Step 2
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
Step 3
1. Tujuan dari HIPERKES?
Meningkatkan derajat kesehatan karyawan setinggi tingginya melalui pencegahaan
dan penanggulangan penyakit dan kecelkaan akibat kerja serta memelihara
peningkatan kshatan dan gizi karyawan
Penghilangan
atau
pengurangan
bahan
berbahaya
pada
sumbernya.
Personal Control Measures)
Penggunaan alat pelindung perorangan merupakan alternatif lain
untuk melindungi pekerja dari bahaya kesehatan. Namun alat
pelindung perorangan harus sesuai dan adekuat .
Pembatasan waktu selama pekerja terpajan terhadap zat tertentu
yang berbahaya dapat menurunkan risiko terkenanya bahaya
kesehatan di lingkungan kerja.
Kebersihan perorangan dan pakaiannya, merupakan hal yang
penting, terutama untuk para pekerja yang dalam pekerjaannya
berhubungan dengan bahan kimia serta partikel lain.
Menurut HLBLOOM
Lingkungan meliputi fisik ,kimia,biologo,social. budaya
tiga faktor utama, yakni: beban kerja, beban tambahan akibat dari
lingkungan kerja, dan kemampuan kerja.
1. Beban kerja
Setiap pekerjaan apa pun jenisnya apakah pekerjaan tersebut
memerlukan kekuatan otot. atau pemikiran, adalah merupakan beban
bagi yang melakukan. Dengan sendirinya beban ini dapat berupa beban
fisik, beban mental, ataupun beban sosial sesuai dengan jenis pekerjaan
si pelaku. Kesehatan kerja berusaha mengurangi atau mengatur beban
kerja para karyawan atau pekerja dengan cara merencanakan atau
mendesain suatu alat yang dapat mengurangi beban kerja. Misalnya alat
untuk mengangkat barang yang berat diciptakan gerobak, untuk
mempercepat pekerjaan tulis menulis diciptakan mesin ketik, untuk
membantu mengurangi beban hitung-menghitung diciptakan kalkulator
atau komputer, dan sebagainya.
2. Beban tambahan
Di samping beban kerja yang harus dipikul oleh pekerja atau karyawan,
pekerja sering atau kadang-kadang memikul beban tambahan yang
berupa kondisi atau lingkungan yang tidak menguntungkan bagi
pelaksanaan pekerjaan. Disebut beban tambahan karena lingkungan
tersebut mengganggu pekerjaan, dan harus diatasi oleh pekerja atau
karyawan yang bersangkutan. Beban tambahan ini dapat dikelompokkan
menjadi 5 faktor yakni:
Manfaat
Menurunkan angka kecelakaan pekerja
Meningkatkan produktifitas,efisiensi pekerja
9. Faktor2 yg mempengaruhi kecelakaan kerja?
A. Penyebab langsung
adalah suatu keadaan yang biasanya bisa dilihat dan dirasakan
langsung, yang dibagi dalam 2 kelompok :
konsep
MSM
(modern
safety
management)
diganti
Menurut penyebab
Mesin pembangkit tenaga listrik
Peralatan lain misalnya dapur pembakar dan alat2 listrik
Bahan2 kimia,peledak,gas,
Lingkungandidlm dan diluar bangunan dan dibawah tanah
Substitusi
Yaitu dengan mengganti bahan-bahan yang berbahaya dengan bahan-bahan yang kurang
atau tidak berbahaya, tanpa mengurangi hasil pekerjaan maupun mutunya
o Isolasi
Yaitu dengan mengisolir (menyendirikan) proses-proses yang berbahaya dalam
perusahaan.Misalnya menyendirikan mesin-mesin yang sangat gemuruh, atau prosesproses yang menghasilkan gas atau uap yang berbahaya.
o Ventilasi umum
Yaitu dengan mengalirkan udara sebanyak perhitungan ruangan kerja, agar kadar bahanbahan yang berbahaya oleh pemasukan udara ini akan lebih rendah dari nilai ambang
batasnya
o Ventilasi keluar setempat
Yaitu dengan menghisap udara dari suatu ruang kerja agar bahan-bahan yang berbahaya
dihisap dan dialirkan keluar. Sebelum dibuang ke udara bebas agar tidak membahayakan
masyarakat, udara yang akan dibuang ini harus diolah terlebih dahulu.
o Mempergunakan alat pelindung perseorangan
Para karyawan dilengkapi dengan alat pelindung sesuai dengan jenis pekerjaannya.
Misalnya: masker, kacamata, sarung tangan, sepatu, topi, dll
o Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja
Para karyawan atau calon karyawan diperiksa kesehatannya (fisik dan psikis) agar
penempatannya sesuai dengan jenis pekerjaan yang dipegangnya secara optimal
o Penerangan atau penjelasan sebelum kerja
Kepada para karyawan diberikan penerangan/penjelasan sebelum kerja agar mereka
mengetahui, mengerti dan mematuhi peraturan-peraturan serta agar lebih berhati-hati
o Pemeriksaan kesehatan ulangan pada para karyawan secara berkala
A. Pengertian
Toksikologi merupakan ilmu yang mempelajari pengaruh merugikan suatu
zat/bahan kimia pada organism hidup atau ilmu tentang racun. Toksikologi
industri membahas tentang berbagai bahan beracun yang digunakan diolah atau
dihasilkan oleh industry.
B.
Terdapat ribuan jenis bahan kimia yang dihasilkan dalam industry sehingga perlu
diupayakan :
tekanan normal, tidak berbau pada konsentrasi rendah dan dapat berubah
menjadi cair atau padat dengan perubahan suhu dan tekanan.
2. Uap
: Bentuk gas dari zat yang dalam keadaan biasa berujud cair.
3. Debu
4. Kabut
uap.
5. Fume
Penilaian Toksisitas
Toksisitas suatu bahan beracun ditentukan melalui berbagai cara, melalui
percobaan binatang, yang ditentukan secara kualitatif dan kuantitatif toksisitas
suatu racun. Suatu zat beracun dengan dengan LD50 (lethal dose 50) lebih kecil
menunjukkan bahwa zat tersebut relatif beracun.
Dalam penerapan toksikologi industry diperlukan standar lain terutama barkaitan
dengan Higiene Perusahaan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Penetapan
Occupational Exposure Limit (OEL) atau Batas Pemajanan Kerja (BPK), mengacu
pada prinsip dasar dalam toksikologi yang mempertimbangkan factor dosis dan
dalam pemajanan serta keberadaan bahan kimia di udara tempat kerja.
Oleh ACGIH (American Conference of Govermental and Industrial Hygienist)
dikembangkan konsep TLV (Threshold Limit Value) atau Nilai Ambang Batas (NAB)
yang menunjukkan suatu kadar yang manusia dapay menghadapinya secara
fisiologik tanpa terganggu kesehatannya.
Terdapat 3 kategori NAB (NILAI AMBANG BATAS), yakni :
1. NAB rata-rata selama jam kerja atau TLV-TWA (Thershold Limit Value
Time Weighted Average) yakni kadar bahan kimia di udara tempat kerja
selama 8 jam sehari atau 40 jam seminggu yang hampir semua tenaga kerja
dapat terpajan berulang kali sehari-hari dalam melakukan pekerjaan tanpa
terganggu kesehatannya.
2. NAB batas pemajanan singkat atau PSD (Pemajan Singkat yang
Diperkenankan) yakni kadar bahan kimia yang diperkenankan untuk
pemajana tidak lebih dari 15 menit atau tidak lebih dari 4 kali pemajanan
per hari. Interval antara dua periode pamajanan tidak boleh kurang dari 60
menit.
3. NAB tertinggi yakni kadar tertinggi bahan kimia di udara tempat kerja yang
tidak boleh dilewati selama melakukan pekerjaan.
Pada bahan kimia yang bersifat karsinogen terdiri dalam kategori sebagai berikut:
A 1 Terbukti karsinogen pada manusia
A 2 Diperkirakan karsinogen pada manusia
A 3 Karsinogen terhadap binatang
A 4 Tidak diklasifikasikan karsinogen pada manusia
A 5 Tidak diperkirakan karsinogen terhadap manusia
Dikenal juga BEI (Biological Exposure Indices) atau Indeks Pemajanan Biologik
yang merupakan standar pemajanan untuk menilai dampak pada kesehatan
pekerja.
2. Sifat kimia misalnya : jenis senyawa, besar molekul, konsentrasi dan daya
larut. Contohnya, gas yang mudah larut dalam air (ammonia dan sulfur
oksida) bila terhirup meskipun dengan kadar rendah akan meniritasi
saluran nafas atas. Sedangkan gas tidak mudah larut dalam air (nitrogen
dioksida, ozon, dan fosgen) dapat mencapai saluran nafas yang lebih dalam.
3. Port dentre (cara masuk dalam tubuh).
Zat kimia masuk kedalam tubuh melalui saluran pernafasan (per inhalasi), saluran
cerna (per oral) dan kulit (per dermal). Inhalasi merupakan cara masuk yang
paling sering dalam industri.
1. Faktor individu seperti usia, jenis kelamin, ras, status gizi, kesehatan, factor
genetic dan kebiasaan lain miaslnya merokok, minum-minuman keras, dan
sebagainya.
Hubungan Disis dan Respon
Toksisitas suatu zat atau respon suatu tubuh timbul tergantung pada kuantitas zat
tersebut yang terkumpul pada organ tubuh. Selanjutnya konsentrasi dalam organ
tubuh tergantung pada lama pemajanan sehingga dapat diketahui pula adanya
hubungan sebab akibat antara dosis dan respon tubuh.
Interaksi Bahan Kimia
Antara satu zat kimia dengan zat kimia lain dapat menimbulkan interaksi atau
saling berpengaruh satu sama lainnya. Efek yang terjadi :
a). Efek aditif yaitu pengaruh yang saling memperkuat akibat kombinasi dari dua
zat kimia atau lebih.
b). Efek sinergi yaitu suatu keadaan dimana pengaruh gabungan dari dua zat kimia
jauh lebih besar dari jumlah masing-masing efek bahan kimia. Sebagai contoh
karbon tetraklorida dan etanol keduanya toksik terhadap hati tetapi bila
seseorang keracunan kedua zat tersebut secara bersamaan akan terjadi
kerusakan hati yang jauh lebih parah.
c). Potensiasi yaitu apabila suatu zat yang seharusnya tisak memiliki efek toksik
akan tetapi bila zat ini ditambahkan pada zat kimia lain maka akan mengakibatkan
zat kimia lain menjadi toksik.
d). Efek antagonis yakni apabila dua zat kimia yang diberikan bersamaan, maka
zat kimia yang satu akan melawan efek zat kimia yang lain.
Proses Zat Kimia dalam Tubuh
Cara masuk bahan beracun ke dalam tubuh sangat besar pengaruhnya terhadap
kemungkinan keracunan. Di dalam tubuh, melalui proses enzimatik terjadi
perubahan bentuk secara biokimia (biotransformasi) yang terjadi dalam hati.
Proses demikian dapat terjadi pada ginjal, patu dan kulit.
Biotransformasi mengupayakan agar terbentuk bahan yang kurang beracun yang
dikenal sebagai detoksikasi. Sebaliknya mungkin terjadi hasil yang lebih beracun
dari zat asalnya misalnya pada berbagai zat penyebab terjadinya kanker.
Pengeluaran atau ekskresi proses tersebut dengan dilakukannya melalui air seni
(urin) dan feses, sebagian melalui udara pernafasan dan keringat. Pada hewan
percobaan diketahui adanya ekskresi melalui air susu. Rambut sering pula disebut
sabagai kemungkinan proses ekskresi, meskipun air raksa atau arsen yang
dijumpai pada rambut umumnya masih dalam bentuk asal.
Efek Terhadap Kesehatan
Tergantung dari organ target, bahan kimia bisa bersifat neurotoksik (meracuni
saraf), hematotoksik (meracuni liver/hati), nefrotoksik (meracuni ginjal),
hematotoksik (meracuni darah), sistemik (meracuni seluruh fungsi tubuh) dan
sebagainya.
Ditinjau dari lama atau waktu timbulnya gejala, efek bahan kimia bisa terjadi
secara akut atau kronik. Efek akut terjadi pada pemajanan bahan kimia dalam
waktu singkat (kurang dari 2 minggu) pada kadar yang tinggi. Sedangkan efek
kronik timbul setelah pemajanan berulang kali selama tiga bulan atau lebih.
Tanda atau gejala yang terjadi akibat keracunan bahan kimia bisa bervariasi dari
gejala yang umum atau non spesifik dan spesifik. Untuk membedakan gejala yang
spesifik ataupun spesifik diperlukan konsultasi dan komunikasi dengan dokter.
Berikut berbagai bahan kimia yang berpengaruh pada kesehatan :
Asphyxian
Asphyxian ialah zat kimia yang menyebabkan asfiksia (kekurangan oksigen).
Simple asphyxian mengakibatkan tubuh mengalami kekurangan oksigen karena
Simple aspyxian
Asetilen
Karbon dioksida
Irritan
Zat irritant akan mengakibatkan iritasi atau rangsangan atau menimbulkan
inflamasi/peradangan pada mata, kulit, saluran nafas atau saluran cerna. Contoh :
asam asetat,kalsium oksida, arsen, aseton, asam fosfat. Beberapa zat irritan
seperti amonia, klor, sulfur dioksida, nitrogen dioksida, ozon dan fosgen
berpengaruh pada saluran nafas dan mengakibatkan bronchitis, sabab paru atau
kerusakan jaringan paru. Diketahui juga berbagai zat kimia yang bersifat
karsinogenik (menimbulkan kanker) seperti asbestos, benzene, krom, nikel, vinyl
klorida, berefek teratogen (mengakibatkan kelainan janin) mutagen
(menimbulkan mutasi atau perubahan genetic).
F.
Step 4
Kecelakaan kerja