Anda di halaman 1dari 18

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Profil Rumah Potong Hewan (RPH)


Lambang PD.RPH Kota Malang

Arti Lambang PD.RPH Kota Malang

1. BINTANG ,Adalah salah satu lambang dalam Garuda Pancasila yang


berarti Ketuhanan Yang Maha Esa
2. RUMAH , Rumah Pemotongan Hewan
3. HEWAN , Hewan yang dipotong di Rumah Pemotongan Hewan
4. PD.RPH , Nomenklatur
5. KOTA MALAN ,Merupakan lokasi / domisili dari PD.RPH
6. PADI KAPAS , Merupakan lambang kesejahteraan dan kemakmuran
7. SAYAP ,Merupakan lambang pengembangan usaha
8. BENTUK OVAL BULAT ,Bermakna kebulatan tekad untuk bersamasama memajukan Perusahaan
9. ARTI WARNA :
BIRU MUDA pada Dasar Logo, Bermakna kesetiaan pada Tuhan, Negara
dan Bangsa
KUNING pada Padi , Bermakna keluhuran dan kebesaran
HIJAU pada Kapas ,Bermakna kesuburan dan kemakmuran
MERAH , Pada sayap menunjukkan keberanian
KUNING EMAS, Bermakna kejayaan / lambang kejayaan

Visi Dan Misi


Sesuai tugas pokok Rumah Pemotongan Hewan sebagai sarana pelayanan
masyarakat dalam penyediaan daging sehat, serta fungsi sebagai unit penghasil
sumber pendapatan murni daerah, maka dalam melaksanakan tugas dan fungsinya
tersebut Perusahaan Daerah Rumah Pemotongan Hewan mempunyai visi ke depan
sebagai berikut:
VISI
MEWUJUDKAN PD.RPH SEBAGAI TEMPAT

PEMOTONGAN YANG

TERKEMUKA DAN RAMAH LINGKUNGAN


Untuk mewujudkan visi tersebut Perusahaan Daerah Rumah Pemotongan Hewan
Kota Malang melakukan upaya-upaya kegiatan operasional dengan misi sebagai
berikut:
MISI
1. Meningkatkan sarana dan prasarana tempat pemotongan hewan potong
sebagai pelayanan prima dalam penyediaan daging.
2. Meningkatkan profesionalisme karyawan dan kinerja manajemen menuju
Perusahaan Daerah yang mandiri.
3. Melakukan diversifikasi usaha guna meningkatkan pendapatan Perusahaan
dan karyawan.
4. Menjaga kelestarian lingkungan agar tetap bersih dan sehat.

2.2 Struktur Organisasi

Tugas Pokok Dan Fungsi


Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Malang No. 17 Tahun 2002 bahwa, susunan
organisasi Perusahaan Daerah Rumah Pemotongan Hewan (PD.RPH) Kota
Malang terdiri dari:
1. Direktur;
2. Badan Pengawas;
3. Satuan Pengawas Intern;
4. Bagian Umum dan Keuangan;
5. Bagian Pemotongan Hewan;
6. Bagian Budidaya Hewan Potong.
Perusahaan Daerah dipimpin oleh Direktur yang dalam melaksanakan tugasnya
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Badan
Pengawas (Pasal 5:1).
Perusahaan Daerah mempunyai tugas menyediakan tempat, melaksanakan
pemotongan hewan dan pengembangan hewan potong dalam rangka melayani

kebutuhan masyarakat akan daging yang memenuhi syarat kesehatan dan agama
serta peraturan perundang-undangan yang berlaku (Pasal 6:1).
Pembagian tugas dan fungsi yang kemudian dijabarkan dalam rangkaianrangkaian fungsi tiap-tiap bagian seperti yang dijelaskan dalam Perda No. 17
Tahun 2002, pasal 9 sampai dengan 35, adalah sebagai berikut:

01. Direktur
Direktur
mengendalikan

mempunyai
semua

tugas

kegiatan

pokok

operasional

memimpin,

mengawasi

Perusahaan

Daerah.

dan
Untuk

meningkatkan usaha Perusahaan, Direktur dapat mengadakan kerjasama denga


Pihak Ke Tiga dan dilaporkan kepada DPRD oleh Kepala Daerah. Untuk
melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Direktur mempunyai fungsi:
a. Pelaksanaan pembinaan administrasi, organisasi dan tata-laksana
serta kepegawaian seluruh unsur dalam lingkungan Perusahaan
Daerah;
b. Pemberian kebijakan pengurusan dan pengelolaan Perusahaan
Daerah berdasarkan kebijakan umum yang ditetapkan Badan
Pengawas;
c. Penyusunan dan penyampaian program kerja tahunan dan lima
tahunan serta anggaran Perusahaan Daerah kepada Walikota untuk
mendapatkan pengesahan melalui Badan Pengawas;
d. Penyusunan dan penyampaian laporan atas neraca dan perhitungan
rugi/laba Perusahaan Daerha kepada Walikota melalui Badan
Pengawas unutk mendapatkan pengesahan;
e. Mewakili Perusahaan baik di dalam dan di luar Pengadilan.
Direksi memerlukan persetujuan dari Badan Pengawas dalam hal:
a. Mengadakan perjanjian-perjanjian kerjasama usaha dan atau pinjaman
yang mungkin dapat berakibat terhadap berkurangnya asset dan
membebani anggaran BUMD;
b. Memindah tangankan atau menghipotekkan atau menggadaikan benda
bergerak dan atau tak bergerak milik BUMD;
c. Penyertaan modal dalam perusahaan lain.

02. Badan Pengawas


Badan Pengawas diangkat dan diberhentikan oleh Kepala daerah untuk
masa jabatan 3 (tiga) tahun. Badan Pengawas terdiri dari unsur-unsur Pemerintah
Daerah dan instansi lainnya yang berhubungan dengan masalah pemotongan
hewan. Anggota Badan Pengawas paling banyak 3 (tiga) orang, seorang
diantaranya dipilih menjadi Ketua merangkap anggota.
Badan Pengawas mempunyai tugas pokok menetapkan kebijakan umum,
melaksanakan pembinaan, pengawasan dan pengendalian terhadap Perusahaan
Daerah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Untuk melaksanakan tugasnya Badan Pengawas mempunyai fungsi:
a. Mengawasi kegiatan operasional Perusahaan Daerah;
b. Pemberian kebijaksanaan anggaran dan keuangan Perusahaan Daerah;
c. Pemberian pembinaan usaha dan pengembangan Perusahaan Daerah;
d. Pemberian saran dan pendapat kepada Walikota terhadap rencana
pinjaman dan ikatan hukum dengan pihak lain;
e. Pemberian saran dan pendapat kepada Walikota terhadap rencana
perubahan status kekayaan Perusahaan Daerah;
f. Pemberian saran dan pendapat kepada Walikota terhadap program
kerja yang diajukan Direktur;
g. Pemberian

pendapat

dan

saran

kepada

Walikota

terhadap

pengangkatan dan pemberhentian Direktur;


h. Memberikan pendapat dan saran kepada Walikota atas Laporan
Kinerja Perusahaan.
Badan Pengawas mempunyai wewenang:
a. Memberi peringatan kepada Direktur yang tidak melaksanakan tugas
sesuai dengan program kerja yang telah disetujui;
b. Memeriksa Direktur yang diduga merugikan Perusahaan Daerah;
c. Mengesahkan rencana kerja dan anggaran Perusahaan Daerah;
d.

Menerima atau menolak pertanggungjawaban keuangan dan program


kerja Direktur tahun berjalan.

03. Satuan Pengawas Intern (SPI).


SPI mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Direktur dalam
bidang pengawasan, penelitian, pengembangan dan pengawasan Perusahaan
Daerah serta fungsi sebagai berikut:
a. Pelaksanaan koordinasi dan kegiatan penelitian atas pengelolaan
Perusahaan Daerah berdasarkan kebijakan yang diambil oleh Direktur;
b. Pelaksanaan evaluasi kegiatan Perusahaan Daerah dan pemberian saransaran perbaikan;
c. Pelaksanaan pembuatan laporan hasil pemeriksaan;
d. Penyusunan rencana terhadap langkah-langkah yang diambil oleh Direktur
dalam upaya peningkatan dan pengembangan usaha Perusahaan Daerah;
e. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Direktur.

04. Bagian Administrasi Umum.


Kepala Bagian Administrasi Umum mempunyai tugas membantu Direktur
dalam bidang administrasi umum, keuangan, kepegawaian, perlengkapan, teknik
dan sanitasi serta fungsi sebagai berikut:
a. Penyelenggaraan administrasi perkantoran, kepegawaian, keuangan dan
barang;
b. Pelaksanaan kegiatan dalam kaitannya dengan hubungan masyarakat;
c. Penyusunan Rencana Pendapatan dan Belanja, Laporan Keuangan, Neraca
dan Laporan Rugi-Laba secara berkala;
d. Pelaksanaan pengadaan, menyimpan/merawat dan mendistribusikan
barang;
e. Pelaksanaan kegiatan pembangunan, pengelolaan bangunan dan IPAL
milik Perusahaan Daerah;
f. Penyusunan laporan pelaksanaan tugas dan saran pertimbangan kepada
Direktur;
g. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Direktur sesuai dengan
bidang tugas dan fungsinya.

05. Bagian Pemotongan Hewan.


Kepala Bagian Pemotongan Hewan mempunyai tugas melaksanakan
pengendalian dalam pelayanan pemotongan hewan serta fungsi sebagai berikut:
a. Pelaksanaan pemeriksaan hewan yang akan dipotong;
b. Pelaksanaan pelayanan pemotongan hewan berdasarkan ketentuan
yang berlaku dan kebijakan yang telah ditetapkan oleh Direktur;
c. Pengelolaan tempat pemotongan dan menjaga kebersihan ruang,
kandang dan lingkungannya;
d. Pengelolaan sarana dan prasarana pemotongan hewan;
e. Penyusunan laporan pelaksanaan tugas dan saran pertimbangan
kepada Direktur;
f. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Direktur sesuai
dengan bidang tugas dan fungsinya.

06. Bagian Budidaya Hewan Potong.


Kepala Bagian Budidaya Hewan otong mempunyai tugas melaksanakan
pengembangan budidaya hewan potong dan usaha pemasaran serta fungsi sebagai
berikut:
a. Pelaksanaan pengelolaan budi daya hewan potong (sapi dan kambing) dan
unggas (ayam) dengan cara pembesaran dan penggemukan;
b.

Pelaksanaan pengadaan pakan hewan maupun bibit hewan potong serta


pemasaran hasil;

c. Pelaksanaan pengembangan usaha lain demi kemajuan Perusahaan


Daerah;
d. Pelaksanaan administrasi sarana produksi dan pemasaran;
e. Penyusunan laporan pelaksanaan tugas dan saran pertimbangan kepada
Direktur;
f. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Direktur sesuai dengan
bidang tugas dan fungsinya.

07. Urusan Pengawasan Produksi, Keuangan dan Materiil.


Kepala Urusan Pengawasan Produksi, Keuangan dan Materiil mempunyai
tugas melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan di bidang produksi, keuangan
dan materiil serta fungsi sebagai berikut:
a. Pelaksanaan pengawasan dan pemeriksaan atas proses dan kualitas
pelayanan pemotongan hewan serta langkah-langkah perbaikan;
b. Pelaksanaan pengawasan dan pemeriksaan atas pengelolaan usaha budi
daya hewan potong, kualitas dan kuantitas hasil budi daya serta langkahlangkah pengembangannya;
c. Pelaksanaan pengawasan dan pemeriksaan atas jumlah hewan yang
dibudidayakan, dipotong dan yang ada di kandang penginapan;
d. Pelaksanaan
administrasi

pengawasan
keuangan

dan

yang

pemeriksaan
meliputi

atas

prosedur

penyelenggaraan
pengeluaran

dan

penerimaan, pembukuan serta bukti penerimaan dan pengeluaran uang;


e. Pelaksanaan pengawasan dan pemeriksaan atas posisi keuangan;
f. Pelaksanaan pengawasan dan pemeriksaan atas kekayaan dan administrasi
barang maupun prosedur pengadaan, penyimpanan dan penyaluran barang;
g. Penyusunan laporan kegiatan dan mengajukan saran perbaikan sesuai hasil
pemeriksaan kepada Kepala SPI.

08. Urusan Pengawasan Umum, Penelitian dan Pengembangan Usaha.


Urusan Pengawasan Umum, Penelitian dan Pengembangan Usaha
mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. Pelaksanaan pengawasan dan pemeriksaan atas segala sesutu yang
berhubungan dengan penyelenggaraan administrasi (tata usaha);
b. Pelaksanaan pengawasan, pemeriksaan atas pengurusan kesejahteraan dan
pembinaan pegawai;
c. Pelaksanaan pengawasan, pengelolaan limbah;
d. Pelaksanaan pengumpulan data yang meliputi segala aktivitas Perusahaan
Daerah dan menyusun serta menyajikan data hasil penelitian di bidang
pengadaan, produksi, keuangan, pelayanan, pemasaran dan lain-lain;

e. Pelaksanaan penelitian tugas pekerjaan dalam kaitannya dengan uraian


tugas dan struktur organisasi Perusahaan Daerah yang dapat menimbulkan
hambatan terhadap usaha peningkatan efisiensi dan produktifitas kerja;
f. Pengumpulan, mengolah dan menyusun laporan tahunan hasil kegiatan
yang dilakukan Perusahaan Daerah serta menyajikannya dalam bentuk
statistik/monografi maupun dalam bentuk lain;
g. Penyusunan laporan kegiatan dan mengajukan saran serta langkah-langkah
pengembangan usaha kepada Kepala SPI;
h.

Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala SPI sesuai


dengan bidang tugas dan fungsinya.

09. Sub Bagian Umum dan Sumber Daya Manusia.


Kepala Sub Bagian Umum dan Sumber Daya Manusia mempunyai tugas
melaksanakan administrasi umum dan kepegawaian serta mempunyai fungsi
sebagai berikut:
a. Pelaksanaan kegiatan surat me-nyurat, kearsipan, dokumentasi dan
perpustakaan;
b. Pelaksanaan kegiatan yang berkaitan dengan hubungan masyarakat;
c. Pelaksanaan persiapan rapat, penerimaan tamu, mengatur tata ruang dan
mengelola kebersihan kantor;
d. Pelaksanaan kegiatan administrasi kepegawaian;
e. Penyusunan laporan pelaksanaan tugas dan saran pertimbangan kepada
Kepala Bagian Administrasi Umum;
f. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian
Administrasi Umum sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.

10. Sub Bagian Keuangan.


Kepala

Sub

Bagian

Keuangan

mempunyai

tugas

melaksanakan

administrasi keuangan Perusahaan Daerah serta fungsi sebagai berikut:


a. Penyusunan bahan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Tahunan
dan perubahannya sesuai dengan jadwal yang ditetapkan;

b. Pelaksanaan pemungutan, penerimaan, penyimpanan keuangan Perusahaan


Daerah;
c. Pelaksanaan pembayaran gaji pegawai dan tunjangan lainnya, ASTEK,
Rekening Listrik, PDAM, Telkom, pajak dan kewajiban keuangan yang
harus dipenuhi oleh Perusahaan Daerah;
d. Penyusunan laporan pelaksanaan tugas dan saran pertimbangan kepada
Kepala Bagian Administrasi Umum;
e. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian
Administrasi Umum sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.

11. Sub Bagian Perlengkapan, Teknik dan Sanitasi.


Kepala Sub Bagian Perlengkapan, Teknik dan Sanitasi mempunyai tugas
melaksanakan hal-hal yang berkaitan dengan perlengkapan, teknik dan sanitasi
serta fungsi sebagai berikut:
a. Pelaksanaan

pengadaan,

penyimpanan

dan

pemeliharaan

barang

persediaan habis pakai, barang investasi maupun bangunan;


b. Pelaksanaan administrasi pengelolaan barang dengan menyelenggarakan
baku induk inventaris, buku harian barang, buku inventaris, kartu
inventaris barang/ruangan;
c. Pengelolaan administrasi yang terkait dengan tanah, bangunan, mesinmesin, alat komunikasi, peralatan listrik, instalasi air dan alat
perlengkapan lainnya;
d. Penyediaan dan pengaturan kebutuhan bahan bakar, pelumas dan
melakukan peralatan;
e. Pelaksanaan penghitungan barang persediaan habis pakai maupun barang
inventaris secara berkala;
f. Pelaksanaan perawatan dan perbaikan mesin, instalasi listrik, pendingin,
air, gedung/bangunan, saluran, jaringan limbah, peralatan/perlengkapan
tempat pemotongan hewan dan lain-lain;
g. Pelaksanaan pembersihan lingkungan, saluran serta mengatur dan merawat
penghijauan taman;

h. Penyusunan laporan pelaksanaan tugas dan saran pertimbangan kepada


Kepala Bagian Administrasi Umum;
i. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian
Administrasi Umum sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.

12. Sub Bagian Pemotongan Hewan Pusat.


Kepala Sub Bagian Pemotongan Hewan Pusat mempunyai tugas
melaksanakan pemotongan hewan di Rumah Pemotongan Hewan Pusat serta
fungsi sebagai berikut:
a. Pelaksanaan kegiatan pemotongan hewan di RPH Pusat secara aman,
tertib, lancar dan bersih;
b. Pelayanan penggunaan sarana dan prasarana pemotongan serta merawat
dan menyiapkan dengan tertib/aman;
c. Pelaksanaan kebersihan ruangan, peralatan, kandang, saluran, lingkugan
tempat pemotongan serta membuang sisa limbah pemotongan dan kotoran
kandang ke tempat yang telah ditentukan;
d. Pengawasan dan pembinaan cara pengangkutan daging agar sesuai dengan
ketentuan yang berlaku;
e. Penyusunan laporan pelakasanaan tugas dan saran pertimbangan kepada
Kepala Bagian Pemotongan Hewan;
f. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian
Pemotongan Hewan sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.

13. Sub Bagian Pemotongan Hewan Cabang.


Kepala Sub Bagian Pemotongan Hewan Pusat mempunyai tugas
melaksanakan pemotongan hewan di Rumah Pemotongan Hewan Cabang serta
fungsi sebagai berikut:
a. Pelaksanaan kegiatan pemotongan hewan di RPH Cabang secara aman,
tertib, lancar dan bersih;
b. Pelayanan penggunaan sarana dan prasarana pemotongan serta merawat
dan menyiapkan dengan tertib/aman;

c. Pelaksanaan kebersihan ruangan, peralatan, kandang, saluran, lingkugan


tempat pemotongan serta membuang sisa limbah pemotongan dan kotoran
kandang ke tempat yang telah ditentukan;
d. Pengawasan dan pembinaan cara pengangkutan daging agar sesuai dengan
ketentuan yang berlaku;
e. Penyusunan laporan pelakasanaan tugas dan saran pertimbangan kepada
Kepala Bagian Pemotongan Hewan;
f. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian
Pemotongan Hewan sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.

14. Sub Bagian Budidaya Hewan Potong.


Kepala Sub Bagian Budidaya Hewan Potong mempunyai tugas
melaksanakan pengembangan budidaya hewan potong sapi, kambing dan unggas
(ayam), serta fungsi sebagai berikut:
a. Pelaksanaan pembesaran dan penggemukan bibit hewan potong sapi dan
kambing serta unggas (ayam) menurut cara dan teknik beternak yang
berdaya guna dan berhasil guna;
b. Pelaksanaan penanaman rumput jenis unggul maupun tanaman hijau
lainnya dan menyediakan pakan yang memenuhi syarat bagi sapi;
c. Penyelenggaraan pembibitan sapi dan kambing potong jenis unggul dan
dengan mengikuti program inseminasi buatan;
d. Pelaksanaan pendataan, pencatatan dan analisa kegiatan untuk bahan
pengembangan usaha;
e. Penyusunan laporan pelaksanaan tugas dan saran pertimbangan kepada
Kepala Bagian Budidaya Hewan Potong;
f. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian Budidaya
Hewan Potong sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.

15. Sub Bagian Usaha dan Pemasaran.


Kepala Sub Bagian Usaha dan Pemasaran mempunyai tugas melaksanakan
pengembangan usaha dan pemasaran serta fungsi sebagai berikut:

a. Pelaksanaan pengadaan bibit hewan potong (sapi dan kambing) dan


unggas (ayam) sesuai dengan standar harga dan mutu;
b.

Pengadaan sarana produksi peralatan, makanan, obat-obatan dan lain-lain


sesuai dengan standar harga dan mutu;

c. Pemasaran produk hasil budidaya berupa hewan potong dan daging


menurut harga umum yang berlaku;
d. Pelaksanaan pendataan, pencatatan dan analisa kegiatan untuk bahan
pengembangan usaha;
e. Penyusunan laporan pelaksanaan tugas dan saran pertimbangan kepada
Kepala Bagian Budidaya Hewan Potong;
f. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian Budidaya
Hewan Potong sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.
Bentuk-bentuk organisasi:
f. Oganisasi Lini
g. Organisasi Fungsional
h. Organisasi Lini dan Staf
i. Organisasi Fungsional dan Lini
j. Organisasi Matrik
k. Organisasi Komite
Dilihat dari struktur organisasi dari Lembaga Rumah Potong Hewan,
organisasi ini masuk ke dalam bentuk Organisasi Lini dan Staf. Organisasi Lini
dan Staf adalah suatu bentuk organisasi dimana pelimpahan wewenang
berlangsung secara vertikal dan sepenuhnya dari pucuk pimpinan ke kepala
bagian di bawahnya serta masing-masing pejabat, manajer ditempatkan satu atau
lebih pejabat staf yang tidak mempunyai wewenang memerintah tapi hanya
sebagai penasihat, misalnya mengenai masalah kearsipan, keuangan, personel dan
sebagaianya (Prasetyaningsih, 2009)
Ciri-ciri organisasi ini adalah:
a. Hubungan atasan dan bawahan tidak seluruhnya secara langsung
b. Karyawan banyak
c. Organisasi besar

d. Ada dua kelompok kerja dalam organisasi, sehingga ditekankan adanya


spesialisasi:
1. Personel lini
2. Personel staf
Kebaikan:
a. Ada pembagian tugas yang jelas
b. Kerjasama dan koordinasi dapat dilaksanakan dengan jelas
c. Pengembangan bakat segenap anggota organisasi terjamin
d. Staffing dilaksanakan sesuai dengan prinsip the right man on the right
place
e. Bentuk organisasi ini fleksibel untuk diterapkan
Keburukan:
a. Tugas pokok orang-orang sering dinomorduakan
b. Proses decision making berliku-liku
c. Jika pertimbangan tidak terkontrol maka sering menimbulkan nepotism
spoil system patronage
d. Persaingan tidak sehat antara pejabat yang satu dengan pejabat yang
lainnya

2.3 Kepemimpinan
Kepemimpinan dihubungkan dengan proses mempengaruhi orang baik
individu maupun masyarakat. Dalam kasus ini, dengan sengaja mempengaruhi
dari orang ke orang lain dalam susunan aktivitasnya dan hubungan dalam
kelompok atau organisasi.

John C. Maxwell

mengatakan bahwa inti

kepemimpinan adalah mempengaruhi atau mendapatkan pengikut (Turmudi,


2010).
Terdapat lima gaya kepemimpinan yang disesuaikan dengan situasi yaitu:
1. Tipe pemimpin yang otokratik
Seorang pemimpin yang otokratik ialah seorang pemimpin yang:
- Menganggap organisasi sebagai milik pribadi
- Mengidentikan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi
- Menganggap bahwa sebagai alat semata-mata

- Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat


- Terlalu tergantung pada kekuasaan formalnya
- Dalam tindaknya penggeraknya sering mempergunakan approach yang
mengandung unsur paksaan dan puntif (bersifat menghukum)
2. Tipe pemimpin yang militeristik
Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud seorang pemimpin
tipe militeristik berbeda dengan seorang pemimpin modern. Seorang
pemimpin yang bertipe militeristik ialah seorang pemimpin yang memiliki
sifat-sifat:
- Dalam menggerakan bawahannya sistem perintah yang sering dipergunakan
- Dalam menggerakan bawahannya senang bergantung pada pangkat dan
jabatan
- Senang kepada formalitas yang berlebih-lebihan
- Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahannya
3. Tipe pemimpin yang paternalistik
- Menganggap bahwa sebagai manusia yang tidak dewasa
- Bersikap terlalu melindungi
- Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil
keputusan
- Jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil inisiatif
- Jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan
daya kreasi dan fantasi
- Sering bersikap mau tahu
4. Tipe pemimpin yang kharismatik
Harus diakui bahwa untuk keadaan tentang seorang pemimpin yang demikian
sangat diperlukan, akn tetapi sifatnya yang negatif mengalahkan sifatnya yang
positif.
5. Tipe pemimpin yang demokratik
Pengetahuan tentang kepemimpinan telah membuktikan bahwa tipe pemimpin
yang demokratislah yang paling tepat untuk organisasi modern karena:
- Ia senang menerima saran, pendapat dan bahkan kritikan dari bawahan

- Selalu berusaha mengutamakan kerjasama teamwork dalam usaha mencapai


tujuan
- Selalu berusaha menjadikan lebih sukses dari padanya
- Selalu berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai
pemimpin
Dalam lembaga Rumah Potong Hewan, diketahui tipe atau gaya
kepemimpinan yang dipergunakan adalah kepemimpinan demokratis. Tipe
kepemimpinan yang demokratis merupakan tipe kepemimpinan yang mengacu
pada hubungan. Disini seorang pemimpin selalu mengadakan hubungan dengan
yang dipimpinnya. Segala kebijakasaan pemimpin akan merupakan hasil
musyawarah atau akan merupakan kumpulan ide yang konstruktif. Pemimpin
sering turun ke bawah guna menggunakan informasi yang juga akan berguna
untuk membuat kebijaksanaankebijaksanaan selanjutnya. Tipe kepemimpinan
yang demokratis ini meskipun memiliki kesamaan akan tetapi harus dibedakan
dengan tipe kepemimpinan yang laissez faire. Di dalam tipe kepemimpinan yang
laissez faire, terdapat keterbatasan yang tak ada batasnya sedangkan pada tipe
kepemimpinan yang demokrastis itu tetap terdapat keterikatan antara yang
dipimpin dengan pemimpin guna mencapai tujuan organisasi (Reza, 2010).

2.4 Hubungan antara Struktur Organisasi dan Kepemimpinan


Untuk menentukan pencapaian pelayanan secara efektif harus ada struktur
organisasi yang menjelaskan tugas yang jelas (job discription), wewenang
(authority), dan tanggung jawab (accountabillity) antar bagian/seksi dalam
organisasi dan hubungan antar personal yang dipercayainya akan menghubungkan
perilaku/individu dan kelompok dalam peningkatan mutu pelayanan, sehingga
dengan demikian struktur organisasi sangat berpengaruh terhadap efektifitas
pelayanan.
Apabila komponen-komponen struktur organisasi yang mendukung
disusun dengan baik antara pembagian kerja atau spesialisasi disusun sesuai
dengan kebutuhan, dapat saling menunjang, jelas wewenang tugas dan tanggung
jawabnya, tidak tumpang tindih, sebaran dan tingkatan dalam organisasi
memungkinkan dilakukannya pengawasan yang efektif, struktur organisasi

desentralisasi memungkinkan untuk diadakannya penyesesuaian atau fleksibel,


letak pengambilan keputusan disusun dengan mempertimbangkan untung rugi dari
sistem sentralisasi dan desentralisasi, antara lain sentralisasi yang berlebihan bisa
menimbulkan ketidakluwesan dan mengurangi semangat pelaksana dalam
pelaksanaan kegiatan. Sedangkan desentralisasi yang berlebihan bisa menyulitkan
dalam kegiatan pengawasan dan pembagian pekerjaan.
Kepemimpinan yang efektif dapat dicapai melalui pendelegasian kepada
bawahan. Melalui pendelegasian, pemimpin akan menghemat waktu, membangun
kebanggaan dan harga diri pada bawahannya karena diikutsertakan dalam
penentuan hasil usahanya, dapat mengembangkan bakat, inovasi, dan kreativitas,
serta mendorong timmbulnya motivasi berprestasi.
Salah satu fungsi Struktur Organisasi adalah pengawasan yang merupakan
unsur penting dalam mewujudkan efektivitas pada organisasi. Oleh sebab itu
dapat dikatakan bahwa penerapan fungsi pengawasan secara baik dan tepat akan
berdampak pada efisiensi dan efektivitas organisasi, hal ini dikarenakan dalam
fungsi pengawasan terdapat integrasi berbagai kepentingan untuk mencapai satu
tujuan setelah melalui proses komunikasi dan penyamaan persepsi.
Komunikasi merupakan keterampilan penting bagi seorang manajer dan
merupakan dasar yang utama bagi kepemimpinan yang efektif. Melalui
komunikasi seorang manajer berbagi dan bertukar informasi, mempengaruhi,
mengontrol dan menginspirasi orang lain. Manajer berperan penting dalam
membangun komunikasi. Peran-peran tersebut adalah:
Monitor Role : Mendapatkan informasi yang tepat dari dalam dan luar organisasi
Disseminator Role : Mendistribusikan informasi dalam unit kerjanya
Spokeperson Role : Mendistribusikan informasi keluar unit kerjanya
Decision-Maker Role : Memanfaatkan informasi untuk menyelesaikan masalah
atau untuk mencari kesempatan
Komunikasi juga dilakukan untuk proses pemberian feedback dari manajer
kepada bawahan. Feedback is the process of telling someone else how you feel
about something that person did or said. Manajer harus memastikan bahwa
feedback yang diberikan dapat dipahami, dapat diterima, dan masuk akal
(Sulastiana, 2008).

DAFTAR PUSTAKA

Prasetyaningsih. 2009. Pengaruh Struktur Organisasi, Kepemimpinan dan


Kemmpuan SDM terhadap Efektivitas Pelayanan Pensertifikatan Hak atas Tanah
pada Kantor Pertanahan Kabupaten Kendal. Program Pascasarjana, Universitas
Diponegoro, Semarang.

Reza, R. A. 2010. Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi dan Disiplin Kerja


terhadap Kinerja Karyawan PT Sinar Sentosa Perkasa Banjarnegara. Skripsi.
Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro, Semarang.

Sulastiana, M. 2008. Kepemimpinan Melalui Motivasi.

Turmudi. 2010. Kepemimpinan. Malakalah. Universitas Mahapura Muhammad


Yamin, Solok.

http://rphmalang.blogspot.com/2012/05/tugas-pokok-dan-fungsi.html

http://rphmalang.blogspot.com/2012/05/visi-dan-misi.html

http://rphmalang.blogspot.com/2012/05/arti-lambang-pd.html

http://rphmalang.blogspot.com/2012/05/stuktur-organisasi.html

Anda mungkin juga menyukai