versus medio-lateral
episiotomy
FITRI HANDAYANI
06/ 194573/ KU/ 11782
LATAR BELAKANG
1970-an meminimalkan robekan perineum yang
lebih besar
meningkatkan kejadian robekan spincter anal
dan rectal (Cunningham et al, 2005).
Cochrane database of Systematic Review merekomendasikan pembatasan episiotomi rutin
Namun sejauh ini belum diketahui metode
episiotomi yang cocok
TUJUAN PENELITIAN
membandingkan
vs mediolateraL
midline
komplikasi yang mungkin terjadi:
robekan perineum,
nyeri,
infeksi dan
komplikasi lainnya
METODE PENELITIAN
cohort
sampel 1302 wanita yang melahirkan
pervaginam dan dilakukan episiotomi,
kehamilan tunggal, presentasi kepala, dan
kehamilan at term.
Primary Outcome : deep perineal tears
Secondary outcome : jumlah perdarahan,
skala nyeri, infeksi luka, dan kepuasan
terhadap prosedur tersebut.
PRIMARY OUTCOME
SECONDARY OUTCOME
Variabel
MIDLINE
MEDIOLATERAL
Perbedaan
50-100
50-900
Tidak signifikan
Nyeri 48 jam
08
0-9
Tidak signifikan
Nyeri 6 minggu
01
0-5
Tidak signifikan
Kepuasan
100%
99.1%
Tidak signifikan
19
Tidak signifikan
Infeksi
Tidak signifikan
Jumlah perdarahan
KESIMPULAN
Perbedaan penggunaan metode episiotomi
(midline dan mediolateral) terletak pada ada
atau tidaknya robekan perineum.
Risiko terjadinya robekan akan meningkat
pada beberapa kasus yang mempunyai faktor
risiko tambahan.
KELEBIHAN PENELITIAN
Jumlah sampel pada penelitian ini cukup besar
sehingga cukup valid dalam proses
pengolahan dan analisis data
KELEMAHAN PENELITIAN
Pengkajian nyeri 6 minggu postpartum melalui
telepon jika tidak visa dilakukan wawancara
langsung saat kunjungan postpartum.
Pengkajian infeksi pada luka 6 minggu
postpartum melalui telepon jika tidak visa
dilakukan wawancara langsung saat kunjungan
postpartum, tidak berdasarkan inspeksi dan
pemeriksaan laboratorium.
Pengukuran hilangnya darah (perdarahan) hanya
berdasarkan inspeksi visual sehingga masih
underestimated atau kurang akurat.
IMPLIKASI KEPERAWATAN
Sebagai perawat yang menolong persalinan
hendaknya melakukan tindakan sesuai
dengan evidence based yang telah ada:
diperlukan pembatasan tindakan episiotomi
kecuali jika ada indikasi, seperti penggunaan
alat bantu dalam persalinan (forceps atau
vaccum), kelahiran preterm, kehamilan
sungsang, dan prediksi macrosomia.