Anda di halaman 1dari 35

LBM 3

Step 1
Kriteria inklusi : Karakteristik umum subjek penelitian pada populasi target dan
terjangkau

Kriteria eksklusi : keadaan dimana mengganggu suatu pengukuran, ada yang


mempengaruhi

Sampel : objek yang diteliti & dianggap mewakili seluruh populasi

Populasi : keselurhan jumlah subjek/objek yang akan diteliti

Desain penelitian : rancangan penelitian yg disusun sedemikian hingga dapat


memperoleh jawaban

Valid (validitas) : sudah terbukti kebenarannya (tepat ukur), seberapa dekat alat ukur
menyatakan apa yg seharusnya diukur (kesahihan)

Reliable : menunjukkan hasil yg konsisten, walaupun diukur berulang kali

Instrumen penelitian : alat/fasilitas yang digunakan untuk memperoleh data dalam


penelitian

Step 2
1. Macam-macam desain penelitian
2. Macam-macam populasi
3. Bagaimana cara menentukan populasi
4. Hal-hal yg dipertimbangkan dalam menetukan populasi penelitian
5. Mengapa menggunakan sampel
6. Syarat sampel yg baik
7. Teknik pengambilan sampel
8. Cara menentukan banyaknya sampel
9. Macam-macam instrumen penelitian
10. Apa saja yg harus diperhatikan dalam penggunaan instrumen penelitian
11. Cara menentukan validitas & reliabilitas
12. Ciri-ciri reliabilitas
13. Cara menentukan kriteria inklusi & eksklusi

Step 3
1. Macam-macam desain penelitian
Berdasarkan analisis :
Observasional & experiment
Eksperimen: diberikan perlakuan

Observasional : tanpa perlakuan, diamati ( tanpa uji hipotesis) (ex. Placebo)


a. Deskriptif (who, when where)
b. Analitik (4W)
Cross sectional hubungan VB & VT
Case control mendahulukan VT
Cohort diamati dr faktor resiko, terpapar secara alami.

Deskripsi blm tentu analitik, analitik sdh pasti deskriptif

2. Macam-macam populasi
a. Populasi target : target akhir, sudah dilaksanakan
b. Populasi terjangkau yg dapat dijangkau, dalam penelitian
Ex. Tentuin target (bayi dgn asma) populasi terjangkau dibatasi waktu dan
tempat (bayi dgn asma di RSISA pada 2003)

3. Bagaimana cara menentukan populasi


a. Identifikasi (individual)
Apa sampelnya, siapa
b. Batas-batas
Geografi, jenis kelamin, usia
Penyakit (terlokalisir)
c. Pemahaman kondisi subjek
Homogen (laki-laki dengan usia yg sama)

4. Hal-hal yg dipertimbangkan dalam menetukan populasi penelitian


a. Membatasi populasi : kesimpulan yg ditarik mewakili populasi
b. Unit anggota populasi : mana yg populasi mana yg tidak
c. Sampel : homogen/ heterogen
d. Teknik : hasil akurat

5. Mengapa menggunakan sampel


a. Hemat : menghemat biaya
b. Cepat : mempercepat penelitian
c. Akurat
d. Ruang lingkup diperluas

6. Teknik pengambilan sampel


Kriteria inklusi : persyaratan umum harus dimiliki subjek, dimasukkan ke penelitian
ex. Pasien malaria 15 thn, tdk hamil, tidak alergi obat

Kriteria eksklusi : tidak dapa siikutsertakan di penelitian ex. Menderita penyakit lain
Ex. Pemberian sembako kepada keluarga miskin. Inklusi : remaja . eksklusi : remaja
yg tdk mempunyai ibu

Probablity/random
Simple random sampling : hitung seluruh populasi subjek diberi nomor,
diambil acak ( undian/table random)
Systematic : nomor sekian diambil
Stratified : ditentukan secara strata. Ex. Ekonomi bayi rendah, sedang, tinggi.
Ada 1. Simple: SD, kelas 1,2,3. Diambil jumlah sama dari ketiganya. Proprotional : sesuai
jumlah populasi banyak/sedikitnya

Cluster : proses acak alami.

Non-probability/non random
Consecutive : subjek yang datang berurutan diambil semua sampai
memenuhi

Convinient : ngga sistematis, diambil saja. Paling mudah tapi terlemah.


Judgemental sampling/purposive : mempertimbangkan sampel/subjek.
Memilih responden atas pertimbangan subjektif/praktis

Kapan memilih probablity/non : tentukan populasi. Probablity : sudah diketahui


data/ tahunnya. Non probabbility belum diketahui datanya.

7. Syarat sampel yg baik


Yang menggambarkan seluruh populasi yang diteliti / representatif

8. Cara menentukan banyaknya sampel


a. Representative : ex. Populasi banyak, jumlah representative menyesuaikan
populasi
b. Analisis : data yang dianalisis adekuat, memenuhi kriteria sampel minimal
sehingga dapat dilakukan analisis
Rumus?

9. Macam-macam instrumen penelitian


Wawancara : subjek penelitian manusia, data informasi. Menggunakan daftar
pertanyaan dimasukkan ke dalam angket/kuosioner.

Timbangan berat badan : mengetahui BB


Ex : histopatologi : prembuatan preparat, pembacaan preparat

10. Apa saja yg harus diperhatikan dalam penggunaan instrumen penelitian


a. Reliabilitas : hasil saat diuukur berulang kali hasil sama
b. Validitas
c. Sensitivitas : kepekaan dan ketepatan, diskriminasi (menggambarkan
permasalahan yg dicari, efektif atau tidak) ex. Dacin, digital.
d. Objektivitas : jangan subjektif agar tidak bias
e. Visibilitas : keterampilan mencari kebenaran, dari sumber daya dan waktu
Kasih contoh
11. Cara menentukan validitas & reliabilitas
Reliabilitas : konsistensi, skor sama, perbedaan sedikit
a. Teknik ukur ulang : pengukuran pertama dan kedua, samakah?
b. teknik ukur gasal : berdasarkan genap dan ganjil
c. belah acak : pengelompokan random

Validitas : pengukuran dilakukan pada alat ukur yang tepat/sesuai dengan apa yg
diukur, teliti. BB : timbangan
Interna : Content
Construct
Externa : berdasarkan fakta empiris yang terbukti membandingkan dengan program
yang ada

12. Ciri-ciri reliabilitas


a. Konsisten : stabil. Hasil tetap sama
b. Tepat : diperoleh skor tepat, sebenarnya
c. Teliti : lebih sedikit atau mendekati nol

13. Cara menentukan kriteria inklusi & eksklusi


Sesuai permasalahan. Sesuai variabel pengganggu kriteria eksklusi. Tidak selalu
ada.

Step 4

Step 5
Step 6
Step 7
1. Macam-macam desain penelitian?

1. Macam macam desain penelitian


Jawab :
DESAIN PENELITIAN

OBSERVASIONAL INTERVENSIONAL
- Laporan kasus - Uji klinis
- Seri kasus - Intervensi
- Studi cross sectional o Pendidikan
termasuk survai o Perilaku
- Studi kasus-kontrol o Kesehatan
- Studi kohort o Masyarakat
- Meta-analisis

a. Berdasarkan hasil/alasan yang diperoleh :


i. Penelitian dasar : penelitian yang mempunyai alasan
intelektual dalam rangka pengembangan ilmu
pengetahuan dan secara tidak langsung untuk digunakan.
ii. Penelitian terapan : penelitian yang mempunyai alasan
praktis, keinginan untuk mengetahui, bertujuan agar
dapat melakukan sesuatu yang jauh lebih baik,lebih
efektif, dan efisien.
b. Berdasarkan bidang yang diteliti :
i. Penelitian social : penelitian yang secara khusus meneliti
bidang social, seperti ekonomi, pendidikan, hukum,dsb.
ii. Penelitian eksakta : penelitian yang secara khusus meneliti
bidang eksakta, seperti kimia, fisika, dsb.
c. Berdasarkan tempat penelitian :
i. Penelitian lapangan : penelitian yang langsung dilakukan
di lapangan/pada responden.
ii. Penelitian kepustakaan : penelitian yang dilaksanakan
dengan menggunakan literature/kepustakaan, baik berupa
buku,catatan, maupun laporan hasil penelitian dari
peneliti terdahulu.
iii. Penelitian laboratorium : penelitian yang dilaksanakan
pada tempat tertentu/laboratorium dan biasanya bersifat
eksperimen/percobaan.
d. Berdasarkan teknik yang digunakan :
i. Penelitian survey : penelitian yang tidak melakukan
perubahan terhadap variabel2 yang diteliti.
ii. Penelitian percobaan : penelitian dimana dilakukan
perubahan terhadap variable2 yang diteliti.
e. Berdasarkan keilmiahannya :
i. Penelitian ilmiah : penelitian yang dalam pelaksanaannya
menggunakan kaidah2 ilmiah.
ii. Penelitian non ilmiah : penelitian yang dalam
pelaksanaannya tidak menggunakan metode/kaidah2
ilmiah.
f. Berdasarkan spesialisasi ilmu garapannya :
i. Penelitian bisnis : penelitian yang dilaksanakan dalam
bidang bisnis
ii. Penelitian komunikasi :penelitian yang dilaksanakan
dalam bidang komunikasi.
iii. Penilitian hukum : penelitian yang dilaksanakan dalam
bidang hukum.
iv. Penelitian pertanian :penelitian yang dilaksanakan dalam
bidang pertanian.
v. Penelitian ekonomi :penelitian yang dilaksanakan dalam
bidang ekonomi.
vi. dll
g. Secara umum,penelitian dibagi :
i. Penelitian survey : penelitian yang diadakan untuk
memperoleh fakta2 dari gejala2 yang ada dan mencari
keterangan2 secara factual, baik tentang institusi social,
ekonomi, atau politik dari suatu kelompok ataupun suatu
daerah.
Penelitian survey dibagi menjadi 6,yaitu :
Penelitian penjajagan (exploratif) : Penelitian yang
bersifat terbuka dan masih mencari2.
Penelitian deskriptif : penelitian yang mempelajari
masalah2 dalam masyarakat,serta tata cara yang
berlaku dalam masyarakat serta situasi2, termasuk
tentang hubungan, kegiatan2, sikap2, pandangan2,
serta proses2 yang sedang berlangsung dan
pengaruh2 dari suatu fenomena.
Penelitian evaluasi : penelitian yang mencoba
mencari jawaban,sampai seberapa jauh tujuan yang
digariskan pada awal program tercapai/mempunyai
tanda2 akan tercapai.
Penelitian eksplanasi (penjelasan) : penelitian yang
menggunakan data yang sama, di mana peneliti
menjelaskan hubungan kausal antara variabel2
melalui pengujian hipotesis.
Penelitian prediksi : penelitian yang digunakan
untuk meramalkan keadaan/fenomena sosial
tertentu.
Penelitian pengembangan sosial : penelitian yang
dikembangkan berdasarkan survei2 yang dilakukan
secara berkala.
ii. Grounded research : penelitian yang mendasarkan diri
kepada fakta dan menggunakan analisis perbandingan,
bertujuan untuk mengadakan generalisasi empiris,
menetapkan konsep2, membuktikan teori dan
mengembangkan teori, dimana pengumpulan data dan
analisis datanya berjalan pada waktu yang bersamaan.
iii. Studi kasus : penelitian mengenai status subyak penelitian
yang berkenaan dengan suatu fase spesifik/khas dari
keseluruhan personalitas.
iv. Penelitian eksperimental : penelitian yang dilakukan
dengan mengadakan manipulasi terhadap obyek
penelitian serta diadakannya control terhadap variable
tertentu.
v. Analisis data sekunder : data yang berasal dari hasil
survey yang belum diperas yang kemudian dianalisis
sehingga menghasilkan sesuatu yang amat berguna, juga
dapat berupa studi perbandingan dari studi2 yang telah
dilakukan.
(Pokok Pokok Materi Metodologi Penelitian dan
Aplikasinya,Ir.M.Iqbal Hasan,MM)

Penelitian dalam bidang kedokteran dan kesehatan :


a. Berdasarkan pada ruang lingkup penelitian :
i. Penelitian klinik
ii. Penelitian lapangan
iii. Penelitian laboratorium
b. Berdasarkan pada waktu :
i. Penelitian transversal (cross sectional)
ii. Penelitian longitudinal
c. Berdasarkan pada substansi :
i. Penelitian dasar
ii. Penelitian terapan
d. Berdasarkan pada ada/tidaknya analisis hubungan antar
variable :
i. Penelitian deskriptif :Penelitian yang bertujuan untuk
melakukan deskripsi mengenai fenomena yang
ditemukan, baik yang berupa faktor resiko maupun
efek/hasil.
ii. Penelitian analitik :Penelitian yang berupaya mencari
hubungan antara variabel
e. Desain khusus :
i. Uji diagnostik
ii. Analisis kesintasan (survival analysis)
iii. Meta analisis
[DasarDasar Metodologi Penelitian Klinis Edisi Ke-2,
Prof.DR.dr.Sudigdo Sastroasmoro, Sp.A(K)]
Berdasarkan tujuannya
Penelitian eksploratif : untuk menemukan hal yang
baru.
Penelitian pengembangan : untuk mengembangkan
ilmu pengetahuan.
Penelitian verifikatif : untuk menguji kebenaran
suatu fenomena.
Berdasarkan penerapannya
Penelitian dasar (Basic Research) :
Yaitu penelitian tentang ilmu dasar sehingga dengan demikian belum
dapat diterapkan di klinik.
Misalnya : Daun Mahoni dapat menurunkan kadar glukosa darah pada
tikus.
Penelitian terapan (Applied Research) :
Yaitu penelitian yang hasilnya langsung dapat digunakan dalam klinik.
Applicable Research adalaha riset yang dapat diterapkan dalam klinik
meskipun sebetulnya riset tersebut adalah hasil dari riset dasar.
Meskipun dianjurkan bahwa universitas menjadi pusat riset dasar dan
lembaga di luar universitas merupakan pusat riset terapan, namun
pada saat ini dalam kenyataan lebih banyak dilakukan riset terapan di
universitas yang kemudian memberi umpan diadakannya riset dasar.
Contoh : telah diteliti oleh penulis efek hipoglikemik dan
hipolipidemik dari buncis, bawang merah dan bawang putih, yang
akhirnya memberi umpan untuk melaksanakan riset dasar untuk
mengetahui komponen apa yang menyebabkan efek metabolik dari
buncis dan bawang tersebut. Demikian pula penelitian profil lemak
pada diabetes mellitus (FX Budhianto Suhadi, 1982) ternyata
merupakan applicable research, dari hasil penelitian tersebut kita
dapat mengobati hiperlipidemia pada penderita diabetes mellitus
dengan cara regulasi gula darah yang baik.
Berdasarkan taraf penelitian
Penelitian deskriptif
Yaitu penelitian yang hanya menggambarkan keadaan suatu penyakit
tanpa kesimpulan umum.
Penelitian inferensial
Yaitu penelitian yang mempunyai taraf menggambarkan suatu obyek
atau peristiwa yang lebih mendalam, dan kesimpulannya diupayakan
berlaku umum.
Berdasarkan pelaksanaan dan pendekatannya
Penelitian longitudinal (Longitudinal Study)
Penelitian yang dilakukan secara terus menerus dengan mengikuti
kondisi subyek penelitian, misalnya selama satu bulan atau satu
tahun.
Penelitian cross sectional (Transversal Study)
Penelitian yang dilakukan pada saat tertentu saja tanpa ada kelanjutan
di saat lain.
Berdasarkan desain dan bobot penelitian
Penelitian primer
1. Penelitian Observasional = Penelitian Non
Eksperimental (dapat bersifat transversal,
retrospektif, atau prospektif).
Penelitian retrospektif yang sering dilakukan di rumah sakit dengan
menganalisa catatan medik penderita disebut Ex Post Facto Study.
2. Penelitian Eksperimental (selalu prospektif)
Yaitu penelitian yang penelitinya memberikan suatu perlakuan,
treatment, atau eksperimen.
Beberapa desain penelitian eksperimental antara lain :
1) Pretest-Posttest Control Group Design
2) Solomon Four Group Design.
3) Completely Randomized Controlled Design =
Parallel (Non crossover) Design.
4) Randomized Crossover Design (Single Blind,
Double Blind).
5) Latin Square Design (Double Blind).
Penelitian sekunder
Penelitian sekunder yaitu penelitian yang hanya memproses dan
membuat analisa data yangs sudah tersedia.
(Askandar Tjokroprawiro, dkk, 2002. Pedoman Penelitian
Kedokteran. Surabaya : Airlangga University Press.)
Secara garis besar :
Penelitian historical
Disain penelitian historical dipilih jika tujuan penelitian adalah untuk
mencari jawaban atas pertanyaan tentang suatu keadaan yang telah
lampau yang bersifat sejarah.
Penelitian survai
Disain penelitian survai dipilih jika tujuan penelitian adalah untuk
menjelaskan satu atau beberapa keadaan dan atau menjelaskan
hubungan antara satu keadaan dengan keadaan lainnya dari suatu
peristiwa yang terjadi bukan sebagai hasil perbuatan si peneliti.
Penelitian eksperimental
Disainpenelitian eksperimen dipilih jikan tujuan penelitian adalah
untuk menjelaskan sesuatu dan atau hubungan antara sesuatu dengan
sesuatu lainnya dari suatu peristiwa yang terjadi karena hasil tindakan
(intervensi) si peneliti.
(Azrul Azwar dan Joedo Prihartono, 2003. Metodologi Penelitian
Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Binarupa Aksara.)
Berdasarkan atas proses bagaimana variabel penelitian
diiamati, penelitian kedokteran dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu
a. Penelitian ekspreimental
Ialah penelitian yg observasinya dilakukan terhadap efek dari
manipulasi peneliti terhadap satu atau sejumlah ciri (variabel) subyek
penelitian.

Dikenal 2 macam penelitian eksperimental :


1) Penelitian eksperimental MURNI
Ialah penelitian yg memungkinkan peneliti mengendalikan hampir
semua variabel luar (variabel pengacau), sehingga perubahan yg terjadi
pada efek (variabel yg dipelajari) hampir sepenuhnya karena pengaruh
perlakuan (variabel eksperimental).

2) Penelitian eksperimental KUASI/ SEMU


Ialah bila peneliti tidak mungkin mengontrol semua variabel luar,
sehingga perubahan yg terjadi pada efek tidak sepenuhnya oleh
pengaruh perlakuan.

b. Penelitian non eksperimental


Ialah penelitian yang observasinya dilakukan terhadap sejumlah ciri
(variabel) subyek menurut keadaan apa adanya (in nature), tanpa ada
manipulasi atau intervensi peneliti.

Dalam bidang kedokteran, dikenal beberapa macam penelitian yang


terpilah secara tumpang-tindih, yaitu
a. Penelitian epidemiologik
Adalah jenis penelitian kedokteran yg mengkaji problema kesehatan
dengan menggunakan pendekatan komunitas.

Dengan penelitian ini dapat diungkap :


- kejadian, distribusi dan determinan suatu penyakit
atau status kesehatan tertentu dalam masyarakat.
- Faktor2 risiko apa yg berperan pada suatu status
kesehatan atau penyakit tertentu.

Secara umum, penelitian epidemiologik mempunyai 3 kegunaan :


1) Untuk kepentingan diagnosis, yaitu untuk
menyusun diagnosis komunitas atau diagnosis
kelompok.
2) Untuk kepentingan penelusuran patogenesis
penyakit, yaitu mempelajari aspek etiologi dan
perkembangan penyakit
3) Untuk kepentingan evaluasi program, yaitu sebagai
sarana untuk menilai suatu tindakan pelayanan
kesehatan masyarakat tertentu.

Dikenal 2 macam penelitian epidemiologik, yaitu :


1. Penelitian epidemiologik intervensi
Adalah penelitian eksperimental yg dilakukan terhadap masyarakat.
Peneliti memberikan perlakuan atau manipulasi pada masyarakat,
kemudian efek perlakuan tsb diobservasi, baik secara individual
maupun kelompok. Dalam kaitan fungsi penelusuran patogenesis
penyakit, penelitian intervensi mempunyai potensi untuk mengungkap
mekanisme sebab-akibat antara faktor resiko (penyebab penyakit)
dengan efek (penyakit atau status kesehatan tertentu). Sebagai contoh
terhadap angka kematian anak balita di suatu daerah.

2. Survei epidemiologik
Surve epidemiologik, baik deskriptif maupun analitik (sbg penelitian
epidemiologik non eksperimental) kedalaman analisis mekanisme
sebab-akibat tidak dapat diperoleh. Hal ini disebabkan karena pada
survei epidemiologik observasi dilakukan pada fenomena kesehatan
(faktor2 risiko dan efek) dalam keadaaan apa adanya, tanpa
manipulasi.
Survei deskriptif. Ialah suatu penelitian yg tujuan utamanya
melakukan eksplorasi-deskriptif terhadap fenomena kesehatan
masyarakat, baik yang berupa faktor resiko maupun efek. Penelitian
ini hanya menyuguhkan sedeskriptif mungkin fenomena tsb, tanpa
mencoba menganalisis bagaimana dan mengapa fenomena tsb terjadi.
Sebagai contoh misalnya, survei angka kematian dan angka kelahiran
pada suatu daerah tertentu, atau survei tentang insidensi dan
prevalensi peyakit tertnetu di suatu daerah.
Survei analitik. Pada survei epidemiologik analitik, peneliti mencoba
menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan masyarakat
itu terjaid, yaitu dengan melakukan analisis dinamika korelasi antar
fenomen, baik antara faktor risiko dengan defek, antar faktor risiko,
maupun antar efek. Dari analisis korelasi tsb dapat didekati seberapa
besarkontribusi fakktor tertentu terhadap kejadian efek yg dipelajari.
Dikenal 3 macam survei epidemiologik analitik, yaitu
a) Penelitian cross sectional
Merupakan penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara
faktor2 resiko dengan efek, dengan model pendekatan atau observasi
sekaligus pada satu saat, atau point time aproach. Dengan pendektan
:satu saat bukan dimaksudkan semua subyek diamati tepat pada
saat yang sama melainkan tiap subyek hanya diobservasi sekali saja
dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atua variabel
subyek pada saat pemeriksaan.

b) Penelitian case control


Model pendekatan yg digunakan pada penelitian ini dan cohort ialah
pendekatan waktu secara longitudinal, atau period time approach.
Karakter subyek yang diobservasi bukan hanya status pada saat
dilakukan penelitian, tetapi dilihat perkembangannya pada periode
tertentu, baik ke belakang (retropsektif) maupun ke depan
(prospektif).
Penelitian dilakukan dengan mengidentifikasi subyek2 yg merupakan
kasus case adalah subyek dengan karakter efek positif kemudian
diikuti secara retrospektif ada tidaknya faktor risiko (kausa) yg diduga
berperan. Penetapan ada tidaknya kontribusi pengaruh faktor risiko
terhadap terjadinya efek dilakukan dengan membandingkan adanya
faktor2 risiko tsb pada subyek kontrol, yg juga dilihat secara
retrospektif. Kelompok subyek kontrol dipilih dari individu yg sejauh
mungkin sama kondisinya dengan subyek kasus (dipilih secara
matching), kecuali individu tsb tidak menunjukkan adanya penyakit
atau status kesehatan tertentu yg diteliti control adalah subyek dengan
karakter efek negatif.

c) Penelitian cohort
Pada penelitian cohort bukan efek yang dipegang dulu, tetapi kausa
(faktor risiko) diidentifikasi, kemudian diikuti secara prospektif
sampai periode tertentu untuk kemudian ditentukan ada tidaknya efek
(penyakit atau status kesehatan tertentu yg diteliti). Berbeda dengan
case control pada penelitian cohort yg diidentifikasi dulu justru
individu yg tidak berpenyakit (karakter efek negatif), kemudain dari
mereka dipilih subyek2 dengan faktor risiko (kausa) positif. Sebagai
kelompok kontrol, diambil individu2 yg tanpa kasus. Kedua kelompok
diikuti perkembangannya sampai periode tertentu, selanjutnya
dibandingkan banyaknya subyek yg kemudian menjadi berpenyakit
(efek positif) antar kedua kelompok tsb.

b. Penelitian evaluatif
Adalah penelitian yg dimaksudkan untuk menilai tingkat kesehatan,
usaha penyehatan atau tindakan medik tertentu yg ada pada
masyarakat maupun di klinik. Dikenal 2 macam penelitian evaluatif,
yaitu :
1. Reviu program
Bertujuan untuk menilai kelengkapan sarana atau uupaya peningkatan
kesehatan dalam masyarakat. Reviu program tidak mengobservasi
bagaimana tingkat kesehatan anggota masyarakat, melainkan
mengobservasi program atau pelayanan penyehatan tertentu.
Sebagai contoh upaya yg dinilai ialah : imunisasi, abatisasi air,
puskesmas atau institusi pelayanan kesehatan lain.
Dari uraian diatas diketahui bahwa sesungguhnya reviu program
bukan merupakan suatu penelitian, tetapi lebih merupakan suatu
observasi atau survei superfisial.

2. Trial
Trial benar2 suatu jenis penelitian, oleh karena langkah2 metodologik
sebagaimana diuraikan didepan dilalui. Tujuan utama trial ialah
menilai atau menguji suatu tindakan medik tertentu, baik yg dilakukan
terhadap individu maupun terhadap masyarakat
Dikenal 2 macam trial yaitu trial yang ditujukan pada individu,
disebut trial klinik dan yang ditujukan pada masyarakat disebut
trial program.

c. Penelitian laboratorium
Adalah penelitian yg pelaksanannya dilakukan di laboratorium.
Penelitian bukan merupakan jenis penelitian mandiri atau eksklusif,
melainkan dapat merupakan penelitian apa pun yang pengukurannya
terutama dilakukan dilaboratorium.
(DASAR2 METODOLOGI PENELITIAN KEDOKTERAN DAN
KESEHATAN. A. WATIK P)
a. Rancangan penelitian eksperimental ialah adanya manipulasi atau perlakuan
peneliti terhadap subyek penelitian, kemudian efek manipulasi diobeservasi dengan
mengendalikan variabel yang tidak dikehendaki.
1) Rancangan dengan variabel eksperimental tunggal
Rancangan eksperimental murni
- Rancangan eksperimental sederhana randomisasi dalam
pengelompokan subyek.
- Rancangan eksperimental ulang seperti pre-post control group design.
- Rancangan eksperimental solomon
Rancangan eksperimental kuasi
- Rancangan ekspeerimental ulang non random pembagia subyek dalam
kelompok tidak dilakukan randomisasi.
- Rancangan eksperimental seri
- Rancangan eksperimental seri ganda
2) Rancangan dengan variabel eksperimental ganda

b. Rancangan penelitian Cross sectional


1) Faktor resiko dapat merupakan variabel bebas, variabel perantara, variabel
pendahulu atau variabel prakondisi
2) Efek selalu merupakan variabel tergantung

Ratio prefalensi : angka yang menggambarkan prevalensi dari suatu penyakit


dalam populasi yang berkait dengan faktor resiko yang dipelajari atau timbul
sebagai akibat faktor resiko tertentu.

RP = A C
A+B : C+D
c. Rancangan penelitian Case Control
1) faktor resiko dipelajari dengan menggunakan pendekatan retrospektif, efek
diidentifikasi dahulu, baru faktor resiko dipelajari secara retrospektif
2) Faktor resiko dapat dibatasi dengan teknik matching yaitu pemilihan subyek
kontrol yang sama dengan subyek kasus untuk faktor-faktor resiko yang akan
dikendalikan

Odd ratio : perhitungan risiko relatif secara tidak langsung

OR = A x D
BxC

d. Rancangan penelitian Cohort


1) Penelitian epidemologik non eksperimental yang mengkaji faktor resiko dengan
efek atau penyakit.
2) Faktor risiko diidentifikasi dahulu, kemudian diikuti secara prospektif timbulnya
efek
1. Bagaimana cara memilih desain penelitian pada penelitian
observasional?
>> observasional :
-cross sectional Adalah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara
faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan observasi atau pengumpulan
data sekaligus pada suatu saat (poin time approach).Artinya, tiap subjek penelitian hanya
diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel
subjek pada saat pemeriksaan. Hal ini tidak berarti semua subjek penelitian diamati pada
waktu yang sama. Tujuan penelitian ini untuk mengamati hubungan antara faktor resiko
dengan akibat yg terjadi berupa penyakit atau keadaan kesehatan tertentu dalam waktu
yang bersamaan, ditanya masalahnya (akibat) sekaligus penyebabnya (faktor resikonya).

Kelebihan penelitian Cross Sectional :


Mudah dilaksanakan, sederhana, ekonomis dalam hal waktu, dan hasil dapat diperoleh
dengan cepat dan dalam waktu bersamaan dapat dikumpulkan variabel yang banyak,
baik variabel resiko maupun variabel efek.
Kekurangan penelitian Cross Sectional :

1. Diperlukan subjek penelitian yang besar


2. Tidak dapat menggambarkan perkembangan penyakit secara akurat
3. Tidak valid untuk meramalkan suatu kecenderungan
4. Kesimpulan korelasi faktor resiko dengan faktor efek paling lemah bila dibandingkan
dengan dua rancangan epidemiologi yang lain.
Contoh sederhana : Ingin mengetahui hubungan antara anemia besi pada ibu hamil dengan
Berat Badan Bayi Lahir (BBL), dengan menggunakan rancangan atau pendekatan cross
sectional.

-case control Adalah suatu penelitian analitik yang menyangkut bagaimana faktor resiko
dipelajari dengan menggunakan pandekatan retrospective. Dengan kata lain, efek
(penyakit atau status kesehatan) diidentifikasi pada saat ini, kemudian faktor resiko
diidentifikasi adanya atau terjadinya pada waktu yang lalu.

Study Case Control ini didasarkan pada kejadian penyakit yang sudah ada sehingga
memungkinkan untuk menganalisa dua kelompok tertentu yakni kelompok kasus yangg
menderita penyakit atau terkena akibat yang diteliti, dibandingkan dengan kelompok yang
tidak menderita atau tidak terkena akibat. Intinya penelitian case control ini adalah
diketahui penyakitnya kemudian ditelusuri penyebabnya.

Kelebihan penelitian Case Control


1. Adanya kesamaan ukuran waktu antara kelompok kasus dengan kelompok kontrol

2. Adanya pembatasan atau pengendalian faktor resiko sehingga hasil penelitian lebih
tajam dibanding hasil rancangan cross sectional
3. Tidak menghadapi kendala etik seperti pada penelitian eksperimen (kohort)
4. Tidak memerlukan waktu lama ( lebih ekonomis )

Kekurangan Rancangan Penelitian Case Control


1. Pengukuran variabel yang retrospective, objektivitas, dan reabilitasnya kurang karena
subjek penelitian harus mengingatkan kembali faktor-faktor resikonya.
2. Tidak dapat diketahui efek variabel luar karena secara teknis tidakdapat dikendalikan.
3. Kadang-kadang sulit memilih kontrol yang benar-benar sesui dengan kelompok kasusu
karena banyaknya faktor resiko yang harus dikendalikan.
Contoh Sederhana : Penelitian ingin membuktikan hubungan antara malnutrisi/ kekurangan
gizi pada anak balita dengnan perilaku pemberian makanan oleh ibu.

-Kohort Adalah penelitian observasional analitik yang didasarkan pada pengamatan


sekelompok penduduk tertentu dalam jangka waktu tertentu. Dalam hal ini kelompok
penduduk yang diamati merupakan kelompok penduduk dengan 2 kategori tertentu yakni
yang terpapar dan atau yang tidak terpapar terhadap faktor yang dicurigai sebagai faktor
penyebab.Penelitian cohort adalah kebalikan dari case control. faktor resiko efeknya
(penyebab) telah diketahui terus diamati secar terus menerus akibat yang akan
ditimbulkannya.
Kelebihan Penelitian Cohort :
1. Dapat mengatur komparabilitas antara dua kelompok (kelompok subjek dan kelompok
kontrol) sejak awal penelitian.
2. Dapat secara langsung menetapkan besarnya angka resiko dari suatu waktu ke waktu
yang lain.
3. Ada keseragaman observasi, baik terhadap faktor resiko maupun efek dari waktu ke
waktu.
Kekurangan Penelitian Cohort
1. Memerlukan waktu yang cukup lama
2. Memerlukan sarana dan pengelolaan yang rumit
3. Kemungkinan adanya subjek penelitian yang drop out dan akan mengganggu analisis
hasil
4. Ada faktor resiko yang ada pada subjek akan diamati sampai terjadinya efek (mungkin
penyakit) maka hal ini berarti kurang atau tidak etis.
Contoh Sederhana : Penelitian yang ingin membuktikan adanya hubungan antara Ca paru
(efek) dengan merokok (resiko) dengan menggunakan pendekatan atau rancangan
prospektif.

2. Macam-macam populasi?
Populasi target (Target Population)
Populasi target merupakan sasaran akhir penerapan hasil
penelitian. Disebut pula ranah atau domain populasi target ini
bersifat umum, yang pada penelitian klinis biasanya dibatasi
oleh karakteristik demografi (kelompok usia, jenis kelamin) dan
karakteristik klinis.

Populasi terjangkau (Accessible Population) atau Populasi Sumber


(Source Population)
Populasi terjangkau merupakan bagian dari populasi target yang
dapat dijangkau oleh peneliti.

Sumber : Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis Edisi II, 2002, Prof.


DR. Dr. Sudigdo Sastroasmoro, Sp. A(K), Dkk, Jakarta : CV.Sagung Seto)

populasi target (=target population)


populasi yg merupakan sasaran akhir penerapan hasil penelitian,
bersifat umum, dibatasi oleh karakteristik demografis (kelompok usia,
jenis kelamin) dan karakteristik klinis.
Co :
- anak sehat
- remaja pengguna narkoba
- pasangan usia subur
- neonatus dengan sepsis
- efektivitas antibiotik baru A dengan antibiotik standar B pada
bayi yang menderita sepsis semua bayi yg menderita sepsis
(populasi target)

populasi terjangkau (= accessible population) atau populasi


sumber (=source population)
bagian populasi target yg dapat dijangkau peneliti, dibatasi oleh
tempat dan waktu.
Co :
- Pasien Morbus Hansen yang berobat di RS Dwikora pada tahun
1999.
Sudigdo Sastroasmoro. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis

Populasi sasaran (=populasi target=populasi referensi)


keseluruhan subjek (misal manusia), yg karakteristiknya ingin
diketahui riset.
Co :
- Dalam suatu studi kohort pengaruh kontrasepsi oral terhadap
infark miokard populasi sasaran : semua wanita Indonesia
keturunan Cina berusia 25-49 tahun yang tinggal di perkotaan.

Populasi aktual (=populasi sumber)


kumpulan subjek dari populasi sasaran yg layak digunakan sebagai
sumber subjek penelitian.
Co :
- Pada studi tentang kontrasepsi oral terhadap infark miokard
populasi aktual : wanita Indonesia keturunan Cina berusia 25-49 tahun
yang tinggal di perkotaan, yang mengunjungi klinik keluarga
berencana rumah sakit.

Populasi studi (=sampel)


subjek2 dari populasi aktual yg benar2 akan diteliti oleh peneliti.
Tidak semua calon subjek dalam populasi aktual diamati karena :
- Subjek menolak partisipasi
- Subjek bersedia tetapi tidak memenuhi syarat/kriteria
eligibilitas
Syarat itu adalah :
- Belum/tidak sedang mengalami penyakit yg diteliti
- Tidak membutuhkan pengobatan intensif/definitif
- Tidak ada kontraindikasi
- Tidak ada komplikasi
- Tidak ada faktor2 yg mempengaruhi validitas rancangan studi
maupun etika

Populasi eksternal
populasi di luar sasaran pokok riset tetapi peneliti masih berminat
membuat generalisasi temuan riset.
Co :
- Jika pemakaian OC meningkatkan risiko terkena MI pada wanita
Indonesia perkotaan keturunan Cina berusia 25-49th, maka ada
kemungkinan peneliti masih ingin menarik kesimpulan bahwa
pemakaian OC juga meningkatkan risiko MI pada wanita Indonesia
perkotaan umur yg sama, dg pertimbangan bahwa ras tidak ada
hubungannya dg pemakaian OC maupun kejadian MI.
- Ras bukan faktor perancu (confounding factor) dalam hub OC
dan MI
- Populasi eksternal : populasi wanita Indonesia pribumi
perkotaan berusia 25-49th
Bhisma Murti. Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi. UGM Press.

3. Bagaimana cara menentukan populasi?


Dalam penetapan populasi penelitian terkandung 3 pengertian yaitu
1). Identifikasi kesatuan analisis
Kesatuan analiss ialah satuan subyek terkecil yang akan diamati dalam
penelitian secara individual.
Contoh, pada penelitian tentang karies gigi, apakah kesatuan
analisisnya gigi (masing2) ataukah penderita kariesnya (terdiri atas
banyak gigi).
2). Penetapan batas2 keluasan populasi
Batas keluasan populasi penelitian dapat menyangkut berbagai aspek,
misalnya :

Aspek geografis
Apakah subyek penelitian dari suatu kabupaten, propinsi atau seluruh
Indonesia atau bahkan satu desa atau mereka yang datang berobat ke
Rumah Sakit saja?

Aspek subyek sendiri


Batas jenis kelamin (wanita, atau laki2 atau keduanya), bats umur,
batas rasial dsb. Kalau yang digunakan hewan coba misalnya, batas
strain, warna komplikasi penyakit dsb

Penyakit subyek
Batas jenis penyakit, batas perkembangan atau komplikasi penyakit
dsb.

3). Pemahaman tentang kondisi subyek dalam penelitian.


Yang dimaksud dengan kondisi subyek dalam populasi ialah yang
menyangkut ciri2 populasi, terutama yang menyangkut sifat
homogenitasnya.
Apakah karakter subyek dalam populasi terdistribusi secara homogen
atau heterogen? Kalau heterogen, bagaimanakah keadaan
heterogennya? Ciri lain misalnya, adakah sudah diketahui bagaimana
variasi ciri (variabel) subyek tertentu dalam populasi (variansnya)?
Demikian pula ciri2 populasi yg lain.
Sumber : DASAR2 METODOLOGI PENELITIAN KEDOKTERAN DAN
KESEHATAN. A. WATIK P

4. Hal-hal yg dipertimbangkan dalam menetukan populasi penelitian?

Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam penetapan populasi


penelitian
a. pertimbangan keterkaitan atau ketergayutan subyek dlm
populasi dg permasalahan penelitian. Pertimbangan ini terutama
menyangkut substansi atau ikhwal (hal) yg akan diteliti.
b. Pertimbangan yg menyangkut prosedur atau jenis penelitian yg
dilakukan. Pertimbangan ini teruatama menyangkut aspek
teknik metodologik, maksudnya apakah variabel2 penelitian yg
akan dimunculkan atau diukur dg menggunakan teknik
penelitian (eksperimental atau non-eksperimental) dpt diperoleh
dari subyek dlm populasi yg dimaksud

Sumber : Pratiknya, A. Watik. 1986. Dasar Dasar Metodologi


Penelitian Kedokteran dan Kesehatan

5. Mengapa menggunakan sampel?


Manfaat sampel
Jawab :
Lebih murah
Dgn hanya meneliti sebagian subyek dr populasi, maka biaya yg
diperlukan utk penelitian mjd jauh lebih murah dibanding dgn bila
penelitian dilakukan pd seluruh populasi.
Lebih mudah
Dgn hanya melakukan pengukuran pd sebagian subyek dr populasi,
pelaksanaan penelitian jg mjd lbh mudah.
Lebih cepat
Dgn meneliti lbh sedikit subyek, maka hasil penelitian yg diharapkan
jg lbh cepat diperoleh.
Lebih akurat
Dlm byk hal pemeriksaan/pengukuran thd sedikit subyek
memungkinkan pemeriksaan yg lbh teliti dibandingkan dgn
pemeriksaan thd seluruh populasi.
Mewakili populasi
Bila dipilih dgn cara yg benar, maka sampel dpt mewakili populasi,
sedangkan inferensi hasilnya dpt dilakukan dgn tingkat kesalahan yg
ditetapkan.
Lebih spesifik.
Dgn memilih sampel, maka dpt direkrut pasien dgn sifat tertentu, shg
dpt diperoleh data pd kelompok pasien yg lbh homogen.
(Prof.Dr.Sudigdo Sastroasmoro, Sp.A(K) & Prof.Dr.Sofyan Ismael,
Sp.A(K).2002.Dasar-Dasar Metodologi Penelitian
Klinis.Jakarta:CV.Sagung Seto)

a. menghemat biaya: proses pelaksanaan penelitian yang mencakup


alat penelitian, pengumpulan data, pengolahan data dan sebagainya
memerlukan biaya yang relative besar.
b. mempercepat pelaksanaan penelitian : penelitian yang dilakukan
terhadap obyek yang banyak (seluruh populasi) jelas akan memakan
waktu yang lama, bila dibandingkan dengan hanya terhadap sebagian
populasi saja (sampel).
c. menghemat tenaga : pelaksanaan penelitian yang dilakukan
terhadap seluruh populasi jelas akan memerlukan tenaga yang lebih
banyak bila dibandingkan dengan penelitian yang hanya dilakukan
terhadap sebagian saja dari populasi tersebut.
d. memperluas ruang lingkup penelitian : penelitian yang dilakukan
terhadap seluruh obyek akan memakan waktu, tenaga, biaya dan
fasilitas fasilitas lain yang lebih besar.
e. memperoleh hasil yang lebih akurat : penelitian yang dilakukan
terhadap populasi jelas akan menyita sumber sumber daya yang
lebih besar, termasuk usaha usaha analisis.
(Sumber: Soekidjo Notoatmodjo)

6. Syarat sampel yg baik?


Representatif : apabila ciri2 sampel yang berkaitan dengan tujuan
penelitian sama/hampir sama dengan ciri2 populasinya.
2 syarat pokok kerepresentatifan :
a. Kecukupan jumlah sample
Artinya jumlah sample cukup besar untuk mewakili populasi yang
menjadi sasaran penelitian.
b. Metoda sampling berdasarkan equal chance
Artinya setiap individu yang terdapat dalam populasi mendapat
kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sample penelitian.
(Azrul Azwar dan Joedo Prihartono, 2003. Metodologi Penelitian
Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Binarupa Aksara.)

Memadai : apabila ukuran sampelnya cukup untuk menyakinkan


kestabilan ciri2nya.
(Pokok Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya,Ir.M.Iqbal
Hasan,MM)

7. Teknik pengambilan sampel?


o Probability sampling
Adalah tiap subyek dalam populasi terjangkau mempunyai
kesempatan yang sama untuk terpilih atau tidak terpilih
sebagai sampel penelitian.
simple random sampling, menghitung terlebih dulu jumlah
subyek dalam populsi terjangkau yang akan dipilih
sampelnya kemudian tiap subyek diberi nomor dan dipilih
sebagian dengan bantuan table random.
systematic sampling, setiap subyek nomor kesekian dipilih
sebagai sampel missal jika ingin mengambil 1/n dari
populasi maka tiap pasien nomor ke-n dipilh sebagai
sampel.
stratified random sampling, ditemukan adanya
pembatasan tertentu sehingga tiap kelompok akan
memberikan nilai yang jelas berbeda.
cluster sampling, proses penarikan sampel secara acak
pada kelompok individu dalam populasi yang terjadi secara
alamiah misalnya berdasarkan wilayah ( kodya,
kecamatan, kelurahan dst ).
o Non probability sampling
Merupakan cara pemilihan sampel yang lebih praktis dan lebih
mudah dilakukan dibandingkan dengan probability sampling
karena dalam penelitian klinis lebih sering digunakan daripada
probability sampling.
consecutive sampling, semua subyek yang datang dan
memenuhi criteria pemilihan dimasukkan dalam penelitian
sampai jumlah subyek yang diperlukan terpenuhi.
convenient sampling, cara termudah untuk menarik
sampel namun juga cara yang paling lemah karena diambil
tanpa sistematika tertentu sehingga jarang dapat mewakili
populasi terjangkau maupun populasi target.
judgmental sampling, peneliti memilih responden
berdasarkan pada pertimbangan subyektifnya bahwa
responden akan memberikan informasi yang memadai
untuk menjawab pertanyaan penelitian.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT
Rineka Cipta.

Inklusi
Fungsi

kriteria inklusi
adalah karakteristik umum subjek penelitian pada populasi target
dan pada populasi terjangkau. Peneliti harus berhati-hati agar
kriteria tersebut relevan dengan masalah penelitian.
Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis, Prof. DR. Dr. Sudigdo Sastroasmoro,
Sp.A(K)

Eksklusi

kriteria eksklusi
sebagian subjek yang memenuhi kriteria inklusi harus dikeluarkan
dari studi karena pelbagai sebab, antara lain :
1. terdapat keadaan atau penyakit lain yang mengganggu
pengukuran atau interpretasi.
2. terdapat keadaan yang mengganggu kemampulaksanaan, seperti
pasien yang tidak mempunyai tempat tinggal tetap, hingga dapat
dipastikan akan sulit ditindaklanjuti.
3. hambatan etis
4. subjek menolak berpartisipasi
Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis, Prof. DR. Dr. Sudigdo Sastroasmoro,
Sp.A(K)

8. Cara menentukan banyaknya sampel?


Penentuan besarnya sampel (sampel size)
menetapkan besarnya atau jumlah sampel suatu penelitian tergantung
kepada 2 hal :
a. adanya sumber2 yang dapat digunakan untuk menentukan batas
maximal dari besarnya sampel
b. kebutuhan dari rencana analisis yang menentukan batas minimal
dari besarnya sampel
Sumber : metodologi penelitian kesehatan oleh Dr.Soekodjo
Notoatmojo

c. Probability Sampling
Probability Sampling adalah teknik sampling yang memberikan
peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih
menjadi anggota sample. Teknik ini meliputi :
Simple random sampling
Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan sample anggota
populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada
dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi
dianggap homogen.
Contoh :
Misalkan sebuah sekolah dasar memiliki murid sebanyak 300 orang
dan hendak diperiksa 50 murid untuk kelainan jantung dan paru.
Pertama-tama murid diberi nomor dahulu dari 1 sampai 300,
kemudian berdasarkan Tabel random numbers dipilih 50 murid
sekolah.
Proportionate Stratified Random Sampling
Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang
tidak homogen dan berstrata secara proporsional.
Contoh :
Suatu organisasi yang mempunyai pegawai dari latar belakang
pendidikan, maka populasi pegawai itu berstrata. Misalnya jumlah
pegawai yang lulus S1 = 45, S2 = 30, STM = 800, ST = 900, SMEA = 400,
SD = 300. Jumlah sample yang harus diambil meliputi strata
pendidikan tersebut diambil secara proporsional.
Disproportionate Stratified Random Sampling
Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sample, bila populasi
berstrata tetapi kurang proporsional.
Contoh :
Pegawai PT tertentu mempunyai; 3 orang lulusan S3, 4 orang lulusan
S2, 90 orang S1, 800 orang SMU, 700 orang SMP, maka tiga orang
lulusan S3 dan empat orang lulusan S2 itu diambil semuanya sebagai
sampel. Karena dua kelompok ini terlalu kecil bil dibandingkan
dengan kelompok S1, SMU, dan SMP.
Cluster sampling (Area Sampling)
Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sample bila
obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, missal
penduduk dari suatu Negara, propinsi atau kabupaten. Untuk
menentukan penduduk mana yang akan dijadikan sumber data, maka
pengambilan sampelnya berdasarkan daerah populasi yang telah
ditetapkan.
Contoh :
Di Indonesia terdapat 27 propinsi, dan sampelnya akan menggunakan
10 propinsi, maka pengambilan 10 propinsi itu dilakukan secara
random. Tetapi perlu diingat, karena propinsi-propinsi di Indonesia
berstrata maka pengambilan sampelnya perlu menggunakan stratified
random sampling.
Teknik sampling daerah ini sering digunakan melalui dua tahap, yaitu
tahap pertama menentukan sampel daerah, dan tahap berikutnya
menentukan orang-orang yang ada pada daerah itu secara sampling
juga.
d. Nonprobability sampling
Nonprobability Sampling adalah teknik yang tidak memberi
peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi
untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sample ini meliputi :
Sampling Sistematis
Sampling sistematis adalah teknik penentuan sample berdasarkan
urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut.
Contoh :
Anggota populasi terdiri dari 100 orang. Dari semua anggota itu diberi
nomor urut, yaitu nomor 1 sampai dengan nomor 100. pengambilan
sampel dapat dilakukan dengan nomor ganjil saja, genap saja, atau
kelipatan dari bilangan tertentu, misalnya kelipatan dari bilangan lima.
Untuk itu maka yang diambil sebagai sampel adalah nomor 5, 19, 15,
20, dan seterusnya sampai 100.
Sampling kuota
Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi
yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang
diinginkan.
Contoh :
Akan dilakukan penelitian terhadap pegawai golongan II, dan
penelitian dilakukan secara kelompok. Setelah jumlah sampel
ditentukan 100, dan jumlah anggota peneliti berjumlah 5 orang, maka
setiap anggota peneliti dapat memilih sampel secara bebas sesuai
dengan karakteristik yang ditentukan (golongan II) sebanyak 20 orang.
Sampling Aksidental
Sampling Aksidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan
kebetulan, yaitu siapa saja yang kebetulan bertemu dengan peneliti
dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan
ditemui itu cocok sebagai sumber data.
Sampling Purposive
Sampling Purposive adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu.
Contoh :
Akan dilakukan penelitian tentang disiplin pegawai, maka sampel yang
dipilih adalah orang yang ahli dalam bidang kepegawaian saja.
Sampling Jenuh
Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila
jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang. Istilah lain sampel
jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan
sampel.
Snowball Sampling
Snowball Sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula
jumlahnya kecil, kemudian sampel ini disuruh memilih teman-
temannya untuk dijadikan sampel. Begitu seterusnya, sehingga jumlah
sampel semakin banyak. Ibarat bola salju yang menggelinding,
semakin lama semakin besar. Pada penelitian kualitatif banyak
menggunakan Sampel purposive dan Snowball.

Sumber : Prof. DR. Sugiyono, 2005. Statistika Untuk Penelitian.


Bandung : CV. Alfabeta

9. Macam-macam instrumen penelitian?


a. Wawancara
Jika sumber dan atau responden penelitian adalah manusia.
Ada 2 macam:
Wawancara bebas
wawancara dilakukan tanpa bantuan alat apapun,
kecuali hanya berupa percapakan antara pewawancara
dengan responden. Jawaban responden direkam dalam
ingatan atau pun dicatat seperlunya.
Wawancara terpimpin
wawancara dilakukan dengan pertolongan daftar
pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya. Jawaban
dapat disampaikan secara bebas (pertanyaan terbuka) atau
pun dalam bentuk memilih salah satu jawaban yang telah
ditentukan (pertanyaan tertutup)
b. Pemeriksaan
dengan pemeriksaan fisik, laboratorium, pemeriksaan
kedokteran khusus (misal ECG, USG, scanning). Pemeriksaan
setempat (sering dilakukan pada penelitian kesehatan
lingkungan) dan atau pun pemeriksaan catatan medik.
c. Pengamatan
dilakukan pada penelitian sosial yang umumnya
memerlukan jangka waktu yang cukup lama.
Syarat pokok yang harus dioenuhi pada teknik pengamatan :
Jelasnya kriteria yang diamati dan konsistensi pengamat dalam
menilai kriteria yang telah ditetapkan.
d. Peran serta
banyak digunakan dalam penelitian sosial
peneliti melibatkan diri dalam kegiatan obyek yang akan
diteliti.
Azwar, Azrul. Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan.

10. Apa saja yg harus diperhatikan dalam penggunaan instrumen penelitian?

1. Cara Reliebel : suatu pengukuran disebut andal, apabila ia


memberikan nilai yang sama atau hampir sama apabila
pemeriksaan dilakukan berulang-ulang.
2. valid : menunjukkan berapa dekat alat ukr menyatakan apa yang
seharusnya diukur.
3. objektivitas : pengukuran yang dilakukan benar-benar terbebas
dari bias peneliti, sehingga menghasilkan data menurut apa
adanya.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipt)
11. menentukan validitas & reliabilitas?
cara pendekatan atau pengujian terhadap reliabilitas pengukuran
pendekatan konsistensi dalam
prinsip : melakukan uji coba instrumen pada sekelompok subyek
dengan : satu alat ukur , satu kali pengukuran

pendekatan konsistensi luar


dilakukan dengan dua kali pengukuran pada sekelompok subyek
yang sama.Dikenal 2 teknik pendekatan :
teknik uji ulang
prinsip : ialah melakukan uji coba instrumen pada sekelompok subyek
dengan : satu alat ukur dan dua kali pengukuran
teknik uji paralel
hasil pengukuran instrumen yang dicoba dibandingkan atau
dikorelasikan dengan hasil pengukuran dengan instrumen yang telah
baku atau relaibel.Ui coba dilakukan pada sekelompok obyek dengan :
dua alat ukur dan dua kali pengukuran

Sumber : dasar dasar metodologi penelitian kedokteran & kesehatan


oleh : Dr.Ahmad watik Pratiknya
Penilaian keandalan(reliabilitas) pengukuran:
Keandalan pengukuran variabel numerik
Dilakukan dengan menggunakan simpangan baku (standard
deviation)Statistik yang bermanfaat untuk keperluan ini adalah
koefisien variasi.Pengukuran yang andal mempunyai koefisien variasi
yang sempit.

Keandalan pengukuran variabel berskala nominal


Untuk menilai keandalan berskala nominal ini digunakan penentuan
nialai kappa(suatu statistik yang mengukur kesesuaian antara variabel
berskala nominal dikotom).

Sumber:Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis.Prof.DR.Dr.Sudigdo


Sastroasmoro & Prof.Dr.Sofyan Ismael,SpA(K).Hal.66-67

penilaian ke valid-an:
Kesahihan alat ukur Numerik
Dilakukan dengan cara membandingkan alat ukur tersebut dengan alat
ukur yang baku sebagai penera.
Kesahihan alat ukur Nominal
Dinilai dengan cara membandingkan dengan alat diagnostik terbaik
(gold standard).
Sumber:Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis.Prof.DR.Dr.Sudigdo
Sastroasmoro & Prof.Dr.Sofyan Ismael,SpA(K)hal 71-72

Validitas dan reliabilitas di uji dengan uji statistik :


Dengan program komputer yang mampu menguji validitas dan
reliabilitas kuesioner, seperti misalnya program Statistical Product and
Service Solutions (SPSS).
Dengan cara manual :
1. Untuk uji reliabilitas :Uji ulang (test Retest), Split test, test
paralel.
2. Untuk uji validitas : Dengan mencocokan kuesioner dengan
tujuan penelitian, dapat pula diuji secar statistik.

Panduan Penelitian Dr. B. Sandjaja, MSPH dan Albertus Heriyanto,M.


Hum

12. Ciri-ciri reliabilitas?


Representatif : apabila ciri2 sampel yang berkaitan dengan tujuan
penelitian sama/hampir sama dengan ciri2 populasinya.
2 syarat pokok kerepresentatifan :
a. Kecukupan jumlah sample
Artinya jumlah sample cukup besar untuk mewakili populasi yang
menjadi sasaran penelitian.
b. Metoda sampling berdasarkan equal chance
Artinya setiap individu yang terdapat dalam populasi mendapat
kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sample penelitian.
(Azrul Azwar dan Joedo Prihartono, 2003. Metodologi Penelitian
Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Binarupa Aksara.)

13. Cara menentukan kriteria inklusi & eksklusi

Anda mungkin juga menyukai