Anda di halaman 1dari 9

EFEKTIVITAS PELAKSANAAN EKSTENSIFIKASI WAJIB PAJAK MELALUI PEMBERIAN

NOMOR POKOK WAJIB PAJAK (NPWP) DALAM RANGKA MENINGKATKAN PENERIMAAN


PAJAK PENGHASILAN
(Studi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Malang Utara)

Widdyah Sukmawati
Darminto
Devi Farah Azizah
(PS Perpajakan, Jurusan Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya,
105030400111033@mail.ub.ac.id )
Abstract
This research were done due to a lot of people has already implemented subjective and abjective requirements for the
tax, but they didnt go to tax office to get the Identity Tax Registration Number. More people who had registered, it
would increase the income tax by qualified that all of tax payer doing their tax duty bassed on tax laws. Therefore it
is necessary to arrange extensification activities in purpose to increase the income tax revenue also to find out the
effectiveness of that activities. The result of this research showed that the activities was very effective to increase the
registered taxpayers each year. Concide with increasing the registered taxpayers each year, so the incoming tax
realization about to increase from 2009 until 2013 as well. Bassed on the realization of income tax revenue, so the
effectivity can be determined by comparing the incoming tax realization between the target of it. The level of income
tax in KPP Pratama Malang Utara is effective from 2009 until 2013.
Keyword: Income Tax Revenue, registered taxpayers, potencial of taxation
PENDAHULUAN

Selisih yang cukup jauh ini merupakan menjadi

Pajak merupakan salah satu sumber


penerimaan

negara

Penerimaan

Upaya ekstensifikasi yang dilakukan

negara dari pajak hingga tahun 2013 mencapai

KPP Pratama Malang Utara melalui pemberian

77,9% dari total penerimaan negara pada APBN

NPWP untuk meningkatkan jumlah pembayar

(APBN 2013). Cara yang dilakukan pemerintah

pajak adalah dengan memperkenalkan bentuk

untuk mencapai peningkatan penerimaan pajak

keringanan pajak kepada masyarakat salah

salah

melakukan

satunya dalam UU KUP baru yang berlaku sejak

perubahan atas peraturan-peraturan perpajakan.

tahun 2009 yaitu diberikannya sunset policy

Hal tersebut dilakukan dengan harapan dapat

berdasarkan Pasal 37A ayat (2) (Santoso, 2008).

meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak dalam

Keringanan

melaksanakan kewajiban perpajakannya.

pengurangan tarif PPh Badan sebesar 50% dari

satunya

Indonesia.

objek sasaran kegiatan ekstensifikasi.

adalah

dengan

Usaha lain yang dilakukan adalah

tarif

umum

lain
bagi

yang
WP

diberikan
yang

yaitu

mempunyai

melalui ekstensifikasi Wajib Pajak. ekstensifikasi

peredaran bruto sampai dengan RP 50 milyar

Wajib Pajak yaitu

berdasarkan pasal 31E UU No. 36 Tahun 2008

dengan

kegiatan yang berkaitan

penambahan

Pajak

tentang Pajak Penghasilan. Banyaknya bentuk

terdaftar dan perluasan objek pajak dalam

keringanan pajak harusnya dapat membuat

administrasi Direktorat Jenderal Pajak (DJP).

masyarakat untuk segera mendaftarkan NPWP.

Kegiatan

adalah

Akan tetapi, sampai dengan saat ini masih

meningkatkan jumlah Wajib Pajak terdaftar

banyak Wajib Pajak yang belum mendaftarkan

melalui pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak

diri untuk memperoleh NPWP, sehingga masih

(NPWP) bagi masyarajat yang telah memenuhi

banyak selisih antara jumlah pekerja aktif

persyaratan subjektif dan objektif.

dengan jumlah Wajib Pajak terdaftar di KPP

utama

jumlah

Wajib

ekstensifikasi

Menurut data administrasi Direktorat

Pratama Malang Utara.

Jenderal Pajak Pusat tahun 2011, jumlah Wajib

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

Pajak sekitar 22 juta jiwa masih sangat sedikit

mengetahui kegiatan ekstensifikasi Wajib Pajak

dibandingkan dengan jumlah sekitar 110 juta

yang dilakukan KPP Pratama Malang Utara,

pekerja aktif. Kondisi yang sama juga terjadi

mengetahui peningkatan jumlah Wajib Pajak

pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama

terdaftar dan penerimaan pajak penghasilan,

Malang Utara. Jumlah pekerja aktif di Kota

selanjutnya

Malang hingga tahun 2013 adalah sebanyak

pelaksanaan ektensifikasi Wajib Pajak.

116.027 sedangkan jumlah Wajib Pajak terdaftar


hingga tahun 2013 adalah sebanyak 74.025.

menentukan

efektivitas

dari

KAJIAN PUSTAKA

Hukum pajak material memuat norma-norma

Konsep Dasar Pajak di Indonesia

yang menerangkan keadaan, perbuatan dan

Definisi Pajak

peristiwa hukum yang harus dikenakan pajak,

Pengertian Pajak
undang

Nomor

28

menurut Undang-

Tahun

2007

siapa yang harus dikenakan pajak, berapa besar

tentang

pajaknya.

Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan

2. Hukum Pajak Formal

adalah kontribusi wajib kepada Negara yang

Hukum

terutang oleh orang pribadi atau badan yang

peraturan

bersifat memaksa berdasarkan Undang-undang,

menjelmakan hukum pajak material tersebut

dengan tidak mendapatkan imbalan secara

menjadi suatu kenyataan.

pajak

formal

adalah

mengenai

peraturan-

cara-cara

untuk

langsung dan digunakan untuk keperluan


Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran

Jenis Pajak

rakyat. Definisi pajak menurut Adriani, Pajak

1. Menurut Golongannya

adalah iuran masyarakat kepada Negara (yang

Menurut

dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang


wajib

membayarnya

peraturan

umum

menurut

peraturan-

(undang-undang)

golongannya,

pajak

dikelompokkan menjadi dua yaitu:


a.

Pajak Langsung, adalah pajak yang harus

dengan

dipikul atau ditanggung sendiri oleh Wajib

tidak mendapat prestasi kembali yang langsung

Pajak dan tidak dapat dilimpahkan atau

dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk

dibebankan kepada orang lain atau pihak

membiayai

lain.

pengeluaran-pengeluaran

berhubung

tugas

umum

negara

menyelenggarakan

untuk

Pajak Tidak Langsung, adalah pajak yang

(Zain,

pada akhirnya dapat dibebankan atau

2008:10). Definisi Pajak yang dikemukakan oleh

dilimpahkan kepada orang lain atau pihak

Soemitro yaitu iuran rakyat kepada kas Negara

ketiga.

berdasarkan

pemerintahan

b.

undang-undang

(yang

dapat

2.

dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal

Menurut Sifatnya
Menurut

sifatnya,

pajak

balik (kontraprestasi) yang langsung dapat

dikelompokkan menjadi dua yaitu:

ditunjukkan,

a.

dan

yang

digunakan

untuk

Pajak

Subjektif,

membayar pengeluaran umum (dalam Resmi,

pengenaannya

2005:1).

keadaan

Terdapat

Fungsi

(dua)

fungsi

pajak

menurut

b.

pajak

Budgetair

(Sumber

Pajak

yang

Objektif,

pengenaannya
Keuangan

Pajak

pada
atau

memerhatikan

adalah

pajak

memerhatikan

yang
pada

objeknya baik berupa benda, keadaan,

Negara)

perbuatan

Fungsi dalam mana pajak dipergunakan

mengakibatkan keadaan pribadi Subjek

sebagai alat untuk memasukkan dana

Pajak

secara optimal ke kas Negara berdasarkan

(Wajib

atau
Pajak)

peristiwa
maupun

yang
tempat

tinggal.

undang-undang perpajakan yang berlaku.


2.

Wajib

yang

keadaan subjeknya.

Nurmantu (2005:30), yaitu:


1.

pajak

memerhatikan

pribadi

pengenaan
Fungsi Pajak

adalah

dapat

3.

Fungsi Regulerend (Mengatur)

Menurut Lembaga Pemungutnya


Menurut lembaga pemungutnya, pajak

Fungsi regulerend atau fungsi mengatur

dikelompokkan menjadi dua yaitu:

disebut juga fungsi tambahan yaitu suatu

a.

Pajak Negara (Pajak Pusat), adalah pajak

fungsi dalam mana pajak dipergunakan

yang dipungut oleh pemerintah pusat dan

oleh

digunakan untuk membiayai rumah tangga

pemerintah

sebagai

alat

untuk

mencapai tujuan tertentu. Disebut fungsi

Negara pada umumnya.

tambahan karena fungsi ini hanya sebagai

b.

Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut

pelengkap dari fungsi utama pajak, yakni

oleh pemerintah daerah baik daerah tingkat

fungsi budgetair.

I maupun daerah tingkat II dan digunakan


untuk membiayai rumah tangga daerah

Hukum Pajak

Hukum

masing-masing (Resmi, 2005).


Pajak

menurut

Nurmantu

(2005:114) dibagi menjadi 2 (dua) yaitu hukum

Tarif Pajak

pajak materiil dan hukum pajak formil.

Jenis-jenis tarif pajak dibedakan sebagai berikut

1.

(Nurmantu, 2005:119):

Hukum Pajak Material

1.

2.

Pajak Penghasilan

Tarif Tetap
Tarif tetap adalah tarif berupa jumlah atau

Pengertian Pajak Penghasilan (PPh)

angka yang tetap, berapa pun besarnya

menurut Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983

dasar pengenaan pajak.

tentang Pajak Penghasilan adalah pajak yang

Tarif Proporsional (sebanding)

dikenakan

Tarif proporsional adalah tarif berupa

perseorangan dan badan berkenaan dengan

persentase tertentu yang sifatnya tetap

penghasilan yang diterima atau diperolehnya

terhadap berapa pun dasar pengenaan

selama satu tahun pajak.

terhadap

orang

pribadi

atau

pajaknya.
3.

Tarif

progresif

persentase

4.

Subjek Pajak Penghasilan

Tarif progresif (meningkat)


adalah

tertentu

tarif

yang

berupa

Subjek pajak penghasilan adalah segala

semakin

sesuatu

yang

mempunyai

potensi

untuk

meningkat dengan semakin meningkatnya

memperoleh penghasilan dan menjadi sasaran

dasar pengenaan pajak.

untuk dikenakan pajak penghasilan (Tjahjono,

Tarif Degresif (menurun)

2005:102). Subjek Pajak penghasilan terdiri dari

Tarif degresif atau menurun adalah tarif

Subjek Pajak Dalam Negeri dan Subjek Pajak

berupa persentase tertentu yang semakin

Luar Negeri.

menurun dengan semakin meningkatnya


Objek Pajak Penghasilan

dasar pengenaan pajak.

Objek Pajak adalah sasaran pengenaan


Wajib Pajak

pajak dan dasar untuk menghitung pajak

Menurut Undang-undang No.6 Tahun

terutang. Yang menjadi objek pajak penghasilan

1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara

adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis

Perpajakan bahwa Wajib Pajak adalah orang

yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak baik

pribadi atau badan yang menurut ketetntuan

yang berasal dari Indonesia maupun dari luar

peraturan tata cara perpajakan ditentukan untuk

Indonesia yang dapat dipakai untuk konsumsi

melakukan kewajiban perpajakan, termasuk

atau menambah kekayaan Wajib Pajak yang

pemungutan pajak atau pemotongan pajak

bersangkutan dengan nama dan dalam bentuk

tertentu.

apapun (Supramono, 2005:23).

Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)

Definisi NPWP dalam Undang-undang

Besarnya PTKP setiap Wajib Pajak

Nomor 28 Tahun 2007 mengenai Ketentuan

ditentukan berdasarkan status Wajib Pajak

Umum

yang

kawin atau tidak kawin dan jumlah tanggungan

diberikan kepada Wajib Pajak sebagai sarana

yang diperkenankan pada awal tahun pajak

dalam

atau pada saat menjadi Subjek Pajak Dalam

Perpajakan

adalah

administrasi

nomor

perpajakan

yang

dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau

Negeri.

Berdasarkan

Peraturan

Menteri

identitas Wajib Pajak dalam melakukan hak dan

Keuangan Nomor 162/PMK.011/2012 tentang

kewajiban perpajakannya.

Penyesuaian Besarnya Penghasilan Tidak Kena


Pajak, besar PTKP adalah RP 24.300.000.

Tempat Pendaftaran NPWP

Tarif Pajak Penghasilan

Tempat pendaftaran NPWP berdasarkan

Tabel 1. Tarif Pajak Penghasilan

Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 adalah

Lapisan Penghasilan Kena Pajak

sebagai berikut:
1.

Bagi Wajib Pajak Orang Pribadi, tempat


pendaftarannya

adalah

di

a.

Kantor

Wajib Pajak orang pribadi di dalam negeri


Sampai dengan RP 50.000.000,00

5%

Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah

Di atas Rp 50.000.000,00 Rp 250.000.000,00

15%

kerjanya meliputi tempat tinggal atau

Di atas Rp 250.000.000,00 Rp 500.000.000,00

25%

Di atas Rp 500.000.000,00

30%

tempat kedudukan Wajib Pajak.


2.

Tarif
Pajak

b.

Wajib Pajak Badan, tempat pendaftarannya

Wajib Pajak badan dalam negeri dan Bentuk


Usaha Tetap

adalah di Kantor Direktorat Jenderal Pajak

Sumber : Casavera (2008:180)

yang wilayah kerjanya meliputi tempat

Pengenaan tarif 20% lebih tinggi untuk

kedudukan atau kegiatan usaha Wajib

Wajib Pajak yang tidak memiliki Nomor Pokok

Pajak.

Wajib Pajak seperti yang tertuang dalam

25%

Undang-Undang Pajak Penghasilan Nomor 36

Penghasilan. Semakin besar sumbangan yang

Tahun 2008 Pasal 21 ayat 5(a).

diberikan, maka semakin besar pula kontribusi


kegiatan tersebut (Halim, 2004)

Ekstensifikasi Wajib Pajak

Cara

Menurut Surat Edaran Direktur Jenderal

untuk

mengukur

tingkat

kontribusi sebagai berikut:

Pajak Nomor: SE-51/PJ/2013 tentang Petunjuk


Pelaksanaan Peraturan Direktur Jenderal Pajak
Nomor

PER-35/PJ/2013

tentang

Tata

Cara
Tingkat kontribusi

Ekstensifikasi, pengertian ekstensifikasi Wajib


Pajak adalah kegiatan yang berkaitan dengan
penambahan jumlah Wajib Pajak terdaftar dan

ditentukan dan disajikan dalam tabel berikut ini:

perluasan

Tabel 3. Kriteria Nilai Kontribusi

objek

pajak

dalam

administrasi

berdasarkan

kemudian dapat

dinilai

kriteria

yang

Persentase Kinerja

Direktorat Jenderal Pajak.

telah

Kriteria

Keuangan

Sasaran kegiatan ekstensifikasi adalah


daftar Wajib Pajak yang telah memenuhi syarat

0 - 10,00

Sangat Kurang

subjektif dan objektif dan belum mendaftarkan

10,10 - 20,00

Kurang

20,10 - 30,00

Cukup

30,10 - 40,00

Sedang

diri

untuk

diberikan

NPWP

dan/atau

dikukuhkan sebagai PKP yang disusun dari


hasil analisis data dan informasi yang dimiliki
dan/atau diperoleh Kantor Pelayanan Pajak.

Siagian,

efektivitas

Metode
pendekatan

sebelumnya untuk menghasilkan jumlah barang

digunakan

kualitatif.

Penelitian

kualitatif

analisisnya pada proses penyimpulan deduktif

Aburahmat, efektivitas adalah suatu ukuran


jauh

yang

merupakan penelitian yang lebih menekankan

atas jasa kegiatan yang dijalankannya. Menurut


seberapa

penelitian

dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan

dalam jumlah yang secara sadar ditetapkan

menyatakan

Sangat Baik

METODE PENELITIAN

adalah

pemanfaatan sumber daya, sarana, prasarana

yang

Baik

>50,00

Sumber: Halim, 2004

Efektivitas
Menurut

20,10 - 50,00

dan induktif serta pada analisis terhadap

target

dinamika hubungan antar fenomena yang

(kuantitas, kualitas, dan waktu) telah tercapai.

diamati, dengan menggunakan logika ilmiah

Dimana makin besar presentase target yang

(Azwar, 2013:5).

dicapai, makin tinggi efektivitasnya (dalam

Penelitian deskriptif melakukan analisis

Yani,2013:2).

hanya sampai pada taraf deskripsi, yaitu

Cara menghitung efektivitas:

menganalisis dan menyajikan fakta secara


sistematik sehingga dapat lebih mudah untuk
dipahami dan disimpulkan. Kesimpulan yang
diberikan selalu jelas dasar faktualnya sehingga
semuanya selalu dapat dikembalikan lanngsung

Untuk mengukur tingkat efektivitas,

pada data yang diperoleh. Uraian kesimpulan

maka digunakan indikator sebagai berikut:

didasari oleh angka yang diolah tidak secara


Tabel 2. Klasifikasi Pengukuran Efektivitas
Persentase

Kriteria

terlalu dalam. Kebanyakan pengolahan datanya


didasarkan pada analisis persentase dan analisis

>100%

Sangat efektif

90 100%

Efektif

Penelitian ini bertujuan memaparkan tentang

80 90%

Cukup efektif

efektivitas pelaksanaan ekstensifikasi melalui

60 80%

Kurang efektif

<60%

Tidak efektif

kecenderungan

(Azwar,

2013:6).

pemberian NPWP dalam rangka meningkatkan


penerimaan

Sumber : Depdagri, Kepmendagri No

pajak

penghasilan.

Teknik

pengumpulan data yang peneliti lakukan adalah

690.900.327 Tahun 1996

melalui

wawancara,

pengamatan

dan

dokumentasi. Selanjutnya metode analisis data

Kontribusi

yang

Cara untuk mengukur seberapa besar


sumbangan

(trend)

atau

manfaat

dilakukan

adalah

melalui

analisis

kegiatan-kegiatan ekstensifikasi Wajib Pajak,

pelaksanaan

analisis

ekstensifikasi Wajib Pajak melalui pemberian

terdaftar,

NPWP adalah mengukur tingkat kontribusi


kegiatan tersebut terhadap penerimaan Pajak

peningkatan
analisis

jumlah

Wajib

penerimaan

Pajak
pajak

penghasilan,

analisis

efektivitas

kegiatan

Pajak Nomor SE-51/PJ/2013 dengan prosedur

ekstensifikasi, serta analisis kontribusi.

yang telah dijalankan oleh KPP Pratama Malang


Utara.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Kegiatan Ekstensifikasi Wajib Pajak di KPP

Tabel 4. Data Pencapaian Keberhasilan


Pelaksanaan Ekstensifikasi pada KPP
Pratama Malang Utara

Pratama Malang Utara


Kegiatan

yang

pertama

adalah

Kegiatan Ekstensifikasi

ekstensifikasi Wajib Pajak Orang Pribadi, yaitu


kegiatan membidik potensi-potensi pajak yang
belum

terdaftar

sebagai

Wajib

1.

Pajak.

Ekstensifikasi dilakukan dengan memberikan


NPWP

baik

maupun

melalui

diberikan

permohonan

secara

2.

jabatan

Penyusunan DSE

b.

Penyusunan Rencana Kerja

Pelaksanaan Kegiatan Ekstensifikasi


(pihak ketiga penyedia data WP
potensial)
b.

Pendaftaran Wajib Pajak. Pemberian NPWP

c.

dilakukan

diterbitkan
terhadap

berstatus

Surat

Orang

sebagai

Pribadi

pengurus,

Koordinasi dengan pihak terkait

setelah
Imbauan

sebelumnya

Melakukan

yang

komisaris,

pengamatan

dan

pencarian

data

Tindak Lanjut Pelaksanaan Ekstensifikasi


a.

Perekaman Formulir Pendaftaran

b.

Penyampaian

Pemantauan

tanggapan

Surat

Imbauan
d.

adalah

Pembuatan usulan verifikasi atau


pemeriksaan

potensi

4.

perpajakan. Kegiatan ini dilaksanakan dengan

Formulir

Pengukuhan
c.

melalui Sensus Pajak Nasional (SPN).


kedua

sosialisasiatau

penyuluhan perpajakan
3.

pemberi kerja/bendaharawan pemerintah serta


yang

Petugas ekstensifikasi melakukan


pengamatan langsung ke lapangan

pemegang saham/pemilik dan pegawai melalui

Kegiatan

Belum
Efektif

Perencanaan Ekstensifikasi
a.

a.

sendiri

Efektif

Pemantauan dan Evaluasi Ekstensifikasi


a.

Penyampaian laporan berkala

memanfaatkan data dari pihak ketiga (Instansi,


Berdasarkan tabel 13, dapat diketahui

Lembaga, Asosiasi, dan pihak lain) atau temuan


melalui pengamatan langsung di lapangan.

bahwa

hampir

keseluruhan

Selain itu pula dilakukan penyisiran terhadap

pelaksanaan dalam kegiatan ekstensifikasi telah

wilayah dengan pendapatan tinggi diantaranya

efektif. Ada satu prosedur yang belum efektif

sentra ekonomi di bidang perdagangan, jasa dan

yaitu

komplek perumahan mewah. Hal ini dilakukan

petugas ekstensifikasi melakukan pengamatan

bersamaan dengan diberlakukannya Peraturan

langsung ke lapangan, dikarenakan jumlah

Pemerintah Nomor 46 tahun 2013 tentang Pajak

pegawai

Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha yang

jangkauan

Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang

Penambahan jumlah pegawai pajak diharapkan

Memiliki Peredaran Tertentu.

dapat mengatasi masalah tersebut di atas.

pelaksanaan

pajak

ekstensifikasi

yang

objek

terbatas,

pajak

kurang

prosedur

dimana

sehingga
meluas.

Kegiatan yang ketiga adalah sosialisasi,


edukasi dan penyuluhan. Sosialisasi dilakukan

Prosedur Pendaftaran dan Pemberian NPWP

melalui talk show, seminar, iklan di berbagai

pada KPP Pratama Malang Utara


Pendaftaran

media, pemasangan spanduk, baliho, papan

NPWP

dilakukan

oleh

iklan, iklan di media masa, acara seminar,

Wajib Pajak yang telah memenuhi persyaratan

brosur,

subjektif dan objektif. Secara langsung Wajib

pamphlet,

leaflet.

Edukasi

dan

penyuluhan dilakukan melalui Kelas Pajak SPT

Pajak

Tahunan di KPP Pratama Malang Utara. Kelas

KPP/KP4/KP2KP

Pajak ini dibuka setiap bulan Januari hingga

meliputi tempat tinggal atau kedudukan Wajib

April untuk memberikan informasi tentang cara

ekstensifikasi dapat dilakukan melalui analisis

Pajak. Dengan membawa persyaratan yang telah


ditentukan, Wajib Pajak akan dilayani oleh petugas
pajak. Selanjutnya Wajib Pajak diberi Surat
Keterangan Terdaftar dan Kartu NPWP diberikan
paling lambat 1 (satu) hari kerja setelah diterimanya
permohonan secara lengkap. Selama melakukan
proses pendaftaran NPWP, Wajib Pajak tidak
dipungut biaya.
Pendaftaran selain dilakukan secara

terhadap

manual juga dapat dilakukan secara online

pengisian SPT.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat
disimpulkan

bahwa

pelaksanaan

kegiatan

ekstensifikasi yang telah dilakukan oleh KPP


Pratama Malang Utara cukup baik. Untuk
mengukur keberhasilan pelaksanaan kegiatan
kesesuaian

antara

prosedur

dapat

mendaftarkan
yang

wilayah

di

kerjanya

pelaksanaan kegiatan ekstensifikasi yang telah

melalui

ditentukan oleh Direktur Jenderal Pajak dan

http://www.pajak.go.id/, serta melalui Mobil

tertuang dalam Surat Edaran Direktur Jenderal

Pajak Keliling.

e-Registration

diri

di

Pelaksanaan pendaftaran NPWP di KPP

pertambahan jumlah Wajib Pajak terdaftar

Pratama Malang Utara sudah baik dan sesuai

mencapai titik jenuh, yaitu semakin sedikit

dengan ketentuan Undang-undang perpajakan

jumlah Wajib Pajak potensial yang menjadi

yang telah ditetapkan. Sistem pendaftaran

sasaran Ekstensifikasi. Oleh sebab itu, kegiatan

NPWP secara elektronik serta kemudahan-

selanjutnya yang akan mendapatkan perhatian

kemudahan dalam pendafataran NPWP telah

lebih adalah pada kegiatan intensifikasi pajak

diterapkan pada KPP Pratama Malang Utara

dari Wajib Pajak yang telah terdaftar.

untuk

mempermudah

melakukan

masyarakat

kewajiban

dalam

Selanjutnya pertumbuhan jumlah Wajib

perpajakannya

Pajak Baru di KPP Pratama Malang Utara per

dimanapun dan kapanpun.

jenis Wajib Pajak terdapat pada tabel 6.


Pertumbuhan jumlah Wajib Pajak Baru jenis WP

Peningkatan Jumlah Wajib Pajak Terdaftar

OP menurun setiap tahun. Penurunan terbesar

pada KPP Pratama Malang Utara tahun 2009-

terjadi pada tahun 2010 yaitu mencapai -50,09%

2013

yang disebabkan karena sebagian besar Wajib


Berikut

disajikan

tabel

peningkatan

Pajak potensial telah mendaftarkan NPWP pada

Wajib Pajak terdaftar di KPP Pratama Malang

tahun 2009, sejak berlaku ketentuan PPh pasal

Utara tahun 2009-2013:

21 ayat 5(a) tentang pengenaan tarif pajak 20%

Tabel 5. Peningkatan Jumlah Wajib Pajak


Terdaftar di KPP Pratama Malang
Utara tahun 2009-2013

lebih tinggi kepada Wajib Pajak yang tidak


memiliki NPWP. Sedangkan penurunan terkecil
terjadi pada tahun 2012 yaitu sebesar -12,2%.

Tahun

Jumlah
WP
Terdaftar

Pertumbuhan
Jumlah WP
Terdaftar

Persentase
Pertumbuhan

2008

32.409

harus memiliki NPWP.

2009

48.852

16.443

50,73%

Untuk

2010

57.273

8.421

17,23%

cenderung fluktuatif dari tahun ke tahun.

2011

63.831

6.558

11,45%

Kenaikan

2012

69.593

5.762

9,02%

2013

74.025

4.432

6,36%

Hal

Persentase
partum-

perusahan

yang

jenis

dan

Wajib

Pajak

penurunannya

badan

tidak

dapat

Kota Malang yang setiap tahun berubah.


Apabila

kondisi

ekonomi

membaik,

maka

banyak masyarakat yang membuka usaha


badan

baru.

Salah

satu

syarat

perijinan

mendirikan usaha adalah kepemilikan NPWP.

Persentase
Badan

oleh

diprediksi, disebabkan oleh kondisi ekonomi di

Jenis Wajib Pajak


OP

disebabkan

memperketat persyaratan calon karyawannya

Tabel 6. Data Pertumbuhan Jumlah Wajib


Pajak Baru di KPP Pratama Malang
Utara tahun 2009-2013
Tahun

ini

Pemu-

partum-

ngut

Persentase

Tanpa memiliki NPWP maka pengusaha tidak

partumbuhan

diberikan

2009

16.064

350

29

Sementara

itu,

apabila

2010

8.016

-50,09%

400

14,2%

-82%

2011

6.045

-24,5%

484

21%

29

480%

melemah,

yang

terjadi

2012

5.302

-12,2%

458

-5,3%

-93,1%

Persentase pertumbuhan tertinggi terjadi pada

2013

4.049

-23,6%

357

-22,05%

16

700%

tahun 2011 yaitu sebesar 21%, sedangkan

buhan

buhan

ijin

untuk

mendirikan
kondisi
adalah

usaha.
ekonomi

sebaliknya.

persentase pertumbuhan terendah terjadi pada


Berdasarkan data di atas terlihat bahwa
total

jumlah

Wajib

terdaftar

tahun 2013 yaitu sebesar -22,05%.

setiap

Untuk jenis Wajib Pajak pemungut juga

tahunnya terus meningkat. Tetapi pertumbuhan

cenderung fluktuatif. Keseluruhan Wajib Pajak

jumlah Wajib Pajak terdaftar terus menurun

pemungut

Hal ini disebabkan oleh berkurangnya jumlah

pemerintah,

Wajib Pajak potensial karena telah terdaftar

pertumbuhannya tidak dapat diprediksi sebab

seiring

berdasarkan SKPD (Satuan Kerja Perangkat

dengan

Pajak

berjalannya

waktu.

merupakan

bendaharawan

sehingga

persentase

Pertumbuhan jumlah Wajib Pajak terdaftar

Daerah)

dapat

pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2013

dilihat

pada

Tabel

14.

Persentase

dari

pemerintah.

Persentase

pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2009

yaitu

yakni mencapai 50,73%, hal ini disebabkan

pertumbuhan terendah terjadi pada tahun 2012

berlakunya penerapan tarif 20% lebih tinggi

yaitu sebesar -93,1%.

terhadap Wajib Pajak yang tidak memiliki


NPWP.
Sedangkan
terendah

terjadi

persentase
pada

tahun

pertumbuhan
2013

yakni

mencapai 6,36%. Hal ini disebabkan karena

sebesar

700%,

sedangkan

persentase

Data Pertumbuhan Realisasi Penerimaan Pajak

tahun

Penghasilan KPP Pratama Malang Utara tahun

sebagai berikut :

2009-2013

Tabel 8. Efektivitas Penerimaan Pajak


Penghasilan KPP Pratama Malang
Utara tahun 2009-2013 (dalam rupiah)

Berikut tabel yang menyajikan Data


pertumbuhan

realisasi

penerimaan

pajak

Tahun

2009

98.401.399.955

Persentase
Pertumbuhan
-

2010

127.368.677.414

28.967.277.459

29,4%

2011

148.182.006.481

20.813.329.067

16,34%

2012

176.894.907.931

28.712.901.450

19,37%

19.010.980.685

10,74%

2013

195.905.888.616

Penerimaan Pajak

Pajak

Penghasilan

Penghasilan

Tabel 7. Data Pertumbuhan Realisasi


Penerimaan Pajak Penghasilan KPP
Pratama Malang Utara tahun 2009-2013
(dalam rupiah)

dalam

Realisasi

Penerimaan

Tahun

tahun 2009-2013:

Pertumbuhan
Realisasi

ditunjukkan

Target

penghasilan pada KPP Pratama Malang Utara

Realisasi
Penerimaan
PPh

2009-2013

tabel

Tingkat

Kriteria

Efektivitas

2009

97.012.222.690

98.401.399.955

101,43%

Sangat efektif

2010

125.564.679.350

127.368.677.414

101,4%

Sangat efektif

2011

164.567.537.200

148.182.006.481

90,04%

Efektif

2012

159.589.325.000

176.894.907.931

110,84%

Sangat efektif

2013

222.024.232.600

195.905.888.616

88,23%

Cukup efektif

Berdasarkan

tabel

di

atas,

tingkat

efektivitas tertinggi terjadi pada tahun 2012,


yaitu

mencapai

efektivitas

110,84%.

pada

tahun

Besarnya
2012

tingkat

menunjukkan

bahwa penerimaan pajak penghasilan sangat


Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat

efektif

karena

lebih

dari

100%.

Hal

ini

bahwa realisasi penerimaan terus meningkat

disebabkan oleh penurunan target penerimaan

dari

tetapi

pajak penghasilan, serta kondisi ekonomi kota

penerimaannya

Malang yang cukup baik pada tahun tersebut.

cenderung fluktuatif. Pertumbuhan terbesar

Sementara itu, tingkat efektivitas terendah

terjadi

sebesar

terjadi pada tahun 2013 yaitu sebesar 88,23%.

persentase

Besarnya tingkat efektivitas tahun 2013 tersebut

tahun

2009

pertumbuhan

hingga

2013,

realisasi

pada

tahun

Rp28.967.277.459

2010

yaitu

dengan

pertumbuhan

sebesar

pertumbuhan

realisasi

29,4%.

Kenaikan

penerimaan

menunjukkan

Pajak

jumlah

Sementara

Wajib

itu,

Pajak

terdaftar.

pertumbuhan

realisasi

penerimaan

pajak

penghasilan cukup efektif. Hal ini disebabkan

Penghasilan tersebut terjadi bersamaan dengan


kenaikan

bahwa

oleh kenaikan target yang ditetapkan.


Analisis

Kontribusi

Penambahan

Jumlah

penerimaan pajak penghasilan terkecil terjadi

Wajib Pajak Baru tahun 2009-2013 terhadap

pada tahun 2013 yaitu sebesar Rp 19.010.980.685

Peningkatan Penerimaan Pajak Penghasilan

dengan

KPP Pratama Malang Utara

persentase

10,74%.

Hal

ini

pertumbuhan

disebabkan

sebesar

oleh

adanya

Berikut

tabel

yang

menunjukkan

peraturan terbaru tentang kenaikan Penghasilan

besarnya kontribusi penambahan jumlah Wajib

Tidak Kena Pajak (PTKP) yang terdapat dalam

Pajak

Peraturan

penerimaan

Menteri

Keuangan

Nomor

162/PMK.011/2012 dan berlaku sejak tahun 2013.


Berlakunya
membuat

KPP

kehilangan

peraturan
Pratama

potensi

Malang

pajak

adanya perubahan PTKP maka kewajibannya


menjadi

tidak

lebih

dari

penghasilannya
PTKP.

meningkatkan

Penghasilan

pada

KPP

Tabel 9. Kontribusi Penambahan Jumlah


Wajib Pajak Baru tahun 2009-2013
terhadap Peningkatan Penerimaan
Pajak Penghasilan KPP Pratama
Malang Utara (dalam rupiah)

Utara

penerimaan

kemudian

Pajak

rangka

Pratama Malang Utara :

wajib membayar pajak penghasilan, dengan


apabila

dalam

tersebut

penghasilan. Wajib Pajak yang sebelumnya

hilang

baru

Hal

Tahun

ini

Realisasi

Jumlah

Penerimaan

Realisasi

Kontri-

PPh WP

penerimaan

busi

Kriteria

Baru

PPh

2009

5.724.286.285

161.720.538.645

3,53%

Sangat Kurang

pada KPP Pratama Malang Utara semakin

2010

2.725.122.772

196.102.318.520

1,38%

Sangat Kurang

menurun.

2011

4.874.518.077

225.704.255.408

2,15%

Sangat Kurang

Analisis

2012

4.346.994.808

262.980.571.989

1,65%

Sangat Kurang

2013

8.359.418.302

293.009.405.902

2,85%

Sangat Kurang

Ratarata

5.206.068.049

227.903.418.100

2.31%

Sangat Kurang

menyebabkan penerimaan pajak penghasilan

Efektivitas

Penerimaan

Pajak

Penghasilan KPP Pratama Malang Utara


Tingkat efektivitas penerimaan Pajak
Penghasilan pada KPP Pratama Malang Utara

Berdasarkan tabel di atas, Kontribusi

terjadi pada tahun 2013 yaitu hanya

yang diharapkan setiap tahunnya cenderung

mencapai 88,23%.

fluktuatif. Kontribusi terbesar terjadi pada tahun


Saran

2009 yaitu sebesar 3,53%. Sedangkan kontribusi


terkecil terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar

Berdasarkan hasil penelitian, berikut ini

1,38%. Kedua angka kontribusi tersebut masih

adalah saran untuk KPP Pratama Malang Utara:

dikatakan sangat kurang karena dibawah 10%.

1.

Pihak

KPP

Pratama

Malang

Utara

Kenaikan dan penurunan kontribusi tersebut

khususnya seksi ekstensifikasi diharapkan

dapat

Pajak

melakukan kegiatan ekstensifikasi dengan

terdaftar tidak selalu berbanding lurus dengan

lebih strategis dan tepat sasaran yaitu

penerimaan pajak.

dengan cara melakukan penyisiran Wajib

terjadi

karena

jumlah

Wajib

Pajak potensial ke lapangan secara berkala,


KESIMPULAN DAN SARAN

dan melakukan sosialisasi di berbagai

Kesimpulan

media

Berdasarkan hasil analisis, maka dapat


diambil kesimpulan sebagai berikut :
1.

pentingnya

membayar

mendaftarkan diri untuk menjadi Wajib

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh

Pajak, serta meningkatkan pelayanan di

seksi ekstensifikasi dalam meningkatkan

Kantor KPP Pratama Malang Utara.

jumlah

Wajib

Pajak

terdaftar

adalah

2.

Meningkatkan intensitas kerjasama dengan

melalui ekstensifikasi Wajib Pajak Orang

instansi lain (pihak ketiga) dengan cara

Pribadi, pengamatan dan pencarian data

memperluas sumber data dalam rangka

potensi perpajakan, sosialisasi, edukasi dan

menghimpun informasi mengenai Wajib

penyuluhan

Pajak potensial. Antara lain bekerjasama

Wajib

Pajak

baru

hasil

ekstensifikasi. KPP Pratama Malang Utara

dengan

dalam

swasta,

melaksanakan

kegiatan

ekstensifikasi telah cukup baik sehingga


terdaftar.

Pelaksanaan

tersebut

telah

3.

ekstensifikasi

melalui

instansi

pemerintah

lembaga-lembaga

maupun

dan

asosiasi,

serta pihak lain.

dapat meningkatkan jumlah Wajib Pajak

2.

tentang

pajak, cara membayar pajak, dan cara

KPP Pratama Malang Utara sebaiknya tetap


memperhatikan

dan

melakukan

prosedur

pembenahan internal untuk membangun

pendaftaran dan pemberian Nomor Pokok

kepercayaan masyarakat terhadap kinerja

Wajib Pajak yang sesuai dengan undang-

pegawai

undang perpajakan.

pembenahan

Jumlah Wajib Pajak terdaftar pada KPP

pegawai yang handal dan jujur, sehingga

Pratama Malang Utara dari tahun 2009-

terwujud kondisi internal yang baik untuk

2013 mengalami peningkatan. Persentase

dapat lebih dipercaya oleh masyarakat.

pajak.

Dengan

adanya

akan

mencetak

internal

pertumbuhan terbesar terjadi pada tahun


DAFTAR PUSTAKA

2009 sebesar 50,73% sedangkan persentase


tereandah terjadi pada tahun 2013 sebesar

Azwar, S. (2013), Metode Penelitian. Yogyakarta:

6,36%
3.

Pustaka Pelajar.

Realisasi penerimaan Pajak Penghasilan

Casavera. (2008), Seri Perpajakan Indonesia 5.


Yogyakarta: Graha Ilmu.
Halim, Abdul. (2004), Akuntansi Keuangan
Daerah. Jakarta: Salemba Empat
Nurmantu, S.( 2005), Pengantar Perpajakan: edisi

KPP Pratama Malang Utara tahun 20092013

mengalami

persentase

peningkatan

pertumbuhan

dengan
realisasi

penerimaan yang naik turun. Pertumbuhan

keempat. Jakarta: Granit.

terbesar terjadi pada tahun 2010 sebesar

Peraturan

29,7%. Sedangkan pertumbuhan terkecil


Efektivitas

yang

ditunjukkan

Resmi, S. (2005), Perpajakan Teori dan Kasus.


Jakarta: Salemba Empat.

Pajak Penghasilan KPP Pratama Malang

Santoso, I. (2008). Ber-NPWP Bebas FLN,

Utara tahun 2009-2013 cukup baik dengan


kriteria

yang

dicapai

diakses pada tanggal 7 November 2013

adalah

dari

sangat efektif. Tingkat efektivitas tertinggi

http://www.ortax.org/ortax/?mod=issue&

terjadi pada tahun 2012 mencapai 110,84%,


sedangkan

tingkat

efektivitas

Nomor

Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak.

dari

pencapaian target atas realisasi penerimaan

rata-rata

Keuangan

162/PMK.011/2012 tentang Penyesuaian

terjadi pada tahun 2013 sebesar 10,74%.


4.

Menteri

page=show&id= 32&q=&hlm=3

terendah

Supramono.2005.Perpajakan Indonesia: Mekanisme


dan Perhitungan. Yogyakarta: Penerbit
Andi.
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor E51/PJ/2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor
PER-35/PJ/2013

tentang

Tata

Cara

Ekstensifikasi.
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor
SE-51/PJ/2013
tentang
Petunjuk
Pelaksanaan Peraturan Direktur Jenderal
Pajak Nomor PER-35/PJ/2013 tentang Tata
Cara Ekstensifikasi.
Tjahjono, A dan Husein, MF.2005. Perpajakan.
Edisi

Ketiga.

Yogjakarta:

UPP

AMP

YKPN.
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Tentang
Perubahan Ketiga atas Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan.
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang
Ketentuan

Umum

dan

Tata

Cara

Perpajakan.
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang
Pajak Penghasilan.
Yani, M. 2013. Analisis Efektifitas Pelaksanaan
Sensus

Pajak

Nasional

Pada

Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Palembang Ilir


Barat. STIE MDP, Jakarta.
Zain, M. (2008), Manajemen Perpajakan. Jakarta:
Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai