a 5
i 0
R
P
r
e
eK K
m
G
n
G
rr r
p le
Fd
FFF
aA
bi i
a l
ie
iii F ri
a s s FR
R n aa
lm
lll i ar
nt t ie
e a qs
te
ttt l m
da a ls
s s u LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK
rn
rrr t
P
i l l ti
i
aB
a
aaa r Da
PERCOBAAN III
n
ed
d s de
t=
ttt a an
gN (PEMURNIAN
Nru
u a eaBAHAN MELALUI REKRISTALISASI)
t pa
aa a
m sk
25
112
us
nC C
b De
7
r
l l
i ir
,
K
l p
3
r
a
i
d n
%
s
i a
t
a s
a
d k
OLEH :
l
uNAMA
a
: HANIFA NUR HIKMAH
kSTAMBUK
n
: A1C4 09001
D
KELOMPOK
: II (DUA)
iASISTEN
s
: WD. ZULFIDA NASHRIATI
p a
a m
LABORATORIUM
PENGEMBANGAN UNIT KIMIA
n p
FAKULTAS
DAN ILMU PENDIDIKAN
a KEGURUAN
a
HALUOLEO
s UNIVERSITAS
i
KENDARI
k
2011
a m
n e
n
s d
a i
m d
p i
a h
i
m
e
n
d
i
d
i
h
d
i
s
a
r
i
n
g
Memberikan perbedaan daya larut yang cukup besar antara zat yang
3.
4.
Dalam percobaan ini dipelajari dengan cara memurnikan natrium klorida dari
garam dapur dengan menggunakan air sebagai pelarutnya. Natrium klorida
(NaCl) merupakan komponen utama dalam garam dapur. Komponen lain yang
bersifat pengotor biasanya berasal dari ion-ion Ca2+, Mg2+, Al3+, Fe3+, SO42-, I- dan
Br-. Agar daya larut antara NaCl dengan pengotor cukup besar, maka perlu
dilakukan penambahan zat-zat tertentu. Zat-zat penambahan tersebut akan
membentuk senyawa terutama garam yang sukar larut dalam air. Selain itu
kristalisasi dapat dilakukan dengan cara membuat larutan jenuh dengan
menambahkan ion sejenis ke dalam larutan zat yang akan dipisahkan (Anonim,
2011).
Rekristalisasi atau pemecahan butiran (grain) hasil fabrikasi menjadi
butiran-butiran halus (subgrain) telah diamati di dalam bahan bakar UO 2
berderajat bakar tinggi. Proses rekristalisasi mulai terjadi apabila energi per inti
cukup untuk membentuk permukaan-permukaan batas butir dengan membuat
suatu volume yang bebas regangan dengan hasil akhir berupa penurunan energi
bebas material. Restrukturisasi ini menyebabkan terbentuk-nya suatu jaringan
yang rapat menyerupai batas butir baru. Dosis iradiasi yang menyebabkan
rekristalisasi ditentukan oleh kondisi operasi bahan bakar seperti temperatur dan
laju fisi. ( Herutomo, 2000).
Dalam kristal ionik, seperti logam halida, oksida, dan sulfida, kation dan
anion disusun bergantian, dan padatannya diikat oleh ikatan elektrostatik. Banyak
logam halida melarut dalam pelarut polar misalnya NaCl melarut dalam air,
sementara logam oksida dan sulfifa, yang mengandung kontribusi ikatan kovalen
yang signifikan, biasanya tidak larut bahkan di pelarut yang paling polar
sekalipun. Struktur dasar kristal ion adalah ion yang lebih besar (biasanya anion)
dan pertumbuhan Kristal-kristal baru bebas regangan pada logam induk (matriks)
yang telah mengalami pengerjaan dingin. Ada beberapa pandangan tentang
mekanisme proses pengintian pada rekristalisasi dan pandangan yang paling akhir
diterima ialah yang diusulkan oleh Hu. Hu menyatakan bahwa proses pengintian
selama rekristalisasi adalah terjadinya penyatuan atau penggabungan sub butir di
daerah micro-band yang terletak diantara pita deformasi utama atau di dekat batas
butirbatas butir induk. Penyatuan progresif sub- sub butir di dekat batas butir
sudut tinggi (a) mengakibatkan terbentuknya inti bebas regangan pada batas butir
tersebut (b, c dan d), seperti yang di lukiskan skemanya pada Gambar
III.METODE PRAKTIKUM
A. ALAT DAN BAHAN
Alat :
2 buah
1buah
Labu takar 50 ml
1 buah
Pemanas listrik
1 set
Timbangan
1 set
Botol semprot
Kertas saring
3 lembar
Batang pengaduk
1 buah
Corong gelas
2 buah
1 buah
Bahan :
Aquades
B. PROSEDUR KERJA
1. Perlakuan Awal
-
sambil diaduk
-
- ditimbang
- dihitung rendemennya
IV.
- ditimbang
- dihitung rendemen
diamati dan dibandingkan kenampakan fisik kristal yang dihasilkan dengan yang
diperoleh melalui cara penguapan
Perlakuan awal
No.
Perlakuan
Hasil Pengamatan
1
Larutan
4
-Larutan disaring
-filternya dinetralkan + HCL encer
Larutan Bening
5
Larutan diuapkan sampai kering
Diperoleh Kristal NaCL yang lebih putih dari garam dapur semula.
6
Kristal ditimbang dan dihitung rendemennya
Diperoleh rendemen 57,3%
B. REAKSI LENGKAP
2 NaCl + CaO
CaCl2 + Na2O
+H2O
C. PERHITUNGAN
Berat kertas saring = 1,1 gram
Berat gelas kimia kosong = 198 gram
Berat garam dapur = 30 gram
-Rekristalisasi melalui penguapan
Berat gelas kimia + Kristal + kertas saring = 216,3 gram
Berat Kristal = 17,2 gram
Rendemen = x 100%
= 57,3%
D.
PEMBAHASAN
Dalam pemurnian suatu zat terdapat beberapa cara, salah satunya
larut antara zat yang dimurnikan dengan kotoran dalam suatu pelarut tertentu.
Pemilihan pelarut sangat penting dalam proses ini, dimana memenuhi syarat
yaitu: 1. Memberikan perbedaan daya larut yang cukup besar antara zat yang
dimurnikan dengan zat pengotor, 2. Tidak meninggalkan zat pengotor pada
kristal, 3. Mudah dipisahkan dari kristalnya, dan 4. Bersifat inert atau tidak
mudah bereaksi dengan Kristal.
Praktikum kali ini terfokus pada pemurnian bahan melalui
rekristalisasi. Bahan yang akan dimurnikan yakni garam dapur, atau NaCl
(Natrium Klorida) menggunakan air sebagai pelarutnya. NaCl merupakan
komponen utama penyusun garam dapur. Komponen lainnya merupakan
pengotor biasanya berasal dari ion-ion Ca2+, Mg2+, Al3+, SO42-, I- dan Br. Agar
daya larut antar NaCl dengan zat pengotor cukup besar maka perlu dilakukan
penambahan zat-zat tertentu. Zat-zat tambahan itu kan membentuk senyawa
terutama garam yang sukar larut dalam air, selain itu rekristalisai dapat
dilakukan dengan cara menambahkan ion sejenis ke dalam larutan zat yang
akan dipisahkan.
Pelarutan sampel sebanyak 30 gram didalam air panas dengan terus
mengaduknya dan kemudian memanaskannya hingga mendidih bertujuan
agar pengotor-pengotor berupa partikel padat bisa terlepas dan menjadi
koloid dalam larutan sehingga dapat terkumpul saat disaring. Pelarutan ini
juga mengakibatkan NaCl terionisasi dalam air. Larutan yang telah disaring
tersebut dibagi menjadi dua bagian: bagian pertama akan digunakan untuk
VI. SIMPULAN
Kesimpulan dari percobaan ini adalah bahwa garam dapur yang
dimurnikan pada percobaan ini, menggunakan prinsip rekristalisasi dengan
penguapan, rekristalisasi adalah metode pemurnian bahan dalam hal ini adalah
garam dapur dengan pembentukan kristal kembali guna menghilangkan zat
pengotor, daya larut dari zat yang akan dimurnikan dengan pelarutnya akan
mempengaruhi proses rekristalisasi ketika suhu dinaikkan atau ditambahkan
kalor/panas, garam dapur yang direkristalisasi menghasilkan kristal yang
berwarna putih bersih dan strukturnya lebih halus/lembut dari semula, garam
dapur hasil rekristalisasi yang diperoleh sebesar 17,2 gram dan rendemennya
sebesar 57,3%.
DAFTAR PUSTAKA.
TUGAS
1.
lain ?
2.
3.
hasil rekristalisasi ?
4.
tersebut di atas?
5.
JAWAB
1.
Perbedaan dasar antara metode rekristalisasi dengan metode yang lain adalah
pada metode rekristalisasi merupakan pemisahan berdasarkan pada
perbedaan daya larut antar zat yang dimurnikan dengan kotoran dalam suatu
pelarut tertentu. Sedangkan pada metode lain seperti destilasi merupakan
penguapan suatu cairan dengan cara memanaskannya dan kemudian
mengembunkannya kembali menjadi cairan.
2.
tetapi khusus mengikat pengotor berupa ion Mg2+ atau Al3+. (NH4)2CO3 yang
berguna untuk mengikat sisa-sisa zat pengotor yang mungkin masih ada
dalam larutan garam tetapi tidak bisa terikat oleh 2 pelarut sebelumnya.
3. Pengotor yang ada dalam Kristal NaCl hasil rekristalisasi adalah berupa
partikel padat dan menjadi koloid dalam larutan.
4. Kelebihan cara rekristalisasi dapat memberikan perbedaan daya larut yang
cukup besar antara zat yang dimurnikan dengan pengotornya, tidak
meninggalkan zat pengotor pada Kristal dan mudah dipisahkan dari Kristal.
Sedangkan kelemahannya adalah bersifat inert (tidak mudah bereaksi dengan
Kristal).
5. Ya, gas HCl dapat dibuat dengan mereaksikan garam dapur dengan selain
asam sulfat karena Penambahan gas HCl pada filtrat diperlukan karena
larutan garam sudah bersifat basa akibat dari penambahan Ba(OH) 2 saat
rekristalisasi kedua. Diusahakan agar larutan garam netral (pH=7). Larutan
garam kemudian dipanaskan sehingga diperoleh NaCl murni dalam bentuk
serbuk.