Anda di halaman 1dari 21

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Anlisis Work Index (WI) dari Komposisi Bahan-Bahan


Analisis WI dilakukan untuk mengetahui kekerasan bahan yang akan digiling.
Analisis sampel ini diambil dari storage masing-masing bahan, sedangkan untuk
terak yang diambil dari keluaran Hydraulic Roller Crusher (HRC).

No.

Bahan

Nilai WI

Standar WI

(kWh/short ton)

(kWh/short ton)

1.

Limestone High Gride

5,68

5 s/d 6

2.

Batu kapur High Soft

23,67

23

3.

Batu kapur High Hard

6,29

4.

Batu kapur High Medium

6,29

5 s/d 6

5.

Dolomite

5,41

6.

Pasir Silika

13,97

14

7.

Trass Rembang I

6,62

6 s/d 10

8.

Trass Rembang II

8,26

6 s/d 10

9.

Trass Rembang abu - abu

7,94

6 s/d 10

10.

Trass Rembang coklat

7,14

6 s/d 10

11.

Trass Pasuruan

10,67

6 s/d 10

12.

Terak Tuban #1

11,5

12 s/d 13

13.

Terak Tuban #2

12,32

12 s/d 13

14.

Terak Tuban #3

12,04

12 s/d 13

15.

Cooper Slag

29,95

30

Tabel 4.1 Analisis WI Bahan Baku Semen


Dari data pada tabel 4.1 di atas, dapat diketahui nilainilai dari Work Index
(WI) dari tiaptiap bahan. Dimana pada analisis WI ini bertujuan untuk
mengetahui tingkat kekerasan suatu bahan atau energi yang dibutuhkan alat untuk

38

memperkecil ukuran bahan per-short ton (tiap-tiap ton per jam) bahan yang
masuk ke dalam HRC. Dengan demikian, dari tabel di atas menyatakan bahwa
energi (power) yang dibutuhkan untuk menggiling bahan dalam pembuatan semen
setiap ton per jamnya yang dinyatakan dalam satuan kilowatt hour (kWh). Setiap
bahan memiliki nilai WI yang berbeda karena pada dasarnya setiap bahan
memiliki kemampuan untuk digiling yang berbedabeda. Semakin tinggi nilai WI
maka semakin besar pula energi (power) yang dibutuhkan untuk menggiling
bahan tersebut. Bahan yang memiliki sifat kekerasan tinggi maka akan
memerlukan energi yang tinggi pula untuk melakukan penggilingan. Sedangkan
untuk bahan yang memiliki kadar air lebih tinggi akan menghambat proses
penggilingan karena bahan tersebut akan menempel di rollnya HRC.

Silo
Klinker
BE

Bin

HRC

Kembali ke BE
Masuk ke Tube Mill

Gambar 4.1 Diagram Alir pada HRC


Untuk menganalisis nilai WI dari terak diambil dari keluaran HRC dimana
keluaran tersebut sudah mengalami proses penggilingan di HRC terlebih dahulu.
Dari hasil analisis dapat dilihat bahwa terak Tuban #1, #2, dan #3 memiliki

39

kekerasan penggilingan yang berbeda, karena bahan-bahan baku yang digunakan


berbeda-beda pada tiap pabrik Tuban.

4.2 Longitudinal Test


6

Kompartemen

Kompartemen

II
Gambar 4.2 Bagian-bagian Tube Mill

Keterangan

1. Feed (keluaran terak dari HRC ditambah Gypsum/trass)


2. Bola-bola di kompartemen I
3. Bola-bola di kompartemen II
4. Liner
5. Diafragma (screen) dengan diameter lubang diafragma 8 mm
6. Produk dari tube mill
Umpan yang masuk ke tube mill merupakan keluaran terak dari HRC akan
dilakukan penggilingan dengan menggunakan bola-bola yang berada di dalam
tube mill. Di dalam tube mill dibagi menjdai 2 kompertemen yaitu kompartemen I
dengan diameter bola-bola 40, 50, 60, dan 70 mm dan kompartemen II
mempunyai diameter bola-bola 17 dan 20 mm. Diantara kompartemen terdapat
diafragma dengan ukuran lubang 8 mm yang berfungsi sebagai penyaring bahan
40

yang sudah digiling di kompartemen I, sehingga bahan yang ukuran partikelnya


kurang dari 8 mm akan lolos dan akan berlanjut ke penggilingan di kompartemen
II. Jumlah bola-bola yang digunakan untuk penggilingan di dalam tube mill 28-32
% dari kapasitas yang terdapat di dalam tube mill sedangkan untuk putaran yang
terjadi yaitu 14,9 rpm.
Analisis Longitudinal dilakukan untuk mengetahui unjuk kerja (performance)
penggilingan dari tube mill. Analisis ini mengambil sampel dari dalam tube mill
yang diambil dari tiap-tiap meter panjang mill. Analisis ini dilakukan dengan
menggunakan alat Mastersizer sehingga diketahui %Residu dari tiap meter tube
mill dengan diameter partikel rata-rata 2 m hingga 150 m. %Residu
menunjukkan kehalusan yang terjadi di dalam tube mill pada tiap meternya,
sehingga dapat ditampilkan dengan grafik di bawah ini :

FINISH MILL 5 (25 Mei 2011)


100,00
90,00
80,00

% Residu

70,00
60,00

38 m

50,00

45 m

40,00

75 m

30,00

90 m

20,00

200 m

10,00
0,00
0

10

Panjang Mill (m)

Grafik 4.1 Evaluasi Hasil Analisis Longitudinal FM 5


Dari grafik 4.1 diatas menunjukkan performa dalamnya tube mill, yang
diambil dari data-data sampel di sepanjang mill 5. Data sampel diambil mulai dari
meter ke-1 umpan masuk sampai dengan meter ke-10 (produk keluar). Meter ke-1

41

sampai ke-3 adalah kompartemen I dan meter ke-4 sampai ke-10 adalah
kompartemen II.
Tampilan grafik menunjukkan bahwa pada kompartemen I performa dari
mill cukup baik karena bentuk grafik yang di inginkan menurun. Sedangkan untuk
kompartemen II yaitu pada meter ke-5 sampai ke-10 tampilan grafik agak
fluktuatif, karena adanya bola bola baja yang bergeser dan bolabola tersebut
sudah aus serta adanya perubahan liner (liner putus, pecah, dan lepas). Untuk
mengatasi hal tersebut diperlukan adanya perawatan dan perbaikan dengan
melakukan penggantian bolabola baja yang aus, mengatur letak bola bola baja
yang bergeser, serta mengganti liner demi menunjang efektifitas kerja mill.

FINISH MILL 6 (25 Mei 2011)


70
60

% Residu

50
30 m
40

45 m
70 m

30

90 m

20

125 m

10

150 m

0
0

10

Panjang Mill (m)

Garfik 4.2 Evaluasi Hasil Analisis Longitudinal FM 6


Dari grafik 4.2 data-data yang diambil juga hampir sama dengan grafik 4.1
akan tetapi mill yang digunakan yaitu mill 6. Hal ini menunjukkan bahwa pada
kompartemen I terdapat gangguan pada meter ke-2 karena baut liner putus. Pada
meter pertama hingga ketiga performa mill 6 cukup baik. Untuk meter ketiga
hingga keempat, terjadi kebocoran pada diafragma akibat baut liner putus

42

sehingga menyebabkan terjadi loncatan bahan dari meter sebelumnya langsung


pada meter keempat. Sedangkan pada meter kedelapan hingga kesepuluh terjadi
fluktuatif, ini akibat dari ausnya bolabola baja pada mill sehingga menyebabkan
pergeseran letak bolabola tersebut. Dengan demikian, perawatan dan perbaikan
perlu dilakukan untuk menangani beberapa masalah tersebut sehingga kinerja mill
dapat berlangsung efektif.

4.3 Particle Size Distribution (PSD)


1
2

5
Gambar 4.3 Cyclone Separator tipe O-Sepa
Keterangan

1. Feed
2. Produk
3. Udara primer
4. Udara sekunder
5. Reject
Umpan yang masuk ke dalam separator yaitu keluaran dari hasil penggilingan
tube mill. Fungsi seperator untuk memisahkan produk yang di inginkan (diameter
partikel rata-rata sebesar 325 mesh) dengan reject yang akan dikembalikan lagi ke
43

dalam tube mill untuk dilakukan penggilingan kembali. Pemisahan yang


dilakukan menggunakan bantuan udara, dari hembusan udara tersebut akan
membentuk aliran gaya sentrifugal yang berfungsi untuk memisahkan umpan
yang masuk.
Analisis PSD dilakukan untuk mengetahui performa pada separator. Analisis
sampel ini diambil dari umpan, produk dan reject dari separator. Performance dari
separator dapat ditunjukkan dengan menghitung a, f, dan r. Dimana a
adalah perubahan feed separator yang terjadi di antar partikel, untuk f adalah
perubahan yang terjadi pada fine fraction, dan untuk r merupakan perubahan
yang terjadi pada coarse fraction. Dari a, f, dan r akan dilakukan perhitungan
untuk mencari nilai Circulating Load (CL) dan Tromp Cruve (Tr) dengan data dan
hasil perhitungan yang ditunjukkan seperti tabel berikut :
a. Tanggal 29 Nopember 2010

FINISH MILL 5

Particle

Feed

Fine

Size

Separator

(m)

a (%)

2,98

2,98

5,03

5,03

0,85

0,85

1,96

6,55

3,57

10,64

5,61

3,09

2,24

2,18

13,29

6,74

20,53

9,88

5,80

2,71

1,97

22,37

9,08

33,00

12,47

8,23

2,44

1,75

16

36,87

14,50

48,44

15,45

10,70

2,47

1,44

24

45,47

8,60

60,05

11,61

12,77

2,07

1,45

32

59,28

13,81

69,22

9,16

15,42

2,65

1,23

48

71,92

12,64

82,49

13,28

23,30

7,88

1,22

64

90,43

18,51

90,79

8,30

33,33

10,03

1,01

96

92,02

1,59

98,29

7,49

53,18

19,85

1,16

200

95,91

3,89

100,0

1,71

88,29

35,11

1,54

Fraction

Coarse
f

f (%)

Fraction

r (%)

Rata-rata

Circulating
Load (CL)

1,54
Tabel 4.2 PSD Finish Mill 5 (29 Nopember 2010)

44

Dari tabel 4.2 diatas dapat diketahui nilai rata-rata dari circulating load
1,54 menunjukkan hubungan antara berat dari feed separator dan fine fraction.
Nilai 1,54 menunjukkan bahwa perbandingan produk dan reject sudah memenuhi
standar yang telah ditentukan, yaitu 1,5 2.

FINISH MILL 6

Particle

Feed

Fine

Size

Separator

(m)

a (%)

2,98

2,98

4,27

4,27

0,75

0,75

1,58

6,39

3,41

8,82

4,55

2,66

1,91

1,65

12,52

6,13

17,70

8,88

5,05

2,39

1,69

20,92

8,40

30,37

12,67

7,62

2,57

1,71

16

35,16

14,24

52,82

22,45

10,90

3,28

1,73

24

44,52

9,36

66,79

13,97

14,51

3,61

1,74

32

60,91

16,39

84,91

18,12

28,78

14,27

1,75

48

75,59

14,68

95,00

10,09

49,43

20,65

1,74

64

89,65

14,06

99,00

4,00

70,79

21,36

1,50

96

92,01

2,36

99,86

0,86

77,98

7,19

1,56

200

97,23

5,22

100,0

0,14

93,05

15,07

1,66

Fraction

Coarse
f

f (%)

Fraction

r (%)

Rata-rata

Circulating
Load (CL)

1,66
Tabel 4.3 PSD Finish Mill 6 (29 Nopember 2010)

Dari tabel 4.4 diatas dapat diketahui nilai rata-rata dari circulating load
1,66 menunjukkan hubungan antara berat dari feed separator dan fine fraction.
Nilai 1,66menunjukkan bahwa perbandingan antara reject dan produksudah
memenuhi standart yang telah ditentukan yaitu 1,5 2.
Dari data hasil perhitungan pada tabel 4.2 dan 4.3 diatas maka dapat
digrafikkan sebagai berikut :

45

450,00
400,00

Tromp Curve (%)

350,00
300,00
250,00
200,00
150,00
100,00
50,00
0,00

10

100

1000

Particle Size (m)

Grafik 4.3 Evaluasi Hasil Analisis PSD FM 5 & FM 6 (29 Nopember 2010)
Keterangan

= garis ideal pemisahan pada 45m (325 mesh)


= garis Tromp Cruve pada Finishh Mill 5
= garis Tromp Cruve pada Finishh Mill 6

Pada grafik 4.3 di atas merupakan hubungan Tromp Curve vs Diameter


Partikel, yang digunakan untuk mengetahui pemisahan antara product dan
rejectnya. Pada garis merah menunjukkan garis ideal dalam pemisahan produk
untuk ukuran partikel 45m (325 mesh yang merupakan ukuran produk akhir
semen) sedangkan garis biru menunjukkan garis tromp cruve untuk Finish Mill 5
dan garis hijau untuk Finish Mill 6. Tampilan grafik diatas yang menunjukkan
produk ialah yang bagian (daerah) yang di atas garis tromp curve, sedangkan yang
di bawah garis merupakan reject.
Apabila garis merah dan garis biru berimpit menunjukkan bahwa reject
yang dihasilkan sedikit. Sesuai dengan garis merah (garis ideal) pada diameter
partikel 45 m merupakan batas sempurna dalam pemisahan produk dan reject.
Akan tetapi hasil dari tampilan grafik diatas garis tromp cruve tidak naik secara

46

signifikan pada diameter partikel 45 m sehingga dapat disimpulkan bahwa


pemisahan produk dan reject tidak sesuai dengan standart garis ideal.
Sedangkan dari tampilan grafik di atas pada Finish Mill 6 dapat diketahui
jarak antara garis merah dan garis hijau tidak berimpit menunjukkan bahwa reject
yang dihasilkan banyak. Sesuai dengan garis merah (garis ideal) pada diameter
partikel 45 m merupakan batas sempurna dalam pemisahan produk dan reject.
Akan tetapi hasil dari tampilan grafik diatas garis tromp cruve tidak naik secara
signifikan pada diameter partikel 45 m sehingga dapat disimpulkan bahwa
pemisahan produk dan reject tidak sesuai dengan standart garis ideal.
Selain parameter diatas dilakukan perhitungan lagi untuk parameter
sharpness of separation dengan mencari D25 dan D75 yang ditunjukkan dengan
tabel di bawah ini :
Actual Sample

Actual Sample

Standart

Evaluasi

Evaluasi

FM 5

FM 6

Referensi

FM 5

FM 6

D25

51,45

27,97

D75

406,87

71,53

Sharpness of

7,91

2,56

5,94

9,20

10 (max)

Parameter

separation
By pass

terlalu
tinggi
Ok

Rendah
Ok

Tabel 4.4 Parameter Hasil Perhitungan FM 5 dan FM 6 (29 Nopember 2010)


Dari tabel 4.4 menunjukkan parameter sharpness of separation merupakan
bilangan tak berdimensi yang digunakan untuk mengetahui ketajaman pemisahan
fine fraction (produk) dan coarse fraction (reject) yang dihitung dari pembagian
D75 dengan D25. Nilai sharpness of separation diharapkan memenuhi standart
referensi yaitu 5. Dari hasil perhitungan didapatkan nilai sharpness of separation
7,91 yang berarti pemisahan yang terjadi melebihi standart referensi. Karena jika
angka pemisahan terlalu tinggi maka produk yang dihasilkan kurang baik karena
kemungkinan produk kasar (yang seharusnya menjadi reject) akan terikut menjadi

47

produk sehingga produk yang dihasilkan akan bercampur dengan yang berukuran
<325 mesh. By pass menunjukkan nilai reject lebih besar dibandingkan dengan
nilai produk yang terjadi, pada pemisahan yang terjadi nilai by pass ditunjukkan
5,94. Angka 5,94 memenuhi standart yang telah ditentukan yang berarti produk
yang dihasilkan lebih banyak dibandingkan rejectnya.
Sedangkan dari hasil perhitungan pada Finish Mill 6 didapatkan nilai
sharpness of separation 2,56 yang berarti pemisahan yang terjadi kurang dari
standart referensi. Karena jika angka pemisahan rendah maka pemisahan yang
terjadi kurang baik karena kemungkinan produk halus (yang seharusnya menjadi
produk) akan terikut menjadi reject sehingga produk yang dihasilkan lebih sedikit.
By pass menunjukkan nilai reject lebih besar dibandingkan dengan nilai produk
yang terjadi, pada pemisahan yang terjadi nilai by pass ditunjukkan 9,20. Angka
9,20 memenuhi standart yang telah ditentukan yang berarti produk yang
dihasilkan lebih banyak dibandingkan rejectnya.
Dari uraian performa separator Finishh mill 5 dan 6 diatas jika dihubungkan
dengan produksi semen pada bulan Nopember 2010, produksi semen mengalami
penurunan dari Rencana Kerja dan Anggaran Produksi (RKAP) yang ditentukan
(8.770 ton/hari) sedangkan dalam real di lapangan produk yang dihasilkan setiap
harinya berkisar antara 2.475 ton/hari hingga 8.637 ton/hari (berdasarkan laporan
produksi) .
Hal tersebut bisa terjadi dikarenakan adanya beberapa masalah di lapangan,
diantaranya adalah krisis terak pada Tuban #3, bin Gypsum kosong, temperatur
semen di dalam tube mill mengalami kenaikan (diatas 115 C). Selain itu, mill
mati dikarenakan power drop yang terjadi berulang-ulang kali dan juga terjadi
beberapa perbaikan alat sehingga mengganggu proses yang menyebabkan
turunnya kapasitas.

48

b. Tanggal 09 Juni 2011

FINISH MILL 5

Particle

Feed

Fine

Size

Separator

(m)

a (%)

Fraction

Coarse
f

f (%)

Fraction

r (%)

Circulating
Load (CL)

3,75

3,75

5,03

5,03

0,85

0,85

1,44

8,15

4,40

10,64

5,61

3,09

2,24

1,49

15,51

7,37

20,53

9,88

5,80

2,71

1,52

24,39

8,88

33,00

12,47

8,23

2,44

1,53

16

35,18

10,78

48,44

15,45

10,70

2,47

1,54

24

43,17

7,99

60,05

11,61

12,77

2,07

1,56

32

49,97

6,80

69,22

9,16

15,42

2,65

1,56

48

61,36

11,39

82,49

13,28

23,30

7,88

1,56

64

70,29

8,93

90,79

8,30

33,33

10,03

1,55

96

82,45

12,16

98,29

7,49

53,18

19,85

1,54

200

96,82

14,37

100,00

1,71

88,29

35,11

1,37

Rata-rata

1,51
Tabel 4.5 PSD Finish Mill 5 (09 Juni 2011)

Dari tabel 4.6 diatas dapat diketahui nilai rata-rata dari circulating load
1,51 menunjukkan hubungan antara berat dari feed separator dan fine fraction.
Nilai 1,51 menunjukkan bahwa perbandingan antara reject dan produk sudah
memenuhi standart yang telah ditentukan yaitu 1,5 2.

49

FINISH MILL 6

Particle

Feed

Fine

Size

Separator

(m)

a (%)

3,32

3,32

4,58

4,58

0,66

0,66

1,47

7,00

3,68

9,46

4,87

2,44

1,78

1,54

13,45

6,44

18,33

8,87

4,55

2,11

1,55

21,01

7,57

30,08

11,75

6,60

2,05

1,63

16

30,14

9,12

45,65

15,58

8,87

2,27

1,73

24

38,55

8,41

58,25

12,60

10,46

1,60

1,70

32

46,38

7,83

68,61

10,36

12,84

2,38

1,66

48

59,88

13,49

83,23

14,62

21,31

8,47

1,61

64

70,54

10,66

91,69

8,46

32,54

11,22

1,56

96

84,61

14,07

98,73

7,04

53,82

21,28

1,46

200

98,36

13,75

100,00

1,27

87,49

33,67

1,15

Fraction

Coarse
f

f (%)

Fraction

r (%)

Rata-rata

Circulating
Load (CL)

1,55
Tabel 4.6 PSD Finish Mill 6 (09 Juni 2011)

Dari tabel 4.8 diatas dapat diketahui nilai rata-rata dari circulating load
1,55 menunjukkan hubungan antara berat dari feed separator dan fine fraction.
Nilai 1,55 menunjukkan bahwa perbandingan antara reject dan produk sudah
memenuhi standart yang telah ditentukan yaitu 1,5 2.
Dari data hasil perhitungan pada tabel 4.5 dan 4.6 diatas maka dapat
digrafikkan sebagai berikut :

50

100,00
90,00

Tromp Curve (%)

80,00

70,00
60,00
50,00
40,00
30,00
20,00
10,00
0,00
1

10

100

1000

Particle Size (m)

Grafik 4.4 Evaluasi Hasil Analisis PSD FM 5 &FM 6 (09 Juni 2011)
Keterangan

= garis ideal pemisahan pada 45m (325 mesh)


= garis Tromp Cruve pada Finishh Mill 5
= garis Tromp Cruve pada Finishh Mill 6

Pada grafik 4.4 di atas merupakan hubungan Tromp Curve vs Diameter


Partikel, yang digunakan untuk mengetahui pemisahan antara product dan
rejectnya. Pada garis merah menunjukkan garis ideal dalam pemisahan produk
untuk ukuran partikel 45m (325 mesh yang merupakan ukuran produk akhir
semen) sedangkan garis biru menunjukkan garis tromp cruve untuk Finish Mill 5
dan garis hijau untuk Finish Mill 6. Tampilan grafik diatas yang menunjukkan
produk ialah yang bagian (daerah) yang di atas garis tromp curve, sedangkan yang
di bawah garis merupakan reject.
Dari tampilan grafik untuk Finish Mill 5 di atas dapat diketahui jarak
antara garis merah dan garis biru tidak berimpit menunjukkan bahwa reject yang
dihasilkan banyak. Sesuai dengan garis merah (garis ideal) pada diameter partikel
45 m merupakan batas sempurna dalam pemisahan produk dan reject. Hasil dari
tampilan grafik diatas dapat dilihat garis tromp cruve hampir sama dengan garis
51

ideal, sehingga dapat disimpulkan bahwa pemisahan produk dan reject tidak
hampir memenuhi standart garis ideal.
Sedangkan pada Finish Mill 6, dari tampilan grafik diatas dapat diketahui
jarak antara garis merah dan garis hijau tidak berimpit menunjukkan bahwa reject
yang dihasilkan banyak. Sesuai dengan garis merah (garis ideal) pada diameter
partikel 45 m merupakan batas sempurna dalam pemisahan produk dan reject.
Hasil dari tampilan grafik diatas dapat dilihat garis tromp cruve hampir sama
dengan garis ideal, sehingga dapat disimpulkan bahwa pemisahan produk dan
reject tidak hampir memenuhi standart garis ideal.
Selain parameter diatas dilakukan perhitungan lagi untuk parameter
sharpness of separation dengan mencari D25 dan D75 yang ditunjukkan dengan
tabel di bawah ini :

Parameter

Actual Sample Actual Sample

Standart

Evaluasi

Evaluasi

Referensi

FM 5

FM 6

FM 5

FM 6

D25

50,34

60,09

D75

169,67

137,80

3,37

2,29

Cukup

7,77

6,74

10 (max)

OK

Sharpness of
separation
By pass

terlalu
rendah
Ok

Tabel 4.7 Parameter Hasil Perhitungan FM 5 dan FM 6 (09 Juni 2011)


Dari tabel 4.7 menunjukkan parameter sharpness of separation merupakan
bilangan tak berdimensi yang digunakan untuk mengetahui ketajaman pemisahan
fine fraction (produk) dan coarse fraction (reject) yang dihitung dari pembagian
D75 dengan D25. Nilai sharpness of separation diharapkan memenuhi standart
referensi yaitu 5. Dari hasil perhitungan pada Finish Mill 5 didapatkan nilai
sharpness of separation 3,37 yang berarti pemisahan yang terjadi kurang dari
standart referensi. Karena jika angka pemisahan rendah maka pemisahan yang
terjadi kurang baik karena kemungkinan produk halus (yang seharusnya menjadi
produk) akan terikut menjadi reject sehingga produk yang dihasilkan lebih sedikit.
By pass menunjukkan nilai reject lebih besar dibandingkan dengan nilai produk

52

yang terjadi, pada pemisahan yang terjadi nilai by pass ditunjukkan 7,77. Angka
7,77 memenuhi standart yang telah ditentukan yang berarti produk yang
dihasilkan lebih banyak dibandingkan rejectnya.
Sedangkan dari hasil perhitungan Finish Mill 6, didapatkan nilai sharpness of
separation 2,29 yang berarti pemisahan yang terjadi kurang dari standart
referensi. Karena jika angka pemisahan rendah maka pemisahan yang terjadi
kurang baik karena kemungkinan produk halus (yang seharusnya menjadi produk)
akan terikut menjadi reject sehingga produk yang dihasilkan lebih sedikit. By pass
menunjukkan nilai reject lebih besar dibandingkan dengan nilai produk yang
terjadi, pada pemisahan yang terjadi nilai by pass ditunjukkan 6,74. Angka 6,74
memenuhi standart yang telah ditentukan yang berarti produk yang dihasilkan
lebih banyak dibandingkan rejectnya.
Dari uraian performa separator Finishh mill 5 dan 6 diatas jika dihubungkan
dengan produksi semen pada bulan Juni 2011, produksi semen pada bulan ini
mengalami penurunan dan juga kenaikan dari RKAP yang ditentukan (8.770
ton/hari), untuk real di lapangan produk yang dihasilkan setiap harinya berkisar
antara 7.391 ton/hari - 9.645 ton/hari (berdasarkan laporan produksi).
Hal tersebut bisa terjadi dikarenakan adanya beberapa masalah di lapangan,
diantaranya adalah krisis terak pada Tuban #3, mill stop, feed mill buntu, press
compresor drop, separator tidak beroperasi, dan juga ganti motor separator. Dari
masalah-masalah tersebut sehingga unit Finish mill tidak dapat melakukan target
produksi yang telah ditentukan dengan baik.

53

c. Tanggal 04 April 2012

FINISH MILL 5

Particle

Feed

Fine

Size

Separator

(m)

a (%)

3,40

3,40

4,62

4,62

1,68

1,68

1,70

7,26

3,86

9,50

4,88

4,11

2,44

1,71

13,70

6,43

18,06

8,57

7,89

3,77

1,75

21,78

8,08

29,48

11,42

12,10

4,22

1,80

16

32,27

10,49

44,75

15,27

16,51

4,40

1,79

24

40,37

8,10

57,21

12,46

19,79

3,28

1,82

32

47,36

6,99

67,47

10,26

23,64

3,85

1,85

48

59,21

11,86

81,93

14,47

33,67

10,03

1,89

64

68,60

9,39

90,43

8,49

44,82

11,15

1,92

96

81,20

12,60

97,83

7,41

64,14

19,32

1,97

200

95,45

14,25

100,00

2,17

92,39

28,25

2,48

Fraction

Coarse
f

f (%)

Fraction
r (%)

Rata-rata

Circulating
Load (CL)

1,88
Tabel 4.8 PSD Finishh Mill 5 (04 April 2012)
Dari tabel 4.10 diatas dapat diketahui nilai rata-rata dari circulating load

1,88 menunjukkan hubungan antara berat dari feed separator dan fine fraction.
Nilai 1,88 menunjukkan bahwa perbandingan antara reject dan produk sudah
memenuhi standart yang telah ditentukan yaitu 1,5 2.

54

FINISH MILL 6

Particle

Feed

Fine

Size

Separator

(m)

a (%)

4,07

4,07

4,95

4,95

0,66

0,66

1,26

8,80

4,73

10,50

5,55

2,44

1,78

1,27

16,90

8,10

20,39

9,88

4,55

2,11

1,28

27,10

10,20

33,36

12,97

6,60

2,05

1,31

16

39,14

12,04

49,71

16,35

8,87

2,27

1,35

24

47,85

8,71

61,42

11,71

10,46

1,60

1,36

32

55,15

7,30

70,57

9,15

12,84

2,38

1,36

48

66,75

11,61

83,48

12,91

21,31

8,47

1,37

64

75,08

8,33

91,13

7,65

32,54

11,22

1,38

96

85,05

9,96

97,86

6,72

53,82

21,28

1,41

200

95,40

10,36

100,00

2,14

87,49

33,67

1,58

Fraction

Coarse
f

f (%)

Fraction

r (%)

Rata-rata

Circulating
Load (CL)

1,36
Tabel 4.9 PSD Finish Mill 6 (04 April 2012)

Dari tabel 4.11 diatas dapat diketahui nilai rata-rata dari circulating load
1,36 menunjukkan hubungan antara berat dari feed separator dan fine fraction.
Nilai 1,36 menunjukkan bahwa perbandingan antara reject dan produk tidak
memenuhi standart yang telah ditentukan yaitu 1,5 2, yang berarti produk yang
dihasilkan lebih sedikit dibandingkan rejectnya.
Dari data hasil perhitungan pada tabel 4.8 dan 4.9 di atas maka dapat
digrafikkan sebagai berikut :

55

100
90

Tromp Curve (%)

80
70
60
50
40
30
20
10
0
1

10

100

1000

Diameter Partikel (m)

Grafik 4.5 Evaluasi Hasil Analisis PSD FM 5 & FM 6 (04 April 2012)
Keterangan

= garis ideal pemisahan pada 45m (325 mesh)


= garis Tromp Cruve pada Finishh Mill 5
= garis Tromp Cruve pada Finishh Mill 6

Pada grafik 4.7 di atas merupakan hubungan Tromp Curve vs Diameter


Partikel, yang digunakan untuk mengetahui pemisahan antara product dan
rejectnya. Pada garis merah menunjukkan garis ideal dalam pemisahan produk
untuk ukuran partikel 45m (325 mesh yang merupakan ukuran produk akhir
semen) sedangkan garis biru menunjukkan garis tromp cruve. Tampilan grafik
diatas yang menunjukkan produk ialah yang bagian (daerah) yang di atas garis
tromp curve, sedangkan yang di bawah garis merupakan reject.
Dari tampilan grafik diatas dapat diketahui jarak antara garis merah dan
garis biru (pada FM 5) tidak berimpit menunjukkan bahwa reject yang dihasilkan
banyak. Sesuai dengan garis merah (garis ideal) pada diameter partikel 45 m
merupakan batas sempurna dalam pemisahan produk dan reject. Hasil dari
tampilan grafik diatas dapat dilihat garis tromp cruve hampir sama dengan garis

56

ideal, sehingga dapat disimpulkan bahwa pemisahan produk dan reject tidak
hampir memenuhi standart garis ideal.
Sedangkan pada FM 6, dari tampilan grafik diatas dapat diketahui jarak
antara garis merah dan garis hijau tidak berimpit menunjukkan bahwa reject yang
dihasilkan banyak. Sesuai dengan garis merah (garis ideal) pada diameter partikel
45 m merupakan batas sempurna dalam pemisahan produk dan reject. Hasil dari
tampilan grafik diatas dapat dilihat garis tromp cruve hampir sama dengan garis
ideal, sehingga dapat disimpulkan bahwa pemisahan produk dan reject tidak
hampir memenuhi standart garis ideal.
Selain parameter diatas dilakukan perhitungan lagi untuk parameter
sharpness of separation dengan mencari D25 dan D75 yang ditunjukkan dengan
tabel di bawah ini :

Actual

Actual

Standart

Sample FM 5

Sample FM 6

Referensi

D25

31,07

56,73

D75

111,95

162,54

3,60

2,87

18,99

4,83

10 (max)

Parameter

Sharpness of
separation
By pass

Evaluasi

Evaluasi

FM 5

FM 6

Agak
Rendah

Rendah

Terlalu
tinggi

Ok

Tabel 4.10 Parameter Hasil Perhitungan FM 5 dan FM 6 (04 April 2012)


Dari tabel 4.10 menunjukkan parameter sharpness of separation merupakan
bilangan tak berdimensi yang digunakan untuk mengetahui ketajaman pemisahan
fine fraction (produk) dan coarse fraction (reject) yang dihitung dari pembagian
D75 dengan D25. Nilai sharpness of separation diharapkan memenuhi standart
referensi yaitu 5, dari hasil perhitungan pada Finish Mill 5 didapatkan nilai
sharpness of separation 3,60 yang berarti pemisahan yang terjadi kurang dari
standart referensi. Karena jika angka pemisahan rendah maka pemisahan yang
terjadi kurang baik karena kemungkinan produk halus (yang seharusnya menjadi

57

produk) akan terikut menjadi reject sehingga produk yang dihasilkan lebih sedikit.
By pass menunjukkan nilai reject lebih besar dibandingkan dengan nilai produk
yang terjadi, pada pemisahan yang terjadi nilai by pass ditunjukkan 18,99. Angka
18,99 melebihi standart yang telah ditentukan yang berarti produk yang dihasilkan
lebih sedikit dibandingkan rejectnya. Dari hasil perhitungan pada Finish Mill 6
didapatkan nilai sharpness of separation 2,87 yang berarti pemisahan yang terjadi
kurang dari standart referensi. Karena jika angka pemisahan rendah

maka

pemisahan yang terjadi kurang baik karena kemungkinan produk halus (yang
seharusnya menjadi produk) akan terikut menjadi reject sehingga produk yang
dihasilkan lebih sedikit. By pass menunjukkan nilai reject lebih besar
dibandingkan dengan nilai produk yang terjadi, pada pemisahan yang terjadi nilai
by pass ditunjukkan 4,83. Angka 4,83 memenuhi standart yang telah ditentukan
yang berarti produk yang dihasilkan lebih banyak dibandingkan rejectnya.
Dari uraian performa separator Finishh Mill 5 dan 6 diatas jika
dihubungkan dengan produksi semen pada bulan April 2012, produksi semen juga
mengalami penurunan dari RKAP yang ditentukan (8.750 ton/hari) sedangkan
dalam real di lapangan produk yang dihasilkan setiap harinya berkisar antara
2.743 ton/hari -8.675 ton/hari (berdasarkan laporan produksi).
Hal tersebut bisa terjadi dikarenakan adanya beberapa masalah di
lapangan, diantaranya adalah perawatan unit Finishh mill, mill stop, ganti belt
conveyor, coupling HRC putus, feed mill buntu. Hal tersebut yang mengganggu
proses untuk mendapatkan produksi yang sesuai dengan RKAP terganggu.

58

Anda mungkin juga menyukai