1. Anemia
Bahaya selama kehamilan:
a. Dapat terjadi abortus
b. Persalinan prematuritas
c. Hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim
d. Mudah terjadi infeksi
e. Ancaman dekompensasi kordis (Hb<6gr%)
f. Mola hidatinosa
g. Hiperemesis gravidatum
h. Perdarahan antepartum
i. Ketuban pecah dini
Bahaya saat persalinan:
a. Gangguan his---kekuatan mengejan
b. Kala pertama dapat berlangsung lama sehingga dapat melelahkan dan sering
memerlukan tindakan operasi kebidanan
c. Kala tiga dapat diikuti retensio plasenta, dan perdarahan postpartum karena atonia
uteru
d. Kala empat dapat terjadi perdarahan postpartum sekunder dan atonia uteri.
Bahaya terhadap janin:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Abortus
Terjadi kematian intrauterine
Persalinan prematuritas tinggi
Berat badan lahir rendah
Kelahiran dengan anemia
Dapat terjadi cacat bawaan
Bayi mudah mendapat infeksi sampai kematian perinatal
Inteligensia rendah
Manuaba, Ida Bagus Gde. 2010. Ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan keluarga
berencana untuk pendidikan bidan. Jakarta: EGC.
2. HIV AIDS
Dapat ditularkan kepada bayi.
Manuaba, Ida Bagus Gde. 2010. Ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan keluarga
berencana untuk pendidikan bidan. Jakarta: EGC.
3. Malaria
Abortus, kematian janin, bayi lahir mati dan prematuritas. Malaria maternal dapat
menyebabkan
kematian
janin,
karena
terganggunya
tarnsfer
makanan
secara
7. Varicella
Dapat menyebabkan varicella intrauterine ataupun varicella neonatal. Varicella
intrauterine terjadi pada 20 minggu pertama kehamilan, yang dapat menimbulkan
kelainan congenital seperti kedua tangan dan tungkai mengalami atropi, kelainan
neurologic maupun oclar dan mental retardation. Varicella neonatal terjadi apabila ibu
mendapat varicella kurang dari 5 hari sebelum melahirkan. Bayi akan terpapar viremia
sekunder dari ibunya yang didapat secara transplasental tetapi bayi tersebut belum
mendapat perlindungan antibody disebbakan tidak cukupnya waktu untuk terbentuknya
antibody pada tubuh ibu. Untuk yan mendapat varicella dalam waktu 5 hari tau lebih
sebelum melahirkan, neonates jarang menderita varicella yang berat.1,2,3
1. Frieden I J, Penney N S. Varicella-zoster infection. In: Schchner L A, Hansen R C
editor. Pediatric Dermatology, second edition, vol 2, Churchill Livingstone, Newyork,
1995: 1272-1275.
2. Oxman N M, Alani R. Varicella and herpes zoster. In: Fitzpatrick T B, Eisen A Z
editor. Dermatology in General Medicine, 4th edition, vol 2, McGraw-Hill, Inc, 1993:
2543-2567.
3. Odom R B. Varicella. In: Andrews Diseases of the skin. 9 th edition, W. B. Saunders
Copany, 2000: 482-485.
8. Vaginosis bakterialis
Risiko terjadinya persalinan preterm pada wanita hamil dengan vaginosis bacterial 3-8
kali lebih tinggi dibandingkan wanita hamil dengan flora normal. Selain itu wanita hamil
dengan bacterial vaginosis juga mempunyai risiko lebih tinggi untuk terserang
amnionitis, post partum endometritis, ketuban pecah dini, dan berat bayi lahir rendah.
Sylvia Y.Muliawan, Julius E.Suryawidjaja. 2010. Diagnosis praktis vaginosis bakterial
pada kehamilan. Jurnal Trisakti vol. 20. No. 2.
9. Trikomoniasis
Wanita hamil dengan trikomoniasis berisiko lebih tinggi melahirkan premature. Juga,
bayi yang lahir dari ibu yang terinfeksi dapat lahir dengan berat badan rendah (kurang
dari 5,5 pound)
CDC. 2012. Trichomoniasis - CDC Fact Sheet. Tersedia di http://www.cdc.gov/std/
trichomonas/ stdfact-trichomoniasis.htm
10. Sifilis
Sifilis dapat menyebabkan abortus, persalinan preterm, kematian janin, gangguan
plasenta, gangguan hati, limfadenopati, dan miokarditis.
Kemenkes RI. 2013. Pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan,
Pedoman bagi tenaga kesehatan, edisi pertama. Jakarta: Kemenkes RI.
11. Tumor adneksa (kista ovarium)
Dapat menyebabkan nyeri perut akut karena terpuntir atau ruptur, terutama pada
kehamilan trimester pertama.
Kemenkes RI. 2013. Pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan,
Pedoman bagi tenaga kesehatan, edisi pertama. Jakarta: Kemenkes RI.
12. Mioma uteri
Mioma uteri dapat mempengaruhi kehamilan, misalnya menyebabkan infertilitas,
bertambahnya risiko abortus, hambatan pada persalinan, inersia atau atonia uteri,
kesulitan pelepasan plasenta dan gangguan proses involusi masa nifas.
Kehamilan juga dapat menimbulkan perubahan pada mioma uteri, di antaranya tumor
membesar pada bulan-bulan pertama karena meningkatnya estrogen, degenerasi merah
pada masa hamil atau nifas serta torsio dengan tanda akut abdomen.
Kemenkes RI. 2013. Pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan,
Pedoman bagi tenaga kesehatan, edisi pertama. Jakarta: Kemenkes RI.
13. Epilepsi
Kehamilan pada wanita dengan riwayat epilepsi mempunyai kecenderungan:
a.
b.
c.
d.
e.
Hipertensi
Persalinan prematur
Bayi berat badan lahir rendah
Bayi dengan kelainan bawaan
Kematian perinatal
Kemenkes RI. 2013. Pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan,
Pedoman bagi tenaga kesehatan, edisi pertama. Jakarta: Kemenkes RI.