Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN KASUS INDIVIDU

SKABIES
Pembimbing:
dr. Intan

KEPANITERAAN KLINIK MADYA BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM 2013

PENDAHULUAN
Budaya bersih merupakan cerminan sikap dan

perilaku masyarakat dalam menjaga dan memelihara


kebersihan pribadi dan lingkungan dalam kehidupan
sehari-hari.
Penyakit menular berbasis lingkungan dan perilaku
seperti TBC, ISPA, diare dan penyakit kulit masih
merupakan masalah kesehatan yang dapat ditemukan
di lingkungan yang padat penduduk dan kumuh

Menurut Departemen Kesehatan RI prevalensi skabies

di Puskesmas seluruh Indonesia pada tahun 1986


adalah 4,6%-12,9%, dan skabies menduduki urutan
ketiga dari 12 penyakit kulit tersering.
Dilihat dari data 10 penyakit terbanyak rawat jalan di

puskesmas Kediri maka penyakit kulit infeksi


(termasuk skabies) menduduki peringkat ketiga
dengan jumlah 3688 kasus dari bulan Januari hingga
bulan Desember 2012

Gambaran penyakit Kulit infeksi


menular di Puskesmas Kediri
6000
5000

5456

4000

3688

3000
2000

1426

1000

1543

2007

2009

2010

2012

LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien
Umur
Jenis kelamin
Alamat
Suku
Agama
Kunjungan ke PKM
Identitas keluarga

: Alfian Ardi
: 11 tahun
: laki - laki
: Gelogor Selatan RT 1
: Sasak
: Islam
: 3 Januari 2013
: anak kandung keempat

Ayah

Ibu

Nama

Tn.Ayub

Ny. Murtin

Umur

53 Th

43 Th

Pendidikan

SMA

SMP

Pekerjaan

Dagang

Dagang

ANAMNESIS (Autoanamnesis dan


heteroanamnesis)
Keluhan utama
Gatal gatal

Riwayat Penyakit Sekarang :


Gatal gatal sejak 6 bulan yang lalu.
Gatal terutama dikeluhkan pada malam hari sehingga
pasien tidak bisa tidur.
Pada awalnya muncul bintik-bintik berwarna merah di
kedua lengan tangan dan kaki sampai dengan pergelangan
tangan termasuk pada sela-sela jari tangan dan kaki,
kemudian bentol-bentol tersebut berisi cairan yang gatal
sehingga sering digaruk yang kemudian pecah dan
terkelupas.

Riwayat Penyakit Dahulu :


Sebelumnya pasien tidak pernah mengalami penyakit
serupa.
Menurut pengakuan ibu pasien, pasien juga tidak pernah
memiliki riwayat penyakit yang berat yang menyebabkan
pasien harus dirawat di rumah sakit atau puskesmas.
Riwayat Penyakit Keluarga :
Saudara kembar pasien (kakak) menderita keluhan serupa
sejak 3 bulan yang lalu.

Riwayat Sosial, ekonomi dan


Lingkungan :
Pasien adalah anak keempat. Pasien tinggal dirumah

berenam dengan ayah, ibu dan ketiga kakaknya.


Rumah yang dihuni merupakan rumah milik ayah dan
ibunya.
Rumah terdiri dari 3 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 dapur,
1 kios serta 1 kamar mandi. Luas tanah rumah pasien
2,5 are.

Jarak rumah pasien-rumah tetangga hanya dibatasi tembok

di sebelah timur, di depannya terdapat jalan raya, disebelah


barat terdapat halaman kosong, belakang rumah pasien
(selatan) berdekatan dengan rumah tetangga dengan jarak
sekitar 10 meter.
Kamar mandi terletak di dalam rumah dan tempat jemuran
terletak dibelakang rumah.
tempat pembuangan sampah menggunakan jasa mobil
sampah.
Tembok rumah tidak menyatu dengan tembok tetangga.

Ventilasi kurang baik, walaupun terdapat 1 jendela yang

sering dibuka namun 2 kamar yang lain tidak memiliki


jendela. Lantai rumah terbuat dari semen, dinding
rumah berupa tembok, plafon terbuat dari triplek, atap
rumah terbuat dari genteng.
Sumber air minum berasal dari air PAM. Tidak terdapat
sumur.
Keluarga pasien memiliki jamban dengan sebuah kamar
mandi yang terletak di dalam rumah

Pendapatan keluarga dari penghasilan ayah dan ibu

pasien yang bekerja sebagai pedagang makanan ringan.


Kira-kira penghasilan ayah dan ibu pasien mencapai
Rp.>1.000.000 per bulan.
Menurut orang tua pasien, anak anak tetangga banyak
yang memiliki keluhan gatal-gatal yang sama dengan
pasien, serta mereka sering bermain ke rumah pasien.

Riwayat Kehamilan dan Persalinan :


Ibu pasien 6 kali ANC di posyandu
Riwayat sakit berat selama hamil (-). Riwayat minum obatobatan selama hamil (-)
Pasien lahir dengan riwayat sc di RS Gerung dengan BBL
2300 gr
Riwayat Nutrisi
Menurut pengakuan ibu pasien, sejak lahir pasien
diberikan ASI sampai saat usia 2 tahun.

Status Imunisasi
Menurut pengakuan orang tua pasien dan berdasarkan
buku KIA, pasien mendapatkan imunisasi sesuai
jadwal di posyandu
Riwayat Tumbuh Kembang
Riwayat tumbuh kembang pasien sesuai dengan anak
anak seusianya.

Ikhtisar Keluarga
Tn Ayub
(Ayah)

Wiwin
Wiharti
(Anak I)

Tia Wilianti
(Anak II)

Ny Murtin
(Ibu)

Rian Arbi
(Anak III)

Alfian Ardi
(Anak IV)

PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Baik
Kesadaran
BB

TB
Status Gizi
Nadi
Respirasi
Suhu

: compos mentis
: 28 kg
: 113 cm
: Gizi baik
: 88 x/menit
: 20 x/menit
: 36,80 C

Kepala/Leher
Bentuk

: Normocephali
Mata
: An -/-, ikt -/-, Edema palpebra -/Mulut
: lidah kotor (-), bibir sianosis (-),
THT
: otorhea (-), rinorhea (-), faring
hipemis (-), tonsil eutrofi.
Leher
: Pemb. KGB (-)

Thorax :
Inspeksi
Bentuk simetris, gerakan simetris
Palpasi
Pergerakan simetris, vocal premitus simetris
Perkusi
Sonor di lapangan paru, meredup pada proyeksi jantung,
batas kanan jantung parasternal line kanan, Batas kiri jantung
medial midclavicula line ICS 5, dan batas atas ICS 2 kiri
Auskultasi
Suara jantung 1 dan 2 tunggal, reguler, murmur (-), Gallop (-), Suara
nafas vesicular(+)/(+), Ronchi(-)/(-), wheezing(-)/(-), stridor (-)

Abdomen :
Inspeksi
Auskultasi
Palpasi

Perkusi

: distensi (-)
: BU (+) N
: NT (-), massa (-), H/L ttb
: timpani

Ekstermitas
Tungkai Atas
Kanan

Tungkai bawah

Kiri

Kanan

Kiri

Akral hangat

Edema

Urogenital

: Dalam batas normal


Kulit
: papula dan vesikel pada inter digiti
dextra et sinistra serta palmar dan plantar serta pada
daerah ante brachii dan cruris

DIAGNOSIS KERJA
Skabies
DIAGNOSIS BANDING
Prurigo Hebra
Folikulitis
RENCANA KERJA
Rencana Terapi
Topikal permethrin
CTM 3 x 1 tab
Amoxicillin 3x1 tab

Tujuan Terapi
Mengeradikasi parasit dan meringankan gejala
Edukasi kepada orang tua pasien
Eliminasi reservoar (sumber penyakit), sebagai sumber
penyebaran penyakit dilakukan dengan mengisolasi
penderita
Memutus rantai penularan dengan meningkatkan sanitasi
dan higiene perorangan misalnya masing masing anggota
keluarga memiliki handuk mandi tersendiri, memisahkan
pakaian penderita dengan anngota keluarga lainnya yang
tidak menderita skabies.
Melindungi orang-orang (kelompok) yang rentan

PENELUSURAN (HOME VISIT)


Dasar Pemilihan Kasus

Skabies merupakan salah satu kasus dari 10 besar

penyakit terbanyak rawat jalan di puskesmas Kediri


dan secara umum merupakan penyakit dengan tingkat
kejadian yang tinggi di Indonesia.
Pada tahun 2012, penyakit kulit infeksi berada pada
urutan ketiga dari daftar 10 penyakit terbanyak rawat
jalan di wilayah puskesmas Kediri.

Tujuan

Mengetahui faktor penyebab utama terjadinya skabies

pada pasien Alfian ardi


Metodologi

Metodologi yang dipakai : wawancara dan pengamatan

lingkungan tempat tinggal pasien.


Variabel yang dipakai adalah faktor risiko skabies,
tanda dan gejala skabies.

Hasil Penelusuran
Pasien adalah anak keempat. Pasien tinggal dirumah berenam

dengan ayah, ibu dan ketiga kakaknya. Rumah yang dihuni


merupakan rumah milik ayah dan ibunya.
Rumah terdiri dari 3 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 dapur, 1 kios serta

1 kamar mandi. Luas tanah rumah pasien 2,5 are.


Jarak rumah pasien dengan rumah tetangga hanya dibatasi tembok

di sebelah timur, di depannya terdapat jalan raya, disebelah barat


terdapat halaman kosong serta belakang rumah pasien (selatan)
berdekatan dengan rumah tetangga dengan jarak sekitar 10 meter.

Kamar mandi terletak di dalam rumah dan tempat jemuran

terletak dibelakang rumah.


Ventilasi kurang baik, walaupun terdapat 1 jendela yang sering

dibuka namun 2 kamar yang lain tidak memiliki jendela. Lantai


rumah terbuat dari semen, dinding rumah berupa tembok,
plafon terbuat dari triplek, atap rumah terbuat dari genteng.
tempat pembuangan sampah menggunakan jasa mobil sampah.
Sumber air minum berasal dari air PAM. Tidak terdapat sumur.

Keluarga pasien memiliki jamban dengan sebuah kamar mandi

yang terletak di dalam rumah


Pendapatan keluarga dari penghasilan ayah dan ibu pasien yang

bekerja sebagai pedagang makanan ringan. Kira-kira penghasilan


ayah dan ibu pasien mencapai Rp.>1.000.000 per bulan.
Menurut orang tua pasien, anak anak tetangga banyak yang

memiliki keluhan gatal-gatal yang sama dengan pasien, serta


mereka sering bermain ke rumah pasien. Pasien telah berobat ke
puskesmas 3 minggu yang lalu dan keluhan telah membaik.

Pembahasan
Aspek Klinis
anamnesis dan pemeriksaan fisik
diagnosis
terapi

Aspek Ilmu Kesehatan Masyarakat


a. Perilaku
b. Lingkungan
c. Sosial-Ekonomi budaya

d. Yankes

Pengkajian masalah kesehatan


pasien

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Terdapat 4 faktor utama yang mempengaruhi kejadian
penyakit skabies pada pasien ini adalah faktor perilaku,
lingkungan, Sosial-Ekonomi budaya dan pelayanan
kesehatan.
Dilihat dari data 10 penyakit terbanyak rawat jalan di

puskesmas Kediri maka penyakit kulit infeksi


(termasuk skabies) menduduki peringkat ketiga
dengan jumlah 3688 kasus tahun 2012.

Tampak penurunan kasus dari tahun 2007 ke tahun

2009 yaitu sebanyak 5456 kasus menjadi 1426 kasus,


namun terjadi peningkatan kasus dari tahun 2009 ke
tahun 2010 yaitu sebanyak 1426 kasus menjadi 1543
kasus dan pada tahun 2012 menjadi 3688.
Belum ada laporan khusus mengenai jumlah kasus

skabies dan tingkat penyebarannya di tiap-tiap desa di


Kediri.

Saran
Meskipun skabies merupakan penyakit menular yang tidak wajib

dilaporkan tetapi perlu adanya pelaporan, pengamatan dan


pencatatan dalam bentuk tabel atau grafik mengenai laporan
penyakit skabies 5 tahun terakhir untuk melihat pola kejadian
tiap bulan atau tahun agar dapat ditelusuri lebih lanjut
mengenai penyebab dan faktor resiko.

Peningkatan edukasi terhadap pasien dan kontak serumah

mengenai PHBS dan pengetahuan masyarakat mengenai


penyakit ini dan pencegahannya.

Meningkatkan sistem penemuan penyakit skabiesdi tingkat

masyarakat dan agar anggota masyarakat mau melaporkannya


ke pelayanan kesehatan.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai