PENDAHULUAN
e. Ilusi : perubahan persepsi benda yang dilihat tampak lebih kecil atau lebih besar
f. Halusinasi : mendengar ada yang bicara, musik, melihat suatu penomena tertentu dan lainlain
B. Sawan Parsial Kompleks (disertai gangguan kesadaran)
1. Serangan Parsial sederhana diikuti gangguan kesadaran : keasadaran mula-mula baik
kemudian menurun
b. Dengan gejala parsial sederhana
c. Dengan automatisme, yaitu gerakan-gerakan, prilaku yang timbul dengan sendirinya
2. Dengan penurunan kesadaran sejak serangan, kesadaran menurun sejak permulaan serangan.
a. Hanya dengan penurunan kesadaran
b. Dengan automatisme
C. Sawan Parsial yang berkembang menjadi bangkitan umum (Tonik klonik, tonik, klonik)
1. Sawan parsial sederhana yang berkembang menjasdi bangkitan umum
2. Sawan parsial kompleks yang berkembang menjadi nbangkitan umum
3. Sawan parsial sedrhan yang menjadi bangkitan parsial kompleks lalu berkembang menjadi
bangkitan umum.
4. Sawan Umum (Konvulsif atau nonkonvulsif)
F. Sawan Atonik
Pada keadaan ini otot-otot seluruh badan mendadak melemas sehingga pasien terjatuh,
kesadaran dapat tetap baik atau menurun sebentar. Sawan ini terutama sekali dijumpai pada
anak-anak
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN EPILEPSI
1. Pengkajian
1. Riwayat Penyakit
Manifestasi klinis epilepsi berpariasi tergantung pada keterbatasan ADL atau aktifitas seharihari yang terganggu.
Tanyakan faktor presipitasi dan mekanisme koping yang digunakan
2. Kaji umur, jenis kelamin, dan riwayat penyakit yang sama dalam keluarga
3. keluhan utama mencakup :
- Kejang
- Resiko injuri
- Jalan nafas tidak efektif
4. Pemeriksaan fisik
- Amati penampilan umum klien ; yang meliputi keadaan umumdan kesadaran
- Kaji TTV klien
- Kaji sistem integumen klien yang meliputi kuku, kulit, rambut, dan wajah
- Kaji sitem pulmonary
- Kaji sistem kardiovaskular
- Kaji gastrointestiral
- Kaji metabolik
- Kaji sistem neurologi
- Kaji sistem miskulos keletal
- Kaji sistem reproduksi
- Data penunjang : Pemeriksaan hematologi dan serologi
Pencitraan CFT
Type kejangEEG
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan utama yang dapat dijumpai pada klien dengan epilepsi, yaitu :
1. Gangguan rasa nyaman : ketakutan sehubungan dengan kemungkinan yang terjadi setelah
kejang
2. Koping tidak efektif sehubungan dengan stres
3. Kurangnya pengetahuan tentang epilepsi
3. Perencanaan Keperawatan
DX1 : gangguan rasa nyaman : ketakutan sehubungan dengan kemungkinan yang terjadi
setelah kejang
Tujuan : mengurangi rasa takut terhadap kejang
- Dorong klien untuk mematuhi terapi yang dijalani sehingga meningkatkan kesadaran klien
dalam menjalani terapi
- Kontril kejang dan kerja sama dengan klien dan keluarga untuk mengenali dan menghindari
faktor presifikasi
- Atur dan anjurkan gaya hidup teratur, reguler seperti diet, latihan, istirahat, aktifitas
- Hindari stimulasi fotik
DX2 : Koping tidk efektif sehubungan denganstres
Tujuan : memperbaiki mekanisme koping
Intervensi keperawatan
- Diskusikan dengan klien dan keluarga untuk membantu klien memahami kondisi dan
keterbatasan
DX3 : Kurangnya pengetahuan tentang epilepsi
Tujuan :
Intervensi keperawatan
- Anjurkan klien untuk selalu memakai atau membawa tanda tertentu yang menjelaskan bahwa
klien pasien epilepsi.
- Anjurkan Klien untuk selalu merawat kebersihan mulut terutama pasien yang menggunakan
fenitoin
- Beritahu atau informasikan tentang pengetahuan atau informasi epilepsi
4. Evaluasi
Hasil yang diharapkan setelah dilakukan intervensi perawatan, diantaranya :
1. Jalan nafas kembali efektif
2. Tidak terjadi cedera
3. Mempertahan kan kontrol kejang
a. Mengikuti program pengobatan dan mengidentifikasi bahaya obat
b. Mengidentifikasi bahaya obat
c. Dapat menghindari faktor atau situasi yang dapat menimbulakn kejang
d. Mengikuti gaya hidup hemat
4. Meningkatnya penyesuaian psikososial dengan mendiskusikan perasaan
5. Meningkatkan pengetahuan dan pengertian tentang epilepsi
6. Bebas dari kejang dan komplikasi status epileptikus