat, bila obat dihentikan umumnya penyakit kambuh kembali. Efek
sampingnyaadalah peningkatan kreatinin dalam serum dan bisa terjadi penurunan
fungsi ginjal danhipertensi
terapi Lain.
1,2,4,6
Ultraviolet (UV)f o t o t e r a p i m u n g k i n b e r m a n f a a t u n t u k p e n g o b a t a n D A p a d a
o r a n g d e w a s a . Dipakai untuk DA yang berat. Terapi menggunakan ultra violet
atau kombinasi ultra
26
violet A dan ultra violet B. Terapi kombinasi lebih baik dari pada ultra violet B saja.
Ultrav i o l e t A b e k e r j a p a d a S L d a n e o s i n o f i l s e d a n g k a n u l t r a v i o l e t
B m e m p u n y a i e f e k imunosupresif dengan cara memblokade fungsi SL
d a n m e n g u b a h p r o d u k s i s i t o k s i n keratinosit.
Probiotik L a c t o b a c i l l u s r h a m n o s u s G G 1 k a p s u l ( 1 0
9)
kuman/dosis dalam 2 kali/hari m e m p e r b a i k i k o n d i s i k u l i t s e t e l a h 2
b u l a n . P e m b e r i a n p r o b i o t i k p e r i n a t a l a k a n menurunkan resiko DA pada anak
di usia 2 tahun pertama
.
Edukasi
Untuk manajemen penyakit yang optimal, pasien dan / atau praktisi mereka harusdididik
tentang sifat kronis penyakit, kebutuhan untuk kepatuhan yang berkelanjutan u n t u k
p r a k t i k p e r a w a t a n k u l i t ya n g t e p a t , d a n p e n g g u n a a n y a n g t e p a t d a n
p e n e r a p a n t e r a p i t o p i k a l . W a k t u ya n g d i h a b i s k a n m e n d i d i k p a s i e n d a n
p e r a w a t t e l a h t e r b u k t i memiliki positif pengaruh yang positif pada hasil pengobatan
penyakit. Pasien juga harusdiberikan instruksi tertulis / informasi penggunaan obat
yang tepat, perawatan kulit danmanajemen untuk memperkuat pemahaman dan
pembelajaran.
2
2.13Komplikasi.
1,2,4
Infeksi sekunder akibat bakteri
M e r u p a k a n k o m p l i k a s i ya n g p a l i n g s e r i n g p a d a d e r m a t i t i s a t o p i k .
B i a s a n ya disebabkan oleh bakteri kelompok Strptococci B -hemolytic, studi lain
mengungkapkanStaphylococcus merupakan 93% penyebab infeksi sekunder pada
terhadappengaruh faktor eksogen dan atau faktor endogen.Dermatitis atopik merupakan penyakit
peradangan kulit kronik spesifik yang terjadi pada kulit atopik, ditandai rasagatal, disebabkan
oleh hiperaktivitas kulit yang secara klinis bermanifestasi sebagai lesi e k s e m a t o s a
d e n g a n d i s t r i b u s i l e s i ya n g k h a s . D e r m a t i t i s a t o p i k m e m p u n ya i
d a s a r imunologik yang berkaitan erat dengan atopi, yaitu suatu kecenderungan
individu danatau familial untuk tersensitisasi dan memproduksi antibodi IgE sebagai respons
terhadap pajanan alergen dan menyebabkan timbulnya gejala alergik tipikal. Dermatitis
atopik disebut juga sebagai
multifactorial disease
dan setiap individu memiliki faktor-faktor pencetus yang berbeda. W a l a u p u n
p e n ye b a b ya n g p a s t i b e l u m d i k e t a h u i , n a m u m dermatitis atopik dipengaruhi oleh
faktor genetik dan lingkungan makananGejala utama dermatitis atopik ialah pruritus (gatal)
hilang timbul sepanjang hari,akibatnya penderita menggaruk-garuk sehingga timbul bermacammacam ruam berupa papul, likenifikasi, dan lesi ekzematosa berupa eritema, papulo vesikel, erosi, eskoriasi,eksudasi dan krusta. Dermatitis a t o p i k d a p a t t e r j a d i p a d a
m a s a b a yi ( i n f a n t i l ) , a n a k , maupun remaja dan dewasa.Tatalaksana dermatitis atopik
pada bayi dan anak meliputi tatalaksana umum dankhusus. Talalaksana umum meliputi
tindakan untuk tindakan menjaga kelembaban kulit dan mencegah supaya tidak terjadi
kekeringan kulit, dengan cara hidrasi dan penggunaan pelembab. Dalam tatalaksana khusus,
tindakan yang dilakukan meliputi pemberian antiinflamasi, anti pruritis, dan antibiotika,
pencegahan terjadinya kekambuhan (
relaps
).
DAFTAR PUSTAKA
30
1.)
Djuanda. A, Hamzah. M, Aisah. S. Dermatitis actopic. Dalam,
IlmuPenyakit Kulit dan Kelamin
. Edisi kelima. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 2009; 138-147.
2.)
Bakhtiar
.
Faktor Risiko, Diagnosis, dan Tatalaksana DermatitisAtopik pada Bayi dan Anak
di unduh
dari:http://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&ei=sCbPUImoEMXjrAfm94HI
BQ&hl=en&prev=/search%3Fq%3Djurnal%2Bdermatitis%2Batopik%26start%3D10%26hl%3D
en%26sa%3DN%26tbo%3Dd%26biw%3D1366%26bih%3D645&rurl=translate.google.com&sl
=id&twu=1&u=http://majour.maranatha.edu/index.php/jurnalkedokteran/article/view/832/pdf&usg=ALkJrhhiu8V1owTeYMLdS_7CN-UHqjL8zg
3.)
Bieber Thomas.
Mechanisms of Disease Atopic Dermatitis.
The
newengland journal
of
medicine. September 3, 2012. [cited: 2012 agustus 10] diunduh dari :
http://www.nejm.org/doi/pdf/10.1056/NEJMra074081
4.)
Chairiyah Tanjung, SpKK(K), dr.
Dermatitis Atopik
.Diunduh dari:http://ocw.usu.ac.id/course/download/1110000112-dermatomusculoskeletalsystem/dms146_slide_dermatitis_atopik.pdf 5) Scott Murray, MD, FRCP(C), BSc .
atopic dermatitis
.Diunduh
dari:http://www.stacommunications.com/journals/pdfs/cme/cmenov2003/dermatitis.pdf 6)
Hywel C. Williams, Ph.D. Atopic Dermatitis. Diunduh dari:
http://www.nejm.org/doi/pdf/10.1056/NEJMcp042803
31
Search
Search History:
Searching...
Result 00 of 00
00 results for result for