Disusun oleh:kelompokVII
Alfi Suci Putriyanti (02)
Anis Yulita (04)
Ayu Pristy Wahyuningtyas (06)
Evi Yulistiana Oktavianti (11)
Izzaumal Hikmah (19)
Lailatul Hasaniyah (20)
Meilina Huzaimah (25)
Rani Bharokatul Maulidiya (32)
Siti Khotijah (40)
Sri Astutik (42)
Susmiati (46)
Maha
Pengasih
lagi
Maha Penyayang,
Dalam penelitian ini, penulis tidak hanya bekerja sendiri. Tanpa bantuan dari semua
pihak, tidak mungkin makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Rahayu Fuji Lestari,S.ST selaku dosen pembimbing yang telah memberikan
banyak masukan, baik yang bersifat teori maupun praktik.
2. Teman-teman yang selalu memberikan motivasi dan semangat sehingga makalah
ini dapat terselesaikan sesuai dengan waktu yang diharapkan
spiritual penulis
menyadari
kesalahan,
kelemahan,
bahkan kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
diharapkan agar dapat dijadikan acuan dalam penulisan makalah periode berikutnya.
Demikian yang dapat penulis sampaikan. Atas bantuan dari semua pihak penulis
mengucapkan terima kasih. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...i
KATA PENGANTAR...ii
DAFTAR ISI.iii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH1
B. RUMUSAN MASALAH..2
C. TUJUAN.....2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENEGERTIAN KEBUDAYAAN..3
B. KEBUDAYAAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESEHATAN IBU..6
C. PENDEKATAN MELALUI BUDAYA DAN KEGIATAN KEBUDAYAAN KAITANNYA
DENGAN PERAN SEORANG BIDAN...................................13
BAB I
PENDAHULUAN
A.
terbesar (58,1%) adalah pendarahan dan eklampsia. Kedua sebenarnya dapat dicegah
dengan pemeriksaan kehamilan (antenatal care/ANC) yang memadai. Walaupun
proporsi perempuan usia 15-49 tahun yang melakukan ANC minimal satu kali telah
mencapai lebih dari 80%, tetapi menurut SDKI 1994, hanya 43,2% yang persalinannya
ditolong oleh tenaga kesehatan.Persalinan oleh tenaga kesehatan menurut SDKI 1997,
masih tetap rendah, di mana sebesar 54% persalinan masih ditolong oleh dukun
bayi.Usia kehamilan pertama ikut berkontribusi kepada kematian ibu di Indonesia. Data
Survei Kesehatan Ibu dan Anak (SKIA) 2000 menunjukkan umur median kehamilan
pertama di Indonesia adalah 18 tahun.SDKI 1997 melaporkan 57,4% Pasangan Usia
Subur (PUS) menggunakan alat kontrasepsi dan sebanyak 9,21% PUS sebenarnya
tidak ingin mempunyai anak atau menunda kehamilannya, tetapi tidak memakai
kontrasepsi (unmet need). Krisis ekonomi yang terjadi sejak pertengahan 1997 menjadi
sebab utama menurunnya daya beli PUS terhadap alat dan pelayanan kontrasepsi.
Angka kematian ibu adalah jumlah kematian ibu akibat proses reproduktif per
100.000 kelahiran hidup.Kematian ibu adalah kematian perempuan pada saat hamil
atau kematian dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang
lamanya kehamilan atau tempat persalinan, yakni kematian yang disebabkan karena
kehamilannya atau pengelolaannya, tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti
kecelakaan, terjatuh dll (Budi, Utomo. 1985).
Kemudian kematian ibu dapat diubah menjadi rasio kematian ibu dan dinyatakan
per 100.000 kelahiran hidup, dengan membagi angka kematian dengan angka
fertilitas
umum.
Jumlah Kematian Ibu yang dimaksud adalah banyaknya kematian ibu yang
disebabkan karena kehamilan, persalinan sampai 42 hari setelah melahirkan pada
daerah
dan
tahun
tertentu.
Jumlah kelahiran Hidup adalah banyaknya bayi yang lahir hidup pada tahun
tertentu,didaerahtertentu. Konstanta= 1000 bayi lahir hidup.
B.
RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja kebudayaan yang dianut oleh masyarakat Indonesia pada ibu hamil, nifas dan
bersalin?
2.
Apa yang dilakukan bidan untuk mengatasi presepsi kebudayaan yang berhubungan
dengan kesehatan ibu dimasyarakat?
C. TUJUAN
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan atau yang disebut peradapan ; adalah pemahaman yang meliputi :
pengetahuan, kepercayaan , seni, moral, hukum, adat istiadat yang diperoleh dari
anggota masyarakat ( Taylor 1997 )
Pendapat umum sesuatu yang baik dan berharga dalam kehidupan masyarakat.
( Bakker 1984 ).
Pola tingkah laku mantap : pikiran, perasaan, dan reaksi yang diperoleh dan
terutama diwujudkan oleh simbul-simbul
a.
Kebudayaan Modern
Kebudayaan modern biasanya berasal dari manca negara datang di Indonesia
merupakan budaya/ kesenian import. Budaya modern akting, penampilan, dan
kemampuan meragakan diri
mengesampingkan
b. Kebudayaan Tradisional
Bersumber dan berkembang dari daerah setempat. Penampilan mengutamakan
norma dengan mengedepankan intuisi bahkan bersifat bimbingan
Dan
petunjuk
tentang
kehidupan
manusia.
Kebudayaan
tradisional
kurang
c. Budaya Campuran
Budaya campuran pada hakekatnya merupakan campuran budaya modern
dengan budaya tradisional yang berkembang dengan cara asimilasi ataupun defusi.
Kebudayaan campuran sudah memperhitungkan komersiel tapi masih mengindahkan
norma dan adat setempat. Contoh : Musik dangdut, orkes gambus, campur sari.
B.
yang berarti. SKRT 1994 menunjukkan hahwa MMR sebesar 400 450 per 100.000
persalinan.
Selain angka kematian, masalah kesehatan ibu dan anak juga menyangkut angka
kesakitan atau morbiditas. Penyakit-penyakit tertentu seperti ISP A, diare dan tetanus
yang sering diderita oleh bayi dan anak acap kali berakhir dengan kematian. Demikian
pula dengan peryakit-penyakit yang diderita oleh ibu hamil seperti anemia, hipertensi,
hepatitis dan lain-lain dapat membawa resiko kematian ketika akan, sedang atau
setelah persalinan.
Baik masalah kematian maupun kesakitan pada ibu dan anak sesungguhnya
tidak terlepas dari faktor-faktor sosial budaya dan lingkungan di dalam masyarakat
dimana
mereka
berada.
Disadari
atau
tidak,
faktor-faktor
kepercayaan
dan
mereka
yakini.
Tidak sedikit mitos yang hanya tinggal mitos, bahkan tidak layak untuk sekedar diyakini.
Namun ternyata banyak pula mitos yang dapat dinalar, diterima oleh akal dan ternyata
ada faktanya. Sehingga tidak ada salahnya apabila sekali waktu kita mengulas soal
mitos-mitos yang banyak ditemui di masyarakat sekaligus mengetahui faktanya!
Berikut kebudayaan yang dianut oleh masyarakat Indonesia pada ibu hamil, nifas
dan bersalin:
jawa
menitikberatkan
adalah
salah
satu
perhatian
pada
contoh
aspek
dari
krisis
masyarakat
kehidupan
yang
dari
sering
pertistiwa
terdapat
pula
pada
sejumlah
suku
bangsa
di
indonesia
dan
1.
2.
Jawa Tengah :
Bahwa ibu hamil pantang makan telur karena akan mempersulit persalinan
dan pantang makan daging karena akan menyebabkan perdarahan yang banyak.
Jawa Barat :
Ibu yang kehamilannya memasuki 8-9 bulan sengaja harus mengurangi
makannya agar bayi yang dikandungnya kecil dan mudah dilahirkan.
3.
4.
Masyarakat Betawi :
Berlaku pantangan makan ikan asin, ikan laut, udang dan kepiting karena
dapat menyebabkan ASI menjadi asin.
Daerah Subang :
Ibu hamil pantang makan dengan menggunakan piring yang besar karena
khawatir bayinya akan besar sehingga akan mempersulit persalinan. Dan memang,
selain ibunya kurang gizi, berat badan bayi yang dilahirkan juga rendah.Tentunya hal ini
sangat mempengaruhi daya tahan dan kesehatan si bayi. Selain itu, larangan untuk
memakan buah-buahan seperti pisang, nenas, ketimun dan lain-lain bagi wanita hamil
juga masih dianut oleh beberapa kalangan masyarakat terutama masyarakat di daerah
pedesaan. (Wibowo,1993).
a)
Minum
rendaman
air
rumput
Fatimah
akan
merangsang
mulas.
Memang, rumput Fatimah bisa membuat mulas pada ibu hamil, tapi apa kandungannya
belum diteliti secara medis. Rumput fatimah atau biasa disebut Labisia pumila ini,
berdasarkan kajian atas obat-obatan tradisional di Sabah, Malaysia, tahun 1998,
dikatakan mengandung hormon oksitosin yang dapat membantu menimbulkan
kontraksi. Tapi, apa kandungan dan seberapa takarannya belum diteliti secara medis.
Jadi, harus dikonsultasikan dulu ke dokter sebelum meminumnya. Karena, rumput ini
hanya boleh diminum bila pembukaannya sudah mencapai 3-5 cm, letak kepala bayi
sudah masuk panggul, mulut rahim sudah lembek atau tipis, dan posisi ubun-ubun
kecilnya normal. Jika letak ari-arinya di bawah atau bayinya sungsang, tak boleh minum
rumput ini karena sangat bahaya. Terlebih jika pembukaannya belum ada, tapi si ibu
justru dirangsang mulas pakai rumput ini, bisa-bisa janinnya malah naik ke atas dan
membuat sesak nafas si ibu. Mau tak mau, akhirnya dilakukan jalan operasi.
b)
Meluarnya lendir semacam keputihan yang agak banyak menjelang persalinan, akan
membantu
melicinkan
saluran
kelahiran
hingga
bayi
lebih
mudah
keluar.
Ini tak benar! Keluarnya cairan keputihan pada usia hamil tua justru tak normal, apalagi
disertai gatal, bau, dan berwarna. Jika terjadi, segera konsultasikan ke dokter. Ingat,
bayi akan keluar lewat saluran lahir. Jika vagina terinfeksi, bisa mengakibatkan radang
selaput mata pada bayi. Harus diketahui pula, yang membuat persalinan lancar bukan
keputihan, melainkan air ketuban. Itulah mengapa, bila air ketuban pecah duluan,
persalinan jadi seret.
c)
Minum
minyak
kelapa
memudahkan
persalinan.
Minyak kelapa, memang konotasinya bikin lancar dan licin. Namun dalam dunia
kedokteran, minyak tak ada gunanya sama sekali dalam melancarkan persalinan.
Mungkin secara psikologis, ibu hamil menyakini, dengan minum dua sendok minyak
kelapa dapat memperlancar persalinannya. Jika itu demi ketenangan psikologisnya,
maka diperbolehkan, karena minyak kelapa bukan racun.
d)
Minum
madu
dan
telur
dapat
menambah
tenaga
untuk
persalinan.
Madu tak boleh sembarangan dikonsumsi ibu hamil. Jika BB-nya cukup, sebaiknya
jangan minum madu karena bisa mengakibatkan overweight. Bukankah madu termasuk
karbonhidrat yang paling tinggi kalorinya? Jadi, madu boleh diminum hanya jika BB-nya
kurang. Begitu BB naik dari batas yang ditentukan, sebaiknya segera hentikan.
Demikian juga dengan telur, pada dasarnya selama telur itu matang maka tidak akan
berbahaya bagi kehamilan. Hal ini disebabkan karena telur banyak mengandung protein
yang dapat menambah kalori tubuh.
e)
Makan
duren,
tape,
dan
nanas
bisa
membahayakan
persalinan.
Ini benar karena bisa mengakibatkan perndarahan atau keguguran. Duren mengandung
alkohol, jadi panas ke tubuh. Begitu juga tape serta aneka masakan yang
menggunakan arak, sebaiknya dihindari. Buah nanas juga, karena bisa mengakibatkan
keguguran.
f)
Yang membuat lengket ari-ari bukan daun kemangi, melainkan ibu yang pernah
mengalami dua kali kuret atau punya banyak anak, misal empat anak. Ari-ari lengket
bisa berakibat fatal karena kandungan harus diangkat. Ibu yang pernah mengalami
kuret sebaiknya melakukan persalinan di RS besar. Hingga, bila terjadi sesuatu dapat
ditangani segera.
libido yang mungkin memang belum muncul ataupun pengaruh psikologis, semisal
kekhawatiran akan robeknya jahitan maupun ketakutan bakal hamil lagi.
aliran darah ke jantung, otak dan organ-organ penting lain yang akan memunculkan
stroke.
C.
Bidan sebagai salah seorang anggota tim kesehatan yang terdekat dengan
masyarakat, mempunyai peran yang sangat menentukan dalam meningkatkan status
kesehatan masyarakat, khususnya kesehatan ibu dan anak di wilayah kerjanya.
Seorang bidan harus mampu menggerakkan peran serta masyarakat khususnya,
berkaitan dengan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, bufas, bayi baru lahir, anak remaja
dan usia lanjut. Seorang bidan juga harus memiliki kompetensi yang cukup berkaitan
dengan tugas, peran serta tanggung jawabnya.
Melihat dari luasnya fungsi bidan tersebut, aspek sosial-budaya perlu
diperhatikan oleh bidan. Sesuai kewenangan tugas bidan yang berkaitan dengan aspek
sosial-budaya,
telah
diuraikan
dalam
peraturan
Menteri
Kesehatan
No.
a.
Menghubungi pamong desa untuk mendapatkan peta desa yang telah ada pembagian
wilayah
pendukuhan/RK dan pembagian wilayah RT serta mencari keterangan tentang
penduduk dari masing-masing RT.
b.
Mengenali struktur kemasyarakatan seperti LKMD, PKK, LSM, karang taruna, tokoh
masyarakat, kelompok pengajian, kelompok arisan, dan lain-lain.
c.
Jenis kelamin
Umur
Mata pencaharian
Pendidikan
Agama
Mencatat jumlah KK, PUS, dan penduduk menurut jenis kelamin dan golongan.
Agar seluruh tugas dan fungsi bidan dapat dilaksanakan secara efektif, bidan harus
mengupayakan hubungan yang efektif dengan masyarakat. Salah satu kunci
keberhasilan hubungan yang efektif adalah komunikasi. Kegiatan bidan yang pertama
kali harus dilakukan bila datang ke suatu wilayah adalah mempelajari bahasa yang
digunakan oleh masyarakat setempat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
pelayanan
ibu.Khususnya,pemahaman
kesehatan
yang
yang
menyeluruh
mereka
dan
utuh
terapkan
terhadap
bagi
berbagai
a)
Saat ibu sedang hamil muda ( 1 sampai 3 bulan ) tidak melakukan pekerjaan yang
berat karena dapat menyebabkan keguguran pada janin .
Selalu rutin untuk memeriksakan kandungan kepada tim medis ( dokter kandungan
atau bidan ) .
d)
DAFTAR PUSTAKA
http://kti-akbid.blogspot.com/2011/03/makalah-aspek-sosial-budaya-yang.html
3/03/201 1
online